• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "laporan - SIMAKIP"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Masalah yang diberikan siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka dalam memecahkan masalah lingkungan. Salah satu strategi pendidikan untuk mengurangi permasalahan lingkungan adalah dengan membangun kemampuan berpikir kritis siswa dalam menghadapi permasalahan lingkungan melalui pembelajaran otentik melalui penciptaan kampanye sosial melalui ecobricks. Pentingnya keterampilan berpikir kritis siswa tidak terbatas pada pengalaman belajar yang diperoleh siswa.

Kegiatan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah melalui pembelajaran otentik yaitu kampanye sosial dan lingkungan.

Rumusan Masalah

2 keterampilan yang akan dibutuhkan di masa depan, 10 keterampilan, yaitu: Pemecahan masalah yang kompleks, Berpikir kritis, Kreativitas, Manajemen orang, Koordinasi dengan orang lain, Kecerdasan emosional, Penghakiman dan pengambilan keputusan, Orientasi layanan, Negosiasi, Fleksibilitas kognitif. Selain itu, kemampuan berpikir kritis menjadi sasaran revolusi industri 4.0, dimana dalam dunia pendidikan seperti soal-soal UN yang sudah berbasis kemampuan berpikir kritis dan dunia kerja seperti penerimaan CPNS, dan perusahaan BUMN dan BUMS. yang menggunakan pekerja mereka dituntut untuk menguasai kemampuan ini. Kampanye sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi dan gagasan penting kepada masyarakat.

Merancang kegiatan kampanye sosial merupakan contoh aspek non teknis berupa cara pengorganisasian, cara pembiayaan dan pelibatan masyarakat agar berpartisipasi aktif dan pasif dalam kegiatan pengelolaan sampah plastik melalui ecobricks di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pembelajaran otentik melalui kampanye social ecobrick untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah lingkungan. Dari hasil kajian literatur berbagai publikasi, terlihat jelas bahwa penelitian tentang keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran otentik belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Puncak dari penelitian ini adalah membangun kemampuan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran otentik.

Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih memerlukan pelatihan lanjutan untuk ditingkatkan.

Indikator kemampuan berpikir kritis

Artinya berpikir kritis adalah cara berpikir yang rasional dan reflektif yang berfokus pada apa yang harus diyakini dan apa yang harus dilakukan. Sebaliknya, Brookfield, (1987); Alessio, Avolio, dan Charles (2019) percaya bahwa berpikir kritis yang meliputi budaya dan konteks dipengaruhi oleh komponen rasional dan emosional. Ditinjau dari komponen rasional, berpikir kritis adalah seperangkat keterampilan tingkat tinggi yang dapat ditingkatkan dan ditransfer, yang meliputi analisis, penalaran, penalaran deduktif dan induktif, sedangkan komponen emosional mengacu pada kecenderungan untuk menggunakan pemikiran kritis dan mencakup kejujuran, keterbukaan, sistematis analitis, kedewasaan, rasa ingin tahu dan percaya diri.

Pembelajaran Otentik dengan Kampanye Sosial

Pembelajaran otentik telah menjadi pendekatan yang relevan dalam pengajaran dan bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk sukses di masa dewasa. Sebagai hasil dari pengalaman belajar yang autentik, siswa berinvestasi dalam pembelajaran mereka melalui peningkatan minat dan antusiasme (Maina, 2004) Dalam pembelajaran autentik, siswa lebih cenderung terlibat, termotivasi untuk belajar, dan lebih siap untuk menjadi dewasa. Pembelajaran di sekolah hendaknya menjadi persiapan untuk pembelajaran di kehidupan nyata dengan menitikberatkan pada keterampilan praktis dan mata pelajaran yang relevan. Pembelajaran otentik dapat mencakup teknik mengajar, hasil belajar siswa, dan afektif yang dapat dikembangkan siswa terhadap pembelajaran mereka.

Dalam pengajaran di kelas, pembelajaran otentik memaksa siswa untuk menumbuhkan pemikiran yang lebih dalam, merumuskan pertanyaan sulit, menyelidiki berbagai sumber informasi, dan memecahkan masalah yang menantang (King, 2009).

