• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Warna Pada Heat Cured Akrilik Resin Yang Direndam Dalam Larutan Obat Kumur Povidone Iodine 1%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Warna Pada Heat Cured Akrilik Resin Yang Direndam Dalam Larutan Obat Kumur Povidone Iodine 1%"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN WARNA PADA

HEAT CURED

AKRILIK RESIN

YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN OBAT KUMUR

POVIDONE IODINE 1%

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

APRILIA JEWITA PUTRI NIM : 080600024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran Gigi

Tahun 2012

Aprilia Jewita Putri

Perubahan Warna Pada Heat Cured Akrilik Resin Yang Direndam Dalam

Larutan Obat Kumur Povidone Iodine 1%

xii + 39 halaman

(3)

UV-Visible spectrofotometer untuk melihat perubahan warnanya dan setelah itu dibandingkan hasilnya dengan menggunakan analisa uji ANOVA satu arah untuk melihat hubungan antar kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata absorbansi pada kelompok kontrol sampel yang tidak direndam (A) adalah 0,344950 ± 0,0003391. Pada sampel yang direndam selama 1 hari (B) adalah 0,335000 ± 0,0062744, sampel yang direndam selama 2 hari (C) adalah 0,329700 ± 0,0042308 dan sampel yang direndam selama 3 hari (D) adalah 0,323250 ± 0,0044689.

Berdasarkan hasil uji ANOVA satu arah terlihat bahwa pada α = 0,05 perubahan

intensitas warna pada kelompok sampel yang direndam selama 3 hari (D) berbeda secara signifikan (p<0,05) dari kelompok A, B dan C. Dari pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% akan menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik tersebut.

(4)

PERUBAHAN WARNA PADA

HEAT CURED

AKRILIK RESIN

YANG DIRENDAM DALAM LARUTAN OBAT KUMUR

POVIDONE IODINE

1%

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

APRILIA JEWITA PUTRI NIM : 080600024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 31 Juli 2012

Pembimbing : Tanda Tangan

Lasminda Syafiar, drg., M.Kes

(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 31 Juli 2012

TIM PENGUJI

KETUA : Lasminda Syafiar, drg., M.Kes ANGGOTA : 1. Sumadhi, drg., Ph.D

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg. C.Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Lasminda Syafiar, drg. M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Material dan Kodokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. H. Sumadhi, drg. Ph.D dan Rusfian, drg. M.Kes selaku dosen penguji skripsi. 4. Seluruh staf di Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, atas kesediaannya menerima penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen IMTKG FKG USU.

5. Mimi Mariana Lubis, drg. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(8)

7. Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. ; Aulia Sumantri S. Farm selaku Pengelola Bagian Laboratorium Kimia Farmasi USU atas bantuannya selama penulis melaksanakan penelitian.

8. Drs. Abdul Jalil AA, M.Kes, selaku Pembantu Dekan I FKM USU, atas bantuannya dalam analisis statistik.

9. Drs. Moch. Agus Zaenuri selaku instruksi di Unit Uji Laboratorium Mesin Politeknik Medan atas bantuannya selama penulis melakukan penelitian.

10.Teman-teman terbaik penulis, Wiriananta Putra, Nabila, Putel, Dara, Dian, Chessa, Charissa, Betari, Yudha dan seluruh rekan mahasiswa stambuk 2008, yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala kebersamaan yang telah kita lewati.

Semoga segala kebaikan yang pernah mereka berikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat serta bagi FKG-USU.

Medan, 31 Juli 2012 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Hipotesis Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Resin Akrilik ... 5

2.3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Warna ... 11

2.4. Alat Pengukur Warna Spektrophotometer ... 12

2.4.1. Defenisi Spektrophotometer ... 12

2.4.2. Spektrophotometer UV-Visible ... 12

(10)

2.5.1. Kandungan Obat Kumur Povidone Iodine 1% ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 14

3.5.4. Variabel Tidak Terkendali ... 16

3.5.5. Defenisi Operasional ... 16

3.6. Alat dan Bahan Penelitian ... 17

3.6.1. Alat Penelitian ... 17

3.6.2. Bahan Penelitian ... 20

3.7. Cara Penelitian ... 21

3.7.1. Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian ... 21

3.7.2. Penyelesaian Akhir dan Pemolisan ... 26

3.7.3. Perendaman Sampel pada Larutan Obat Kumur Povidone Iodine 1% ... 28

3.7.4. Pengukuran Stabilitas Warna ... 29

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rumus struktur resin akrilik ... 5

2. Reaksi polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas ... 7

3. Sampel ... 14

11. UV-Visible Spectrophotometer ... 20

12. Pengadukan adonan gips dengan spatula ... 21

13. Adonan gips dituang dan dituang kedalam kuvet bawah ... 22

14. Wax diletakkan pada gips yang mulai mengeras ... 22

15. Adonan gips dituang ke dalam kuvet atas ... 23

16. Pengadukan polimer dan monomer sampai mencapai dough stage ... 23

17. Mould diisi dengan adonan resin akrilik ... 24

18. Plastik selopan diletakkan antara kuvet atas dan bawah ... 24

19. Pengepresan dengan menggunakan press hidrolik ... 25

20. Kuvet dibuka kembali dan kelebihan akrilik dipotong dengan menggunakan lekron ... 25

21. Kuvet yang telah selesai di-press dan dipasangkan baut ... 26

22. Proses kuring resin akrilik... 26

23. Sampel resin akrilik diratakan dengan menggunakan bur fraser ... 27

24. Sampel resin akrilik dirapikan dengan menggunakan rotary grinder ... 27

(12)

