OLEH : UMI FATHONAH
LOGISTIK DAN
SUPPLY CHAIN (MATA
RANTAI PASOK)
• Menjelaskan pengertian logistik
• Menjelaskan tujuan logistik
• Menyebutkan kegiatan logistik
• Menjelaskan sistem logistik
• Menjelaskan peran logistik
• Menjelaskan supply chain
• Menjelaskan perencanaan logistik
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pengertian logistik
• Logistik secara umum adalah suatu ilmu pengetahuan atau ilmu seni dalam melakukan kegiatan penyimpanan, pemeliharaan dan
penyaluran, serta penghapusan beberapa barang atau alat tertentu.
• Logistik adalah suatu rangkaian upaya yang mencakup efektivitas
perencanaan, implementasi, sampai pengawasan atas suatu proses
perpindahan produk barang atau jasa, energi, atau sumber daya lain,
dari mulai titik awal hingga titik pengguna.
Pengertian logistik
• Logistik merupakan bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses pengadaan (procurement), penyimpanan (warehousing), transportasi (transportation), distribusi (distribution), dan
penghantaran pelayanan (delivery services) sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki konsumen, secara efektif dan efisien, mulai dari titik asal (point of origin)
sampai dengan titik tujuan (point of destination).
•
Seluruh aktivitas logistik dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, yaitu
tersedianya suatu produk barang yang tepat waktu dan hingga di lokasi yang tepat.
Sehingga, ada beberapa serangkaian kegiatan logistik yang harus dilakukan perusahaan, yaitu pengadaan barang, kegiatan produksi, dan
distribusi.
•
Dalam prosesnya, aktivitas logistik mempunyai standar performa tertentu yang harus diraih.
Adapun tingkatan kinerja yang harus diraih dalam kegiatan logistik adalah lahirnya
keseimbangan antara kualitas pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan dengan seluruh
biaya yang dikeluarkan demi menyentuh tujuan akhir perusahaan.
Tujuan Logistik
Kegiatan Logistik
1. Pelayanan Pelanggan 2. Prediksi Permintaan 3. Manajemen Persediaan 4. Komunikasi Logistik 5. Penanganan Material 6. Proses Pemesanan 7. Pengemasan
8. Komponen-komponen dan Layanan Pendukung
9. Seleksi Lokasi Pabrik dan Tempat penyimpanan
10.Procurement/ Purchasing 11.Reverse Logistics
12.Transportasi
13.Pergudangan dan penyimpanan
Sistem Logistik
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa suatu sistem pasti memiliki berbagai komponen yang mampu mendukung sistem tersebut agar bisa terus berjalan dengan baik. Hal tersebut berlaku dalam sistem logistik. Untuk itu,
setidaknya ada lima komponen penting yang harus ada pada sistem logistik untuk mendukung arus barang dan distribusi logistik. Kelima komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Fasilitas Logistik 2. Transportasi
3. Manajemen Pengadaan Persediaan 4. Komunikasi
5. Penyimpanan
1. Lokasi Fasilitas Logistik
• Lokasi fasilitas adalah komponen yang harus dan wajib dimiliki oleh suatu perusahaan.
Tujuannya tidak lain adalah untuk merencanakan dari mana dan kemana material serta produk barang akan diangkut. Sebagai bentuk pelayanan yang baik kepada pelanggan yang memiliki hubungan langsung dengan produk, maka perusahaan harus
menyediakan fasilitas lain yang mencakup pabrik, gudang, dan toko pengecer.
• Jika serangkaian struktur lokasi bisa diatur dengan bagus dan strategis, maka
perusahaan akan mendapatkan banyak keuntungan yang baik. Pihak perusahaan juga pastinya mengharapkan tingkat efisiensi yang baik dalam sistem manajemen logistik.
Dalam hal ini, tingkat efisiensi tersebut erat kaitannya dan juga dibatasi oleh struktur
lokasi fasilitas.
