LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN INTRANATAL RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN
SURAKARTA
Dosen Pembimbing :
Dr. Faizah Betty Rahayuningsih, A., S.Kep., M.Kes Pembimbing Klinik
Ratih Dwi W.,S.ST, Bdn
Disusun Oleh :
Febriza Kharisma Putri J230235006
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2023
2 A. DEFINISI
Ada beberapa pengertian dari persalinan yakni
1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).
2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).
4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).
B. JENIS PERSALINAN Ada beberapa jenis persalinan
1. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin
C. TEORI PENYEBAB TERJADINYA PERSALINAN
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut :
1. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot
3 rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.
D. TANDA-TANDA PERSALINAN 1. Tanda persalian sudah dekat
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria
4 Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.
c. False labor
Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah 2) Tidak teratur
3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang
4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix d. Perubahan cerviks
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
e. Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.
f. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.
2. Tanda-tanda perselinan
a. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
2) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin besar
4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
5 5) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir.
Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
E. TAHAPAN PERSALINAN 1. KALA I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servix secara bertahap
2) Pembukaan servix kurang dari 4 cm
3) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan deselerasi 1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
2) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
3) Terjadi penurunan bagian terendah janin
6 2. KALA II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
a. Ibu ingin meneran b. Perineum menonjol
c. Vulva vagina dan sphincter anus membuka d. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat e. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
f. Pembukaan lengkap (10 cm )
g. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5 jam h. Pemantauan (tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus, janin yaitu
penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi)
3. KALA III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kala III disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta, peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan. Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
c. Tali pusat memanjang d. Semburan darah tiba tiba 4. KALA IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu, paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung, masa 1 jam setelah plasenta lahir, pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering, observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini
Observasi yang dilakukan : a. Tingkat kesadaran penderita.
b. Pemeriksaan tanda vital.
c. Kontraksi uterus.
d. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500cc.
7 Pemantauan yang dilakukan pada kala IV :
a. Kontraksi rahim
Kontraksi dapat diketahui dengan palpasi. Setelah plasenta lahir dilakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi. Dalam evaluasi uterus yang perlu dilakukan adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi uterus. Kontraksi uterus yang normal adalah pada perabaan fundus uteri akan teraba keras. Jika tidak terjadi kontraksi dalam waktu 15 menit setelah dilakukan pemijatan uterus akan terjadi atonia uteri.
b. Perdarahan
Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa c. Kandung kencing
Kandung kencing: harus kosong, kalau penuh ibu diminta untuk kencing dan kalau tidak bisa lakukan kateterisasi. Kandung kemih yang penuh mendorong uterus keatas dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.
d. Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidak
Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai perluasan laserasi perineum. Derajat laserasi perineum terbagi atas :
1) Derajat I
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior dan kulit perineum. Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan penjahitan, kecuali jika terjadi perdarahan
2) Derajat II
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum dan otot perineum.
Pada derajat II dilakukan penjahitan dengan teknik jelujur 3) Derajat III
Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot spingter ani external
4) Derajat IV
Derajat III ditambah dinding rectum anterior. Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi ini memerlukan teknik dan prosedur khusus e. Uri dan selaput ketuban harus lengkap
f. Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernapasan, dan rasa sakit 1) Keadaan Umun Ibu
Periksa Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan jika kondisi itu tidak stabil pantau lebih sering
2) Pemeriksaan tanda vital.
3) Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri:
Rasakan apakah fundus uteri berkontraksi kuat dan berada dibawah umbilicus.
Periksa fundus :
a) 2-3 kali dalam 10 menit pertama
8 b) Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan.
c) Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan
d) Masage fundus (jika perlu) untuk menimbulkan kontraksi g. Bayi dalam keadaan baik.
F. ASUHAN KEPERAWATAN KEMUNGKINAN DATA FOKUS 1. Identitas klien dan penagnggung jawab
Nama/inisial klien, usia klien, status perkawinan klien, pendidikan dan pekerjaan klien, alamat klien.
2. Keluhan utama
Keluhan yang biasanya muncul adalah nyeri.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang mengeluh nyeri 4. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu riwayat persalinan dahulu 5. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga Adakah penyakit keturunan dan penyakit yang menular dalam keluarga
6. Riwayat kehamilan
a) Riwayat menstruasi: Untuk menegetahui menarche, lamanya, siklus teratur atau tidak dan apakah mengalami dysminore
b) Riwayat kehamilan Untuk menegetahui jumlah gravida, partus, dan abortus (GPA), untuk mengetahui Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
c) Riwayat persalinan sekarang: Dilakukannya operasi sectio caesarea Biasanya pada pasien yang panggul sempit, pre-eklamasi berat, ketuban pecah dini, partus lama/tidak maju, plasenta previa totalis, bayi kembar, factor hambatan jalan lahir, kelainan letak kepala/sungsang.
7. Pemeriksaan fisik (head to toe) a) Keadaan umum
Ibu dengan persalinan biasanya keadaan umum composmetis b) Tanda-tanda vital
Tekanan darah biasanya pada pasien dengan persalinan tekanan darahnya meningkat kerena adanya rasa nyeri, nyeri yang mengakibatkan stimulasi simpatik sehingga membuat nadi meningkat, suhu tubuh biasanya normal, pernafasan biasanya tidak normal karena rasa nyeri mengakibatkan stimulasi simpatik sehingga membuat pernafasan dangkat
c) Pemeriksaan kepala 1) Muka
Biasanya nampak pucat diakibatkan oleh kondisi anemia atau dikarenakan proses persalinan yang mengalami perdarahan
9 2) Mata
biasanya terdapat konjungtiva yang anemis diakibatkan oleh kondisi anemia atau dikarenakan proses persalinan yang mengalami perdarahan.
