COVER
(Coming Soon)
KATA PENGANTAR
Komitmen pemerintah pusat dalam upaya percepatan penurunan stunting telah diwujudkan secara nyata dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menunjukan komitmen yang sama, dengan adanya Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/15 Tahun 2022 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Tengah.
Dalam upaya mencapai target angka tersebut, maka Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Tengah telah melakukan langkah-langkah, strategi dan inovasi melalui kerjasama dengan semua pihak. Upaya percepatan penurunan stunting dan konvergensi seluruh stakeholder pembangunan di Jawa Tengah selama tahun 2023 ini menjadi wujud dari aksi nyata pemerintah Jawa Tengah dalam mewujudkan pencapaian target tersebut.
Laporan Semester 2 tahun 2023 yang disusun oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Tengah ini, diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan melalui capaian indikator yang telah ditetapkan. Laporan Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 ini sekaligus juga dapat menjadi evaluasi dalam menyusun strategi Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah pada masa yang akan datang.
Pada akhirnya, upaya yang dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting dapat berkontribusi dalam mempersiapkan generasi masa depan Jawa Tengah yang bebas stunting.
Semarang, 15 Januari 2024
Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Tengah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... 1
DAFTAR ISI... 2
EXECUTIVE SUMMARY... 1
CAPAIAN INDIKATOR PPS JAWA TENGAH SEMESTER 2 TAHUN 2023...4
INOVASI PEMENUHAN GIZI UPAYA PPS JAWA TENGAH... 14
AGENDA KERJA TPPS PROVINSI JAWA TENGAH... 20
Bidang Pelayanan Intervensi Spesifik dan Sensitif... 20
Bidang Komunikasi Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga... 21
Bidang Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi... 22
Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan... 23
Sekretariat TPPS...25
DOKUMENTASI KEGIATAN... 26
EXECUTIVE SUMMARY
Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022 masih belum mencapai target sebagaimana yang ditetapkan yaitu sebesar 18,4%. Berdasarkan data hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting mengalami penurunan dari angka 20,9% di tahun 2021 menjadi 20,8% di tahun 2022 atau hanya mengalami penurunan sebesar 0,1%.
Gambar 1. Prevalensi Balita Stunted di Jawa Tengah Berdasarkan SSGI 2022
Sementara itu, jika merujuk pada data e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) per tanggal 15 Januari 2023, angka stunting di Jawa Tengah berada pada rata-rata 9,98% dari hasil penimbangan pada bulan Desember 2023 dengan cakupan terhadap sebanyak 1.749.709 balita yang diukur. Dengan angka prevalensi sebagaimana data SSGI tahun 2022 sebesar 20,8% yang masih berada pada ambang batas <20% atau seperlima dari total balita sesuai dengan standar WHO, maka upaya penurunan stunting di Jawa Tengah masih perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.
Gambar 2.
Rekap Status Gizi Balita usia 0 - 59 Bulan Di Jawa Tengah
Gambar 3.
Prevalensi Stunting Balita Usia 0-59 Di Jawa Tengah Berdasarkan e-PPGBM Bulan Desember 2023
Adapun dukungan kebijakan Pemerintah provinsi Jawa Tengah dalam upaya percepatan penurunan stunting, antara lain dituangkan dalam:
1. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 34 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pencegahan Stunting di Provinsi Jawa Tengah.
Untuk mendukung terintegrasinya pelaksanaan intervensi penurunan stunting di Provinsi Jawa Tengah, maka Peraturan Gubernur ini disusun sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan aksi integrasi yang akan memperkuat efektivitas upaya percepatan pencegahan stunting mulai dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan. Bagi Pemerintah Provinsi, pedoman ini dapat digunakan sebagai panduan dalam memfasilitasi, mengawal dan membina Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi. Adapun tujuan ditetapkannya Peraturan Gubernur ini adalah untuk mendukung penurunan prevalensi stunting pada anak usia bawah dua tahun (baduta) dan anak usia bawah lima tahun (balita) di Jawa Tengah hingga di bawah 20% pada tahun 2023.
2. Nota Kesepahaman Antara Kantor Wilayah Kementerian Agama
Berencana) yang merupakan Upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat melalui berbagai kelompok kegiatan di masyarakat.
3. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/15 Tahun 2022 Tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Tengah.
Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu :
a. Pengarah yang diketuai oleh Gubernur Jawa Tengah.
b. Pelaksana yang diketuai oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, serta di dalam pelaksanaannya dibantu oleh 5 Bidang yaitu 1) Bidang Pelayanan Intervensi Spesifik, 2) Bidang Pelayanan Intervensi Sensitif, 3) Bidang Komunikasi Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga, 4) Bidang Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi, 5) BIdang Data dan Manajemen Pengetahuan.
c. Sekretariat diketuai oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
4. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/0010327 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Surat Edaran ini berisikan penekanan kepada Bupati dan Walikota di Jawa Tengah agar dapat melaksanakan program Percepatan Penurunan Stunting secara konvergen lintas sektor dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga Desa, sesuai dengan Strategi Nasional dan Rencana Aksi Nasional.
5. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 400/0003289 Tentang Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan dalam Percepatan Penurunan Stunting.
Surat Edaran ini dimaksudkan agar setiap keluarga di Jawa Tengah dapat merencanakan kehamilan, mengatur jarak kelahiran dengan aman, sehat dan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Serta Surat Edaran ini bertujuan agar setiap warga masyarakat Jawa Tengah dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), meningkatkan capaian KBPP, menurunkan angka kematian Ibu, Menurunkan angka kematian Bayi, Menurunkan angka kemiskinan ekstrim, dan menurunkan angka Stunting yang ada di Jawa Tengah.
