• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan sekolah juga mempunyai pengaruh pada pembentukan karakter religius siswa

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Lingkungan sekolah juga mempunyai pengaruh pada pembentukan karakter religius siswa"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter religius siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan?”. Sedangkan bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter religius siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter religius siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan”.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Keagamaan Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 1 PEKALONGAN”.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi individu, organisasi yang bersangkutan dan bagi masyarakat luar. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter religius siswa. Bagi seorang pendidik bermanfaat “sebagai bahan masukan yang dapat digunakan oleh para pendidik masa depan untuk menyiapkan kualitas lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi karakter religius peserta didik”.

Bagi kepala sekolah diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi SMP Negeri 1 Pekalongan dalam rangka meningkatkan pembentukan karakter religius siswa.

Penelitian Yang Relevan

  • Pengertian Karakter Religius
  • Aspek-Aspek karakter
  • Nilai Karakter Religius
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Religius Siswa Siswa

Faktor pendukung pembentukan karakter religius siswa diantaranya yaitu dukungan dari orang tua, keterlibatan dalam komunitas sekolah dan juga fasilitas yang memadai. Pembentukan karakter religius siswa dilakukan tidak hanya oleh pihak sekolah, tetapi juga oleh orang tua. Faktor penghambat pembentukan karakter religius siswa antara lain latar belakang siswa yang berbeda, kurangnya kesadaran siswa, dan juga lingkungan atau pergaulan siswa. 25.

Keberhasilan dan kegagalan pembentukan karakter religius siswa sedikit banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Lingkungan Sekolah

Pengertian Lingkungan Sekolah

Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang mereka masuki setiap hari selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Remaja yang sudah duduk di bangku SMP atau SMA biasanya menghabiskan waktu 7 jam sehari di sekolah. Dapat dikatakan bahwa hampir sepertiga dari waktu setiap harinya dihabiskan di sekolah.

Menurut Hurlock, seperti dikutip dalam buku Student Development karya Syamsu Yusuf LN dan Nani M.

Jenis-jenis Lingkungan Sekolah

Alat peraga berupa alat-alat pengajaran yang dapat digunakan secara langsung dalam proses pengajaran, seperti buku cetak, LKS, modul, alat peraga dan alat tulis, sedangkan sarana pengajaran adalah semua peralatan dasar yang secara tidak langsung menunjang terselenggaranya pendidikan. proses di sekolah. Sumber belajar adalah semua sumber daya seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan setting yang digunakan siswa sebagai sumber kegiatan belajar dan dapat meningkatkan kualitas belajarnya. Selain itu, proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.

Lingkungan sosial berkaitan dengan hubungan siswa dengan teman-temannya, guru dan staf sekolah lainnya.

Kriteria Lingkungan Sekolah Yang Sehat

Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang ditetapkan dalam kurikulum yang berlangsung selama pembelajaran. Integrasi internal, yang meliputi: (1) pemanfaatan sumber daya secara penuh, (2) identitas sekolah yang jelas dan menarik, sehingga staf merasa menyatu dengan sekolah, dan (3) staf memiliki semangat kerja yang tinggi, merasa senang dan betah di sekolahnya. .45. Saling adaptasi antara sekolah dan lingkungan, meliputi: (1) inovatif, berorientasi pada pembangunan; (2) otonomi, kemampuan bertindak, bertindak atas dasar kekuatan sendiri;

Mahasiswa belajar bagaimana berinteraksi dengan sesama mahasiswa, antara dosen dengan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan orang yang bukan dosen (karyawan).

Kerangka Konseptual Penelitian

Hipotesis Penelitian

Rancangan penelitian ini mendeskripsikan jenis, bentuk, dan sifat penelitian 1 Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter religius di kelas. VIII Siswa SMP Negeri 1 Pekalongan”. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan cara mengumpulkan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. peneliti ingin menggambarkan atau memberikan gambaran yang objektif, mengajukan pertanyaan kepada responden sehingga mereka mendapatkan jawaban yang diperlukan.

Penelitian deskriptif ini merupakan metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya 3 Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang berbentuk pendekatan kuantitatif dan juga deskriptif yang bersifat wash.

Definisi Operasional Variabel

Nilai moral dan kedisiplinan, yaitu mendorong akhlak yang baik dan kebiasaan disiplin dalam pelaksanaan kegiatan. Populasi menurut Babbie seperti yang dikutip dalam buku Metodologi Penelitian dan Praktek Pendidikan Kompetensi karya Sukardi menunjukkan bahwa populasi tidak lain adalah unsur-unsur penelitian yang hidup dan hidup bersama serta secara teoritis menjadi sasaran hasil penelitian. 4 Dapat dikatakan bahwa populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok orang, hewan, kejadian atau benda yang hidup bersama di suatu tempat dan direncanakan menjadi sasaran kesimpulan dari hasil akhir penelitian.

Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Populasi yang dicakup adalah dari kelas VIII 1 sampai dengan kelas VIII 5 sebanyak 158 siswa yang terbagi dalam 5 kelas. Namun jika subjeknya besar, lebih dari 100 orang, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, dimana jumlah subjek yang diteliti dan tiap daerah tidak sama, agar mendapatkan perwakilan. sampel, pengambilan subjek dari setiap daerah ditentukan hubungannya dengan jumlah objek di setiap daerah.6.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel diambil dari 20% dari 158 siswa yaitu 32 siswa. Pada penelitian ini terlihat bahwa populasinya hanya kelas VIII, maka pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random sampling yaitu “Proportional random sampling menurut stratifikasi”. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan yang diambil sampelnya secara acak melalui paper mix seperti perkumpulan sosial.

