• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar belakang manajemen produksi

N/A
N/A
Chanda Fysla

Academic year: 2023

Membagikan "Latar belakang manajemen produksi "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang manajemen produksi sangat penting dalam konteks efisiensi operasional dan keberlanjutan bisnis. Dalam era globalisasi ini, perusahaan perlu mengelola sumber daya mereka dengan optimal untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep, strategi, dan teknik manajemen produksi menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga daya saing. Dengan menggali aspek-aspek ini, manajemen produksi dapat menjadi fondasi kokoh dalam mencapai tujuan bisnis dan memastikan kelangsungan operasional yang efektif.

Manajemen produksi merupakan suatu aspek kritis dalam keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa. Seiring dengan perubahan dinamika pasar dan tuntutan konsumen yang semakin kompleks, perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan proses produksi mereka guna meningkatkan efisiensi dan daya saing. Latar belakang makalah ini mencoba menggali lebih dalam mengenai konsep, strategi, dan tantangan yang terkait dengan manajemen produksi dalam konteks bisnis modern.

Dalam konteks manajemen produksi, teknologi dan inovasi memainkan peran sentral.

Perkembangan teknologi manufaktur, otomatisasi, dan implementasi sistem informasi telah mengubah paradigma tradisional produksi. Latar belakang ini juga akan menjelaskan peran teknologi dalam menciptakan peluang baru dan menghadirkan tantangan yang memerlukan pendekatan manajemen yang adaptif.

Keberlanjutan dan tanggung jawab sosial semakin menjadi fokus utama dalam manajemen produksi. Dalam mengelola proses produksi, perusahaan perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan mereka. Latar belakang makalah ini akan mengupas strategi dan praktik manajemen produksi yang berkelanjutan, serta upaya untuk mencapai tujuan produksi sambil memperhatikan tanggung jawab lingkungan dan sosial.

(2)

Selain itu, globalisasi ekonomi juga memainkan peran penting dalam membentuk lanskap manajemen produksi. Perusahaan harus menghadapi tantangan global yang melibatkan rantai pasokan yang kompleks, persaingan global, dan dinamika pasar yang terus berubah. Latar belakang ini akan membahas konsep manajemen produksi dalam konteks global, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keputusan manajemen produksi di tingkat internasional.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan manajemen produksi?

1.2.2 Apa saja fungsi dan tujuan dari manajemen produksi?

1.2.3 Apa saja yang termasuk ruang lingkup manajemen produksi?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Memahami pengertian manejemen produksi 1.3.2 Mengetahui fungsi dan tujuan manajemen produksi 1.3.3 Mengetahui ruang lingkup manajemen poduksi

(3)

BAB II ISI

2.1 Pengertian Manajemen Produksi

Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, sedangkan menurut Parker Follet manajemem adalah " seni melaksanakan pekerjaan melalui orang lain " menurut Peter Drucker manajemen lebih menekankan bagaimaan seorang direktur memiliki sifat kepemimpinana yang bisa mendesain pengorganisasian dalam mengambil keputusan atau pencapaia tujuan.

Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatam atau proses yang mentrasformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Sedangkan produksi dalam istilah ekonomi mengacu pada segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational, managerial and technical skills).

Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu di buat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Pengertian Manajemen Produksi menurut beberapa ahli di antaranya :

a. Manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output (Heizer dan Render, 2011:4).

b. Manajemen produksi adalah suatu ilmu yang membahas secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan mempergunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang dinginkan (Irham Fahmi, 2012:3).

(4)

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen produksi memiliki hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki tujuan untuk menambah nilai guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan standar yang ditentukan, maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan proses produksinya, atau dengan kata lain, Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa.

Integrasi merupakan penggabungan dua atau lebih sumber daya dalam berbagai kombinasi yang terbaik. Selain itu, manajemen produksi juga dituntut untuk mempunyai kemampuan bekerja secara efisien agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memperkecil limbah. Kegiatan manajemen produksi mempunyai tujuan, yaitu menghasilkan suatu produk sesuai dengan yang direncanakan.

Pelaksanaan tugas dari suatu unit produksi mencakup tiga hal kebutuhan dasar operasi produksi, yaitu:

a. Menghasilkan dan menyerahkan produk sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan pada waktu penyerahan yang terjadwal.

b. Menyerahkan atau menyampaikan produk dengan tingkat mutu dan kualitas yang dapat diterima.

c. Memberikan hasil pada tingkat biaya yang serendah mungkin.

2.2 Fungsi Manajemen Produksi

Melingkupi fungsi-fungsi yang saling terkoordinasi, yaitu Penentuan produk & Design, Penentuan Proses Produksi, Perencanaan Produksi, Pengendalian Produksi, Pengendalian persediaan, Perwatan Mesin, Pengedalian Biaya & Mutu, dan Penentuan Kapasitas Produksi.

Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi Menurut Sofjan Assauri (2004 : 22) adalah:

a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input).

(5)

b. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara etektif dan etisien.

c. Perencanaan, merupakan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu tau periode tertentu.

d. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

Fungsi manajemen produksi ditunjukkan pada gambar berikut di bawah ini:

a. Penentuan Produk & Design

Tahap pertama dalam Manajemen Produksi adalah memilih produk yang tepat untuk diproduksi dengan mempertimbangkan kebutuhan pelanggan. Produk yang tepat harus ditentukan agar produk yang dihasilkan dapat berhasil dipasarkan. Produk harus memberikan nilai maksimum kepada pelanggan dengan biaya terendah.

b. Penentuan Proses Produksi

Untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh pelanggan, maka harus ditentukan dan dibutuhkan hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi yang meliputi; teknologi, mesin, penanganan material, dll. Sangat disarankan untuk tetap memperhatikan proses manufaktur yang benar di dalam menentukan seluruh proses produksi, agar dihasilkan desain produksi yang lebih mudah dan lebih murah untuk diproduksi.

c. Penentuan Kapasitas

Produksi Kapasitas produksi harus sesuai dengan permintaan produk. Kurangnya kapasitas produksi atau lebihnya kapasitas produksi dapat menimbulkan masalah. Untuk menghindari masalah yang terjadi, maka harus dipilih kapasitas produksi yang tepat. Analisis Break Even umumnya digunakan untuk perencanaan kapasitas. Hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kapasitas produksi, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:

 Permintaan Pelanggan

 Urutan pengerjaan Produk

 Jumlah produk yang akan diproduksi

 Perawatan yang direncanakan

(6)

 Kebutuhan jumlah tenaga kerja

d. Perencanaan Produksi

Manajer Produksi memainkan peran kunci dalam menentukan perencanaan produksi.

Manajer produksi memutuskan dan menentukan penjadwalan dan memilih jalur kerja dan urutan operasi yang tepat, optimal dan ekonomis. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan urutan operasi yang paling ekonomis yang harus diikuti dalam proses manufaktur.

e. Pengendalian Produksi

Dalam manajemen produksi, manajer produksi harus memantau dan mengontrol produksi. Dia harus memeriksa rencana yang akan dieksekusi serta rencana yang tidak dieksekusi dan harus membandingkan produksi aktual dengan rencana dan dapat menemukan penyimpangannya. Semua kegiatan produksi seperti penanganan bahan, perakitan, dari tahap awal hingga tahap akhir harus terorganisir dan dilakukan secara efisien. Tujuannya adalah untuk mencapai hal yang optimal dalam proses produksi yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, waktu dan biaya.

f. Pengendalian Biaya & Mutu

Mutu/Kualitas dan biaya sangat penting dalam persepsi pelanggan. Dalam proses produksi suatu produk adalah penting untuk mengontrol biaya dan juga memberikan kualitas terbaik. Manajer produksi harus mengendalikan biaya dan mencoba meminimalkan banyak cara untuk mengurangi biaya kualitas. Cara tradisional untuk mengurangi biaya kualitas adalah dengan mengurangi jumlah produk cacat. Cara lain untuk mengurangi biaya kualitas adalah membuat proses penanganan pencegahan dan kegagalan lebih efektif.

g. Pengendalian Persediaan

Manajer Produksi harus memantau tingkat persediaan. Persediaan dalam suatu proses produksi haruslah seimbang. Tidak boleh ada kelebihan persediaan atau pun kekurangan persediaan. Jika hal ini diabaikan maka dampaknya akan berpengaruh pada produk dan bahan produksi akan rusak, terbuang atau disalahgunakan. Jika persediaan kurang maka produksi akan tertunda, akan terjadi gangguan, pengiriman akan terpengaruh dan jadwal pemenuhan produksi akan gagal. Manajer Produksi, petugas pengontrol persediaaan, manajer persediaan, Manajer toko, penyedia material/procurement, logistik, mekanik dll adalah pekerjaan yang terlibat dalam pengendalian persediaaan.

(7)

h. Perawatan Mesin

sangat penting untuk menjaga dengan benar peralatan dan mesin produksi dengan baik, karena kesalahan dapat menyebabkan pemborosan biaya modal yang seharusnya dihemat. Sistem yang efisien untuk perawatan mesin harus diperiksa secara terus menerus secara rutin.

Pembersihan, penggantian mesin, peralatan, suku cadang dll harus diperhatikan. Jika hal ini dilakukan secara penuh disiplin maka dapat mencegah berhentinya produksi. Mereka yang bertanggung jawab dalam perawatan mesin dan peralatan produksi harus memeriksa semua mesin dan membuat laporan secara berkala kepada manajemen apakah mesin baru diperlukan atau tidak.

2.3 Tujuan Manajemen Produksi

a. Perencanaan produksi , Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi

b. Pengendalian produksi Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin.

c. Pengawasan produksi Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

2.4 Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan.