6. SE Gubernur Jateng Nomor : 050/0017371 Tentang Arahan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan, serta Penyelenggaraan Musrembang RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2023.
Didalam Surat Edaran tersebut terdapat isian yang menyatakan bahwa, Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2023 diarahkan untuk akselerasi pencapaian sasaran pembangunan daerah diantaranya pada Konvergensi program atau kegiatan dan dukungan dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, TPPS Provinsi Jawa Tengah juga berkomitmen melalui dukungan anggaran dengan mengalokasikan anggaran untuk percepatan penurunan stunting. Anggaran Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan anggaran pada tahun 2022, sebagaimana yang telah dilaporkan oleh OPD dan satuan kerja terkait, alokasi anggaran percepatan penurunan stunting adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Data Anggaran dan Realisasi Percepatan Penurunan Stunting
Berdasarkan data tersebut, kenaikan anggaran percepatan penurunan stunting yang ada di pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 137,5% dimana pada tahun 2022 total anggaran sebesar Rp. 213.348.113.786,00 meningkat menjadi Rp 506.718.174.000,00 pada tahun 2023.
CAPAIAN INDIKATOR PPS JAWA TENGAH SEMESTER 2 TAHUN 2023
Target dan sasaran percepatan penurunan Stunting dicapai melalui pelaksanaan 5 (lima) pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana tercantum dalam Lampiran B Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Adapun capaian indikator Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Tengah pada Semester 2 tahun 2023 sebagai berikut:
1. A. Indikator Pilar 1
Terdapat dua indikator pada Blok 1.A yang digunakan untuk mengukur capaian atas perencanaan dan penganggaran dalam percepatan penurunan stunting
● Indikator 7: Persentase Pemerintah Daerah Provinsi yang meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting adalah 100%. Artinya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting.
● Indikator 8: Persentase Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting. Pada Semester 2 tahun 2023 ini perencanaan anggaran di Jawa Tengah dengan cakupan kabupaten/kota yang meningkatan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting mencapai 34%. Berdasarkan data pada web monitoring bina bangda per 13 Desember 2023 terdapat 12 kabupaten/kota yang meningkatkan alokasi anggaran untuk percepatan penurunan stunting, yaitu Banyumas, Purworejo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Blora, Rembang, Pekalongan, Brebes, Kota Surakarta, Kota Semarang, Kota Pekalongan dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah.
1.B. Indikator Pilar 2
Indikator 5 pada Blok 1.B merupakan upaya peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Indikator yang digunakan adalah jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan Stunting bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), capaian Provinsi Jawa Tengah pada Semester 2 tahun 2023 ini sudah mencapai 100%. Capaian tersebut menunjukkan bahwa 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah telah memiliki minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan Stunting bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
1. C. Indikator Pilar 3
Pada Blok 1.C terdapat tiga indikator yang digunakan untuk mengukur capaian atas perencanaan dan aksi konvergensi dalam percepatan penurunan stunting.
● Indikator 1: Jumlah provinsi yang mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah adalah 1. Hal ini berarti bahwa provinsi Jawa Tengah telah mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah.
● Indikator 2: Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan aksi konvergensi Percepatan Penurunan Stunting. Adapun cakupan Jawa Tengah pada Semester 2 tahun 2023 ini sudah mencapai 100%, artinya seluruh kabupaten/kota telah melaksanakan aksi konvergensi Percepatan Penurunan Stunting.
● Indikator 15: Persentase kabupaten/kota yang mendapatkan fasilitasi sebagai daerah ramah perempuan dan layak anak dalam Percepatan Penurunan Stunting. Pada Semester 2 tahun 2023 ini, cakupan di Jawa Tengah mencapai 71%, dimana terdapat 25 dari 35 Kabupaten/Kota yang mendapatkan fasilitasi daerah ramah perempuan dan layak anak.
1. E. Indikator Pilar 5
Terdapat dua indikator pada Blok 1.E, yaitu:
● Indikator 1: Persentase Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi percepatan penurunan stunting. Cakupan pada Semester 2 tahun 2023 adalah 100% berdasarkan hasil penilaian kinerja yang menunjukkan bahwa seluruh kabupaten/kota memiliki hasil penilaian baik dan sangat baik, artinya 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki kinerja baik dalam konvergensi percepatan penurunan stunting.
● Indikator 5: Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting di Pemerintah Daerah provinsi. Pada semester ini Pemerintah provinsi Jawa Tengah telah menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan stunting di tingkat Provinsi.
Capaian Indikator TPPS Provinsi Jawa Tengah Semester 2 Tahun 2023
No. INDIKATOR DENOMINATOR/SASARAN NUMERATOR/CAPAIAN CAKUPAN (%) KETERANGAN
I.A. Blok 1A : Indikator Pilar 1 7 Indikator 7 : Persentase
Pemerintah Daerah provinsi yang meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting
Apakah Pemerintah Daerah provinsi meningkatkan alokasi anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting?