26. Permukaan sampel resin resin akrilik dikilatkan dengan menggunakan emery ... 27 27. Sampel yang tidak direndam (kiri) dan sampel yang direndam dalam

Larutan obat kumur povidone iodine 1% ... 28 28. Penyimpanan sampel perendaman dalam inkubator pada suhu 370 C ... 28 29. Sampel yang tidak direndam (A), sampel yang direndam dalam larutan obat

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Nilai Absorbansi, Mean dan Standar Deviasi Resin Akrilik Polimerisasi

Panas sebagai Kontrol yaitu Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Tidak Direndam (A), Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam Selama 1 Hari (B), 2 Hari (C) dan 3 Hari (D) dalam Larutan Obat Kumur Povidone Iodine 1% dengan panjang Gelombang 552 nm ... 31 2. Nilai Absorbansi Resin Akrilik dengan Uji Anova Satu Arah ... 31

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan dasar basis gigi tiruan yang paling banyak dipakai adalah resin akrilik polimetil metakrilat jenis heat cured. Bahan basis gigi tiruan yang ideal harus memiliki ciri-ciri fisikal yang sesuai. Beberapa ciri-ciri tersebut antara lain biokompatibilitas, estetik yang baik, radiopak dan mudah diperbaiki. Basis gigi tiruan harus cukup kuat agar dapat berfungsi pada beban pengunyahan yang maksimal.1,2 Resin akrilik pada dasarnya cukup menunjang kondisi estetik suatu mahkota gigi tiruan akan tetapi resin akrilik mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu poreus, absorbsi air, mudah retak dan fraktur.3 Saat ini resin akrilik banyak digunakan secara umum untuk konstruksi gigi tiruan. Resin akrilik dipilih berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi, karakteristik penanganan, warna, dan biokompatibilitas dengan jaringan lunak mulut.4

Menurut aktivasinya, resin akrilik dapat dibagi 3 jenis yaitu resin akrilik polimerisasi panas, polimerisasi sinar dan swapolimerisasi.5,6 Resin akrilik polimetil metakrilat banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan karena tidak memiliki sifat toksik, estetik yang baik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, mudah dimanipulasi, mudah diperbaiki dan perubahan dimensinya kecil.7

Stabilitas warna merupakan karakteristik klinis yang sangat penting pada bahan restorasi gigi dan bahan basis gigi tiruan.8 Perubahan warna ini dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah perubahan kimia pada bahan itu sendiri yaitu proses polimerisasi tidak sempurna sedangkan faktor ekstrinsik adalah stain akibat absorpsi bahan pewarna dari sumber-sumber eksogen seperti teh, kopi, minuman ringan, nikotin dan larutan kumur. Kedua faktor ini menyebabkan terjadinya reaksi kimia-fisik pada bahan resin. Ikatan reaksi kimia-fisik yang terjadi adalah penyerapan perlekatan partikel zat warna pada permukaan resin

(16)

dan penyerapan perlekatan yang masuk ke bagian dalam melalui porositas.9,10 Konsentrasi dan lama paparan bahan stain dalam minuman dapat mempengaruhi pigmentasi resin. Selain itu perubahan warna bisa dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah kebersihan mulut, penyerapan air dan proses polimerisasi yang tidak sempurna.11

Pada tahun 2003, Yu-lin Lai melakukan penelitian stabilitas warna empat jenis

material polimer: nilon, silikon, dan dua jenis polimetil metakrilat yang direndam dalam air,

larutan kopi dan teh, hasilnya menunjukkan bahwa pada bahan-bahan tersebut tidak terjadi

perubahan warna yang signifikan. Serta pada tahun 2008, Khronghatai Kortrakulkji telah

melakukan penelitian mengenai perubahan warna terhadap tiga jenis basis resin, dan

hasilnya menunjukkan tidak adanya perubahan warna pada bahan basis gigi tiruan setelah

direndam dalam larutan polident.10 Menurut penelitian Temel Koksal dan Idil Dikbas (2006),

terdapat perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik setelah direndam dalam

minuman kopi, teh dan minuman kola.8

(17)

Karena masih banyak masyarakat awam yang belum paham tentang akibat dari pemakaian obat kumur dalam jangka waktu yang panjang. Diantara sekian banyak pemakai obat kumur tentu banyak pula yang menggunakan gigi tiruan dengan bahan resin akrilik.

Bahan resin akrilik mempunyai salah satu sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu, dengan mekanisme penyerapan melalui difusi air sesuai hukum difusi. Terjadinya penyerapan zat warna cairan dalam resin akrilik merupakan salah satu faktor penyebab perubahan warna pada resin akrilik. Bahan kimia seperti alkohol, kloroform, dan zat warna buatan atau asli, dan karbonat dapat menyebabkan perubahan warna pada akrilik.7

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, diperoleh rumusan masalah yaitu :

Apakah ada perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1%.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui perubahan warna pada resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1%.

1.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

(18)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai usaha untuk dapat memperbaiki kelemahan sifat bahan kedokteran gigi.

