• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Proyek Desa 2024 di Desa Baha

N/A
N/A
Puspita Ari

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Proyek Desa 2024 di Desa Baha"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KELOMPOK MAHASISWA PROYEK DESA 2024 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA DENPASAR

OKTOBER 2024 S/D DESEMBER 2024 DI DESA/KELURAHAN : BAHA

KECAMATAN : MENGWI

KABUPATEN : BADUNG

DISUSUN OLEH:

1. IDA BAGUS GEDE DANANJAYA (2102014186)

2. I WAYAN DEDE PRATAMA (2102014411)

3. NI MADE DINDA PADMAYANTI (2102014444)

4. NI LUH VINA WIDIASIH (2102014173)

5. NI NYOMAN DEVIA MALINI (2102014343)

6. I PUTI ADVENT KARUNIA PUTRA (2102014223)

7. I WAYAN DITA WIRA PRATAMA (2102014197)

8. I NYOMAN BISMA PUTRA (2102014314)

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA TAHUN AJARAN 2024

(2)

LAPORAN

KELOMPOK MAHASISWA PROYEK DESA 2024 UNIVERSITAS HINDU INDONESIA DENPASAR

OKTOBER 2024 S/D DESEMBER 2024 DI DESA/KELURAHAN : BAHA

KECAMATAN : MENGWI

KABUPATEN : BADUNG

DISUSUN OLEH:

1. IDA BAGUS GEDE DANANJAYA (2102014186)

2. I WAYAN DEDE PRATAMA (2102014411)

3. NI MADE DINDA PADMAYANTI (2102014444)

4. NI LUH VINA WIDIASIH (2102014173)

5. NI NYOMAN DEVIA MALINI (2102014343)

6. I PUTI ADVENT KARUNIA PUTRA (2102014223)

7. I WAYAN DITA WIRA PRATAMA (2102014197)

8. I NYOMAN BISMA PUTRA (2102014314)

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR TELAH DIPERIKSA

PADA TANGGAL : ………..

Kepala Desa

I Wayan Rusih, SH

Pembimbing Proyek Desa

Ni Nyoman Adityarini Abiyoga Vena Swara, S.E.,M.Si

(4)

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmat- Nya, Kami dapat menyelesaikan Laporan Mahasiswa Proyek DesaTahun 2024 ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kegiatan Proyek Desa sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam menyelesaikan laporan, tentunya tidak sedikit hambatan yang Kami temui, namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat Kami lalui dan atasi. Untuk itu, Kami menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS selaku Rektor Universitas Hindu Indonesia.

2. Ibu Sang Ayu Putu Arie Indraswarawati, SE.,M.Si.,Ak.CA selaku Koordinator Program Studi Akuntansi serta Pembimbing Proyek Desa Universitas Hindu Indonesia.

3. Bapak I Wayan Rusih, SH selaku Kepala Desa Baha yang telah bersedia menerima kami dengan tangan terbuka serta turut membantu dalam kelancaran kegiatan Proyek Desa Kami.

4. Ibu Ni Nyoman Adityarini Abiyoga Vena Swara, S.E.,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia membimbing kami selama kegiatan Proyek Desa Kami.

5. Bapak DR.Drs. I Ketut Kerta, M.Pd selaku owner Taman Beji Manik yang telah bersedia menerima kami dengan tangan terbuka serta turut membantu dalam kelancaran kegiatan Proyek Desa Kami.

6. Seluruh Masyarakat Desa Baha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan semangat, dorongan dan bantuan selama pelaksanaan Proyek Desa.

(5)

Kami menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini tidak luput dari adanya kesalahan.

Maka dari itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya Laporan yang baik. Akhir kata Kami ucapkan terimakasih dan semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi Kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 18 Desember 2024

