• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL 1 APLIKASI RESIN AKRILIK UNTUK PEMBUATAN LEMPENG GIGIT

N/A
N/A
Nur Afifah S.R Faizal

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL 1 APLIKASI RESIN AKRILIK UNTUK PEMBUATAN LEMPENG GIGIT "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL 1

APLIKASI RESIN AKRILIK UNTUK PEMBUATAN LEMPENG GIGIT

INSTRUKTUR : DRG. DIAH FITRIANI

DISUSUN OLEH:

NUR AFIFAH SAHABIRAH RAYANTI FAIZAL 10622047

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TAHUN AKADEMIK

2022/2023

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Resin akrilik merupakan polimer yang sering digunakan pada bidang kedokteran gigi, terutama dalam pembuatan basis gigi tiruan dan basis piranti orthodontik lepasan.

Berdasarkan polimerisasinya ada tiga jenis resin akrilik, yaitu cold cured, heat cured, dan light cured. Bahan basis gigi tiruan yang sering digunakan adalah polimetil metakrilat, resin akrilik jenis heat cured.

Polimetil metakrilat yang merupakan bahan dasar resin akrilik mempunyai beberapa keunggulan antara lain estetik yang baik, kekuatan tinggi, menyerap air rendah, daya larut rendah, mudah dilakukan reparasi, proses manipulasi mudah karena tidak memerlukan peralatan yang rumit. Disamping mempunyai keuntungan, resin akrilik juga mempunyai kekurangan yaitu mudah patah apabila jatuh pada permukaan yang keras atau akibat kelelahan bahan serta mengalami perubahan warna karena lama pemakaian. Selain itu, bahan ini juga mepunyai sifat porus yang merupakan tempat ideal untuk pengendapan sisa makanan sehingga mokroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak.

Yuliati, A. (2015).

1.2 TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mampu membuat lempeng akrilik dan melakukan processing akrilik pada kuvet besar dengan benar

1.3 MANFAAT

1. Mahasiswa kedokteran gigi mengetahui cara mampu membuat lempeng akrilik dan melakukan processing akrilik pada kuvet besar dengan benar

(3)

BAB II HASIL

PEMBUATAN LEMPENG AKRILIK A. ALAT DAN BAHAN

ALAT :

a. Rubber Bowl b. Spatula gips c. Vibrator d. Pisau model e. Pisau gips f. Pisau malam g. Pensil tinta h. Kuvet besar i. Press beugel besar j. Api bunsen / brander

k. Glass plate ukuran 10 cm x 10 cm x 0.1 mm l. Mata bur Frazer berbagai bentuk

m. Mata bur Stone merah dan hijau berbagai bentuk n. Straight low speed hand piece

o. Micromotor unit

BAHAN :

a. Gips putih

b. Model rahang tak bergigi c. Gips biru

d. Air

e. Kertas pasir / ampelas f. Vaselin

g. Baseplate wax h. Heat cured acrylic i. kertas chellopan j. CMS

k. Pumice l. Kryet

(4)

CARA KERJA

1. PEMBUATAN MODEL MALAM

a. Siapkan model rahang tak bergigi yang telah dibuat sebelumnya

b. Buat outline lempeng gigit dan garis median pada model menggunakan pensil tinta

c. Rahang Atas = (melewati anatomi landmark vestibulum, frenulum, hamular notch, tuberositas maksila, AH line/2 mm depan fovea palatina) d. Panaskan baseplate wax dan aplikasikan pada model rahang tak bergigi e. Bentuklah wax dengan pisau model dan panaskan dengan api Bunsen

kemudian sesuaikan dengan outline yang telah dibuat f. Haluskan dan kilapkan permukaan malam

g. Fiksasi malam pada model

2. PENANAMAN DALAM KUVET

a. Siapkan model kerja dan model malam yang telah dibuat

b. Ulasi seluruh permukaan gips dengan vaselin, permukaan model malam tidak perlu diulas vaselin

c. Buatlah adonan gips putih dan isikan ke dalam kuvet bawah yang telah diulasi vaselin hingga penuh

d. Tanam model rahang beserta model malam dalam kuvet bagian bawah.