Ya
8 Indikator 8 : Persentase Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting
Jumlah kabupaten/kota 35 Jumlah
kabupaten/kota yang meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting
12 34% Kab/Kota yang
meningkatkan anggaran PPS: Banyumas,
Purworejo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Blora, Rembang, Pekalongan, Brebes, Kota Surakarta, Kota Semarang, Kota Pekalongan
No. INDIKATOR DENOMINATOR/SASARAN NUMERATOR/CAPAIAN CAKUPAN (%) KETERANGAN I.B. Blok 1B : Indikator Pilar 2
5 Indikator 5 : Jumlah
kabupaten/kota yang memiliki minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan stunting bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Jumlah kabupaten/kota 35 Jumlah
kabupaten/kota yang memiliki minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan stunting bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
35 100% Seluruh
kabupaten/kota telah memiliki minimal20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan dan pelatihan pengasuhan stimulasi
penanganan Stunting bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
No. INDIKATOR DENOMINATOR/SASARAN NUMERATOR/CAPAIAN CAKUPAN (%) KETERANGAN I.C. Blok 1C : Indikator Pilar 3
1 Indikator 1 : Jumlah provinsi dan
kabupaten/kota yang mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi, Rencana Kerja Pemerintah Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rencana Kerja dan Anggaran Daerah)
Apakah provinsi mengintegrasikan program dan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran daerah?
Ya Provinsi Jawa Tengah dan 35
Kab/Kota telah mengintegrasikan program dan kegiatan
Percepatan Penurunan Stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah
2 Indikator 2 : Persentase
kabupaten/kota yang melaksanakan aksi konvergensi Percepatan
Penurunan Stunting (PPS)
Jumlah
kabupaten/kota
35 Jumlah
kabupaten/kota yang melaksanakan aksi konvergensi
Percepatan
Penurunan Stunting
35 100% Seluruh Kab/Kota sudah telah melaksanakan aksi konvergensi PPS
15 Indikator 15 : Persentase
kabupaten/kota yang mendapatkan fasilitasi sebagai daerah ramah perempuan dan layak anak dalam Percepatan Penurunan Stunting
Jumlah
kabupaten/kota
35 Jumlah
kabupaten/kota yang mendapatkan
fasilitasi sebagai daerah ramah perempuan dan layak anak dalam Percepatan
Penurunan Stunting
25 71% Kab/Kota yang mendapatkan fasilitasi daerah ramah perempuan dan layak anak, antara lain: Purbalingga, Kota Semarang, Sragen, Pemalang, Demak, Magelang, Rembang, Cilacap, Klaten, Blora,
Banjarnegara, Brebes,
Banyumas, Pati, Kebumen, Kota Surakarta, Wonosobo, Boyolali,
No. INDIKATOR DENOMINATOR/SASARAN NUMERATOR/CAPAIAN CAKUPAN (%) KETERANGAN I.E. Blok 1E : Indikator Pilar 5
1
Indikator 1 : Persentase Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang memiliki kinerja baik dalam
konvergensi percepatan penurunan stunting
Jumlah kabupaten/kota 35
Jumlah Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi percepatan
penurunan stunting
35 100%
Berdasarkan hasil penilaian kinerja tahun 2023 menunjukkan bahwa seluruh Kab/Kota memiliki hasil penilaian baik dan sangat baik
5
Indikator 5 : Terselenggaranya Pemantauan dan Evaluasi Percepatan Penurunan
Stunting di Pemerintah Daerah provinsi
Apakah provinsi menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi?
Ya
Monitoring dan evaluasi telah dilaksanakan di 35 Kab/Kota
Capaian Indikator 9 Layanan Spesifik Percepatan penurunan stunting Tahun 2023 Semester 2 Provinsi Jawa Tengah
Capaian 9 indikator layanan spesifik yaitu indikator 1, Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi dari target 80%
capaian saat ini 79,11%, dimana terdapat gap sebesar 0,89%. indikator 2 ibu hamil yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan dari target 83% capaiannya 83,02%. Pada indikator 3 yaitu Remaja Putri yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) dari target 50% capaian pada semester 2 tahun 2023 sebesar 57,4% terdapat surplus 7,4%. Sedangkan pada indikator 4 yaitu Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif dari target 55% capaiannya 64,29% terdapat surplus 9,29%.
Selanjutnya untuk indikator 5, yaitu anak 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dari target 89% capaiannya 93%
terdapat surplus 4%. pada indikator 6 anak berusia di bawah lima Tahun (Balita) Gizi Buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk dari target 88% capaiannya 96,62% terdapat surplus 8,62% . Adapun pada indikator 7 yaitu Anak Balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya dari target 80% capaiannya 96,77%
terdapat surplus 16,77%. Pada indikator 8 anak balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi, dari target 89% capainnya 69,25% terdapat gap 19,75% dan pada indikator 9 Anak Berusia di Bawah Lima Tahun (Balita) yang memperoleh imunisasi dasar lengkap dari target 95% capaiannya 98,21% terdapat surplus 3,21%.
Gambar 4. Capaian 9 Indikator Spesifik Semester 2 Tahun 2023 Provinsi Jawa Tengah (sumber Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah )
Berdasarkan capaian atas 9 indikator layanan spesifik tersebut, maka pada tahun 2023 ini masih terdapat 2 indikator yang belum mencapai target, yaitu persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi dan persentase balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi.