2. Sebagai usaha untuk dapat menghasilkan bahan basis gigi tiruan yang lebih baik

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Resin Akrilik

Hingga saat ini resin akrilik masih sering digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan karena memenuhi beberapa kriteria sebagai bahan yang ideal untuk basis gigi tiruan. Resin akrilik dipakai karena bahan ini memiliki sifat yang menguntungkan, yaitu estetika terpenuhi, warna dan tekstur mirip dengan gingiva sehingga estetika di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah dan perubahan dimensi kecil.3,5

Resin sudah begitu luas digunakan sebagai pembuat basis gigi tiruan, restorasi gigi (resin komposit), peralatan ortodonsia dan pedodonsia, mahkota dan jembatan (resin akrilik atau resin komposit), protesa maksilofasial, dai lepasan, pelindung mulut untuk atlet, sendok cetak, dan sebagai splin.5,14

2.1.1 Pengertian Resin Akrilik

Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya.1

H CH3 C = = C

H C == O O CH3

Gambar 1. Rumus struktur resin akrilik

(20)

Berdasarkan pengelompokannya, ada dua kelompok resin akrilik dalam kedokteran gigi. Kelompok pertama adalah turunan asam akrilik, CH2+CHCOOH dan kelompok lain dari asam metakrilik CH2=C(CH3)COOH.1,5

2.1.2 Jenis Resin Akrilik

Resin akrilik dibedakan atas tiga jenis yaitu heat cured acrylic resin, visible light cured acrylic resin, dan cold cure acrylic resin. Heat cured acrylic resin adalah resin akrilik yang memerlukan energi panas untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dengan menggunakan perendaman air di dalam waterbath, jenis resin akrilik panas lain menggunakan proses polimerisasi dengan gelombang mikro. Visible light cured acrylic resin adalah resin akrilik yang diaktifkan dengan sinar yang terlihat oleh mata. Cold cure acrylic resin adalah resin akrilik yang diaktifkan suatu bahan kimia lain yang ditambahkan pada monomer yaitu tertiary amine misalnya dumethyl – p – Toluidine (CH3C6H4N(CH3). Bahan ini dikenal sebagai aktivator. Setelah polimer dicampur dengan polimer, aktivator akan bereaksi dengan inisiator membentuk radikal bebas dan polimerisasi mulai terjadi pada termperatur kamar. 1

2.2.Resin Akrilik Polimerisasi Panas

2.2.1.Komposisi

Komposisi bahan resin akrilik heat-cured pada dasarnya terdiri dari bubuk dan cairan.5,14,15,16 Bubuknya ini memiliki sifat transparan, sewarna gigi, atau berwarna pink untuk menyerupai warna gingiva. Cairannya tersedia dalam botol kecoklatan untuk mencegah premature polymerization yang disebabkan cahaya atau radiasi ultraviolet pada saat penyimpanan.1,5,14,16

Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas : 1,5,10,14,16 1. Bubuk, terdiri dari :

(21)

Zat warna : merkuri sulfit atau cadmium sulfit, atau pewarna organik 2. Cairan

Monomer : metil metakrilat

Agen Cross-linked : etilenglikol dimetilmetakrilat (1-2%) Inhibitor : hidrokuinon (0,006%)

2.2.2 Reaksi Polimerisasi

Proses polimerisasi dapat dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara ringkas reaksinya seperti berikut :

Bubuk (polimer) + Cairan (monomer) + Panas (eksternal) Polimer + Panas (reaksi).1,5

(22)

2.2.3. Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan monomer biasanya 3:1 berdasarkan volumenya atau 2:1 berdasarkan berat. Setelah bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan yang tepat, adonan atau campuran akrilik akan mengalami 4 tahap yaitu : 1,5

a. Tahap pertama : tahap basah, seperti pasir (wet sand stage)

b. Tahap kedua : tahap lengket dan berserabut bila ditarik (tacky fibrous) selama polimer mulai larut dalam monomer (sticky stage).

c. Tahap ketiga : tahap lembut, seperti adonan yang halus, homogen dan liat. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mould. (dough/gel stage).

d. Tahap keempat : tahap kaku seperti karet (rubbery-hard stage)

2.2.4 Sifat-Sifat

Sifat-sifat fisik basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas : 1,4,7,10,16,17 1. Pengerutan

Kepadatan massa bahan akan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3 ketika monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli(metilmetakrilat). Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya, pengerutan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.1,4

2. Perubahan Dimensi

(23)

3. Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas termal yang rendah yaitu 0,0006 (°C/cm).17

4. Solubilitas

Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.5,17

5. Penyerapan Air

Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka waktu tertentu.7 Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,69 mg/cm2. Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Umumnya, basis gigi tiruan memerlukan periode 17 hari untuk menjadi jenuh dengan air.1

6. Porositas

(24)

Macam-macam porositas menurut Philips4 :

a. Shrinkage porosity : Kelihatan seperti gelembung yang tidak beraturan dan bisa terdapat diseluruh massa resin akrilik, didalam ataupun dipermukaan gigi tiruan. Hal ini disebabkan karena mould yang tidak terisi adonan dengan penuh atau apabila pada proses curing adonan tidak menerima tekanan yang cukup.

b. Gaseus porosity/ Internal porosity : Gelembung kecil halus yang biasanya terdapat pada bagian yang tebal dan bagian yang jauh dari sumber panas, disebabkan karena massa akrilik yang belum berpolimerisasi. Secara tiba-tiba dimasukkan dalam air mendidih dan suhu bisa naik sampai 100,30C (titik didih monomer) dan menyebabkan monomer yang menguap tidak bisa keluar udaranya sehingga terjadi pembentukan gelembung.