Posisi model rahang atas dalam kuvet (bagian anterior lebih tinggi daripada posterior).

e. Tutup dengan kuvet bagian atas yang sebelumnya telah diulas dengan vaselin, aplikasikan gips biru tepat diatas model malam baseplate saja.

f. Buatlah adonan gips putih dan penuhi kuvet dengan adonan gips putih g. Perhatikan jangan ada udara yang terjebak

h. Letakkan pada press beugel

i. Lakukan buang malam dengan menggodok kuvet yang tetap berada pada press beugel

3. PACKING AKRILIK (lakukan seperti praktikum resin akrilik sebelumnya)

a. Untuk packing akrilik pada kuvet besar lakukan press sampai tiga kali pengepresan

b. Rendam hasil packing dalam air hangat sampai mendidih selama 30 menit.

kemudian keluarkan dan dinginkan sekitar 10 menit c. Dan buka kuvet dengan hati-hati

d. Melakukan proses finishing dan polishing dengan bur stone

BAB III

(5)

PEMBAHASAN

Resin acrylic adalah resin termoplastis, merupakan persenyawaan kompon non metalik yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan organic. Resin ini dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis dan mengeras apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polymerisasi adisi antara polymer dan monomer.

Resin akrilik adalah suatu turunan etilen yang dalam rumus struktur kimianya mengandung gugus vinil. Resin akrilik murni memiliki sifat tidakberwarna, transparant dan padat, sesuai dengan persyaratan dari bahan basis gigitiruan yang harus memiliki warna yang serupa dengan jaringan disekitar, dalam jangka waktu tertentu bentuknya tidak berubah karena mempunyai dimensionalstability yang baik, mempunyai spesifik gravitasi yang rendah agar gigi tiruanmenjadi ringan, sehingga pemakainya mampu mempertahankan kesehatan mukosarongga mulut dan merasakan rangsangan panas dan dingin yang normal karenamempunyai thermal conductivity yang tinggi.

(McCabe dan Walls, 2014).

Resin akrilik merupakan hasil polimerisasi akrilat atau asam metakrilat atau turunannya, digunakan untuk pembuatan prostesis medis serta restorasi dan peralatan gigi.Polimetil metakrilat merupakan material dasar dari resin akrilik di bidang kedokteran gigi yang digunakan sebagai salah satu pilihan material pembuatan basis gigi tiruan lepasan.Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya.

(Anusavice,2003)

Berdasarkan ADA (American Dental Association), terdapat 2 jenis resin akrilik yaitu heat cured polymer (acrylic) dan self cured polymer (acrylic), dimana masing-masing terdiri dari bubuk/polimer dan liquid/monomer. (Anusavice et al,2013).

Pada pratikum pembuatan lempeng gigit kali ini menggunakan heat cured acrylic.

Heat cured acrylic merupakan bahan resin yang teraktivasi dengan panas ini sering digunakan dalam pembuatan basis pada gigi tiruan. Energi panas yang diperlukan pada proses polimerisasi bahan jenis heat cured ini, dapat disediakan dengan perendaman dalam air panas maupun oven gelombang mikro (microwave). (Anusavice et al., 2013).

Basis gigi tiruan pada umumnya dibuat dari bahan poly(methyl methacrylate) (PMMA) yang tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan (liquid). Pada resin akrilik yang teraktivasi oleh panas/heat cured, material bubuk mengandung serbukan polimer poly(methyl methacrylate) yang belum terpolimerisasi, inisiator benzoil peroksida, oksida keramik sebagai translusensi resin, pigmen anorganik sebagai pewarna serta serat-serat berwarna untuk memberi gambaran pembuluh darah. Sedangkan material cairan mengandung monomer methyl methacrylate dan hydroquinone sebanyak 0,1% sebagai inhibitor dalam mencegah polimerisasi yang tidak diinginkan saat penyimpanan (Powers dan Wataha, 2008).

