• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS PERANCANGAN PONDASI TIANG PANCANG DIAMETER 60 CM PADA KONSTRUKSI JEMBATAN

N/A
N/A
Mohammad Aghil Al Zikra

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN TUGAS PERANCANGAN PONDASI TIANG PANCANG DIAMETER 60 CM PADA KONSTRUKSI JEMBATAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Batasan Masalah

Tujuan

Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA

Pondasi

Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah suatu bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang letaknya di bawah permukaan tanah, yang mempunyai fungsi memikul beban-beban dari bangunan lain. bagian bangunan di atasnya. Pondasi harus diperhatikan untuk menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban bangunan (beban isi bangunan), gaya luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Untuk menghindari kegagalan pondasi, maka pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang keras, padat dan cukup kuat dalam menopang beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.

Fondasi merupakan bagian struktur bangunan yang sangat penting. Karena mempunyai fungsi menopang bangunan di atasnya, maka proses konstruksinya harus memenuhi syarat-syarat utama sebagai berikut, yaitu cukup kuat menahan beban geser akibat beban vertikal ke bawah, mampu beradaptasi terhadap pergerakan tanah yang tidak stabil (gerakan tanah), tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca dan tahan terhadap pengaruh bahan kimia.

Pondasi Tiang Pancang

  • Tiang Pancang Kayu
  • Tiang Pancang Beton Pracetak
  • Tiang Pancang Baja

Kekuatan tariknya besar sehingga ketika diangkat untuk perakitan tidak menimbulkan kesulitan seperti tiang beton pracetak. Tiang pancang kayu lebih cocok untuk tiang gesek dibandingkan tiang bantalan ujung karena tekanannya relatif kecil. Karena tiang pancang ini harus selalu ditempatkan di bawah muka air tanah terendah agar dapat bertahan lama, jika letak muka air tanah terendah terlalu dalam maka akan menambah biaya penggalian.

Apabila berkendara di medan berbatu (kerikil), ujung tiang kayu dapat berbentuk seperti sapu atau ujung tiang dapat ditekuk, jika tiang kayu kurang lurus maka bila dirobohkan akan menimbulkan penyimpangan. dari arah yang ditentukan. Tiang kayu tidak tahan terhadap benda agresif dan jamur penyebab pembusukan. Tiang pancang ini sebagian besar berbentuk baja profil, dengan bahan terbuat dari baja profil.

Derajat karat pada tiang baja sangat bervariasi tergantung tekstur tanah, panjang tiang di dalam tanah dan kondisi kelembaban tanah. Jika lapisan pasirnya dalam dan berada di bawah lapisan tanah yang padat maka kandungan oksigennya sangat sedikit, artinya lapisan pasir ini juga akan menyebabkan sedikit sekali karat pada tiang baja.

Gambar 2.1 : Pondasi tiang kayu   Sumber       : Hardiyatmo (2010;63)
Gambar 2.1 : Pondasi tiang kayu Sumber : Hardiyatmo (2010;63)

Bentuk Penampang Tiang Pancang

Daya Dukung Tiang Ujung dan Tiang Gesek

Perhitungan daya dukung tiang pancang dari hasil pengujian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang telah digunakan oleh para ahli pondasi. Cara penghitungan daya dukung tiang pancang ini ditujukan untuk jenis tanah berlapis yaitu tanah kohesif dan tanah nonkohesif. Perhitungan daya dukung tiang pancang untuk tanah kohesif dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.6 dan untuk tanah non kohesif dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.7 di bawah ini.

Rumusan Lucin Decourt tahun 1987 memerlukan nilai k yang dimaksudkan sebagai nilai koefisien berdasarkan jenis tanah yang digunakan. Nilai k ditunjukkan pada Tabel 2.1 di bawah ini. Koefisien gesek (tan 𝛿) antara tanah dasar dengan tanah dasar dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini. Nilai Qall minimum sebesar 155,55 ton digunakan untuk merancang kebutuhan beban dan pondasi pada setiap kolom.