7. Stabilitas Warna

Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Yu-lin Lai, dkk (2003) mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon, silikon serta dua jenis resin akrilik dan menemukan bahwa resin akrilik menunjukkan nilai diskolorisasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.10

2.3. Stabilitas Warna

(25)

2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna

Perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan lamanya kontak antara bahan. Semakin luas ukuran sampel maka semakin besar perubahan fisik pada bahan tersebut dapat terjadi. Mikroporositas menentukan terjadinya penempelan partikel warna daerah yang poreus. Semakin banyak porositas maka akumulasi dari zat warna yang terabsorbsi melalui proses difusi juga akan semakin banyak.1,19 Lama kontak antara bahan resin dan zat berwarna mempengaruhi perubahan warna, hal ini karena semakin lama bahan resin direndam maka semakin besar perubahan warna yang terjadi.19,20

Selain itu, stabilitas warna dan kekasaran permukaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lain. Ini karena kekasaran permukaan akan mempengaruhi retensi plak dan akumulasi stain pada bahan restorasi. Makin kasar sesuatu permukaan maka semakin mudah akumulasi stain dan akhirnya menyebabkan perubahan warna pada bahan restorasi.

Perubahan warna pada basis gigi tiruan dapat disebabkan oleh dua faktor lain yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

2.3.1.1 Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah penambahan bahan penguat pada basis gigi tiruan yaitu serat juga menyebabkan perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik.10,20

2.3.1.2 Faktor Ekstrinsik

(26)

melalui porositas.9 Konsentrasi dan lama paparan bahan stain dalam minuman dapat mempengaruhi pigmentasi resin.

2.4Alat Pengukur Warna Spectrophotometer

2.4.1 Defenisi Spectrophotometer

Alat-alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dan panjang gelombang cahaya diantaranya adalah colorimeter, spectrophotometer, densitometer dan photometer.21 Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dan panjang gelombang tertentu dan fotometer mengukur intensitas sinar suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk sampel serta blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dengan blanko tersebut.22

Spektrofotometer UV-Visible adalah alat yang umum digunakan di laboratorium kimia. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Visible didasarkan pada fenomena penyerapan sinar spesi kimia tertentu di daerah ultra lembayung (ultraviolet) dan sinar tampak (visible).23

Jenis-jenis spektrofotometer dibagi menjadi tiga jenis pencahayaan, yaitu spektrofototmetri visible, spektrofotometri UV (ultraviolet), spektrofotometri UV-Visible.22 Pada penelitian ini digunakan sumber pencahayaan spektrofotometer Visible.

2.4.2 Spektrofotometer Visible

(27)

hijau, atau apapun. Selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).22

2.5 Obat Kumur Povidone Iodine 1%

Povidone iodine 1% merupakan obat kumur sehari-hari yang mengeluarkan zat bewarna coklat kemerah-merahan. Pada dasarnya, povidone iodine 1% ini merupakan iodine kompleks yang berfungsi sebagai antiseptik. Ia mampu membunuh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dan spora bakteri di rongga mulut. Agen ini berguna untuk terapi infeksi yang berkaitan dengan makhluk-makhluk renik tersebut. Selain sebagai obat kumur yang digunakan setelah gosok gigi, povidone iodine 1% digunakan untuk mengatasi flu, radang tenggorokan, sariawan, gusi bengkak, dan bau mulut.24

2.5.1 Kandungan Obat Kumur Povidone Iodine 1%

(28)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian : Eksperimental laboratoris

3.2 Desain Penelitian : Post Test Only Control Group Desain 3.3 Sampel dan Besar Sampel

3.3.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik polimerisasi panas berbentuk persegi dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm.26

Gambar 3. Sampel

3.3.2 Besar Sampel Penelitian

Pada penelitian ini jumlah sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus Frederer sebagai berikut :27

(t - 1) (r - 1) ≥ 15 Keterangan :

t : Jumlah perlakuan r : Jumlah ulangan

Dalam rumus ini akan digunakan t = 4 karena menggunakan 4 kelompok perlakuan, maka jumlah sampel (n) minimal tiap kelompok ditentukan sebagai berikut :

(t - 1) (r - 1) ≥ 15 (4 - 1) (r - 1) ≥ 15 r ≥ 6 Maka N = 24 sampel (untuk 4 kelompok)

1,5 mm 10 mm

(29)

3.3.3. Kriteria Sampel

1. Inklusi : resin akrilik polimerisasi panas yang tidak mengalami porositas. 2. Eksklusi : resin akrilik polimerisasi panas yang mengalami porositas.

3.4.Tempat dan Waktu penelitian

3.4.1. Tempat Pembuatan Sampel

1. Laboratorium Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran FKG USU 2. Laboratorium Metalurgy Politeknik Negeri Medan

3.4.2. Tempat Pengujian Sampel

Laboratorium Kimia Fakultas Farmasi USU

3.4.3. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April 2012 sampai Mei 2012

3.5.Variabel Penelitian

3.5.1.Variabel Bebas

Lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam larutan obat kumur povidone iodine 1%.

3.5.2.Variabel Terikat

Perubahan warna resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1%.

3.5.3.Variabel Terkendali

1. Ukuran sampel

2. P/W ratio polimer dan monomer resin akrilik polimerisasi panas 3. Jenis resin akrilik polimerisasi panas

4. Jenis gips putih

(30)

6. Suhu dan waktu kuring 7. Tekanan pengepresan 8. Teknik pemolesan

9. Larutan obat kumur povidone iodine 1% 10. Lama perendaman

11. Suhu perendaman

3.5.4. Variabel tidak terkendali

1. Waktu pengadukan gips 2. Kecepatan pengadukan gips

3.5.5.Definisi Operasional

1. Model plat adalah bahan berbasis wax yang dipotong dari wax lembaran menjadi ukuran 20 x 10 x1,5 mm.

2. Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan resin akrilik yang terdiri atas polimer dan monomer yang setelah pencampuran dan pemanasan membentuk suatu bahan padat yang kaku.