Manipulasi resin akrilik heat cured, pencampuran bubuk (polimer) dan cairan monomer menggunakan rasio volume polimer : monomer = 3 : 1. Dengan menggunakan rasio tersebut,bertujuan agar tidak menyebabkan monomer yang berlebihan, sehingga mencegah terjadinya pengerutan saat polimerisasi.Setelah melakukan pencampuran

(6)

monomer dan polimer sesuai perbandingan yang tepat, maka dihasilkan massa yang akan melewati 5 tahapan dalam proses polimerisasinya, yaitu (Anusavice et al., 2013):

1) Berpasir (sandy)

2) Pada tahap ini, hampir tidak ada interaksi pada tingkat molekuler. Dimana 3) belum terjadi perubahan konsistensi dari bubuk polimer, atau campuran

dapat digambarkan masih pada konsistensi kasar atau berpasir.

4) Berserabut (stringy)

5) Cairan monomer mulai mengikat permukaan serbuk polimer individu, 6) sehingga beberapa rantai polimer terdispersi dalam cairan monomer.

Viskositas campuran meningkat yang diakibatkan rantai-rantai polimer mengecil. Tahap ini ditunjukkan oleh ciri khas berbenang dan lengket ketika campuran ditarik.

7) Seperti adonan (dough)

8) Terjadi peningkatan jumlah rantai polimer pada tingkat molekuler, yaitu 9) monomer dan polimer yang sama-sama terlarut. Pada tahap ini massa

tidak lagi menempel ke permukaan bejana pencampuran atau spatula, serta konsistensinyaberupa adonan yang lentur. Tahap seperti adonan ini merupakan waktu kerja, atau diartikan sebagai waktu dimana campuran resin akrilik dimasukkan ke dalam rongga cetakan (mould space) dan dilakukan kompresi. Berdasarkan spesifikasi ANSI / ADA No.12, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk bisa dilakukan pencetakan setidaknya selama 5 menit.

10) Kenyal atau elastik (rubbery or elastic)

11) Pada tahap ini cairan monomer mulai menghilang akibat terjadinya

12) penguapan serta penetrasi ke dalam butiran polimer yang tersisa. Massa memantul ketika ditekan atau diregangkan. Selain itu massa juga tidak dapat dibentuk dengan tekanan konvensional, dikarenakan tidak bisa lagi mengalir bebas pada cetakan

13) Kaku/keras (stiff)

14) Pada waktu yang lama, campuran akan menjadi kaku. Hal ini dikarenakan 15) terjadinya penguapan lebih lanjut dari monomer yang tidak bereaksi.

Secara klinis, adukan nampak kering dan tahan terhadap deformasi secara mekanik.

Waktu pembentukan adonan menurut spesifikasi ADA NO.12 untuk resin basis akrilik protesa menyebutkan bahwa konsistensi ini diperoleh kurang dari 40 menit sejak mulai proses pengadukan. Waktu kerja dapat didefinisikan waktu bahan basis akrilik protesa tetap berada dalam tahap menyerupai adonan. Spesifikasi ADA No. 12 mempersyaratkan adonan tetap dapat dibentuk sedikitnya selama 5 menit. (Anusavice et al., 2013)

Kemudian ada beberapa proses dan penjelasannya pada pembuatan lempeng gigit sebagai berikut :

- Pada pembuatan denture outline bertujuan untuk mengetahui batas plat akrilik yang akan dikerjakan. Lempeng gigit dibuat sesuai dengan denture outline. Lempeng dan galengan gigit dibuat menggunakan lembaran malam merah (modelling wax).