Dari hasil perhitungan daya dukung tanah dengan metode Mayerhof tahun 1976 diperoleh nilai Q akhir tiang pancang sebesar 466,65 ton dan daya dukung ijin Qall sebesar 155,55 ton. Dari hasil perhitungan daya dukung tanah dengan metode Luciano Decourt diperoleh nilai Q akhir tiang pancang sebesar 518,73 ton dan daya dukung Qall ijin sebesar 172,91 ton.

Daya Dukung Kapasitas Tiang Dari Uji (SPT)

  • Metode Meyerhof 1976
  • Metode Luciano Decourt 1987

Faktor Aman

Pembebanan Pada Pondasi

  • Beban Mati (Dead Load)
  • Beban Hidup (Live Load)
  • Beban Angin (Wind Load)
  • Beban Gempa (Earthquake Load)

Secara umum beban pada struktur bangunan dikelompokkan menjadi dua berdasarkan arah kerjanya, yaitu beban vertikal dan beban horizontal. Beban vertikal yang bekerja pada struktur bangunan meliputi beban mati (D) dan beban hidup (L), sedangkan beban horizontal meliputi beban angin dan beban gempa. Beban mati merupakan beban yang bekerja akibat adanya gaya gravitasi yang bekerja secara terus menerus pada posisinya searah dengan tanah tempat struktur didirikan.

Yang termasuk beban mati adalah berat dari struktur itu sendiri dan juga seluruh benda yang tetap pada posisinya selama struktur tersebut berdiri. Beban hidup adalah beban-beban yang terjadi sebagai akibat dari penggunaan atau penggunaan suatu konstruksi dan barang bergerak, mesin-mesin dan peralatan lainnya yang dapat diganti selama masa pakainya. Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada suatu bangunan atau bagian bangunan yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara.

Beban angin ditampilkan dengan mempertimbangkan adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja tegak lurus terhadap bidang yang ditinjau. Beban gempa adalah beban yang bekerja pada suatu struktur akibat gerakan tanah yang disebabkan oleh gempa bumi atau gempa tektonik.

Perhitungan Jumlah Pondasi Akibat Beban Aksial

Tiang Kelompok (Pile Group)

Kapasitas sekelompok tiang tidak selalu sama dengan kapasitas total masing-masing tiang dalam kelompok tersebut. Dalam satu kutub interaksi yang terjadi hanya kutub dengan tanah sedangkan dalam sekelompok kutub akan terjadi interaksi antara kutub dengan tanah dan kutub dengan kutub lainnya. Jika salah satu tiang dalam kelompok tiang didorong sedemikian rupa hingga tenggelam, maka tiang disekitarnya juga akan tenggelam karena tertarik oleh tanah di sekitar tiang yang dibebani.

Hal ini akan mengakibatkan kapasitas beban tiang pancang menjadi berkurang dibandingkan dengan kondisi tiang tunggal. Kestabilan tiang pancang adalah kestabilan tiang terhadap geser dan kestabilan tiang terhadap roboh. Akibat gaya lateral, seperti tekanan tanah aktif Pa, pondasi tiang pancang dapat bergeser ke permukaan tanah.

Perhitungan kestabilan pondasi terhadap momen geser diperhitungkan dari seluruh gaya yang bekerja dari arah horizontal atau sumbu x dan semua gaya yang bekerja dari arah vertikal atau sumbu y. Perhitungan kestabilan pondasi terhadap momen guling dihitung dari momen yang bekerja pada arah vertikal atau sumbu y dibagi dengan momen yang bekerja pada arah horizontal.