3. Stabilitas warna adalah kemampuan suatu bahan mempertahankan warna atau perubahan sedikit warna dari warna asalnya. Lebih sedikit perubahan terjadi maka makin baik stabilitas warna bahan tersebut.

4. Gips putih adalah bahan tambahan atau penunjang dalam penanaman model plat dari wax dalam pembentukan mold.

(31)

3.6. Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1.Alat Penelitian

3.6.1.1. Alat yang Digunakan untuk Menghasilkan dan Merendam Sampel

1. Kuvet (Smic, China)

2. Timbangan digital (CE Cy-ES 200)

Gambar 4. Kuvet (kiri) dan timbangan digital (kanan)

3. Rubber bowl dan spatula

Gambar 5. Rubber bowl (kiri) dan spatula (kanan)

(32)

Gambar 6. Waterbath (kiri) dan Straight handpiece (kanan) 6. Pres Hidrolik (OL 57 Manfredy, Italy)

Gambar 7. Press Hidrolik 7. Mata bur fraser

(33)

Gambar 8. Mata bur fraser (kiri) dan mata bur white stone (kanan) 9. Lekron

10. Pot akrilik

Gambar 9. Lekron (kiri) dan pot akrilik (kanan

)

11. Rotary Grinder (Metaserv)

12. Inkubator

(34)

13. Becker Glass 14. Masker 15. Wadah 16. Alas 17. Stopwatch 18. Tisu 19. Pot sampel 20. Spuit (10 ml)

3.6.1.2. Alat yang Digunakan untuk Menguji Sampel

Alat UV-Visible Spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240)

Gambar 11.UV-Visible Spectrophotometer

3.6.2.Bahan Penelitian

1. Resin akrilik polimerisasi panas (QC 20, England) 2. Wax (anchor)

3. Obat kumur povidone iodine 1% (330 ml) 4. Plaster of paris (Moldano, China)

5. Vaselin

6. Plastik Selopan (QC 20, England)

(35)

8. Cold mould seal sebagai bahan separasi (QC, England) 9. Xylene

10. Emery

3.7. Cara Penelitian

3.7.1 Persiapan Pembuatan Sampel Penelitian

1. Pembuatan Mould

a. Pembuatan sampel wax sebagai model induk dengan ukuran 20 x 10 x 1,5 mm3 sebanyak 24 buah.25

b. Membuat adonan gips putih, perbandingan gips putih dengan air untuk kuvet bawah adalah 300 gram : 90 ml.10

c. Adonan diaduk dengan spatula

Gambar 12. Pengadukan adonan gips dengan spatula

(36)

Gambar 13. Adonan gips dituang kedalam kuvet

e. Wax diletakkan pada adonan gips putih yang akan mulai mengeras yang ada di dalam kuvet.

Gambar 14. Wax diletakkan pada gips yang mulai mengeras

f. Diamkan sampai gips putih mengeras selama 30 menit.

(37)

Gambar 15. Adonan gips dituang kedalam kuvet atas

h. Setelah gips putih mengeras, pembuangan wax dilakukan dengan cara merendam kuvet di dalam air panas sehingga wax meleleh, kemudian kuvet dibuka dan wax yang masih tertinggal dibuang dengan cara pengecoran dengan air panas.

i. Setelah kering olesi dengan cold mould seal.

2. Pengisian Resin Akrilik Polimerisasi Panas pada Mould

a. Polimer dan monomer diaduk dalam pot akrilik dengan perbandingan 9 gr : 3,6 ml sehingga adonan mencapai dough stage.

Gambar 16. Pengadukan polimer dan monomer sampai

(38)

b. Mould yang telah diolesi separator diisi penuh dengan adonan resin akrilik.

Gambar 17. Mould diisi dengan adonan resin akrilik

c. Plastik selopan diletakkan di antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup dan ditekan perlahan dengan pres hidrolik dengan tekanan 1000 psi

(39)

Gambar 19.Pengepresan dengan menggunakan Press Hidrolik

d. Kuvet dibuka kembali dan kelebihan akrilik dipotong dengan menggunakan lecron, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan kedua dengan tekanan 2200 psi, kemudian pemberian tekanan dilanjutkan sampai sebagian besar kuvet berkontak rapat satu sama lain lalu baut dipasang.

(40)

Gambar 21. Kuvet yang telah selesai di-press dan dipasangkan baut

3. Kuring

Kuvet direndam kedalam waterbath yang berisi air dengan suhu kamar dipanaskan sampai 700C selama 90 menit setelah itu dimasukkan hingga sampai 1000C dan dipertahankan selama 30 menit. Lalu kuvet dibiarkan dingin pada suhu kamar.10

Gambar 22. Proses kuring resin akrilik

3.7.2 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan

1. Sampel dikeluarkan dari kuvet lalu dirapikan untuk menghilangkan bagian yang tajam dengan menggunakan bur fraser.

(41)

3. Permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan bur white stone dilanjutkan dengan menggunakan kertas pasir waterproof di bawah air hingga dihasilkan permukaan yang benar-benar rata dan halus.

4. Pemolisan sampel dilakukan dengan menggunakan emery.

5. Setelah itu, semua sampel dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran.

Gambar 23.Sampel resin akrilik Gambar 24. Sampel resin akrilik

diratakan dengan dirapikan dengan

menggunakan menggunakan

bur fraser rotary grinder

Gambar 25. Permukaan sampel resin Gambar 26. Permukaan sampel resin

akrilik dihaluskan dengan akrilik dikilatkan

(42)

3.7.3 Perendaman Sampel pada Larutan Obat Kumur Povidone Iodine 1%

1. Sampel dari bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dibagi menjadi 4 kelompok masing- masing 6 sampel untuk kelompok kontrol yaitu sampel yang tidak direndam, 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 1 hari, 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 2 hari dan 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 3 hari dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari pada suhu 37°C.28

2. Sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan air kemudian diletakkan di atas tisu kering sehingga kering pada suhu kamar.