- Penanaman dalam kuvet adalah melepaskan model kerja dari artikulator. Kemudian model tersebut ditanam di dalam kuvet. Gigi tiruan malam beserta modelnya

diletakkan pada adonan gips lunak pada kuvet bagian bawah Setelah itu, ditutup

(7)

dengan kuvet lawan dan diisi dengan adonan gips lunak lagi sampai penuh kemudian ditekan dengan hand press.

- Pengisian akrilik (packing) Langkah persiapannya yaitu mould diulasi menggunakan kuas dengan cairan Could Mould Seal (CMS) satu arah. Cairan tersebut akan kering dan segera melekat pada gips. Metode packing yang digunakan adalah wet method yaitu mencampurkan monomer dan polimer dengan perbandingan takaran sesuai aturan pabrik di luar mould space menggunakan mixing jar sehingga mencapai tahap dough stage.

- Dough stage adalah saat konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak melekat lagi.

Kemudian adonan akrilik dimasukkan ke dalam mould space pada kuvet bagian atas dan bawah. Cellophane basah diletakkan diantara kuvet atas dan kuvet bawah, press dengan menggunakan bench press (pres meja) sebanyak dua kali. Bersihkan sisa-sisa adonan akrilik yang terdapat di luar mould space dengan scapel. Selanjutnya,

dilakukan proses curing yaitu dengan cara merebus bahan akrilik (heat curing) dalam air dari keadaan dingin hingga mendidih selama satu jam. Setelah satu jam, kuvet diangkat dan didiamkan hingga mencapai suhu ruangan.

- Deflasking tahap selanjutnya adalah deflasking. Tahap ini merupakan tahap

melepaskan model kerja dari kuvet, dimulai dengan memisahkan kuvet bagian atas dan bawah. Kemudian gips yang menutupi gigi tiruan dipotong menjadi 6 bagian, dilepas dengan pisau gips sampai gigi tiruan pada model bersih dari gips yang menutupinya (Stananought, 1978). Setelah gips putih yang menutupi model dibuka, tampak gigi tiruan kasar masih melekat pada model kerja. Hasil akhir packing resin akrilik yang maksimal adalah resin akrilik yang halus, rata, mengkilat, tidak porus, dan ukurannya sesuai dengan denture outline

- Finishing dan polishing Setelah dilakukan deflasking, tahap selanjutnya adalah finishing dan polishing. Pada tahap finishing yang dilakukan adalah merapikan dan membuang kelebihan akrilik pada tepi gigi tiruan. Adapun tahap polishing merupakan tahap terakhir dari pembuatan gigi tiruan. Pemulasan pendahuluan dilakukan

menggunakan cone dan pumice dilanjutkan menggunakan brush hitam dengan cara mencampurkan pumice dengan air untuk menghindari terjadinya panas. Pulas akhir dilakukan menggunakan brush putih dengan cara mencampurkan kryte dengan air.

- Pemulasan dilakukan tanpa tekanan sampai gigi tiruan tampak halus dan mengkilap tanpa ada guratan. Polishing termasuk ke dalam tahap yang sangat penting, karena gigi tiruan yang terbuat dari resin akrilik apabila tidak dipoles dengan halus dan mengkilap akan menyebabkan plak menempel pada gigi tiruan, karena tujuan dari polishing ini yaitu agar sisa-sisa makanan tidak mudah menempel pada gigi tiruan yang menjadikan gigi tiruan tidak higienis dan mudah berubah warna juga berbau (Ajithan et al., 2021)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lempen gigit adalah porositasnya karena resin

merupakan konduktor panas yang amat buruk, panas yang dihasilkan dalam segmen yang tebal tidak dapat dikeluarkan. Sebagai hasilnya puncak temperatur resin ini meningkat melebihi titik didih monomer. Sebaliknya, ini menyebabkan mendidihnya monomer yang tidak bereaksi serta menghasilkan porus di dalam basis resin akrilik yang diproses.Perubahan warna lempeng dan prositas akrilik dapat disebabkan oleh karena kemampuan penyerapan cairan pada bahan dan penyerapan cairan pada bahan dan lingkungan sekitar tempat anasir gigi tiruan, sehingga zat yang terserap dapat bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik.