2. Transportasi
• Transportasi adalah hal penting lainnya yang harus diperhatikan dalam sistem logistik. Biasanya, suatu perusahaan memiliki tiga alternatif untuk mendukung berbagai kemampuan alat
transportasinya, yaitu:
1. Armada peralatan swasta yang bisa dibeli ataupun disewa
2. Melakukan suatu kontrak tertentu yang bisa diatur dengan spesialis transport agar bisa memperoleh kontrak jasa pengangkutan.
3. Mendapatkan berbagai jasa dari
perusahan
transport yang sudah mengantongi ijin yang menawarkan jasa pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan biaya yang sudah disepakati.• Untuk merancang suatu sistem logistik, disarankan untuk memperhatikan beberapa faktor yang bisa memengaruhi kualitas pelayanan transport, yaitu biaya, kecepatan, dan konsistensi pengiriman.
3. Manajemen Pengadaan Persediaan
• Manajemen pengadaan persediaan dalam sistem logistik
merupakan bagian dari struktur perusahaan yang berperan dalam mengatur tingkat persediaan barang. Pihak perusahaan harus
mampu mengelola dan mengatur cara dalam mendapatkan persediaan, proses penyimpanan, hingga persediaan tersebut nantinya bisa dikeluarkan atau dimanfaatkan.
• Tujuan utamanya adalah untuk bisa mempertahankan kuantitas
barang yang sesuai dengan sasaran pelayanan.
4. Komunikasi
• Komunikasi adalah aktivitas saling berbagi informasi pada seluruh kegiatan logistik.
Komunikasi yang buruk dalam sistem logistik bisa menimbulkan masalah yang serius.
• Pertama, penilaian trend dari laju logistik akan menjadi keliru. Jika hal ini terjadi,
maka arus logistik akan melahirkan kekurangan persediaan barang, atau melahirkan komitmen yang berlebihan antara pihak perusahaan dengan pihak pemasok,
pelanggan menengah, hingga pelanggan tahap akhir.
• Kedua, komunikasi yang buruk bisa melahirkan gangguan prestasi sistem yang
berimbas pada ketidakstabilan karena proses evaluasi yang kurang atau berlebihan.
5. Penyimpanan
• Penyimpanan mencakup seluruh aspek operasional logistik, seperti pengepakan, pergerakan, dan
pengemasan.
• Seluruh aspek tersebut berkaitan dengan arus
persediaan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan
atas suatu produk atau material tertentu.
Peran Logistik di Perusahaan
1.Berorientasi Pada Pemasaran
• Logistik memiliki peranan yang penting dalam memuaskan pelanggan, untuk itu tim logistik memiliki peran yang penting dalam upaya pemasaran. Selain itu, logistik juga memiliki kunci yang penting untuk mencapai profit atau keuntungan untuk perusahaan.
2. Memberikan Nilai Tambah
• Pihak perusahaan harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya, sehingga bisa
mendapatkan konsumen yang sangat setia pada produknya. Nah, sistem logistik yang bagus ini akan mampu memberikan nilai tambah kepada konsumen dalam hal utilitas tempat dan waktu.
• Dalam hal ini, arti dari utilitas adalah suatu nilai yang ditambahkan atau dibentuk pada produk dengan membuat produk tersebut agar selalu tersedia untuk pembeli atau pelanggan. Sedangkan utilitas waktu adalah suatu nilai yang diperoleh dengan membuat suatu produk yang bisa diterima dalam waktu yang tepat.
Peran Logistik di Perusahaan
3. Perpindahan Produk Secara Efisien
• Sistem logistik yang baik terbukti mampu menciptakan proses pemasokan produk yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, serta dalam kondisi yang tepat dan biaya yang lebih bersahabat agar pelanggan bisa mendapatkan manfaat dari produk tersebut.
4. Lebih Ekonomis
• Sistem logistik yang efisien dan juga ekonomis merupakan aset yang wajib dipelihara dan dijaga oleh pihak perusahaan. Bila perusahaan mampu menyediakan produk ke pelanggan secara cepat dan biaya yang rendah, maka perusahaan akan mampu meningkatkan pangsa pasar yang lebih banyak daripada kompetitor yang tidak mempunyai sistem logistik yang buruk.