Metode Penelitian

Subjek Penelitian

Instrumen Penelitian

Analisis Data

Prosedur Penelitian

1 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Pembelajaran Autentik Hasil penelitian dengan menggunakan independent t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara t-score dan t-tabel yaitu 6,246 > 2,000. Dari hasil tersebut ditemukan adanya perbedaan antara siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran otentik dengan siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran otentik. Nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 80,73 sedangkan yang diperoleh kelompok kontrol adalah 70,37 Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran otentik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

11 Dilihat dari tabel dan grafik di atas sebaran kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat bahwa indikator kemampuan berpikir kritis yang paling berkembang selama pembelajaran otentik adalah kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menarik kesimpulan, kemampuan menganalisis alasan, kemampuan membuat solusi alternatif dan kemampuan menjawab pertanyaan yang menantang.

Tabel 1. Distribusi kemampuan berpikir kritis siswa
Tabel 1. Distribusi kemampuan berpikir kritis siswa

Hasil Penilaian Produk Ecobrick

Namun kemampuan mendeskripsikan alasan kurang berkembang, hal ini terlihat dari tidak adanya perbedaan skor antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penilaian berada pada tahap perencanaan bahan, dimana hampir semua kelompok mampu merencanakan bahan apa yang akan digunakan untuk membuat ecobrick. Persiapan alat dan bahan, hampir semua kelompok mampu menyiapkan ecobrick yang terdiri dari sampah botol plastik, plastik dan kayu.

Teknik pembuatan ecostones, pada tahap ini hanya kelompok 2 dan 3 yang dapat menyelesaikan ecostones dengan baik, hal ini dikarenakan kelompok sudah mulai membuatnya di rumah. Bentuk fisik ecobrick, hanya kelompok 2 dan 3 yang memiliki hasil ecobrick yang baik dibandingkan kelompok lainnya.

Kesimpulan

Saran

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran otentik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis antar kelompok siswa, kelas 7F dengan perlakuan Authentic Learning menunjukkan 80,7% dan kelas 7H sebagai kontrol menunjukkan 70,3%. Rencana Selanjutnya Penelitian ini bertujuan untuk membangun keterampilan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran otentik, selain keterampilan berpikir kritis yang dapat dikembangkan dalam pemecahan masalah yang kompleks, kreativitas, keterampilan penilaian dan pengambilan keputusan, fleksibilitas kognitif.

Selain materi tentang lingkungan, penelitian selanjutnya dapat dikembangkan pada materi lain yang dapat difasilitasi melalui pembelajaran otentik. Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah” dalam EDUCARE: International Journal for Educational Studies, Volume 10(2), Februari, hlm.109-118. Keterampilan berpikir kritis termasuk dalam 10 keterampilan yang akan dibutuhkan di era revolusi industri 4.0, siswa dilatih untuk mampu menganalisis masalah dan mencari solusi dari berbagai sumber.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis antar kelompok siswa, kelas 7F dengan perlakuan pembelajaran otentik menunjukkan 80,73% dan kelas 7H sebagai kontrol menunjukkan 70,37%. Disarankan agar penelitian yang lebih luas harus dilakukan di tingkat sekolah dasar untuk mengembangkan pemikiran kritis siswa. 20 Menurut Ennis (2011), salah satu kriteria siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis adalah siswa mampu memahami masalah yang diberikan, mengambil keputusan dan menarik kesimpulan dari masalah yang diberikan.

Menurut World Economic Research Forum (Loseby, 2019), keterampilan berpikir kritis termasuk dalam 10 keterampilan yang akan dibutuhkan di masa depan, 10 keterampilan tersebut adalah: Pemecahan masalah yang kompleks, Berpikir kritis, Kreativitas, Manajemen orang, Koordinasi dengan orang lain , Kecerdasan emosional, Penilaian dan pengambilan keputusan, Orientasi layanan, Negosiasi, Fleksibilitas kognitif. Tes essay dibangun berdasarkan sub indikator berpikir kritis menurut Ennis yaitu: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menarik kesimpulan, kemampuan menjelaskan alasan, kemampuan menganalisis alasan yang dikemukakan, kemampuan menentukan tindakan/merumuskan alternatif pemecahan dan kemampuan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang menantang. Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis antar kelompok siswa, kelas 7F dengan perlakuan Authentic Learning menunjukkan 80,7%.

Effecting Change on Students’ Critical Thinking in Problem Solving” në EDUCARE: International Journal for Educational Studies, Volume 10(2), Shkurt, fq.109-118.