(8)

Lempeng resin akrilik biasanya digunakan untuk landasan/basis gigi tiruan lepasan. Basis gigi tiruan berfungsi untuk mendistribusikan beban pengunyahan. Sifat yang harus dimiliki pada basis gigi tiruan harus memliki sifat mekanik yang baik karena dengan sifat mekanik yang baik akan mengurangi resiko terjadinya fraktur akibat beban pengunyahan. Untuk mendapatkan sifat basis gigi tiruan yang baik salah satu diantaranya basis gigi tiruan harus memiliki ketebalan cukup dan tidak berpori.

Material ini dipakai sebagai basis gigi tiruan karena mempunyai kualitas dan estetika yang dibutuhkan, murah dan mudah dikerjakan walaupun tidak ideal dalam semua aspek. Resin akrilik dapat dibuat dengan proses polimerisasi adisi radikal bebas, melalui tahap aktivasi, inisisasi, propagasi, dan terminasi. Resin akrilik berdasarkan cara aktivasi dapat dibagi menjadi resin akrilik polimerisasi panas (penggodokan), polimerisasi kmiawi, polimerisasi gelombang mikro, dan polimerisasi sinar tampak.

BAB IV PENUTUP

 Kesimpulan

Dalam skill lab ini kami melakukan aplikasi resin akrilik untuk pembuatan lempeng gigit , kali ini menggunakan heat cured. Resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured acrylic resin) merupakan material yang saat ini sering digunakan untuk membuat basis gigi tiruan resin akrilik. Proses polimerisasinya menggunakan pemanasan air di dalam waterbath. Selain itu juga bisa dengan menggunakan oven gelombang mikro (Anusavice, 2003).

Pada pratikum ini dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi porositas pada lempeng gigit. Salah satunya disebabkan oleh overheating atau bisa disebabkan oleh tekanan selama proses pembuatan dan terkena udara. Porositas ini dapat mempengaruhi stabilitas warna dari resin akrilik.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J. (2010). Textbook Philips Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi, Edisi 10.

Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

Mc Cabe, J.F., & Walls, A.W.G. (2017). Textbook Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 9.

Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

Prabowo, H., Wahyuningtyas, E., Sugiatno, E., & Kusuma, H. A. Gigi tiruan sebagian lepasan immediate sebagai solusi estetik pencabutan gigi anterior.

MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)(Clinical Dental Journal) UGM, 5(1), 6-11.

Yuliati, A. (2015). Viabilitas sel fibroblas BHK-21 pada permukaan resin akrilik rapid heat cured. Majalah Kedokteran Gigi.(Dent. J.), 38(2), 72-68.

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dari bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dibagi menjadi 4 kelompok masing- masing 6 sampel untuk kelompok kontrol yaitu sampel yang tidak direndam,

Manfaat pada penelitian ini untuk meng kaji campuran kitosan dengan resin akrilik sebagai bahan gigi tiruan yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans..

Apakah ada perubahan warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan dengan siklus yang berbeda (5,

Penambahan kitosan molekul tinggi dalam bentuk nano gel dengan persentase yang berbeda yaitu 0.25%, 0.50%, 0.75%, 1.0% dan 1.5% pada bahan basis gigi tiruan resin

Implikasi klinis dari penelitian ini adalah, penambahan E-glass fiber 1% dan 1,5% pada bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dapat meningkatkan sifat

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penelitian ini adalah terjadi perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik yang direndam dalam larutan ekstrak

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak Graptophyllum pictum terhadap pertumbuhan Candida albicans pada plat gigi tiruan resin akrilik maka dapat diambil kesimpulan

Hasil perhitungan pertumbuhan candida albicans pada plat dasar gigi tiruan resin akrilik setelah direndam ekstrak daun dewa dengan konsentrasi 2,5%, 5% dan 10% ditunjukkan pada