Kelompok Proyek Desa

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Tujuan Proyek Desa...1

BAB II PENYUSUNAN PROGRAM KERJA...3

2.1. Tahap – Tahap Penyusunan Program Kerja...3

2.2. Data Situasi Desa...3

2.2.1. Sejarah Singkat Desa/Banjar...3

2.2.2. Letak Orbitasi Desa/Banjar...6

2.2.3. Luas Desa/Banjar...7

2.2.4. Keadaan Penduduk...7

2.2.5. Sarana dan Prasarana...8

2.3. Perumusan Kebutuhan...8

2.3.1. Bidang Agama, Adat Istiadat, Seni dan Budaya...9

2.3.2. Bidang Pendidikan...9

2.3.3. Bidang Pembangunan Lingkungan Hidup...9

2.3.4. Bidang Kesehatan...9

2.3.5. Bidang Ekonomi...10

BAB III PENYUSUNAN RENCANA KERJA...11

3.1. Permasalahan... 11

2.2. Alternatif Penyeselesaian...11

2.2.1. Penandaan Arah untuk Akses Jalan...11

2.2.2. Pembuatan Tenda Semi Permanen...12

BAB IV PELAKSANAAN DAN EVALUASI...14

4.1. Pelaksanaan...14

(7)

5.1. Kesimpulan...16 5.2. Saran... 16 LAMPIRAN - LAMPIRAN...17

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto kegiatan... 18

(9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perguruan Tinggi merupakan suatu institusi tertinggi dalam pendidikan yang memiliki pedoman yang dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sesuai dengan namanya, Tri Dharma Perguruan Tinggi memiliki tiga bidang yang menjadi pedoman utama dalam pelaksanaan pendidikan diperguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu upaya untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian kepada masyarakat adalah melalui proyek desa.

Proyek Desa merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Hindu Indonesia yang dikembangkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat. Pelaksanaan Proyek desa bertujuan memberikan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan kepada mahasiswa untuk mengungkap fakta/fenomena dan menyelesaikan permasalahan di desa. Interaksi mahasiswa dengan masyarakat di desa, akan membangun kepekaan dan empati mahasiswa terhadap persoalan sosial kemasyarakatan. Proyek desa ini akan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, penyelesaian masalah (problem solving), komunikasi, dan kolaborasi mahasiswa.

Pada tahun 2024, Jurusan Akuntansi Universitas Hindu Indonesia menyelenggarakan proyek desa di beberapa kabupaten antara lain Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan.

Bertepatan dengan hal itu, Kami berkesempatan untuk melaksanakan kegiatan proyek desa di Desa Baha, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

1.2. Tujuan Proyek Desa

Tujuan dari pelaksanaan Proyek Desa adalah disamping sebagai kewajiban mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah intrakurikuler juga melibatkan mahasiswa, staf pengajar serta pemerintah sebagai pembangunan daerah untuk menuju tercapainya manusia yang maju, adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Sedangkan tujuan diadakannya Proyek Desa adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Akademik

a. Mendewasakan alam pikiran mahasiswa serta memantapkan wawasan keilmuan dan kemasyarakatan sekaligus memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang manfaat pendidikan, meningkatkan tanggung jawab mahasiswa terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

(10)

b. Memperoleh gambaran yang jelas tentang tata kehidupan masyarakat secara riil, menggali potensi-potensi yang ada dalam masyarakat, meletakkan dasar-dasar pengembangan sumber daya manusia, sehingga proses transformasi keilmuan dari kampus dapat diterapkan didalam masyarakat.

2. Tujuan Non Akademik

a. Mengkoordinasikan dan meletakkan dasar-dasar tumbuhnya Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat desa, sehingga pada saatnya nanti bersamaan dengan berkembangnya sektor-sektor pembangunan masyarakat, mahasiswa mempunyai persiapan yang memadai dalam meningkatkan ketrampilan hidupnya.

b. Memantapkan kerangka landasan bagi upaya terwujudnya kesejahteraan hidup lahir batin, mendorong dan memotivasi potensi SDM yang ada di masyarakat ke arah kehidupan yang dinamis, memiliki wawasan keagamaan yang cukup, etos kerja yang tinggi dan demokratis.

(11)

BAB II

PENYUSUNAN PROGRAM KERJA

2.1. Tahap – Tahap Penyusunan Program Kerja

Adapun tahapan-tahapan yang kelompok Kami laksanakan dalam proses penyusunan program kegiatan yaitu:

1. Melakukan Observasi

Dalam proses penyusunan program kerja, Kami awali dengan melakukan tahap observasi, dimana Kami melakukan pengecekan langsung terhadap lingkungan di sekitar Desa Baha yang menjadi desa lokasi proyek desa kelompok Kami. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi awal terkait kondisi masyarakat serta potensi-potensi yang dimiliki oleh Desa Baha serta permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat.