Tulis daftar semua anggota populasi di atas kertas, masukkan ke dalam gelas dan tutupi dengan kertas berlubang, lalu kocok dan keluarkan melalui lubang. Jumlah sampel yang diambil adalah 20% dari 158 siswa yang terbagi dalam 5 kelas yaitu 31,6 siswa/responden dibulatkan menjadi 32 siswa/responden.

Teknik Pengumpulan Data

Angket ini ditujukan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur untuk mendapatkan data yang lengkap atau akurat.

Tabel 3.1  Alternatif Jawaban
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban

Instrumen Penelitian

Lingkungan sosial sekolah yang meliputi: Hubungan siswa dengan teman, siswa dengan guru dan siswa dengan staf sekolah. Lingkungan akademik sekolah yang meliputi: Suasana sekolah dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, serta kegiatan kurikuler.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Teknik Analisis Data

Reliabilitas adalah indeks yang dapat menunjukkan sejauh mana suatu satuan pengukuran dapat diandalkan atau dapat dipercaya.

Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian

Misi SMP Negeri 1 Pekalongan

Terwujudnya SMP CANTIK dengan lulusan yang cerdas, lingkungan asri, aman dan nyaman, warga yang bertaqwa, inovatif dan kreatif berkarakter sekolah e) Penguatan seluruh komponen sekolah dan optimalisasi sumber daya sekolah untuk pengembangan potensi siswa secara optimal. f) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, rindang dan asri sebagai upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup. g) Terwujudnya lingkungan sekolah tanpa sampah plastik sebagai upaya perlindungan terhadap pencemaran lingkungan. h) Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, kreatif dan aplikatif dengan memperhatikan perkembangan peserta didik. i) Mewujudkan generasi yang memiliki kematangan emosi, kepribadian, kemandirian dan kejujuran, tanggung jawab serta peduli terhadap lingkungan.

Tujuan SMP Negeri 1 Pekalongan

Kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan komite sekolah) untuk bersama-sama melakukan kegiatan inovasi sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya masing-masing (TUPOKSI).

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2

Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.5

Untuk mengetahui apakah suatu instrumen cukup reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur data, maka dilakukan uji reliabilitas. Hal ini terlihat dari hasil nilai Cronbach Alpha, jika rhitung > rtabel pada = 5% dengan n = 36 maka diperoleh rhitung = 0,831. Hal ini terlihat dari hasil nilai Cronbach Alpha, jika rhitung > rtabel pada = 5% dengan n = 36 maka diperoleh rhitung = 0,728.

Tabel 4.6  Ruang Belajar
Tabel 4.6 Ruang Belajar

Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa angka korelasi antara variabel X dan Y adalah positif, artinya kedua variabel tersebut memiliki korelasi yang positif. Diketahui nilai signifikansi hubungan lingkungan sekolah dengan pembentukan karakter religius siswa sebesar 0,004 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05, sehingga dapat dikatakan ada hubungan antara lingkungan sekolah dengan pembentukan karakter religius siswa. Untuk melihat arah pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter religius siswa SMP Negeri 1 Pekalongan dapat diturunkan dari nilai korelasi pearson dengan nilai 0,470 yang berarti nilai hubungan positif.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, variabel X (lingkungan sekolah) dan variabel Y (pembentukan karakter religius) diuji korelasinya dengan menggunakan SPSS, menghasilkan korelasi Pearson sebesar 0,470 yang berada pada rentang nilai (antara , artinya lingkungan sekolah (X) berpengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter religius siswa (Y) di SMP Negeri 1 Pekalongan dengan tingkat signifikansi “Sedang”.Hasil Analisis Korelasi Product Moment menunjukkan bahwa lingkungan sekolah mempunyai hubungan yang erat dan positif dengan pembentukan karakter religius siswa SMP Negeri 1 Pekalongan sebesar 0,470, nilai rhitung > rtabel Dengan demikian dapat diketahui bahwa apa yang diduga sebelumnya penulis anggap benar yaitu ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter religius siswa SMP Negeri 1 Pekalongan.

PENUTUP

Simpulan

Selama ini persoalan pembentukan karakter religius belum mendapat perhatian serius dari sekolah maupun guru. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya upaya dan upaya yang serius dari pihak sekolah maupun dari pihak guru untuk meningkatkan karakter religius siswa SMP Negeri 1 Pekalongan.

Saran

34; Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Guru dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMKN Kabupaten Bandung”.34; Pembentukan Karakter Islami Melalui Pengembangan Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah An-Najah Bekasi”. Implementasi Nilai-Nilai Religius dalam Bahan Ajar Agama Islam dan Karakteristik pada Kurikulum Tingkat SMA/SMK 2013: Univ Islam Indonesia, 2013.

Pendidikan karakter (integrasi konsepsi dan implementasi di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat). Bu Suhartini : Di sini masih ada beberapa siswa yang berpenampilan kasar, dan masih banyak juga siswa yang terkadang tidak mentaati tata tertib sekolah, ada beberapa siswa yang memiliki karakter tidak peduli dengan apa yang ada disekitarnya. Ibu Suhartini: Karakter religius siswa SMP Negeri 1 Pekalongan masih kurang, masih banyak siswa yang malas beribadah, suka berbohong, dan masih ada siswa yang kasar kepada guru.

Nyonya. Suhartini:g Disini ada siswa yang masih belum sadar akan pentingnya lingkungan sekolah, masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan, ada juga beberapa siswa yang suka makan.

Gambar

Tabel 3.1  Alternatif Jawaban
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen
Tabel 4.6  Ruang Belajar
Tabel 4.8  Ruang Kantor

Referensi

Dokumen terkait

vi ABSTRAK PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TRIMURJO Oleh: ELISA EKA PERTIWI Pembelajaran