Tabel Target Antara dan Pencapaian Indikator Spesifik Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022 - 2023
Capaian Indikator 11 Sensitif Percepatan penurunan stunting Tahun 2023 Semester 2 Provinsi Jawa Tengah
Dari capaian indikator sensitif terdapat 11 layanan, dimana terdapat 6 indikator yang sudah mencapai target dan 5 indikator yang belum memenuhi target, yaitu: indikator 1 pelayanan KB Pasca Persalinan 34,4% dari target 60%, indikator 4 rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak di lokasi Prioritas 94,2%
dari target 97,9%, indikator 8 yaitu Keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan Tunai bersyarat 1.575.156 dari target 1.597.360. Indikator 9 yaitu target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang stunting di lokasi prioritas, capaian pada saat ini sebesar 69,4% dari target 70% dan indikator 10 keluarga
Gambar 5. Capaian 11 Indikator Sensitif Semester 2 Tahun 2023 Provinsi Jawa Tengah
No Indikator Target Capaian Keterang
an
1 Pelayanan KB Pasca Persalinan 60 34,7 Belum
tercapai 2 Kehamilan yang tidak diinginkan 16 8,6 Tercapai 3
Calon PUS yang memperoleh
pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah
60 90 Tercapai
4 Rumah Tangga yang mendapatkan Akses
Air Minum Layak di Lokasi Prioritas 97,9 94,2 tercapaiBelum 5
Rumah Tangga yang mendapatkan akses sanitasi (Air Limbah Domestik) layak lokasi prioritas
86 91,5 Tercapai
6
Bantuan Jaminan Nasional dari 40%
Penduduk Berpendapatan Rendah (Juta Penduduk).
14.916.244 14.939.244 Tercapai 7 Keluarga Berisiko Stunting yang
memperoleh pendampingan (%) 60 82,3 Tercapai
8
Keluarga Miskin dan Rentan yang Memperoleh Bantuan Tunai Bersyarat (Juta Gakin)
1.597.530 1.545.068 tercapaiBelum
9
Target Sasaran yang Memiliki
Pemahaman yang baik tentang Stunting di Lokasi Prioritas
70 62,1 tercapaiBelum
10
Keluarga miskin dan rentan yang menerima Bantuan Sosial Pangan (Juta Keluarga Miskin))
3.282.992 2.778.052 tercapaiBelum
11
Desa/Kel. Stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) atauOpen 70 100,0 Tercapai
Rekomendasi Terhadap Capaian Indikator PPS Belum Tercapai Provinsi Jawa Tengah Semester 2
No Indikator Layanan Rekomendasi
Layanan Intervensi Spesifik 1 Ibu hamil Kurang Energi Kronik
(KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi
1. Melakukan evaluasi pelaksanaan pemberian PMT pada ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi dengan mengundang Dinas
Kabupaten Kota untuk
meningkatkan cakupan.
2. Orientasi intervensi akan diarahkan pada prioritas sasaran bumil KEK dan baduta dengan masalah gizi kurang
2 Cakupan anak balita gizi kurang mendapatkan tambahan asupan gizi
1. Melakukan evaluasi pelaksanaan pemberian PMT pada anak balita gizi kurang dengan mengundang Dinas Kabupaten Kota untuk meningkatkan cakupan.
2. Orientasi intervensi akan diarahkan pada prioritas sasaran bumil KEK dan baduta dengan masalah gizi kurang
Layanan Intervensi Sensitif 1. Cakupan pelayanan KB pasca
persalinan
1. Memperluas akses pelayanan dan KIE tentang KBPP
2. memperkuat regulasi pelayanan KBPP, sekaligus memastikan implementasi kebijakan KBPP 3. Mengoptimalkan peran PLKB untuk
mendampingi bersama TPK sasaran ibu pascasalin.
4. Optimalisasi pencatatan dan pelaporan pelayanan KBPP.
2. Cakupan rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak di lokasi prioritas
1. Dinas PU BMCK meningkatkan kolaborasi program penyediaan air minum dengan lintas sektoral, pemerintah Kabupaten/Kota dan stakeholder lainnya
2. Update data akses pelayanan air
informasi, dan edukasi mengenai stunting melalui kader/TPK/KPM pada lokasi prioritas
2. Implementasi Strategi komunikasi dan perubahan perilaku pada lokasi prioritas
5. Cakupan keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan
1. Koordinasi dengan Kementerian Sosial terkait cakupan keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan
2. Dinsos Provinsi mengkoordinasikan kepada Kab/Kota hasil cakupan keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan untuk memaksimalkan inputan pada Web Bina Bangda Kemendagri Indikator Lampiran TPPS Provinsi
1. Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang
meningkatkan alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting
1. Memperkuat komitmen pemerintah Kabupaten/Kota
2. Keterlibatan aktif TPPS dalam penyusunan rencana dan kebijakan pemerintah Kabupaten/Kota terkait upaya percepatan penurunan stunting.
2. Cakupan Kabupaten/Kota yang mendapatkan fasilitas sebagai Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak Dalam Percepatan Penurunan Stunting
1. Satgas provinsi berkomunikasi dengan Satgas Pusat dan TA Kemendagri Regional 2 terkait dengan 10 Kab/Kota yang fasilitasi mandiri sebagai Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak Dalam Percepatan Penurunan Stunting.
2. DP3AP2KB Provinsi menyampaikan 10 Kab/Kota yang melaksanakan fasilitasi mandiri sebagai Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak Dalam Percepatan Penurunan Stunting ke Sekretariat TPPS.
