LEMBAR JAWABAN TUGAS TTM
TUGAS TUTORIAL KE-1/2/3Nama Mahasiswa : Melinda Arnis
NIM : 857374287
KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK4202/PEMBELAJARAN IPA DI SD/3 SKS
1.
Apakah kekuatan dan kelemahan penerapan teori Piaget dalam pembelajaran IPA di SD, bila ingin mencapai terlaksananya kurikulum yang ada?Jawab:
Teori Piaget tentang perkembangan kognitif anak memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan dalam konteks pembelajaran IPA, terutama dalam upaya mencapai kurikulum yang ada. Berikut ini adalah beberapa kekuatan dan kelemahan yang mungkin terkait:
Kekuatan Teori Piaget dalam Pembelajaran IPA:
1. Mengakui peran penting pengalaman langsung dan eksplorasi dalam pembelajaran IPA. Piaget menekankan bahwa konstruksi pengetahuan melalui interaksi langsung dengan materi dan lingkungan lingkungan dapat membantu pembelajaran yang lebih bermakna dalam IPA.
2. Memberikan pendekatan yang terpadu. Teori Piaget mengintegrasikan aspek kognitif, sosial, emosional, dan fisik dalam pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami IPA secara lebih komprehensif dan terintegrasi.
3. Memfasilitasi belajar yang aktif dan berbasis pemahaman. Teori Piaget menekankan pentingnya berpikir secara kritis, merumuskan hipotesis, dan memecahkan masalah dalam pembelajaran IPA. Hal ini dapat membantu siswa memperoleh pemahaman mendalam tentang konsep-konsep IPA.
Kelemahan Teori Piaget dalam Pembelajaran IPA:
1. Mengabaikan perbedaan individu dalam perkembangan kognitif. Teori Piaget cenderung menyajikan tahapan perkembangan yang umum, sehingga dapat gagal membahas keragaman individu
dalam perkembangan anak. Hal ini dapat mengabaikan kebutuhan individual siswa dalam pembelajaran IPA.
2. Tidak menyediakan panduan praktis untuk pengajaran. Teori Piaget lebih berfokus pada deskripsi perkembangan kognitif daripada memberikan panduan yang konkret untuk pengajaran IPA. Ini bisa menjadi tantangan bagi guru yang ingin mengimplementasikan prinsip-prinsip teori ini dalam pembelajaran sehari-hari.
3. Kurangnya fokus pada pembelajaran kooperatif dan sosial. Teori Piaget lebih berfokus pada perkembangan individu daripada interaksi sosial dan aspek kolaboratif dalam pembelajaran. Padahal, pembelajaran IPA sering melibatkan kegiatan kelompok dan kolaborasi.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa teori Piaget hanyalah salah satu dari banyak teori dan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam konteks pembelajaran IPA. Guru dan pendidik dapat menggunakan berbagai teori dan metodologi yang relevan untuk memaksimalkan pembelajaran IPA dan mencapai kurikulum yang ada.
2.
Sebutkan empat tahapan perkembangan mental anak menurut Piaget yang anda ketahui!Jawab:
A . Tahap Sensorimotor (Usia 0-2 tahun)
Tahap sensorimotor adalah tahap paling awal dari perkembangan kognitif seorang anak yang terjadi pada usia 0–2 tahun. Pada tahap ini, anak baru akan belajar untuk mengenal diri sendiri dan sekitar melalui kemampuan sensorik denga cara merespon melihat dan mendengar serta tindakan motoric dengn merespon menyentuh dan menggapai. Semua hal yang dipelajari anak pada tahapan ini atas pengalaman dan trial and error. contohnya, anak akan menangis jika ingin digendong atau merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman.
B. Tahap Praoperasional (Usia 2–7 Tahun)
Tahap praoperasional adalah masa di mana anak akan mengembangkan
kemampuannya dalam mengingat dan berimajinasi. Selain itu, pada tahap ini, anak memiliki
kecenderungan untuk meniru cara seseorang dalam berbicara dan berperilaku. Perlu
diketahui, pada tahap ini, anak masih belum bisa menggunakan logika maupun mengubah, menggabungkan, dan memisahkan pikiran atau idenya.