2. Ber-Koordinasi dengan Desa

Setelah melakukan observasi awal, Kami melakukan koordinasi Desa Baha dengan Sekretaris Desa untuk memperoleh informasi mendetail terkait data keadaan penduduk beserta potensi dan kelemahan yang dimiliki oleh berbagai dusun di Desa Baha.

3. Penyusunan Program Kerja

Setelah melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak serta mengumpulkan data-data yang diperlukan, selanjutnya kelompok Kami melakukan penyusunan program kerja yang sesuai dengan keadaan, potensi serta kelemahan dari Desa Baha itu sendiri.

4. Koordinasi Rencana Program Kerja Dengan Desa

Selanjutnya, rencana program kegiatan yang kelompok Kami rancang tersebut, Kami koordinasikan dengan Sekretaris Desa untuk meminta persetujuan, sehingga lebih mempercepat pelaksanaan program kerja yang kami rancang.

2.2. Data Situasi Desa

2.2.1. Sejarah Singkat Desa/Banjar

Diceritakan setelah kerajaan Bedahulu dengan rajanya Sri Gajah Waktra dengan kedua patihnya yang terkenal yaitu Kebo Iwa dan Pasung Gerigis pada tahun caka 1265 berhasil ditaklukan oleh pasukan majapahit yang dipimpin oleh mahapatih Gajah Mada, keadaan masyarakat menjadi kacau, huru-hara terjadi dimana-mana,hal ini disebabkan karena tampuk

(12)

pimpinan kerajaan dalam keadaan kosong karena majapahit belum bisa menentukan / menempatkan seorang raja di Bali.Untuk mengatasi masalah tersebut atas ijin raja Majapahit kepada Patih wulung dan pemuka masyarakat untuk menentukan /memilih seorang raja mengisi tampuk pimpinan di Bali. Maka dinobatkan I Gusti Agung Pasek Gelgel sebagai raja Bali dengan gelar Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel.

Pada tahun caka 1272 raja majapahit menobatkan Sri Kresna Kepakisan sebagai adhipati Bali berkedudukan di Samprangan dengan di dukung oleh Para arya dari Kediri dan Majapahit.

Maka berakhirlah kekuasaan Kyayi Gusti Agung Pasek Gelgel.Namun masyarakat Bali di pedesaan seperti Bali mula dan Bali aga tidak setuju dengan cara kepemimpinan Raja Sri Kresna Kepakisan karena kepemimpinan beliau tidak sesuai dengan tata cara masyarakat Bali, masyarakat menjadi kacau, huru – hara terjadi dimana-mana.Namun setelah mendapat nasehat dari raja majapahit melalui mahapatih Gajah Mada agar memimpin Bali sesuai dengan tatacara masyarakat dan menjadikan pemuka dan masyarakat sebagai saudara dan menempatkan sebagai unsur pimpinan di masyarakat maka keadaan menjadi aman dan keberadaan beliau diterima oleh rakyat.

Nama Desa Baha sendiri muncul di jaman kerajaan yang sedang melakukan perluasan wilayah atau saling Serang menyerang . Kisahnya dimana ketika Raja Mengwi yang bergelar Cokorde Dimade pada tahun saka 1621, berniat memperluas wilayah Kerajaan Mengwi, sasaran utama Sang Raja adalah sebuah wilayah yang bernama Ayunan. Di Ayunan berkuasa seorang kesatria bernama Arya Ayunan, maka tak pelak lagi Cokorde Dimade memukul gendang perang pada Arya Ayunan . Persiapan pun dimulai , pasukan disiagakan dengan persenjantaan siap tempur. Disekitar Mengwi pada waktu itu masih berhutan lebat Raja dan pasukan mulai bergerak kea rah timur laut , tetapi di tengah perjalanan kira – kira disebelah selatan alas Baha sekarang, rombongan terhenyak dihentikan oleh Komandan Pasukan , "

kalian lihat disana ! " Kata Sang Raja " , api berkobar hendak menembus langit , Raja menudingkan telunjuknya kearah utara dan seluruh prajurit terkejut menyaksikan api yang merah menyala, langit legam membara. " ini pasti ulah Arya Ayunan ! kata Raja ". Karena rombongan menduga Arya Ayunan telah membakar hutan untuk menghalangi laju pasukan kerajaan Mengwi, merkapun segera menghindar, menghelakan diri dari amukan api , merka melangkah masuk kedalam hutan sambil merundingkan langkah selanjutnya.