INOVASI PEMENUHAN GIZI UPAYA PPS JAWA TENGAH
Dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting, beberapa Kabupaten/Kota melakukan langkah-langkah strategis dan inovatif guna memaksimalkan potensi dari multi pihak yang ada di Kabupaten/Kota untuk berperan aktif dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah. inovasi dalam pengelolaan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota tersebut antara lain:
1. “Ceting Apik”dan Lelang Anak Stunting Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen memiliki inovasi dalam upaya percepatan penurunan Stunting melalui program “Cegah Stunting dengan Asupan gizi yang Baik” yang dikenal dengan nama “Ceting Apik”. kegiatan ini diinisiasi oleh PMD bekerjasama dengan TP PKK Kabupaten Kebumen. Program Ceting Apik mengupayakan intervensi terhadap Baduta Stunting sejumlah 500 anak di 14 Kecamatan dan 45 Desa, dimana 10 anak diantaranya merupakan tindak lanjut dari hasil Audit Kasus Stunting (AKS). Implementasi program dalam bentuk Intervensi permakanan kepada 500 anak selama 90 hari yang dikelola oleh PKK Desa. Kegiatan intervensi ini sudah dimulai sejak tanggal 27 Februari 2023. Monitoring gizi dilakukan oleh puskesmas setempat dan dilakukan evaluasi pemberian makanan setiap 2 minggu sekali dengan mengukur Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB).
Selain itu, di Kabupaten Kebumen juga muncul inovasi melalui “Lelang Anak Stunting” yang merupakan bentuk gotong-royong dari semua pihak yang ada di desa untuk bersama-sama melakukan upaya percepatan penurunan Stunting di tingkat Desa. Mekanisme lelang anak stunting dengan mengajak partisipasi warga masyarakat untuk ikut menjadi bapak asuh anak Stunting. Di Desa Rangkah,
2. “Ceting Emas”Kota Magelang
Cegah Stunting Emak-Emak Magelang Sehat (Ceting Emas) merupakan Gerakan Bunda Asuh Anak Stunting Kota Magelang yang diinisiasi oleh Tim Penggerak PKK Kota Magelang dan didukung oleh TPPS Kota Magelang. Ceting Emas merupakan kegiatan Pemberian PMT siap saji dengan nominal PMT per anak sebesar Rp 20.000 dan diberikan secara berturut-turut selama selama 90 hari pada periode bulan Juni sampai dengan Agustus 2023. Target yang ingin dicapai dari kegiatan ini menyasar 80 Baduta Stunting di Kota Magelang dengan estimasi kebutuhan total estimasi anggaran Rp. 144.000.000,-. Sampai dengan ini, Cetik apik sudah mampu merealisasikan anggaran sebesar Rp 102.865.000,-, dengan sasaran yang sedang diberikan intervensi sebanyak 64 Sasaran terdiri dari 40 Baduta di Kecamatan Magelang Selatan dan 24 Baduta di Magelang Utara. Adapun Donatur berasal dari seluruh OPD di Kota Magelang, RSUD, BUMD, GOW, Dharma Wanita, PERSIT, BAZNAS, dan perseorangan di Kota Magelang.
Dalam pelaksanaannya, PMT yang diberikan dilakukan pemantauan oleh TPK dan kader kesehatan dengan skema sisa makanan yang dimakan oleh sasaran yang akan dicatat oleh kader. Dengan demikian, maka intervensi terhadap kelompok sasaran Baduta dapat dilakukan monitoring secara berkala. Kegiatan ini merupakan salah satu langkah inovatif di Kota Magelang sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan Stunting.
3. Kabupaten Temanggung“Bergerak Bersama Atasi Stunting”
Pada hari Jum'at, tanggal 12 Mei 2023 Bupati Temanggung, H.
Muhammad Al Khadziq melakukan pemukulan kenthongan sebagai tanda dimulainya “Kick Off Bergerak Bersama Atasi Stunting” yang digelar bertempat di Alun-alun Temanggung. Kegiatan ini dimeriahkan oleh 1.200 pelajar SMP di Kabupaten Temanggung yang secara kompak menyanyikan lagu jingle “Ojo Kawin Bocah” disertai aksi flash mop. Hadir pula dalam acara dari unsur Forkopimda Kabupaten Temanggung sebanyak 24 SKPD, Tim Penggerak PKK, unsur Kecamatan yang diwakili oleh Muspika, Kepala Puskesmas, Nutrisionis, Penyuluh KB, TP PKK Kecamatan, unsur Desa diwakili Kades, TP PKK dan PPKBD serta dari unsur organisasi masyarakat, organisasi
Kegiatan ini merupakan simbol dimulainya kegiatan bersama menangani stunting yang berkomitmen untuk bergotong-royong terlibat aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting. Sebagaimana diketahui bahwa berdasarkan hasil SSGI tahun 2022, angka stunting di Temanggung masih relatif tinggi yang mencapai 28,9%. Merespon hal tersebut, Bupati Temanggung Al Hadziq menginstruksikan mulai 15 Mei 2023 agar seluruh desa dan kelurahan yang berjumlah 289 desa/kelurahan, serentak melakukan intervensi pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja dan Wanita Usia Subur (WUS), pemberian PMT berbasis pangan lokal selama 90 hari berturut-turut pada ibu hamil KEK dan balita stunted. Terdapat 95% APBDes yang sudah melakukan revisi anggaran percepatan penurunan stunting guna mendukung program Bergerak Bersama Atasi Stunting ini dengan total APBDes senilai Rp. 18.799.931.255. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sejumlah 406 ibu hamil KEK, 1.587 balita kurang gizi dan 9.066 balita dengan masalah gizi lainnya.