C. Tahap Operasional Konkret (Usia 7–11 Tahun)
Tahapan perkembangan kognitif anak ini adalah tahap operasional konkret pada usia 7–11 tahun atau dapat dikatakan usia Sekolah Dasar(sd). Tahapan ini ditandai dengan adanya perkembangan kemampuan pemikiran logika, namun hanya untuk objek fisik.
D. Tahap Operasional Formal (12 Tahun Ke Atas)
Tahap operasional formal adalah tahap terakhir dari perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget. Tahap operasional formal akan dimulai pada anak berusia 12 tahun atau dapat dikatakan usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) keatas. Saat memasuki tahap ini, anak akan mampu untuk berpikir secara abstrak, menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah yang ia temui, dan belajar merencanakan sesuatu. Selain itu, tahap ini juga memungkinkan anak untuk mulai mengoreksi diri misalnya perbuatan baik atau kesalahan apa yang telah ia perbuat sudah bisa mencari solusinyasendiri.
3.
Bagaimana merapkan teori Gagne dalam mengajarkan IPA di SD? Jelaskan!Jawab:
a. Mengaktifkan motivasi dengan motivasi yang tinggi siswa akan lebih mudah memahami pelajaran yang dipelajarinya
b. Memberi tahu pelajaran tentang tujuan –tujuan belajar agar siswa tahu target apa yang harus mereka capai
c. Mengarahkan perhatian siswa agar siswa focus pada pelajaran . Menggunakan berbagai media pembelajaran. ia juga menekankan bahwa penggunaan media pembelajaran yang tepat dan variatif dapat membantu pembelajaran IPA siswa di SD. Guru bisa menggunakan berbagai sumber belajar seperti gambar, video, dan audio supaya pembelajaran lebih menarik dan mudah dicerna oleh siswa.
d. Merangsang ingatan dengan merangsang ingatan siswa dapat berpikir lebih aktif e. Menyediakan bimbingan belajar
f. Membantu transfer belajar
g. Menyajikan bahan pelajaran yang didesain secara sistematis. Menurut Gagne bahwa penyajian bahan pelajaran haruslah didesain secara sistematis dan terstruktur, agar bisa membantu siswa memahami materi pelajaran IPA dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu menyajikan materi pelajaran IPA di sekolah secara terstruktur dan dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
h. Memberikan umpan balik secara sistematis. Secara berkelanjutan, siswa membutuhkan umpan balik untuk bisa mengetahui kemajuan belajar yang telah dicapai dan seberapa jauh pemahaman IPA yang telah diperoleh. Oleh karena itu, guru perlu memberikan umpan-balik yang sistematis terhadap kinerja dan kemajuan siswa dalam belajar IPA, sehingga siswa dapat melakukan perbaikan dan mengembangkan pemahamannya lebih baik lagi
i. Merancang asesmen yang tepat. Merancang asesmen yang tepat adalah kunci penting dalam pembelajaran IPA yang efektif. Guru harus merancang asesmen yang relevan dengan materi pelajaran, sehingga bisa mengevaluasi kemajuan belajar siswa dan menilai pemahaman mereka tentang konsep-konsep IPA secara obyektif.
4.
Jelaskan pengertian berbagai pendekatan dalam pembelajaran IPA yang anda ketahui!Jawab:
Dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep ilmiah secara lebih efektif. Berikut adalah beberapa contoh pendekatan dalam pembelajaran IPA:
a. Pendekatan Inkuiri: Pendekatan inkuiri melibatkan siswa dalam proses penemuan mandiri dan pemecahan masalah melalui eksperimen, penyelidikan, dan pengamatan. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, merancang percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta membuat kesimpulan berdasarkan temuan mereka sendiri. Pendekatan ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan membantu membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep IPA.
b. Pendekatan Kontekstual: Pendekatan ini menekankan pentingnya menghubungkan pembelajaran IPA dengan situasi dunia nyata dan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran disajikan melalui konteks atau masalah dunia nyata yang relevan, yang memungkinan siswa membuat koneksi antara konsep-konsep IPA dan pengalaman mereka sendiri. Pendekatan ini dapat meningkatkan minat, motivasi, dan pemahaman siswa terhadap IPA.
c. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif: Pendekatan ini mendorong kerja sama dan kolaborasi antara siswa dalam proses pembelajaran. Siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah, berbagi informasi, dan membuat pemahaman bersama. Pendekatan ini tidak hanya mengembangkan pemahaman konsep IPA, tetapi juga keterampilan sosial dan keterampilan kerja sama dalam tim.
d. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek: Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui proyek atau penyelidikan yang lebih luas dan komprehensif. Siswa diberi tugas untuk menyelidiki masalah atau pertanyaan yang kompleks, merencanakan strategi, mengumpulkan dan menganalisis data, serta mempresentasikan temuan mereka. Pendekatan ini meningkatkan pemahaman konseptual, keterampilan penelitian, dan keterampilan presentasi siswa.
e. Pendekatan Pembelajaran Terpadu: Pendekatan ini mengintegrasikan mata pelajaran IPA dengan mata pelajaran lain, seperti matematika, bahasa Inggris, seni, atau sejarah. Siswa belajar tentang konsep IPA melalui konteks yang mencakup elemen-elemen mata pelajaran lain, memungkinkan mereka membuat koneksi yang lebih dalam dan melihat konten IPA dalam konteks yang lebih luas.
Setiap pendekatan memiliki tujuan dan manfaatnya sendiri dalam pembelajaran IPA. Guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kurikulum yang ada, dan situasi pembelajaran yang spesifik. Kombinasi pendekatan-pendekatan ini juga dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih beragam dan mendalam bagi siswa.
5.
Dalam suatu kesempatan anda diminta untuk mengajarkan materi fotosintesis di kelas . Setelah melalui pertimbangan kita menentukan ada dua metode yang tepat untuk digunakan, yaitu metode eksperimen atau metode demontrasi. Tentunya anda hanya kan memilih satu metode saja. Tetapi untuk memilih salah satunya anda perlu memperhitungkan sukses tidaknya, jika metode tersebut anda pilih. Coba anda jelaskan dalam situasi bagaimana anda harus memilih metode eksperimen atau sebaliknya memilih metode demonstrasi!Jawab:
Dalam hal ini saya akan mengambil satu metode ekperimen yang saya anggap paling efektif dalam mempelajari proses fotosintesis.
Menurut Roestiyah (2001: 80), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dengan cara siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal lalu mengamati proses apa yang terjadi serta menuliskan hasil percobaannya tersebut, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan didalam kelas, didampingi dan dievaluasi oleh guru.
Fotosintesis adalah suatu proses pembentukan zat makanan atau energi yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan komponen-komponen seperti zat hara, karbondioksida (co2), dan air (H2O) serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
Eksperimen pada proses fotosintesis yang akan dilakukan dengan menggunakan biji kacang hijau, disini kita akan melihat proses dimulai dari fase pertumbuhan awal berupa biji.. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk eksperimen antara lain
biji kacang hijau
gelas plastik bekas
Kapas
Air
Cara mengerjakan:
1. Setiap siswa menyiapkan dua wadah. Masing-masing wadah diisi dengan beberapa helai kapas kemudian diisi dengan air
2. Selanjutnya taruh beberapa biji kacang hijau ke dalam wadah tersebut. Setelah selesai semua rangkaian kegiatan tanam kacangnya
3. kemudian 1 wadah diletakkan yang terkena sinar matahari yang satu lainnya di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
4. Siswa diminta mengamati pertumbuhannya setiap hari dan mencatatnya dilembar pengamatan mengenai pertumbuhannya.
5. Setelah beberapa hari mengamati dan mencatat pertumbuhannya ke dalam lembar pengamatan, siswa akan menemukan perbedaan perkembangan pertumbuhan antara biji kacang hijau yang ditanam dan ditaruh di tempat yang terkena sinar matahari dengan biji kacang hijau yang ditanam tidak terkena sinar matahari. Untuk kemudian siswa akan menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukan di depan kelas.