• Selain itu, perusahaan juga bisa menjual produk dengan biaya yang lebih murah karena efisiensi logistik, atau mampu memberikan kepuasan layanan leng lebih baik kepada konsumen, sehingga bisa menciptakan efek yang baik pula.
LOGISTIK PANGAN
https://supplychainindonesia.com/logistik- pangan/
LOGISTIK PANGAN
• Kebutuhan pangan menjadi kebutuhan dasar setiap
manusia. Manusia memerlukan pangan untuk kehidupan.
Fungsi dasar pangan untuk kesehatan, kelangsungan kehidupan manusia, dan menyediakan sumber energi
untuk mendukung manusia dalam melaksanakan aktivitas.
Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa ketahanan
pangan akan menentukan ketahanan suatu bangsa.
LOGISTIK PANGAN
• Dalam perkembangan budaya dan peradaban manusia, sumber pangan
bervariasi. Pangan diperoleh dari hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan proses pengolahan manufaktur. Penyediaan pangan yang sehat, higienis, halal, dan mencukupi sesuai kebutuhan manusia menjadi perhatian pemerintah.
Kebutuhan pangan mengikuti jumlah populasi penduduk, gaya hidup, sosial dan keagamaan, tingkat pendapatan, dan selera individu.
• Nilai ekonomi dari kebutuhan pangan sangatlah besar. Penyediaan pangan melibatkan banyak ecosystem dari berbagai sektor ekonomi.
• Kontribusi sektor ecosystem penyediaan pangan terhadap GDP di Indonesia hampir 60%. Sektor kontribusi penyediaan pangan tidak hanya dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kelautan, dan industri
manufaktur pengolahan pangan, namun melibatkan juga sektor transportasi,
pergudangan, perbankan, riset, dan perdagangan.
• Pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan pun masih besar. BPS (Maret 2016) mencatat, rata-rata belanja pangan dari sektor rumah tangga
untuk wilayah pedesaan (rural) mencapai 55,8%. Sisanya sebesar 44,2% untuk belanja bukan pangan. Sementara untuk wilayah perkotaan (urban), rata-rata belanja pangan dari sektor rumah tangga mencapai 44,6% dan sisanya 55,4%
untuk belanja bukan pangan. Secara agregrat rata-rata belanja untuk pangan mencapai 48,7% dan sisanya untuk belanja bukan pangan 51,3%.
• Penyediaan pangan dalam jumlah yang tepat, mutu yang baik, ketersediaan
pangan yang menjangkau semua penduduk Indonesia di mana pun berada, dan
dengan harga yang terjangkau menjadi tantangan semua stakeholder pangan,
baik pemerintah, dunia usaha dari BUMN dan swasta, maupun pihak-pihak lain.
• Logistik berperan penting dalam penyediaan dan distribusi pangan, mulai dari sektor hulu sampai hilir, yang menjangkau ke rumah tangga dan setiap individu. Sistem logistik pangan mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pengadaaan pangan, transportasi, pergudangan, distribusi, teknologi, aliran informasi, dan aliran uang, dari penyedia pangan sampai pengguna akhir.
• Penyedia pangan terdiri dari petani, peternak, perkebunan, perikanan, dan manufaktur industri pangan. Distribusi pangan meliputi pedagang, distributor, pengelola gudang pangan, dan
perusahaan transportasi pangan.
• Sistem logistik pangan akan memastikan penyediaan pangan ke rumah tangga dan setiap individu dalam memenuhi kebutuhan pangan secara tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat waktu, dan biaya logistik distribusi pangan yang paling efisien. Sistem logistik pangan juga akan menjamin tidak ada kelangkaan pangan dan disparitas harga yang tinggi antardaerah.
Utamanya untuk jenis pangan kebutuhan pokok.