(13)

Kemudian hutam ( alas ) itupun kemudian disebut Alas Baha, yang artinya Lava Panas atau bara dan nama desapun muncul dari kejadian tersebut dan sampai saat ini desa kami di sebut sebagai Desa Baha

Aneh , setelah kesepakatan itu dicapai dalam rombongan , kobaran apipun lenyap tanpa bekas dan kemudian muncul bau harum semerbak, rombongan itu lantas sepakat menyebut hutan itu sebagai alas harum dan sampai sekarang di alas itu ada Pura yang disebut pura Alas Arum.

Tapi belakangan nama Alas Baheng di Desa Baheng lebih dikenal dengan Alas Baha dan Desa Baha. Kata "Baha" yang oleh orang Bali sering diartikan bara atau lava panas dari api, ditulis menjadi "Baha".

Kemudian Raja dan pasukan melanjutkan perjalanan ke arah timur, karena tujuan mereka tetap satu memperluas wilayah, menyerbu Arya Ayunan. Tapi hutan hutan lebat yang menghalangi perjalanan merekapun segera di rabas oleh seluruh rombongan.

Raja kemudian bersada, siapapun di antara rakyatku kelak tinggal di bekas hutan ini mereka harus menyebut tempat ini sebagai Desa Penyabetan, karena tempat ini dibangun hanyadengan mempergunakan sabetan sabet saja, dan kini wilayah itu di kenal dengan Banjar Pengabetan, yang masuk wilayah Desa Baha. Raja beserta rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke sebelah utara dan seorang anggota pasukan dipercaya untuk memimpin kerja tahap kedua ini. Ia kemudian diberi gelar sebagai Arya Kedua, wilayah itu pun kini disebut Banjar Kedua.

Diberi wilayah kekuasaan, Arya Kedua bersama anak buahnya girang bukan kepalang, mereka bersorak sorak, hingga suasana menjadi geger gegap gempita, di tempat mereka bersorak sorak kemudian disebut Gegaran, kini menjadi Banjar Gegaran.

Sibuk membatat hutan dan membangun wilayah, mereka sadar bahwa musuh kian dekat, rombongan kemudian bergerak kearah timur untuk menyiapkan segala peralatan tempurnya, semua peralatan dicoba seperti tulip, bedil dibunyikan, dan semua alat dicoba ternyata suara bedil paling keras, dan tempat itu kemudian disebut Banjar Bedil.

Untuk menghilangkan jejak, dari bunyi tadi, semua pasukan diperintahkan bergerak ke arah timur, sehingga mereka sampai pada sebuah sungai yang sempit dan terjal. Raja bersama

(14)

rombongan ingin membersihkan diri ( mandi ) sebelum perang dilaksanakan, karena perang nanti berhasil atau tidak semua akan dihadapi dengan hati yang bersih. Mereka mandi berjejer keselatan, usai mandi komandan prajurit disuruh melapor, dan ternyata ada dua laporan yang masuk kepada raja, seorang komandan melaporkan bahwa pasukan sudah selesai mandi dan berpakaian ( pakai busana ) demikian juga laporan dari selatan menyatakan bahwa pasukan di selatan juga sudah berpakaian, dari dua tempat dengan laporan yang sama kemudian tempat itu diberi nama Banjar Busana Kaja dan Busana Kelod.

Kisah perjalanan pasukan raja ini juga menghasilkan nama sebuah Banjar yakni Banjar Cengkok, Ceriteranya setelah pasukan melakukan perjalanan dan dekat dengan daerah musuh, ada isyarat agar semua pasukan tiarap ( jongkok ). Sambil menyiapkan senjata dan kemudian nama ini berkembang menjadi cengkok dimana sekarang bernama Desa Adat Cengkok.

Ternyata Arya Ayunan sudah siaga menghadapi serbuan pasukan kerajaaan mengwi sehingga Raja Mengwi dari Cengkok memwerintahkan Arya Cengkok. Untuk mengadakan pengintaian terhadap kekuatan Arya Ayunan dan dari laporan yang masuk mengatakan Arya Ayunan ternyata dibantu oleh Arya Mambal.

Raja Mengwi akhirnya murka kemudian memerintahkan untuk menyerang Arya Mambal. Tapi dalam perjalanan penyerbuan pasukan terhalang air bah karena hujan sangat lebat secara terus menerus.