Gambar  2.6  :  Perbandingan  zone  tertekan  pada  tiang  tunggal  dan  kelompok tiang: (a) Tiang tunggal, (b) kelompok tiang  Sumber           : Hardiyamo (2010)
Gambar 2.6 : Perbandingan zone tertekan pada tiang tunggal dan kelompok tiang: (a) Tiang tunggal, (b) kelompok tiang Sumber : Hardiyamo (2010)

Penurunan Tiang

Deskripsi Tanah

Perhitungan Daya Dukung Tanah

  • Menggunakan Metode Mayerhof (1976)
  • Menggunakan Metode Luciano Decourt (1987)

Untuk memperoleh nilai koefisien adhesi antara tanah dan tiang pancang (α) dapat dilihat pada grafik hubungan antara nilai kohesi tak terdrainase (Cu) dengan koefisien adhesi tanah dapat dilihat pada gambar 3.1 di halaman. 24. Lakukan interpolasi untuk mencari nilai koefisien adhesi antara tanah dan tiang pancang (α) pada grafik hubungan antara nilai kohesi tak terdrainase (Cu) dengan koefisien adhesi tanah.

Gambar 3.1 : Grafik faktor adhesi tanah lempung
Gambar 3.1 : Grafik faktor adhesi tanah lempung

Perhitungan Beban

Nilai penurunan terbesar pada pondasi tiang tunggal adalah 0,8624 cm, dan nilai penurunan pada tiang kelompok adalah 1,613 cm. Dengan faktor keamanan 2,4 cm dijamin aman. Diharapkan hasil perancangan pondasi tiang pancang ini bermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi penulis selanjutnya.

Tabel 3.5 kombinasi beban ultimit untuk perencanaan pondasi (+NIM)
Tabel 3.5 kombinasi beban ultimit untuk perencanaan pondasi (+NIM)

Perhitungan Efesiensi Kelompok Tiang Pancang Beban

  • Perhitungan Efisiensi dengan Jumlah Tiang = 6 Tiang

Penurunan Pondasi Tiang Tunggal

Penurunan Pondasi Tiang Kelompok

Stabilitas Abutment

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 : Pondasi tiang kayu   Sumber       : Hardiyatmo (2010;63)
Gambar 2.2 : Pondasi Beton pracetak  Sumber       : Hardiyatmo (2010;63)
Gambar 2.3 : a. Tiang dukung ujung, b. Tiang gesek  Sumber       : Hardiyatmo (2010:69)
Gambar 2.4 : Grafik faktor adhesi tanah lempung
+7

Referensi

Dokumen terkait

pancang tunggal telah mencapai daya dukung yang cukup pada kedalaman. tertentu, walaupun pada prakteknya kedalaman dan daya dukung

dengan pondasi sumuran siklop. d) Kekuatan antara pondasi tiang pancang dengan pondasi sumuran siklop. Analisis studi perbandingan proyek ini meliputi:. a) Analisa biaya

Tujuan dari Tugas Akhir ini untuk menghitung dan menganalisis daya dukung tiang pancang pada proyek pembangunan jembatan sei deli – belawan medan.Kapasitas daya

Tujuan dari Tugas Akhir ini untuk menghitung dan menganalisis daya dukung tiang pancang pada proyek pembangunan jembatan sei deli – belawan medan.Kapasitas daya

Terkait adanya pengaruh bentuk struktur pondasi, maka dalam tugas akhir ini akan dilakukan peninjauan mengenai pengaruh perbedaan diameter dan panjang tiang

Dari analisa pembebanan di dapat kombinasi beban yang terbesar adalah 1275,35 ton dan dari analisa daya dukung diperoleh hasil bahwa daya dukung pondasi tiang pancang

Puji syukur atas rahmat Allah SWT yang diberikan sehingga Tugas Akhir dengan judul Per encanaan Pondasi Tiang Pancang Gedung Rusunawa Univer sitas Pembangunan

Pelaksanaan pekerjaan penyediaan tiang pancang spun pile dari proses mengajukan rencana penyediaan termaksuk cara pengangkutan material dan penyimpanan, mengangkat material spun pile