• Supply chain/ mata rantai pasok adalah sebuah system rangkaian kegiatan yang meliputi
koordinasi, penjadwalan dan pengendalian yang terdiri atas organisasi, sumberdaya manusia, aktivitas
Supply Chain /Mata Rantai Pasok
• Supply chain/ mata rantai pasok adalah sebuah system
rangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan dan pengendalian yang terdiri atas organisasi, sumberdaya manusia, aktivitas, informasi dan sumber-sumber daya
lainnya terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa dari suatu
pemasok (supplier) kepada pelanggan (customer).
Mata Rantai Supply
Chain
Rantai Pasok Pangan
• Pangan (produk) bergerak mengalir secara
berkesinambungan dari produsen ke konsumen melalui proses
produksi, pengolahan, distribusi, ritel dan konsumen; dengan
demikian, pangan mengalir dari
petani ke konsumen (from farm
to table).
Model sederhana rantai
Pasok /Suplly Chain Pangan dari
Proses Budidaya sampai Ke
konsumen
Pemerintah telah menetapkan kebutuhan pokok pangan menurut Peraturan Presiden No. 71/2015 yang dikelompokkan sebagai berikut:
• Kebutuhan bahan pokok pangan hasil pertanian: beras, kedelai bahan baku tahu dan tempe, cabe, dan bawang merah.
• Kebutuhan bahan pokok pangan hasil industri: gula, minyak goreng, dan tepung terigu.
• Kebutuhan bahan pokok pangan hasil peternakan dan perikanan: daging
sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan ikan segar yaitu bandeng,
kembung, dan tongkol/tuna/cakalang.
Tipe
Rantai pasok
pangan
Rantai Pasok Produk Pangan Segar/fresh (seperti sayuran segar, bunga, buah-buahan). Secara umum, rantai pasok ini meliputi: petani, pengumpul, grosir, importir dan eksportir, pengecer dan toko-toko khusus. Pada dasarnya, seluruh tahapan rantai pasok ini memiliki
karakteristik khusus, produk ditanam atau diproduksi dari pedesaan. Proses utama adalah penanganan,
penyimpanan, pengemasan, pengangkutan, dan terutama perdagangan produk ini.
Rantai Pasok Produk Pangan Olahan (seperti makanan ringan, makanan sajian, produk makanan kaleng). Pada rantai pasok ini, produk pertanian dan perikanan
digunakan sebagai bahan baku dalam menghasilkan produk-produk pangan yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi (Gambar 2). Dalam banyak hal, proses
pengawetan dan pendinginan akan memperpanjang masa
guna (shelf life) dari produk pangan yang dihasilkan.
Keamanan Pangan (Food Safety)
• Produk pangan baik makanan dan minuman adalah produk yang memiliki kaitan langsung atau resiko terhadap kesehatan dari setiap konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut. Resiko yang melekat pada produk pangan inilah yang
membedakan rantai pasok produk pangan dengan rantai pasok produk lain.
• Dalam rantai pasok pangan, seluruh pelaku (stake holders) rantai pasok
bertanggung jawab dan berupaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi
(pencemaran) produk yang mengakibatkan produk berbahaya bagi kesehatan
konsumen baik pada jangka pendek, maupun pada jangka panjang. Persyaratan
akan produk pangan yang aman dikonsumsi dikenal dengan istilah Keamanan
Pangan (Food Safety).
Prosedur Food Safety dalam
rantai pasok
pangan
Cara Operasional yang Benar (GAP, GHP, GMP,GDP, GWP, GRP, GLP)
Seiring dengan perkembangan rantai pasok pangan, persaingan serta persyaratan
konsumen, maka prosedur pencegahan ini diberlakukan pada setiap tahapan rantai pasok (Gambar 4), yaitu antara lain:
• GAP (Good Agriculture Practices): yaitu prosedur yang bertujuan untuk mencegah proses pencemaran selama masa budi daya atau panen/menangkap ikan/seafood.
• GHP (Good Handling Practices): yaitu prosedur yang bertujuan untuk mencegah proses pencemaran yang dapat ditimbulkan dari kesalahan dalam proses penanganan,
pengangkutan dan penyusunan selama proses perpindahan, baik dari dan kedalam kendaraan, dari dan kedalam gudang.