Raja Mengwi termangu, lama sekali termenung memikirkan keputusan yang harus diambil. Akhirnya penyerbuan ke Mambal dibatalkan, dan minat untuk membekuk Arya Ayunan di tangguhkan, gara – gara ke penet ( terhalang ) oleh air sungai kini sungai tersebut di sebut tukad penet, juga sebagai batas Desa Baha di sebelah timur. Sebuah perang dahsyat untuk menguasai dan memusnahkan sesama raja terhindarkan dan Raja Mengwi kembali ke Istana.

2.2.2. Letak Orbitasi Desa/Banjar

Jarak Ke ibu kota kecamatan 4 Km Lama tempuh ke kota kecamatan 0.15 Menit

Kendaraan umum Tidak Ada

Jarak ke ibu kota kabupaten 12 Km

Lama tempuh 0.25 Menit

(15)

Lama tempuh 1 Jam

Kendaraan umum Tidak Ada

2.2.3. Luas Desa/Banjar

Desa Baha adalah merupakan salah satu desa dari 15 desa yang ada di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung yang merupakan daerah dengan ketinggian tanah 250 meter diatas Permukaan laut, dengan curah hujan relative rendah, dengan batas wilayah administrative sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Sobangan

2. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Dauh Yeh Cani Abiansemal 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Gulingan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Werdi Bhuwana

Desa Baha, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung mempunyai Luas Wilayah 513 Ha, yang terbagi menjadi 7 (Tujuh) wilayah Banjar Dinas sekaligus dapat mengoptimalkan Pelayanan kepada Masyarakat yaitu :

1. Banjar Dinas Bedil 2. Banjar Dinas Gegaran 3. Banjar Dinas Kedua 4. Banjar Dinas Pengabetan 5. Banjar Dinas Busana Kelod 6. Banjar Dinas Busana Kaja 7. Banjar Dinas Cengkok 2.2.4. Keadaan Penduduk

Monografi menunjukkan bahwa jumlah Penduduk Desa Baha adalah 3.950 jiwa 1.127 (KK), terdiri dari 1989 Laki-laki dan 1961 Perempuan. Mata pencaharian dominan penduduk adalah karyawan Perusahaan Swasta. Karyawan Perusahaan Pemerintah 151 orang, Pegawai Negeri Sipil 107 orang, Bidan Swasta 3 Orang, TNI / Polri 18 orang, Karyawan Perusahaan swasta 380 orang, Dosen Swasta 4 orang, Petani 555 orang, Pensiunan 76 orang, Buruh Tani/

Penggarap 98 orang, Montir 1 orang, Perawat Swasta 10 orang, Pemilik usaha warung Rumah Makan dan Restaurant 1 orang, Pelajar 856 orang, Wiraswata 45 orang, Guru Swasta 20 orang, lainnya 500 orang.

Tingkat pendidikan penduduk ini rata – rata tamat Sekolah Menengah

(16)

a. Usia 3 – 6 tahun yang belum masuk TK : 172 orang b. Usia 3 – 6 tahun yang sedang TK/play group : 81 orang c. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah : 654 orang d. Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah : 10 orang e. Usia 18-56 tahun pernah sd tapi tidak tamat ; 0 orang f. Tamat SD/Sederajat : 427 orang

g. Tamat SMP/Sederajat : 485 orang h. Tamat SMA/Sederajat : 108 orang i. Tamat D-1/Sederajat : 117 orang j. Tamat D-2/Sederajat : 0 orang k. Tamat D-3/Sederajat : 130 orang l. Tamat S-1/Sederajat : 191 orang m. Tamat S-2/Sederajat : 09 orang n. Tamat S-3/Sederajat : 0 orang

Jumlah penduduk miskin/ RTS di desa ini atau bisa disebut Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan 78 KK.