(8)

Manajemen produksi dapat diterapkan di berbagai jenis organisasi tau perusahaan seperti industri manufaktur, perkebunan, pertanian, UKM maupun di bidang jasa.

Manajemen produksi juga diperlukan dalam pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan, proses dalam produksi, pengaturan tenaga kerja, dan berbagai kegiatan operasi lainnya. Kegiatan produksi dapat dibedakan dalam dua kelombok utama. yaitu organisasi manufaktur dan organisasi iasa

Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupanya cukup luas di mulai dari analisis dan penetapan keputusan-keputusan sebelum dumulainya produksi. Penambahan dan perancangan tau desain sistem produksi meliputi:

a. Seleksi dan desain hasil produksi, Kegiatan produksi harus dapat menghasilkan produk- produk barang atau jasa dengan cara efektif dan efisien serta dengan kualitas yang baik.

b. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan, Setelah dilakukan seleksi terhadap produk, kegiatan yang harus dilakukan adalah menentukan jenis proses yang akan digunakan serta peralatanva

c. Pemilihan lokasi perusahaan seta unit produksi, Dalam pemilihan lokasi, perlu diperhatikan factor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan dari bahan baku serta biaya pengankutan barang jadi ke pasar.

d. Rancangan tata leak (lay-out) dan arus kerja atau proses, Rancangan tata letak harus mempertimbangkan antara lain Kelancaran arus Keria . optimalisasi waktu pergerakan dalam proses , kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses.

e. Rancangan tugas, Rancangan tugas harus merupakan kesatuan dari human engineering, dalam rangka menghasilkan rancangan kerja yang optimal.

f. Strategi produksi dan operas serta pemilihan kualitas, Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tufuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima bidang yaitu, proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu.

Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

(9)

a. Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal in tergolong tipe keputusan berjangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau lokasi dan tata leak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job specification.

b. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan oprasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis. dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (Shift) dari personal pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.

c. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekeria, perawatan sarana keria atau mesin, seta perbaikan terus-menerus atas metode penelesaian atau pengeriaan produk

(10)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur , sedangkan menurut Parker Follet manajemem adalah " seni melaksanakan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen produksi memiliki hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki tujuan untuk menambah nilai guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan standar yang ditentukan, maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan proses produksinya.

Fungsi Manajemen Produksi melingkupi fungsi-fungsi yang saling terkoordinasi, yaitu Penentuan produk & Design, Penentuan Proses Produksi, Perencanaan Produksi, Pengendalian Produksi, Pengendalian persediaan, Perwatan Mesin, Pengedalian Biaya & Mutu, dan Penentuan Kapasitas Produksi. Sedangkan tujuan manajemen produksi itu sendiri adalah Perencanaan produksi, Pengendalian produksi, dan Pengawasan produksi

Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

1. Keputusan atau kebijakan mengenai desain.

2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations).

3. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Haming, Murdifin. Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa (Buku 2 Edisi 3). Bumi Aksara, 2022.

Hasibuan, Malayu SP. "Manajemen: dasar, pengertian, dan masalah." (2007).

Julyanthry, J., Siagian, V., Asmeati, A., Hasibuan, A., Simanullang, R., Pandarangga, A.

P & Syukriah M, E. A. "Manajemen Produksi dan Operasi." (2020).

Herjanto, Eddy. Manajemen Operasi (Edisi 3). Grasindo, 2007.

Rudiawan, Hendri. "Peranan Manajemen Produksi dalam Menyelaraskan Kinerja Perusahaan." Jurnal Manajemen Fe-Ub 9.2 (2021).

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun perusahaan telah melakukan proses produksinya sesuai dengan standar kualitas tersebut, namun dalam kenyataannya masih ada produk yang rusak, sehingga tidak sesuai

Produktivitas kerja merupakan kondisi untuk mengukur tingkat kemampuan dalam menghasilkan produk: individual, kelompok, dan organisasi. Produktivitas

Perusahaan dalam pemasaran produk hasil produksinya mempergunakan konsep penjualan (selling concept), yang menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk

Berdasarkan data tersebut, maka dapat dilihat bahwa setiap tahun masih terdapat produk yang tidak sesuai standar yang harus diulang proses produksinya sehingga menimbulkan

Maxil shoes sebagai industri pengrajin sepatu dalam setiap aktivitas produksinya selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan menerapkan

Persaingan yang ketat mendorong para pelaku usaha dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan, pengadaan suatu produk yang bisa memenuhi keinginan pasar, harga

Pengendalian kualitas sangat penting untuk dilakukan oleh sebuah perusahaan agar produk hasil dari perusahaan tersebut dapat sesuai dengan standar-standar yang

Maka untuk menjaga kualitas produk yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan perusahaan, perusahaan perlu melaksanakan pengendalian dan pengawasan secara intensif dan