• Good Manufacturing Practice (GMP) atau Cara Produksi yang Baik, merupakan prosedur keamanan pangan yang pertama sekali diterapkan, dengan fokus pada standarisasi
proses pabrikasi yang memenuhi kriteria keamanan pangan (Personil, Peralatan Kerja, Proses Produksi dan Lingkungan Pabrik).
• GDP (Good Distribution Practices): yaitu prosedur yang bertujuan untuk mencegah
proses pencemaran dari ketidaksesuaian proses penyaluran produk menurut kategori
produk pangan dan persyaratan produk termasuk saluran pemasaran (distribution
channel) dan rantai dingin (Cold Chain).
• GWP (Good Warehouse Practices): yaitu prosedur yang bertujuan untuk mencegah proses pencemaran yang dapat ditimbulkan dari
kesalahan dalam proses penyimpangan di dalam gudang, seperti batas jumlah tumpukan, penyimpanan yang bersamaan dengan bahan kimia dan bahan berbahaya, suhu ruangan, dan lain sebagainya.
• GRP (Good Retail Practices): yaitu prosedur yang bertujuan untuk
mencegah proses pencemaran yang dapat ditimbulkan dari kesalahan dalam tata cara penyusunan dan penyajian produk di retail (toko).
Prosedur ini adalah pengembangan dari prosedur GWP.
• GLP (Good Laboratory Practices): yaitu prosedur yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kesalahan analisa dalam proses pemeriksaan
produk di laboratorium.
Secara garis besar, supply chain pangan melibatkan
pihak-pihak:
Institusi pemerintah sebagai regulator, pelaku usaha, perguruan tinggi, lembaga riset dan pengujian, penyedia benih, pupuk dan pestisida, perbankan, MUI, dan
organisasi publik.
Infrastruktur dan sumber daya, yang
meliputi: pelabuhan, jalan raya, stasiun, dan energi.
Layanan delivery, mencakup penyedia jasa logistik, perusahaan transportasi,
distributor, pengelola gudang pangan, cold chain, dan sistem ICT logistik.
Service chain, mencakup pemasok (petani, peternak, dan nelayan), perusahaan
industri pengolah makanan, pengepakan,
dan retailer.
Setiap pihak yang terlibat dalam supply chain pangan perlu berbagi peran dengan kejelasan service level dan indikator
keberhasilan pihak masing-masing.
Tolok ukur keberhasilan kinerja supply
chain pangan sejatinya sederhana, yaitu
kelancaran penyediaan, distribusi pangan
yang menjangkau ke rumah tangga, dan
individu dengan biaya logistik yang paling
murah.
Peluang Perbaikan
• Tantangan utama penyediaan pangan adalah ketersediaan pangan dan harga pangan yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan pangan semua penduduk Indonesia. Logistik berperan penting terhadap kedua tantangan tersebut.
• Ketersediaan (availability) bahan pokok pangan dalam jumlah yang tepat dan mutu pangan yang baik memerlukan perencanaan dan pengendalian sistem logistik
pangan yang terintegrasi. Beberapa daerah mengalami kekurangan bahkan kelangkaan bahan pangan tertentu. Sementara di daerah lain mengalami kelebihan persediaan bahan pangan. Perbaikan sistem logistik bahan pokok
pangan mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian logistik bahan
pokok pangan.
Perencanaan logistik
• Perencanaan logistik mencakup perencanaan bahan pokok pangan, desain sistem distribusi, moda transportasi, dan pergudangan.
• Perencaanan bahan pokok pangan dimulai dari pemetaan supply dan demand bahan pokok pangan. Pemetaan kebutuhan pangan (demand side) dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bahan pokok pangan dan estimasi kebutuhan setiap jenis bahan pokok pangan di suatu
daerah. Pemetaan pasokan pangan (supply side) dimaksudkan untuk mengidentifikasi pasokan setiap jenis pangan dan estimasi volume produksi pangan di suatu daerah.
• Dari hasil pemetaan supply dan demand pangan akan diperoleh informasi apakah suatu daerah mengalami kelebihan (surplus) atau kekurangan (shortage) bahan pokok pangan.