2.2.5. Sarana dan Prasarana a. Sarana Sosial

Untuk sarana sosial yang ada di desa baha tentunya tidak dapat dikelola seluruhnya oleh pemerintah desa, sehingga terkait hal tersebut sarana sosial dibagi menjadi beberapa daerah sesuai dengan banjar yang terdaftar pada Desa Baha itu sendiri.

b. Sarana Tempat Suci/Tempat Ibadah

Untuk sarana tempat suci di Desa Baha sebanyak 100 Pura 2.3. Perumusan Kebutuhan

Banyak disebutkan bahwa Desa Baha berstatus desa swasembada sesuai dengan kriteria pembangunan desa seperti penghasilan desa, mata pencaharian penduduk desa, pendidikan, kelembagaan, gotong royong, adat istiadat dan sarana prasarana. Mengingat kondisi alam yang sedemikian rupa serta potensi alam yang terbatas, maka Desa Baha pada dasarnya adalah agraris di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, sehingga mutlak diperlukan upaya dan usaha untuk mencari jalan ke luar dalam menumbuh kembangkan

(17)

budaya, segi pendidikan, pembangunan lingkungan hidup, bidang kesehatan dan yang paling utama adalah bidang ekonomi.

2.3.1. Bidang Agama, Adat Istiadat, Seni dan Budaya

Agama merupakan sistem yang mengatur kepercayaan kepada tuhan yang berhubungan dengan adat istiadat. Seni dan Budaya merupakan sesuatu yang telah diciptakan oleh manusia yang memiliki unsur estetika secara turun menurun. Pada dasarnya manusia membutuhkan agama sebagai pegangan hidup baik didunia maupun akhirat. Dalam ajaran agama hindu masyarakat mengenal ajaran Tri Hita Karana untuk menjaga hubungan harmonis dengan tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan. Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat hindu dilaksanakan dengan cara : Berdoa dan sembahyang yaitu hubungan antara manusia dengan tuhannya, menjaga kebersihan lingkungan merupakan bentuk hubungan baik dengan alam , dan saling menghormati antar sesama yang merupakan bentuk hubungan baik sesama manusia.

2.3.2. Bidang Pendidikan

Bidang pendidikan merupakan ukuran utama bagi manusia untuk melihat .masyarakat sangat berpengaruh . Di Desa Baha bidang pendidikan sudah cukup baik walaupun pada data ada beberapa masyarakatnya belum lulus Sekolah Dasar namun banyak juga masyarakat di Desa Baha yang berhasil lulus SLTA maupun SLTP sederajat.

2.3.3. Bidang Pembangunan Lingkungan Hidup

Pembangunan adalah hasil dari kegiatan dan program yang dibuat oleh pemerintah bagi masyarakat untuk menunjang kesejahteraan sosial, tujuan ekonomi, lingkungan hidup dan sebagainya. Pembangunan bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun sering kali terjadi bahwa niat baik tersebut tidak mencapai seluruh masyarakat terutama masyarakat desa, contohnya beberapa akses jalan yang belum layak dan beberapa pembangunan yang tertunda.

Agar pembangunan dapat berhasil, diperlukan dukungan, perhatian dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan melalui pertu mbuhan dan perubahan secara terencana menuju desa dan masyarakat yang modern.

2.3.4. Bidang Kesehatan

(18)

Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik. Di Desa Baha, fasilitas kesehatannya terbilang cukup layak karena memiliki puskesmas yang juga berdampingan langsung dengan kantor desa. Namun, jumlah tenaga kesehatan yang masih kurang menyebabkan puskesmas jarang untuk membuka praktek dan alat-alat yang kurang lengkap sering menjadi masalah sehingga pasien dirujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih memadai. Akan tetapi kegiatan kesehatan seperti posyandu rutin dilakukan di Desa Baha.

2.3.5. Bidang Ekonomi

Bidang ekonomi merupakan aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa dalam suatu negara atau wilayah. Bidang perekonomian sangat penting bagi negara karena memiliki banyak bidang seperti pertanian, industri, manufaktur, jasa keuangan, pariwisata, dan teknologi informasi dan komunikasi. Di Desa Baha perekonomian masyarakatnya bisa terbilang layak karena dari keseluruhan masyarakat yang siap bekerja ada sebesar 85,0% sudah memiliki pekerjaan dan sisanya belum bekerja.

(19)

BAB III

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

3.1. Permasalahan

Sejarah dari taman beji manik segara dulunya adalah sawah atau hutan yang memiliki pancoran air yang sangat bersih singkat cerita pengelola sekarang di angkat menjadi kepada sekolah smp di salah satu kabupaten petang badung mulailah pengelola sekarang diberi kesempatan untuk mengelola taman beji manik segara oleh bapak dari pengelola sekarang.