4. Kabupaten Brebes“Gaspol”
Latar belakang Gaspol ini muncul adalah upaya memenuhi kebutuhan intervensi sensitif dan upaya untuk mencapai prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Untuk mendukung kegiatan
tersebut Bupati Brebes mengeluarkan SE Nomor 1051 Tahun 2023 tentang Gaspol (Gerakan Atasi Stunting Peduli Donasi Telur). Gaspol merupakan upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dan kontribusi nyata dalam rangka PPS di Kabupaten Brebes
melalui donasi telur berbasis keluarga. Gerakan ini menyediakan ruang bagi pemangku kepentingan dan masyarakat umum untuk mengambil peran menjadi donatur kepada Baduta pendek usia 7 s.d. 23 bulan dan ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis).
Adapun pelaksanaan teknis pelaksanaan Gaspol adalah pengumpulan donasi telur ini dilakukan pada OPD masing-masing untuk ASN, karyawan
2.508.000 butir telur, sampai bulan Juli 2023 sudah terkumpul lebih 900.000 butir telur telah disalurkan kepada sasaran.
5. Kabupaten Tegal “Rames Saceting”
Rames Saceting (Rame-rame Sakabehe ASN Cegah Stunting) adalah gerakan filantropi dari kalangan ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk membantu program penanganan stunting
dengan nominal iuran sesuai kerelaan. Gerakan ini digagas oleh Bupati Kabupaten Tegal yaitu dengan cara meningkatkan pemberian intervensi spesifik kepada baduta, balita, dan ibu hamil. Launching kegiatan ini dilakukan bersamaan
dengan Rembuk Stunting Kabupaten Tegal pada Selasa 6 Juli 2023. Terkumpul dana sebesar Rp. 17.569.000 dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang selanjutnya dibelanjakan untuk membeli telur, susu dan protein hewani lainnya di pasar tradisional untuk diserahkan kepada kelompok sasaran masyarakat penerima bantuan stunting melalui puskesmas masing-masing binaan OPD.
Tentunya Rames Saceting dilakukan secara rutin yang harapannya dapat menekan prevalensi stunting di Kabupaten Tegal.
6. Kabupaten Cilacap Launching PMT Serentak
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Serentak di Kabupaten Cilacap dilaksanakan pada tanggal 2-7 Januari 2023. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh hasil penimbangan serentak 284 Desa/Kelurahan yang menemukan 4.494 balita dengan risiko stunting, dan 2.300 kasus ibu hamil KEK.
PMT diberikan kepada balita dan ibu hamil dalam bentuk makanan siap saji yang bergizi. PMT diberikan kepada balita satu hari sekali selama 3 bulan, dan ibu hamil KEK diberikan susu dalam 1 bulan sebanyak 5 dus ukuran 200 gr selama 6 bulan. Kegiatan PMT ini melibatkan PKK di desa dan kelurahan, serta menggunakan dana desa dan CSR Bank Jateng. Semua Kepala OPD turun memonitor dan memastikan kegiatan ini berjalan dengan baik di 24 kecamatan.Selain PMT dan susu ibu hamil, juga diberikan tablet tambah darah untuk pengantin remaja. Hal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan pada remaja, terutama anemia atau kekurangan darah. Pemkab Cilacap juga
Cilacap merupakan upaya untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi balita, ibu hamil, dan pengantin remaja.
7. Kabupaten Banjarnegara“Penting Sat Set”
Latar belakang munculnya inovasi Penting Sat Set (Pencegahan Stunting dengan Gerak Cepat) adalah tingginya angka prevalensi stunting, masih rendahnya cakupan ASI Eksklusif, cukup tinggi ibu hamil yang KEK, masih rendahnya Balita yang berkunjung ke Posyandu, dan masih ditemukan Balita yang mengalami gizi kurang. Bentuk kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain: 1) Peningkatan kapasitas Kader dalam pemakaian alat Antropometri dengan baik dan benar, 2) Kelas ibu hamil, 3) Kelas ibu menyusui, 4) Pemberian PMT berbahan produk lokal, 5) Pendampingan rujukan terhadap Balita stunting, 5) Adanya lokakarya tatalaksana bagi stunting, 6) Sosialisasi dan edukasi terhadap ibu mengenai pemberian PMT.
8. Kabupaten Wonosobo“Gur Rong Unting”
Secara umum kegiatan Gur Rong Unting adalah Gerakan Bersama secara gotong royong untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui optimalisasi sumberdaya pangan lokal dalam rangka PPS di tingkat Desa maupun Kelurahan.
Tujuan kegiatan ini adalah menyediakan sumber pangan sehat dan bergizi untuk masyarakat secara gerakan bersama (gotong-royong), mengolah dan mendistribusikan makanan bergizi
kepada masyarakat yg mempunyai balita stunting maupun Keluarga berisiko stunting, memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pengolahan pangan sehat bergizi berbasis sumber daya lokal, memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok
usaha keluarga atau masyarakat untuk memproduksi pangan sehat dan padat gizi sesuai dengan kearifan lokal, membentuk kelompok kelompok pemberdayaan di
9. Kabupaten Blora“Agen Penting”
Agen Penting (Anak Genre Peduli Stunting, Anak Genre Peduli Stunting) Pengkaderan remaja paham stunting, mampu menyampaikan pada rekan sebayanya terkait stunting, disertai dengan AKSI penggalangan
“Koin Penting” selain itu digerakkan dengan Jumat Berkah ASN mengumpulkan telur untuk diberikan ke sasaran risiko stunting.