3. Selanjutnya sampel siap untuk diuji stabilitas warnanya.

Gambar 27. Sampel yang tidak direndam (kiri) dan sampel yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1%

(43)

3.7.4 Pengukuran Stabilitas Warna

1. Pengukuran stabilitas warna dilakukan dengan menggunakan alat UV-Visible spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240).

2. Pengukuran dilakukan pada sampel sebelum direndam dan sesudah direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1%.

3. Sampel digerus, dilarutkan ke dalam pelarut xylene dengan perbandingan sampel : pelarut yaitu 0,6 gr : 20 ml selanjutnya diletakkan pada alat pengukur untuk mengukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang 552 nm.

4. Alat UV-Visible Spectrophotometer akan membaca nilai absorbansi resin akrilik dengan menggunakan sumber pencahayaan Visible.

3.8. Analisis Data

(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Hasil pengukuran absorbansi warna pada seluruh sampel dapat dilihat pada tabel 1. Pengukuran absorbansi dilakukan pada sampel resin akrilik polimerisasi panas. Stabilitas warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas sebagai kontrol yaitu 6 sampel yang tidak direndam (A) menunjukkan nilai terbesar 0,3454 dan nilai terkecil 0,3445; 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 1 hari (B) menunjukkan nilai terbesar 0,3463 dan nilai terkecil 0,3307; 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 2 hari (C) menunjukkan nilai terbesar 0,3378 dan nilai terkecil 0,3254; dan 6 sampel untuk kelompok yang direndam selama 3 hari (D) menunjukkan nilai terbesar 0,3278 dan nilai terkecil 0,3173 dalam larutan obat kumur povidone iodine 1%. (Tabel 1)

A B C D

(45)

Tabel 1. Nilai Absorbansi, Mean dan Standar Deviasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas sebagai Kontrol yaitu Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Tidak Direndam (A), Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Direndam Selama 1 Hari (B), 2 Hari (C) dan 3 Hari (D) dalam Larutan Obat Kumur Povidone Iodine 1% dengan panjang Gelombang 552 nm.

No Sampel

Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D

1. 0,3448 0,3307 0,3277 0,3263

Tabel 2. Nilai Absorbansi Resin Akrilik dengan Uji Anova Satu Arah

Sum of

*Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) pada uji ANOVA satu arah.

(46)

Tabel 3. Signifikansi Nilai Absorbansi Resin Akrilik dengan Post Hoc Test (Tukey HSD)

Post Hoc Test (I) Group J (Group) Signifikan

Tukey HSD Tidak direndam Direndam 1 hari Direndam 2 hari Direndam 3 hari

0,004 0,000 0,000*

Keterangan :

*Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) dengan uji Tukey HSD resin akrilik yang direndam selama 3 hari

(47)

BAB 5

PEMBAHASAN

Pengukuran perubahan warna pada resin akrilik yang dilakukan pada penelitian ini dinyatakan dalam nilai absorbansi dengan panjang gelombang 552 nm. Semakin lama perendaman dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% menyebabkan warna resin akrilik polimerisasi panas semakin gelap sehingga perubahan warna semakin besar. Hal ini dapat terlihat pada nilai rerata yang semakin lama semakin menurun dengan bertambahnya lama perendaman.7 Penggunaan panjang gelombang ini didasarkan pada rentang panjang gelombang 380-750 nm.22 Dimana setelah dilakukan pengukuran panjang gelombang resin akrilik yang dilarutkan di dalam pelarut xylene, didapat panjang gelombang 552 nm.

Pada penelitian ini, terlihat tampilan visual resin akrilik yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% terlihat lebih gelap dibandingkan dengan resin akrilik yang tidak direndam.

Pada pengukuran intensitas warna resin akrilik polimerisasi panas dengan menggunakan alat UV-Visible Spectrophotometer (Shimadzu, UV mini 1240) diperoleh data nilai absorbansi sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1. Pada tabel 2 dapat dilihat nilai absorbansi untuk kelompok A adalah 0,344950 ± 0,0003391 , untuk kelompok B adalah 0,335000 ± 0,0062744, untuk kelompok C adalah 0,329700 ± 0,0042308 dan untuk kelompok D adalah 0,323250 ± 0,0044689. Dari uji ANOVA satu arah diperoleh p=0,0001 (p<0,05) pada kelompok D (sampel yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% selama 3 hari), hal ini menunjukkan bahwa lama resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% meningkatkan perubahan warna resin akrilik tersebut menjadi lebih gelap. Dari hasil uji ini terlihat bahwa makin lama waktu perendaman resin akrilik maka nilai absorbansi semakin menurun.

(48)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kelompok D mempunyai nilai absorbansi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok A, B, dan C. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan warna yang signifikan pada sampel yang direndam selama 3 hari dibandingkan dengan sampel yang tidak direndam dan dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% selama 1 hari dan 2 hari.