Dulunya penglukatan taman beji manik segara adalah pancoran yang memiliki air yang jernih dan layak diminum dimanfaatkanlah oleh petani untuk minum ketika haus disawah dan selama pengelola sekarang menjadi kepala sekolah di salah satu smp kabupaten petang ada salah satu seseorang bersemedi dipenglukatan taman beji manik segara dan pengelola sekarang berinisiatif menjadikan pancoran tersebut menjadi tempat penglukatan, dulu sebelum menjadi tempat penglukatan seperti sekarang ada beberapa orang yang diberi petunjuk untuk mencoba mencari kesehatan (metamba) disana dan hasilnya pengunjung yang dulu tersebut menjadi sehat dan diberi apa yang mereka inginkan dari penglukatan tersebut ditanyalah oleh pengunjung tersebut siapa pemilik tanah dari penglukatan tersebut setelah bertemu sama pemilik tanah dari penglukatan tersebut pengunjung memintak kepada pemilik tanah untuk menjadikan tanah yang berisi pancoran itu menjadi tempat penglukatan yang sekarang kita lihat dan sudah mulai banyak pengunjung-pengunjung lain yang berkunjung ke penglukatan taman beji manik segara baik pengunjung domestik maupun internasional (WNA).

Permasalahn yang terjadi di Desa Baha khsuusnya terkait Taman Beji Manik yaitu : 1. Akses jalan menuju penglukatan taman beji manik segara

2. Tempat berteduh di penglukatan taman beji manik segara 2.2. Alternatif Penyeselesaian

2.2.1. Penandaan Arah untuk Akses Jalan

Tujuan: Mempermudah pengunjung menemukan lokasi Penglukatan Taman Beji Manik Segara dengan petunjuk arah yang jelas dan informatif.

Langkah-langkah:

1. Survey Lokasi:

oMahasiswa melakukan survei jalur akses menuju lokasi.

oIdentifikasi titik-titik strategis seperti persimpangan atau area sulit dilalui.

(20)

2. Desain Papan Penunjuk Arah:

oDesain sederhana menggunakan bahan yang tahan cuaca (kayu, bambu, atau papan logam).

oWarna cerah (kuning, merah, biru) agar mudah terlihat.

oTulisan jelas, menggunakan font besar dan mudah dibaca.

oTambahkan simbol atau ikon yang menggambarkan tempat penglukatan.

3. Pembuatan Papan:

oGunakan bahan lokal seperti kayu, bambu, atau bahan daur ulang.

oCat tahan air dan pelindung kayu untuk daya tahan lebih lama.

4. Pemasangan Papan:

oPasang papan pada titik-titik strategis sesuai survei.

oPastikan papan tidak mengganggu lalu lintas dan terlihat jelas dari jauh.

5. Evaluasi dan Perawatan:

oLakukan evaluasi berkala untuk memastikan papan tetap dalam kondisi baik.

2.2.2. Pembuatan Tenda Semi Permanen

Tujuan: Memberikan tempat berteduh sementara bagi pengunjung di area penglukatan.

Langkah-langkah:

1. Perencanaan:

oIdentifikasi area yang cocok untuk pemasangan tenda, seperti dekat sumber air atau tempat parkir.

oHitung kebutuhan bahan berdasarkan luas area yang akan ditutup.

2. Pengadaan Bahan:

oBahan utama: Terpal tahan air dan UV, tiang besi atau bambu, tali nilon, paku, dan pasak.

oAlat bantu: Palu, gergaji, bor, dan pengikat kabel.

3. Proses Pemasangan:

oPemasangan Tiang:

Pasang tiang besi atau bambu dengan jarak sesuai ukuran terpal.

Pastikan tiang tertanam kuat di tanah atau dipasang dengan pasak untuk stabilitas.

oPengencangan Terpal:

(21)

Kencangkan menggunakan tali nilon yang diikatkan pada pasak.

4. Penambahan Fasilitas:

oTambahkan kursi bambu atau bangku kayu sederhana di bawah tenda.

oHiasi area dengan tanaman hias lokal agar terlihat lebih alami dan nyaman.

5. Evaluasi dan Pemeliharaan:

oLakukan inspeksi berkala untuk memastikan tenda tidak rusak atau sobek.

oPerbaiki atau ganti komponen yang rusak segera.

