• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latihan Kandung Kemih untuk Mengatasi Inkontinensia Urin

N/A
N/A
azzahra putri

Academic year: 2024

Membagikan "Latihan Kandung Kemih untuk Mengatasi Inkontinensia Urin"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN BLADDER TRAINING

DISUSUN OLEH :

Azzahra Putri Nugraeni (22.0601.0014)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

TAHUN 2024

(2)

A. Definisi

Bladder training merupakan suatu kegiatan terapeutik yang bertujuan untuk melatih kandung kemih agar kembali ke pola berkemih yang normal. Ini dilakukan dengan mengubah kebiasaan disfungsional yang mungkin terjadi, seperti urgensi kencing atau inkontinensia (kehilangan kendali atas pengeluaran urin), baik itu jenis inkontinensia stress, inkontinensia urgensi, maupun OAB (overactive bladder).

Bladder training merupakan pendekatan yang holistik dalam manajemen gangguan berkemih, yang menekankan pada perubahan perilaku dan pola pikir, serta dukungan untuk perubahan gaya hidup yang sehat guna meningkatkan kontrol atas fungsi kandung kemih.

Bladder training adalah salah satu strategi yang digunakan untuk membantu mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau optimal neurogenik. Dalam konteks neurogenik, gangguan fungsi kandung kemih bisa terjadi karena kerusakan pada sistem saraf yang mengatur kontrol kandung kemih, seperti pada kasus cedera tulang belakang atau gangguan neurologis lainnya.

B. Tujuan

1. Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal perkemihan dengan menghambat ataumenstimulasi pengeluaran air kemih.

2. Mengembangkan tonus otot kandung kemih 3. Memperpanjang interval waktu berkemih 4. Meningkatkan kapasitas kandung kemih 5. Mengurangi atau menghilangkan inkontinensia

6. Meningkatkan kemandirian dalam manajemen kandung kemih

7. memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.

8. Menghindari kelambatan dan iritasi pada kulit lansia

C. Indikasi dan Kontraindikasi 1. Indikasi

a. Klien yang terpasang kateter dalam waktu lama b. Klien yang akan dilakukan prosedur pelepasan kateter c. Klien post operasi

d. Orang yang mengalami maslah dalam hal perkemihan

e. Klien dengan kesulitan memulai atau mengehentikan aliran urin 2. Kontraindikasi

a. Infeksi kandung kemih

b. Pasien dengan penyakit deep vein thrombosis (DVT) / tromemboli vena c. Pasien dengan gagal ginjal

D. Alat dan Bahan 1. Handscone

(3)

2. Klem (khusus klien yang memakai kateter) 3. Jam Tangan

4. Obat Diuretik jika diperlukan 5. Air minum dalam tempatnya

E. Prosedur Tindakan a. Tahap Orientasi

1. Melakukan verivikasi data pasien 2. Mencuci tangan

3. Menempatkan alat didekat pasien

4. Memberikan salam sebagai pendekatan kepada pasien 5. Menjelaskan prsedur tindakan dan tujuan

6. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan 7. Menjaga privacy pasien

b. Tahap Kerja

a) Pasien terpasang kateter

1. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih

2. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari klien, bantu seperlunya

3. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu yang dijadwalkan secara teratur (2500ml/hari) sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih

4. Beritahu klien untuk menahan berkemih (pada pasien yang terpasang kateter, klem selang kateter 1-2 jam, disarankan bisa mencapai waktu 2 jam kecuali pasien merasa kesakitan)

5. Kosongkan urine bag

6. Cek dan evaluasi kondisi pasien, jika pasien merasa kesakitan dan tidak toleran terhadap waktu 2 jamyang ditentukan, maka kurangi waktunya dan tingkatkan secara bertahap

7. Lepaskan klem setelah 2 jam dan biarkan urine mengalir dari kandung kemih menuju urine bag hinggakandung kemih kosong 8. Biarkan klem tidak terpasang 15 menit, setelah itu klem lagi 1-2 jam 9. Lanjutkan prosedur ini hingga 24 jam pertama

10. Lakukan bladder training ini hingga pasien mampu mengontrol keinginan untuk berkemih

11. Jika klien memakai kateter, lepas kateter jika klien sudah merasakan keingin untuk berkemih

b) Pasien tanpa kateter

1. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih

2. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari klien, bantu seperlunya

(4)

3. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu yang dijadwalkan secara teratur (2500ml/hari)

4. Anjurkan pasien untuk menungguselama 30 menit kemudian coba pasien untuk berkemih

1) Posisikan pasien dengan paha fleksi, kaki dan punggung disupport

2) Perintahkan untuk menekan atay memasge diatas area bladder atau meningkatkan tekananabdominal dengan cara bersandar ke depan. Ini dapat membantu dalam memulaipengosongan bladder

3) Anjurkan klien untuk berkonsentrasi terhadap BAK 4) Anjurkan klien untuk mencoba berkemih setiap 2 jam.

Interval dapat diperpanjang (Atur bunyi alarm jam dengan interval setiap 2-3 jam pada siang hari dan pada malam haricukup 2 kali), batasi cairan setelah jam 17.005.

5. Anjurkan pasien untuk berkemih sesuai jadwal, catat jumlah cairan yang diminum serta urine yang keluardalam waktu berkemih 6. Anjurkan klien untuk menahan urinnya sampai waktu BAK yang

telah dijadwalkan

7. Kaji adanya tanda-tanda retensi urin. Jika diperlukan tes residu iurine secara langsung dengan katerisasi

8. Anjurkan pasien untuk melakukan program latihan secara kontinyu c. Tahap Terminasi :

1. Mengucapkan hamdalah

2. Merapikan pasien dan tanya perasaan klien setalah dilakukan tindakan 3. Membereskan alat

4. Perawat cuci tangan 5. Dokumentasi

F. Referensi

https://id.scribd.com/document/605309143/LP-BLADDER-TRAINING-Fanizha- Laila-Aprilianti-2020012240

https://id.scribd.com/document/381478987/Laporan-Pendahuluan-Blader-Training https://id.scribd.com/document/661605634/Bladder-training

Referensi

Dokumen terkait