Perubahan warna yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ukuran sampel, mikroporositas sampel dan lamanya kontak antar bahan.1,19 Lama kontak antara resin dan larutan perendaman yang mengandung zat warna berbanding lurus dengan perubahan warnanya, artinya semakin lama suatu bahan itu direndam maka semakin tinggi perubahan warna yang terjadi diikuti ikatan fisik dan kimia antara zat warna dan resin.20 Hal ini karena kecendrungan kontak zat warna dari larutan juga akan semakin besar.18

Penurunan nilai absorbansi resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh banyaknya warna dari larutan obat kumur povidone iodine 1% yang diserap pada resin akrilik. Warna coklat yang terdapat di dalam larutan obat kumur ini adalah warna yang dihasilkan dari iodine dimana terjadi interaksi antara iodine dengan zat warna resin akrilik yaitu merkuri sulfit sehingga akan menghasilkan warna yang lebih gelap. Reaksi antara merkuri dengan warna coklat dari iodine ini akan membentuk endapan hitam sehingga akan mempengaruhi intensitas warna resin akrilik polimerisasi panas.13

Perubahan warna juga dapat terjadi karena faktor makanan dan minuman sehari-hari yang dikonsumsi oleh pemakai gigitiruan. Hal ini karena adanya akumulasi penempelan stain pada permukaan dan perlekatan partikel yang masuk ke bagian liang renik resin sehingga warna menjadi semakin gelap.7

(49)

menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan dari larutan polident terhadap stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas.10 Akan tetapi resin akrilik polimerisasi panas memiliki sifat porositas sehingga masih tetap mungkin terjadi penyerapan air yang dapat mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik. Porositas dapat disebabkan oleh pengadukan yang tidak tepat antara polimer dan monomer dan juga karena sisa monomer yang tidak berpolimerisasi sempurna dengan polimer. Hal ini karena tidak semua monomer akan bersatu dengan polimer, oleh karena itu monomer yang tersisa akan menguap dan menghasilkan porositas.1

Perubahan warna pada sampel resin akrilik polimerisasi panas dapat disebabkan oleh salah satu sifat resin akrilik polimerisasi panas yaitu menyerap air. Perubahan ini disebabkan oleh kemampuan menyerap cairan pada bahan dan lingkungan sekitar rongga mulut sehingga zat warna pada iodine yang terserap dapat bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik polimerisasi panas.7

Mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Masuknya cairan ke dalam resin melalui proses difusi diikuti oleh penyerapan substansi lain dari cairan tersebut seperti zat warna. Zat warna ini bersifat akumulatif terutama pada daerah yang terdapat porositas dan pada ruang-ruang kosong diantara matrik polimer. Akumulasi dari zat warna inilah yang menyebabkan perubahan fisik dari resin yaitu perubahan warna.1,18

(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian eksperimental laboratoris yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas setelah perendaman dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% selama 3 hari.

2. Semakin kecil nilai absorbansi maka semakin kecil intensitas warna resin akrilik dan sebaliknya.

3. Semakin lama perendaman resin akrilik polimerisasi panas dalam obat kumur povidone iodine 1% akan menyebabkan perubahan warna pada resin akrilik tersebut.

6.2 Saran

1. Diharapkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi stabilitas warna resin akrilik polimerisasi panas.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ. Phillips’ Science of dental materials. Trans. Johan Arief Budiman dan Susi Purwoko. 10thed., Jakarta : EGC, 2004 : 197-223.

2. Meng TR, Latta MA. Physical properties of four acrylic denture base resins. Journal of contemporary dental practice. 2005 ; 6(4).

3. Naini A, Soesetijo FX. Pengaruh lama perendaman lempeng akrilik dalam alkalin peroksida terhadap perubahan warna. IJD 2006; 13(1):43-46.

4. Philips RW. Skinner Science of dental materials. 8th ed. Skinners company, 1982 : 177-215.

5. Manappallil JJ. Basic dental materials. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P), 1998: 98-137.

6. Wilson HJ, Mansfield MA, Health JR, Spence D. Dental Material 8th ed. Oxford: Blackwell Scientific Publication, 1987 : 353-71.

7. David, Munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorheksidin. Maj ked gigi, 2005; 38(1) : 36-40.

8. Koksal T, dkk. Color stability of different denture teeth materials against various staining agents. J Dental Material 2008; 27(1): 139-144.

9. Celik C, Yuzugullu B, Erkut S, Yamanel K. Effect of mouth rinses on color stability of resin composites. Eur J dent 2008; 2: 247-53.

10.Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural strength of denture base materials. Thesis. Thailand: University of Mohidol, 2008: 1-73. 11.Joseps RM. Comparison of efficacy of hipoclorite with sodium perborate in the

removal of stain from heat cured clear acrrylic resin. J. Indian Prosthodont soc 2009; 9 (1): 6-12.

12.Prijantojo. Antiseptik sebagai obat kumur – Peranannya terhadap pembentukan plak gigi dan radang gusi <http: //www. Cermin Dunia Kedokteran..com> (Oktober 2011).

(52)

13.Shehla G. Vogel’s Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analisis. Alih bahasa: Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka. Edisi ke-5, Jakarta : Kalman Media Pustaka, 1990 : 216.

14.Craig RG, Powers JM, Wataha JC. Dental material: propeties and manipulation. 7th ed. India: Mosby, 2000:264.

15.Combe EC. Notes on dental materials. 5th ed., Manchester : Longmann Group Limited, 1986 : 255-67.

16.Mc Cabe JF. Anderson’s Applied Dental Materials. 6th ed. Edinburgh: Blackwell Scientific Publication, 1984: 83-91.

17.Ferracane JL. Materials in dentistry: prinsiples and application. 2nd ed. Philadelphia : Lippinchott Williams & Walkins, 2001 : 262-5.

18.Van Noort R. Introduction to dental materials.13th ed. London: Mosby.2007: 56-63, 216-25.