(22)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

4.1. Pelaksanaan

A. Penandaan Arah untuk Akses Jalan Waktu Pelaksanaan: 1-2 Minggu Tahapan:

1. Hari 1-2: Persiapan

o Rapat koordinasi dengan perangkat desa dan masyarakat setempat.

o Pengadaan bahan seperti papan kayu, cat, kuas, paku, dan alat tulis.

2. Hari 3-4: Desain dan Pembuatan Papan

o Desain kreatif dengan melibatkan mahasiswa seni atau desain grafis.

o Pengecatan dan penulisan informasi di papan penunjuk arah.

3. Hari 5-6: Survei Lokasi dan Pemasangan

o Survei bersama masyarakat untuk menentukan titik pemasangan strategis.

o Pemasangan papan di persimpangan utama, pintu masuk desa, dan dekat area penglukatan.

4. Hari 7: Sosialisasi

o Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga papan agar tidak rusak.

o Membuat dokumentasi sebagai laporan KKN.

B. Pembuatan Tenda Semi-Permanen Waktu Pelaksanaan: 1-2 Minggu Tahapan:

1. Hari 1-2: Persiapan dan Survei Lokasi

o Diskusi dengan perangkat desa terkait lokasi pemasangan.

o Pengadaan bahan seperti terpal, tiang bambu/besi, pasak, tali, dan alat pemasangan.

2. Hari 3-5: Pemasangan Tiang dan Terpal

o Pemasangan tiang di area yang telah disepakati.

o Penarikan terpal dengan sudut miring untuk menghindari genangan air.

(23)

o Pemasangan kursi sederhana dan penghijauan di sekitar tenda.

4. Hari 8: Dokumentasi dan Laporan

o Dokumentasi kegiatan untuk laporan akhir program KKN.

4.2. Evaluasi

Kegiatan proyek desa secara umum berjalan dengan baik berkat dukungan masyarakat, khususnya kelompok petani garam, anggota BUMDes, dan perangkat desa yang antusias.

Faktor Penghambat:

a. Kesalahan Pencatatan Manual:

Pencatatan pada log book manual oleh badan usaha di bawah naungan BUMDes sering terjadi kesalahan tulis jumlah nominal. Hal ini menyebabkan selisih hasil saat penginputan transaksi oleh pegawai BUMDes maupun mahasiswa proyek desa.

b. Kurangnya Pengetahuan Digital:

Kurangnya pemahaman peserta tentang aplikasi pencatatan dan pengelolaan keuangan berbasis digital. Diperlukan pelatihan dan pengenalan lebih lanjut.

(24)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Secara umum, program berhasil dilaksanakan sesuai rencana. Meski terdapat beberapa kendala teknis, program ini memberikan dampak positif dalam meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan di area penglukatan. Upaya perbaikan dan pemeliharaan perlu dilanjutkan untuk mempertahankan hasil yang dicapai.

5.2. Saran

1. Perawatan Berkelanjutan:

Perangkat desa perlu menjadwalkan perawatan rutin untuk papan penunjuk arah dan tenda semi-permanen agar fasilitas tetap terjaga.

2. Pengelolaan Digital:

Pelatihan intensif dalam penggunaan aplikasi keuangan digital harus dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kemampuan pencatatan keuangan.

3. Pengembangan Proyek:

Perluasan proyek seperti pembangunan toilet umum, area parkir yang memadai, dan tempat duduk tambahan akan meningkatkan kenyamanan pengunjung.

4. Kemitraan Strategis:

Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait akan memudahkan pengelolaan dana dan pengembangan fasilitas tambahan.

(25)

LAMPIRAN - LAMPIRAN

(26)

Lampiran 1 Foto kegiatan

(27)
(28)

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan KKN-PPM periode XIII ini, berkesempatan untuk mendampingi keluarga Bapak Nyoman Paung yang bertempat tinggal di Banjar Busana Kaja, Desa Baha,

Laporan proyek Scratch "Jumping game" yang dibuat oleh Abiqsha Devra Yusufa Atha'illah dari kelas VII-F SMP Negeri 8 Yogyakarta tahun

Laporan akhir mahasiswa program kampus mengajar angkatan 7 tahun

Laporan mingguan kegiatan mahasiswa KPM kelompok 7 di Desa

Laporan kegiatan cooling system jelang Pilkada serentak 2024 pada hari Senin tanggal 9 Desember 2024 di wilayah hukum Polres Sukabumi

Laporan pertanggungjawaban Sekretaris Panitia ESCAPE 2024 Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Budaya eSA periode