Logistik memberikan nilai tambah untuk mengatasi surplus atau kekurangan bahan pokok pangan. Bila suatu daerah mengalami surplus bahan pokok pangan tertentu, maka bahan pokok pangan tersebut dipindahkan ke daerah yang mengalami kekurangan. Sebaliknya, bila suatu daerah mengalami kekurangan bahan pokok pangan tertentu, maka akan dipenuhi dari daerah lain yang mengalami surplus.
• Pergudangan berperan penting untuk mengatasi fluktuasi surplus dan
kekurangan bahan pokok pangan. Penetapan jumlah gudang, lokasi gudang, dan standar pergudangan untuk pengelolaan gudang inventory bahan pokok pangan.
• Penetapan tingkat inventory bahan pokok pangan yang aman (buffer stock)
didasarkan pada parameter utama: lead time dan kebutuhan permintaan. Lead time pemenuhan inventory pangan mulai dari order sampai bahan pangan
diterima di gudang. Keandalan transportasi pangan menentukan lead
time pemenuhan inventory pangan. Kebutuhan permintaan pangan diestimasi
dalam periode tertentu, misalnya 2 bulan.
•
Pengepakan dan proses handling bahan pokok pangan perlu dilakukan dengan aman untuk melindungi dari kerusakan, kehilangan, dan penurunan mutu pangan mulai dari primary
producer (petani, peternak, dan nelayan), industrial producer (perusahaan manufakturpengolahan pangan), wholesaler, retailer sampai diterima consumer.
•
Dalam pengelolaan gudang bahan pokok pangan perlu dipertimbangkan kadaluarsa
pangan. Bahan pokok pangan merupakan komoditas yang mudah rusak (perishable goods).
Standar gudang dan moda transportasi cold chain diperlukan untuk jenis bahan pokok pangan tertentu, seperti ikan dan daging segar. Untuk menjaga batas kadaluarsa pangan, penerapan FIFO (first-in first-out) dalam pengelolaan persediaan bahan pokok pangan
mutlak dilakukan. Penggunaan kartu inventory akan memastikan pengawasan inventory pangan masuk dan keluar.
•
Pada gudang dengan SKUs (stock keeping units) persediaan bahan pokok pangan dalam jumlah besar dan kompleks memerlukan penggunaan sistem aplikasi WMS
(warehouse management system). Dengan aplikasi WMS ini akan dapat memonitor
persediaan bahan pokok pangan, penerimaan, penyimpanan, picking, dan pengeluaran
bahan pokok pangan dari gudang.
• Tingkat persediaan (inventory) bahan pokok pangan diupayakan optimal.
Tidak overstock atau understock. Overstock bahan pokok pangan akan
menyebabkan biaya penyimpanan menjadi besar, modal kerja yang cukup besar, dan risiko bahan pokok pangan rusak. Sementara understock akan menyebabkan kekurangan atau bahkan kelangkaan bahan pokok pangan yang berakibat pada kenaikan harga-harga bahan pokok pangan.
• Pengelolaan logistik bahan pokok pangan yang efektif akan menjamin
ketersediaan bahan pokok pangan dengan biaya logistik yang efisien untuk ketahanan pangan. Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk. Hal ini
tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Logistik berperan penting untuk turut menjaga ketahanan pangan, mengurangi kelangkaan stock pangan, dan
disparitas harga bahan pokok pangan.
Soal Latihan
Tulis dan jawab soal latihan di buku dan kerjakan dengan sebaik-baiknya ! 1. Jelaskan pengertian logistik !
2. Jelaskan tujuan logistik !
3. Sebutkan 10 kegiatan logistik !
4. Apa yang dimaksud sistem logistik ? 5. Jelaskan peran logistik !
6. Jelaskan apa yang dimaksud supply chain/ mata rantai pasok ?
7. Jelaskan secara garis besar pihak-pihak yang terlibat supply chain /rantai pasok pangan!
8. Jelaskan mencakup apa sajakah perencanaan logistik !
TERIMA KASIH DAN
SELAMAT BELAJAR …!