10. Kabupaten Demak Cengkraman Mata Elang (CME)
Pelaporan Berbasis Digital CME merupakan aplikasi pelaporan berbasis digital (android/aplikasi web) yang digunakan tenaga kesehatan, kader atau masyarakat yang memberikan kemudahan dalam mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil dalam persiapan HPL (Hari Perkiraan Kelahiran), risiko stunting
apabila PBL laki-laki <48 cm dan perempuan <47 cm tidak diberikan Asi Eksklusif dan z score TB/U <-2SD.
Inovasi CME mengandalkan kekuatan masyarakat dengan melibatkan kader kesehatan terlatih yang disebut dengan Kader Mata Elang. Kader tersebut bertugas sampai ke tingkat RW, memonitor para ibu hamil secara personal setiap saat. Kader Mata Elang yang dilatih oleh petugas puskesmas merupakan penduduk setempat yang dipilih dan diberi tugas mengawasi perkembangan kesehatan ibu hamil di sekitarnya setiap saat, dimana hasil pemantauan akan dilaporkan kepada bidan desa melalui aplikasi CME berbasis Android.
Adapun alur penggunaan aplikasi CME yaitu dimulai dari input informasi ibu hamil yang dapat dilakukan oleh masyarakat/kader. Kemudian informasi direspon oleh puskesmas, selanjutnya melakukan visitasi/kunjungan ke ibu hamil sehingga akan diketahui kondisi kehamilan. Jika kehamilan tanpa resiko akan dilakukan pemantauan dan penanganan normal. Sedangkan untuk kehamilan beresiko tinggi akan dilakukan pengawasan lebih intensif dengan tindakan rujukan ke RSUD.
AGENDA KERJA TPPS PROVINSI JAWA TENGAH Bidang Pelayanan Intervensi Spesifik dan Sensitif
No Kegiatan
Target &
Tahun Capaian
Target Tahun 2023
Capaian Semester 1 Tahun 2023 Bidang Pelayanan Intervensi Sensitif dan Spesifik
1 Capaian prevalensi stunting 14% Tahun 2024 2 Terselenggaranya desa/kelurahan yang
melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM);
90% Tahun
2024 100% 91,6%
3 Memastikan remaja putri yang
mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD);
90% Tahun
2024 56% 80,7%
4 Memastikan ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang menerima tambahan asupan gizi;
90% Tahun
2024 80% 95,3%
5 Memastikan ibu hamil mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
80% Tahun
2024 83% 90,3%
6 Memastikan bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
80% Tahun
2024 55% 72,8%
7 Memastikan anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI);
80% Tahun
2024 89% 98,8%
8 Memastikan anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan
asupan gizi;
90% Tahun
2024 89% 92,4%
9 Memastikan ketersediaan bahan pangan untuk mendukung percepatan
penurunan stunting
100% Tahun
2024 N/A 83,%
10 Memastikan remaja putri yang menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin).
90% Tahun
2024 N/A 38.1%
11 Memastikan ibu pasca persalinan mendapatkan pelayanan keluarga berencana
70% Tahun
2024 N/A 55.6%
pencegahan Stunting; setiap bulan metode tiap bulan 2 Persentase keluarga yang stop Buang
Air Besar Sembarangan (BABS);
90% tahun
2024 88% 94,7%
3 Persentase keluarga yang
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
70% tahun
2024 N/A 85,4%
4 Persentase kabupaten/kota dengan Age Specific Fertility Rate/ASFR (15-19) paling sedikit 18 per 1.000
90% tahun
2024 N/A N/A
5 Memastikan keluarga berisiko stunting mendapatkan pendampingan
90% tahun
2024 N/A 82%
6 Memastikan keluarga berisiko stunting mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri.
90% tahun
2024 N/A 44%
7 Memastikan calon Pasangan Usia Subur (PUS) menerima pendampingan
Kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan
pranikah.
90% tahun
2024 N/A 88,5%
8 Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dasar serta pendidikan dan pelatihan
pengasuhan stimulasi penanganan Stunting bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
Seluruh kabupaten/k
ota tahun 2024
50% 82,9%
9 Persentase desa/kelurahan yang
memiliki guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terlatih pengasuhan stimulasi penanganan
Stunting sebagai hasil pendidikan dan pelatihan di kabupaten/kota;
Seluruh kabupaten/k
ota tahun 2024
50% 53,7%
10 Persentase lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif
(PAUD HI);
70% tahun
2024 60% 75,6%
11 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kelas Bina Keluarga Balita (BKB) tentang pengasuhan 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK);
90% tahun
2024 80% 90,4%
12 Persentase Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) yang melaksanakan edukasi
kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja.
90% tahun
2024 85% 67,1%
13 Terlaksananya forum komunikasi perubahan perilaku dalam penurunan Stunting lintas agama;
Minimal 2 kali setiap
tahun
2 kali setiap
tahun N/A
14 Persentase pasangan calon pengantin 90% tahun
Stunting.
15 Memastikan kabupaten mendapatkan fasilitasi sebagai daerah ramah perempuan dan layak anak dalam percepatan penurunan stunting.
