• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan mutu pendidikan haruslah dilaksanakan terus menerus dan sepanjang masa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan mutu pendidikan haruslah dilaksanakan terus menerus dan sepanjang masa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Upaya mewujudkan mutu pendidikan haruslah dilaksanakan terus menerus dan sepanjang masa. Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah bagaimana menciptakan dan memanfaatkan media pendidikan pada tingkat pemahaman anak didik sehingga dapat terpacu secara efektif.

Menyadari akan pentingnya peranan pendidikan dalam pembangunan, pemerintah senantiasa mencari peluang guna meningkatkan mutu pendidikan yang merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Seperti yang tercantum dalam UUD 1945 alinea keempat. Dalam pasal 31 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu pendidikan nasional yang diatur oleh undang-undang”.

Sebagai implementasi dari pernyataan tersebut, maka pemerintah Republik Indonesia telah melaksanakan beberapa kali pembenahan pada sistem pendidikan nasional. Seperti perubahan kurikulum, peningkatan kualitas guru, penyempurnaan sistem penilaian serta usaha-usaha lain yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.

Keberhasilan pendidikan sangat bergantung kepada manusianya, salah satunya adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Guru sebagai ujung tombak pendidikan karena secara langsung membina, mendidik dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Guru harus mempunyai kemampuan dasar yang diperlukan

(2)

sebagai pendidik dan pengajar. Sebagai pengajar, paling tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkannya dan terampil dalam mengajarkannya.

Dalam proses belajar mengajar terjadi proses interaksi antara guru dan siswa yang saling mempengaruhi. Bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa, tetapi siswa juga dapat mempengaruhi guru.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui hasil wawancara dari guru mata pelajaran matematika kelas X Keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar ibu Nur Iffah, S.Pd,.M.Pd pada hari Senin 03 Oktober 2016 mengatakan bahwa kemampuan siswa beragam dalam menerima mata pelajaran matematika. Terkadang Guru masih saja menggunakan pembelajaran konvensional dimana kegiatan pembelajaran berpusat pada Guru dan terlihat bahwa aktivitas Guru lebih banyak dibandingkan dengan siswa. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika masih kurang, hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa setelah ulangan harian yaitu 50 yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75, hanya sebagian kecil diantara mereka yang aktif dalam proses pembelajaran bahkan kelihatannya siswa masih sangat asing dan bosan dengan metode yang diterapkan, siswa pun merasa takut dan malu bertanya tentang materi yang belum diketahui pada saat pelajaran matematika. Dalam proses pembelajaran, pada saat siswa di kelompokkan 4-5 orang, terlihat bahwa hanya beberapa orang yang terlibat aktif dalam kelompok tersebut dan siswa lebih cenderung melakukan aktivitas lain diluar dari materi pembelajaran. Dalam situasi seperti ini siswa merasa bosan karena kurangnya dinamika inovasi, kekreatifan dan siswa belum dilibatkan

(3)

secara aktif sehingga siswa sulit untuk mengembangkan atau meningkatkan pembelajaran agar benar-benar berkualitas. Hal ini tentunya akan menjadikan proses pembelajaran menjadi suatu aktivitas yang bermakna yakni adanya kebebasan untuk mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan, sehingga siswa dapat lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam kegiatan belajar-mengajar.

Untuk itu diperlukan solusi agar seluruh siswa merasa menjadi bagian dalam proses belajar mengajar. Mengingat pentingnya matematika untuk pendidikan, maka perlu dicari jalan penyelesaian yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar matematika sehingga matematika dapat dicerna dengan baik oleh siswa. Salah satu cara yang diambil dalam penelitian ini adalah menggunakan metode The Learning Cell yang dikembangkan oleh Goldschmid di Lausanne. The Learning cell menunjuk pada suatu bentuk belajar dalam bentuk berpasangan, dimana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan pada materi yang sama. Metode ini mempermudah siswa dalam memahami dan menemukan masalah yang sulit dengan berdiskusi. Metode The Learning Cell merupakan metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dimana siswa dapat memahami konsep suatu materi berdasarkan caranya sendiri.

Sebagai bahan pertimbangan dan menghindari adanya pengulangan hasil penelitian maka penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mukhafifah yang berjudul “eksperimentasi pembelajaran matematika melalui metode team quiz dan The Learning Cell ditinjau dari aktivitas belajar siswa”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Implementasi

(4)

Metode The Learning Cell dapat membantu tercapainya belajar tuntas siswa kelas X SMK Negeri 2 Surakarta. Setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan Metode The Learning Cell diperoleh bahwa metode tersebut efektif diterapkan pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Surakarta.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan metode The Learning Cell Dalam pada siswa Kelas X Keperawatan Smk Muhammadiyah 3 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran matematika efektif melalui penerapan metode The Learning Cell Pada Siswa kelas X Keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar?” Indikator Keefektifan yang menjadi acuan adalah:

1. Seberapa besar ketercapaian ketuntasan belajar matematika siswa kelas X keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar melalui penerapan metode The Learning Cell?

2. Bagaimana aktivitas siswa kelas X keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar pada saat proses pembelajaran matematika melalui penerapan metode The Learning Cell?

3. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dengan melalui penerapan metode The Learning Cell?

(5)

4. Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran metematika melalui penerapan metode The Learning Cell?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan metode The Learning Cell pada siswa kelas X Keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar” Indikator keefektifan yang diperhatikan adalah:

1. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa kelas X keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar setelah proses pembelajaran melalui penerapan metode The Learning Cell.

2. Untuk mengetahui gambaran aktivitas siswa kelas X keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar pada saat proses pembelajaran matematika melalui penerapan metode The Learning Cell.

3. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode The Learning Cell.

4. Untuk mengetahui respon siswa kelas X Keperawatan SMK Muhammadiyah 3 Makassar terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan metode The Learning Cell.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa :

Dapat memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar matematika dan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi guru :

Sebagai masukan tentang pentingnya pengajaran matematika melalui metode The Learning Cell dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar matematika.

3. Bagi sekolah :

Sebagai bahan informasi kepada pihak sekolah yang dapat dijadikan masukan mengenai salah satu metode pembelajaran yang efektif.

4. Bagi peneliti :

Sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan sekaligus dapat menambah wawasan, pengalaman dalam proses pembinaan diri sebagai calon pendidik.

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma dan metode sequential Search yang digunakan sangat cocok digunakan dalam aplikasi kamus bahasa Indonesia Karo karena dapat menerjemahkan kata yang dicari dengan cepat, apabila

Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan positif penerapan