19.Aprilia, Rochyani L, Rahardiarto E. Pengaruh minuman kopi terhadap perubahan warna pada resin komposit. Indonesia journal of dentistry. 2007; 14(3): 164-170. 20.Prasetyo EA. Perubahan warna resin komposit hibrid setelah direndam dalam

minuman bewarna. Jurnal ilmu konservasi gigi.2008; 1(1):51-54.

21.Faltermeier A, Rosentritt M, Reicheneder C, Behr M. Discolouration of orthodontic adhhesives caused by food dyes and ultarviolet light. Eur J orthodont 2008; 30:89-93.

22.Hakiki R. Penentuan zat pereduksi gliserin dengan menggunakan spektrofotometer uv-visible. Karya ilmiah. Universitas Sumatera Utara, 2010 : 21-5.

23.Huda N. Pemeriksaan kinerja spektrofotometer uv-vis. Gbc 911a menggunakan pewarna tartrazine cl 19140. Sigma Epsilon 2001; 20-21: 15.

24.Gerai. Berkumur dengan Povidone iodine, cegah infeksi bakteri. <http: //www. majalah-farmacia.com> (Februari 2007).

(53)

26.Hersek, Nur, dkk. Color stability of denture base acrylic resins in three food colorant. J Prost Dent 1999; 81(4): 375-9.

27.Hanafiah IKA. Rancangan percobaan teori & aplikasi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta: 2003; 9.

(54)

Lampiran 1

Kerangka Konsep

Perubahan Warna Pada Heat Cured Akrilik Resin Yang Direndam Dalam Larutan Obat Kumur Pondone Iodine 1%

Resin Akrilik

Heat Curing Acrylic Resin

Pengertian Komposisi Sifat-Sifat Manipulasi Curing

Pengerutan

Perubahan Dimensi

Konduktivitas Termal

Solubiliti

Porositas

Penyerapan Air

Stabilitas Warna

Faktor Intrinsik

Faktor Ekstrinsik

Kopi Minuman Soda Obat Kumur Nikotin Teh

Perendaman

(55)

Lampiran 2

Penanaman plat malam pada kuvet bawah Pembuatan plat malam ukuran 20 x 10 x 1,5

3

Pengangkatan plat malam

Pengisian resin akrilik pada mould

Perendaman sampel dalam larutan obat kumur povidone iodine 1% Sampel Penelitian

Proses Akhir dan Pemolisan

Kuring di waterbath pada suhu 700C selama 90 menit kemudian temperatur dinaikkan menjadi 1000C selama 30 menit

Pengepresan kuvet dengan hidrolik press

Hasil

Pengukuran Stabilitas Warna

(56)

Lampiran 3

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnova Shapiro-W ilk

This is a lower bound of the true significance. *.

Lilliefors Significance Correction a.

Descriptives

Nilai Absorbansi Resin Akrilik

6 ,344950 ,0003391 ,0001384 ,344594 ,345306 ,3445 ,3454 6 ,335000 ,0062744 ,0025615 ,328415 ,341585 ,3307 ,3463 6 ,329700 ,0042308 ,0017272 ,325260 ,334140 ,3254 ,3378 6 ,323250 ,0044689 ,0018244 ,318560 ,327940 ,3173 ,3278 24 ,333225 ,0090939 ,0018563 ,329385 ,337065 ,3173 ,3463 Tdk direndam

Direndam 1 hari Direndam 2 hari Direndam 3 hari Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Absorbans i Resin Akrilik

4,751 3 20 ,012

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOV A

Nil ai A bsorbans i Resin Akri lik

,002 3 ,001 26,119 ,000

,000 20 ,000

(57)

Post Hoc Tests

Means Plots

Multiple Com pari sons

Dependent Variable: Nilai A bsorbansi Resin Akrilik Tukey HSD

,0099500* ,0025389 ,004 ,002844 ,017056

,0152500* ,0025389 ,000 ,008144 ,022356

,0217000* ,0025389 ,000 ,014594 ,028806

-,0099500* ,0025389 ,004 -,017056 -,002844

,0053000 ,0025389 ,191 -,001806 ,012406

,0117500* ,0025389 ,001 ,004644 ,018856

-,0152500* ,0025389 ,000 -,022356 -,008144

-,0053000 ,0025389 ,191 -,012406 ,001806

,0064500 ,0025389 ,084 -,000656 ,013556

-,0217000* ,0025389 ,000 -,028806 -,014594

-,0117500* ,0025389 ,001 -,018856 -,004644

-,0064500 ,0025389 ,084 -,013556 ,000656

(J) Hari Perendaman

(I-J) St d. E rror Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidenc e Interval

Gambar

Gambar                                                                                                              Halaman
Gambar 1. Rumus struktur resin akrilik
Gambar 2. Reaksi polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas
Gambar 3. Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini telah dibuat basis gigi tiruan dengan menggunakan resin akrilik polimerisasi panas dan resin akrilik swapolimerisasi dengan penambahan variasi serat

kekerasan pada resin akrilik setelah perendaman sampel dalam larutan cuka apel. yaitu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna pada lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang direndam di dalam ekstrak daun jambu biji 30%.. Sampel yang digunakan

6 Pengaruh perendamanbasis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak 45% terhadap jumlahCandida.

mengetahui kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam larutan cuka aren yang terbagi dalam konsentrasi kurang asam, asam, dan sangat

warna tertinggi pada permukaan sampel resin akrilik heat cured terdapat pada kelompok 4 yaitu kelompok sampel yang direndam dalam ekstrak daun tembakau 50% selama 32 hari,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna pada lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang direndam di dalam ekstrak daun jambu biji 30%.. Sampel yang digunakan

kopi dapat menyebabkan diskolorisasi bahan polimer seperti resin akrilik