100% tahun
2023 49% 42,9%
16 Tersedianya bidan desa/kelurahan sesuai kebutuhan
100% tahun
2024 80% 99%
Bidang Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi
No Kegiatan
Target dan Tahun Capaian
Target Tahun 2023
Capaian Semester 1 Tahun 2023 Bidang Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi
1 Tersedianya kebijakan/peraturan bupati/wali kota tentang Kewenangan desa/kelurahan dalam
penurunan stunting;
seluruh kabupaten/ko ta
tahun 2022
35 Kab/Kota 33 Kab/Kota 2 Melaksanakan aksi konvergensi
percepatan penurunan Stunting
100%
Tahun 2022 100% 100%
3 Terselenggaranya rapat koordinasi yang dihadiri oleh TPPS di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan.
1 kali setiap
tahun N/A 35 Kab/Kota
4 Terselenggaranya rapat koordinasi yang
dihadiri oleh TPPS di tingkat Kecamatan 2 kali setiap 98,5%
5 Melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta pelaksanaan
kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi gizi di tingkat Kabupaten dan
desa.
seluruh kabupaten/ko ta
tahun 2022
100% 100%
6 Desa/kelurahan dapat mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan Stunting
dalam dokumen perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja
seluruh kabupaten/ko
ta tahun 2022
100% 98.1%
10 Melaksanakan penguatan komitmen desa/kelurahan bebas stunting
setiap tahun N/A 41,5%
Bidang Data dan Manajemen Pengetahuan
No Kegiatan
Target dan Tahun Capaian
Target Tahun 2023
Capaian Semester 1 Tahun 2023 Bidang Komunikasi Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga
1 Pemerintah desa/kelurahan yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi percepatan penurunan Stunting;
90% Tahun
2024 80% 94,6%
2 Publikasi data Stunting tingkat kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan
1 publikasi
setiap tahun N/A 34 Kab/Kota 3 Terselenggaranya pemantauan dan
evaluasi percepatan penurunan Stunting di pemerintah daerah kabupaten/ kota dan
desa/kelurahan;
2 kali setiap tahun
minimal 2 kali setiap
tahun
35 Kab/Kota
4 Terselenggaranya audit anak berusia di bawah dua tahun (baduta) Stunting
50%
Tahun 2024 N/A 43,3%
5 Tersedianya sistem data dan informasi terpadu untuk percepatan penurunan Stunting; Tersedianya data keluarga risiko Stunting yang termutakhirkan melalui Sistem Informasi Keluarga (SIGA);
target 1 Setiap 6
bulan
Setiap 6
bulan 30 Kab/Kota
6 Tersedianya sistem skrining dan konseling calon Pasangan Usia Subur (PUS) siap nikah;
target 1
Tahun 2021 1 N/A
7 Persentase sistem data surveilans gizi elektronik dalam pemantauan intervensi gizi untuk penurunan Stunting.
100%
Tahun 2024 100% 99,9%
8 Melakukan penguatan riset dan inovasi serta pengembangan pemanfaatan hasil riset dan inovasi.
100%
Tahun 2024 N/A 100%
9 Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko stunting
target 1 Setiap 6
bulan
setiap 6
bulan 33 Kab/Kota 10 Terselenggaranya penguatan kelompok
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan
90%
Tahun 2024 N/A 88,3%
11 Tersedianya data cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) dengan status miskin
dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non tunai
90%
Tahun 2024 374.835 41,6%
12 Tersedianya data cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) fakir miskin dan orang tidak mampu yang menjadi Penerima
90%
Tahun 2024 N/A 64,6%
13 Memastikan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia di bawah dua tahun (baduta) menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan atau Makanan Pendamping ASI/MP-ASI).
90%
Tahun 2024 11.352 65,4%
Sekretariat TPPS
No Uraian Waktu
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Koordinasi, Evaluasi, dan Pelaporan 1 Mini Lokakarya Kecamatan
2 Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan 3 Rembuk Stunting Tingkat Kab/Kota 4 Audit Kasus Stunting
5 Penguatan Kapasitas Kader di tingkat Desa/Kel 6 Penguatan Kapasitas PPS Desa/Kel
7 Sinkronisasi dan Pemutakhiran Data Pelaksana Kegiatan TPPS
8 Koordinasi Penentuan Desa/Kel Lokasi Fokus
9 Koordinasi Sinkronisasi Program dan Kegiatan OPD di Lokasi Fokus
10 Rapat Evaluasi Kinerja Bidang 11 Rapat Evaluasi Kinerja TPPS
12 Monitoring Tim Pendamping Keluarga 13 Pelaporan Kegiatan TPPS
DOKUMENTASI KEGIATAN
Pelaksanaan Monev Percepatan Penurunan Stunting TPPS Provinsi Jawa Tengah di
Kabupaten Brebes
Pelaksanaan Rapat Koordinasi Strategi PPS Provinsi Jawa Tengah
Pelaksanaan Forum Koordinasi PPS Eks Karesidenan Semarang
Monitoring dan Evaluasi TPPS Provinsi Jawa Tengah kepada TPPS Kab. Pekalongan
Fasilitasi Pengisian Pengawasan PPS Provinsi Jawa Tengah
Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana dan PPS Jawa Tengah
Menerima Kunjungan BKKBN Provinsi, OPD KB, dan Satgas Stunting Jawa Barat
Kunjungan Komisi IV DPRD Kab. Pekalongan dalam Rangka Konsultasi PPS
Kunjungan Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dalam Rangka Monev TPPS Jateng
Monitoring dan Evaluasi Mini Lokakarya Kecamatan Banjarsari di Kab. Temanggung