Merancang Kampanye Sosial Ecobrick untuk Mengatasi Masalah Lingkungan

Contohnya adalah penggunaan kantong plastik (cresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan dan lain-lain. Menurut facturrahman (2018), salah satu cara untuk mengurangi bahaya plastik adalah dengan mendaur ulang sampah plastik. Ecobrick adalah cara penanganan sampah plastik dengan mengemas plastik bersih dan kering dalam botol dengan kepadatan yang ditentukan.

Saat ini, produk ecobrick disulap menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti kursi, meja, dan sebagainya. Program ecobrick sebagai sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, dengan menggunakan material yang sederhana dan terjangkau, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Tak hanya itu, jika program ecobrick ini dilaksanakan secara konsisten dan serius, program ini berpotensi menimbulkan daya tarik tersendiri, khususnya di bidang pariwisata.

Sampah plastik ini menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat, yaitu: pemerintah, pelaku industri dan masyarakat, serta pemangku kepentingan di sekolah, termasuk siswa. Pendidikan lingkungan dapat diajarkan di sekolah dan harus diajarkan sejak usia dini. 2003:45) menyatakan bahwa konsep dasar dalam pembentukan perilaku peduli lingkungan memerlukan tiga unsur, yaitu faktor kelembagaan, strategi pendidikan serta pengetahuan dan nilai. Strategi pendidikan merupakan salah satu hasil kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan nilai-nilai yang nantinya akan mempengaruhi perilaku lingkungan.

25 Salah satu strategi pendidikan untuk meminimalisir permasalahan lingkungan adalah dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menghadapi permasalahan lingkungan melalui pembelajaran otentik dengan merancang kampanye sosial melalui ecobrick. 26 Saat menilai hasil rancangan kampanye sosial ecobrick, ternyata para siswa berada dalam rentang penilaian yang cukup baik.

Tabel 1. Hasil Penilaian Produk
Tabel 1. Hasil Penilaian Produk

Penilaian produk

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Tujuan Pembelajaran

Metode Pembelajaran

  • Pertemuan Ke-2 (4 x 45 Menit)
  • Pertemuan Ke-3 (4 x 45 Menit)

Peserta didik diajak aktif untuk mempelajari masalah-masalah lingkungan baik lingkungan sekitar maupun masalah lingkungan global. Video tersebut ditayangkan sebagai bahan diskusi dan referensi bagi siswa dalam membahas materi tentang pencemaran lingkungan akibat limbah botol plastik dan sampah plastik. Mahasiswa mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk mencari referensi terkait masalah lingkungan khususnya masalah plastik dan botol plastik serta cara penanggulangannya.

Ingat bahan pencemaran lingkungan terkait dengan masalah yang disebabkan oleh botol plastik dan sampah plastik. Jika materi/proyek dikerjakan dengan baik dan benar-benar dikuasai dengan baik maka diharapkan siswa mampu menjelaskan materi tersebut. Kolaborasi kognitif melalui diskusi kelompok tentang rencana yang akan dilakukan untuk pemantauan dan solusi alternatif untuk limbah plastik dan botol plastik.

Siswa memikirkan masalah sampah botol dan sampah plastik yang mereka tangani secara individu dan kelompok. Kami mengarahkan siswa untuk mengatasi sampah plastik dengan merancang proyek berupa merancang kampanye ecobrick sosial dan produk berupa ecobrick. Siswa yang telah menyelesaikan tugas proyek/produk/portofolio/kinerja dengan benar diberi inisial dan nomor urut untuk menilai tugas tersebut.

Siswa yang telah menyelesaikan pekerjaan dengan benar pada proyek/produk ekobrick diberi inisial dan nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas. Masalah sampah plastik di Indonesia menjadi sorotan dunia, dimana Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia setelah China. Artikel yang dilansir Cnbcindonesia 2019 menyebutkan bahwa Indonesia yang memiliki penduduk pesisir sebanyak 187,2 juta jiwa menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik setiap tahunnya yang tidak dikelola dengan baik.

Sampah plastik yang ada di lautan berpotensi mencemari dan berdampak serius terhadap keseimbangan ekosistem di lautan.

Gambar

Gambar 1. Distribusi kemampuan berpikir kritis siswa
Tabel 1. Distribusi kemampuan berpikir kritis siswa
Gambar 2. Distribusi nilai
Tabel 2. Hasil Penilaian Produk
+3

Referensi

Dokumen terkait

Conclusion Based on the results of the analysis of library research library Research in the Semiotics Critical Analysis of the philosophy of "anakkon Ki Do Hamoraon Di Au" in the