3) Hidung
Pada pemeriksaan hidung meliputi tulang hidung dan posisi septum nasi, pernafasan cuping hidung, kondisi lubang hidung, apakah ada secret, sumbatan jalan nafas, apakah ada perdarahan atau tidak, apakah ada polip dan purulent
4) Mulut
Pada pemeriksaan mulut terdapat mukosa bibi kering, tampak pucat karena pasien mengeluh mual, pasien tidak nafsu makan akibat dari nyeri yang di timbulkan pada luka
d) Pemeriksaan payudara
Pada pemeriksaan payudara pada ibu yang mengalami bendungan ASI meliputi bentuk simetris, kedua payudara tegang, ada nyeri tekan, kedua puting susu menonjol, areola hitam, warna kulit tidak kemerahan, ASI belum keluar atau ASI hanya keluar sedikit.
e) Pemeriksaan abdomen
Biasanya pada pasien di ukur TFU dan leopold f) Pemeriksaan ekstremitas
Kaji tentang keadaan derajat range of mention pada tangkai bawah, ketidaknyamanan atau nyeri pada waktu bergerak, kekuatan otot saat beraktivitas, serta keadaan tonus dan kekuatan otot pada ekstremitas bagian bawa dan atas.
g) Pemeriksaan genetalia
Biasanya pada pasien mengalami robekan jalan lahir dan pengeluaran darah 8. Pemeriksaan penunjang
G. ANALISIS DATA DAN DIANGNOSA KEPERAWATAN
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KRPERAWATAN 1 MAYOR
Data Subjektif :
• Mengeluh nyeri
• Perineum terasa tertekan Data Objektif :
• Tampak meringis
• Berposisi meringankan nyeri
• Uterus teraba membulat MINOR
Data Subjektif :
Pengeluaran janin
(D.0079) Nyeri melahirkan
10
• Mual
• Nafsu makan menurun Data Objektif :
• Tekanan darah meningkat
• Frekuensi nadi meningkat
• Ketegangan otot meningkat
• Pola tidur berubah
• Fungsi berkemih berubah
• Diaforesis
• Gangguan prilaku
• Prilaku ekspresif
• Pupil dilatasi
• Muntah
• Fokus pada diri sendiri 2 MAYOR
Data Subjektif :
• (tidak tersedia) Data Objektif :
• Frekuensi nadi meningkat
• Nadi teraba lemah
• Tekanan darah menurun
• Tekanan nadii menyempit
• Turgor kulit menurun
• Membran mukosa kering
• Volume urine menurun
• Hematokrit meningkat MINOR
Data Subjektif :
• Merasa lemas
• Merasa haus Data Objektif :
• Pengisian vena menurun
• Status mental berubah
• Suhu tubuh meningkat
• Konsentrasi urine meningkat
• Berat badan turun tiba-tiba
Kehilangan cairan aktif (pendarahan)
(D.0022) Hipovolemia
3 MAYOR Data Subjektif :
• Mengeluh lelah
Kelemahan (D.0056) Intoleransi Aktivitas
11 Data Objektif :
• Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
MINOR Data Subjektif :
• Dispnea saat atau setelah aktivitas
• Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
• Merasa lemas Data Objektif :
• Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
• Gambaran EKG menunjukan aritmia saat atau setelah aktivitas
• Gambaran EKG menunjukan iskemia
• Sianosis
12 H. INTERVENSI
NO DX LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI
KEPERAWATAN RASIONAL
1 (D.0079) Nyeri melahirka n
berhubung an dengan Pengeluar an janin
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x10 jam didapati bila Status Intrapartum (L.07060) membaik dengan kriteria hasil :
Luaran Awal Akhir Koping
terhadap ketidaknyaman an persalinan
2 5
Pendarahan pervagina
3 5
Sakit kepala 3 5 Nyeri dengan
kontraksi
3 5
Nyeri pungung 3 5 Frekuensi
kontraksi uterus
3 5
Priode kontraksi uterus
3 5
Intensitas kontraksi uterus
3 5
Manajemen nyeri (I.08238) Observasi
• Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri
• Identifikasi faktor memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
• Berikan teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri (teknik napas dalam, kompres dingin)
• Fasilitasi istirahat
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemeliharaan strategi meredakan nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab, priode, pemicu nyeri
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
Observasi
• Untuk mengetahui adanya faktor yang dapat memperberat dan memperingan rasa nyeri Terapeutik
• Membantu pasien dalam memperingan rasa nyeri, serta mengfasilitasi pasien untuk istirahat dan mengetahui cara meredakan nyeri
Edukasi
• Pasien mengetahui penyebab, priode dan pemicu adanya nyeri, pasien mengetahu dan mempraktikan cara meredakan nyeri secara nonfarmakologi
Kolaborasi
• Pemberian analgetik untuk meredakan nyeri secara farmakologi
13
• Ajarkan teknik
nonfarmakologi dalam mengatasi rasa nyeri Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik
2 (D.0022) Hipovole mia berhubung an dengan Kehilanga n cairan aktif (pendarah an)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x10 jam didapati bila Tinkat Pendarahan (L.02017) menurun dengan kriteria hasil :
Luaran Awal Akhir Kelembapan
membran mukosa
3 5
Kelembapan kulit
3 5
Pendarahan vagina
3 5
Hemoglobin
3 5
Hematokrit 3 5 Tekanan
darah 3 5
Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Observasi
• Periksa tanda gejala hipovolemia
Terapeutik
• Berikan asupan cairan oral Edukasi
• Anjurkan minum banyak
• Anjurkan berbaring dan hindari perubahan posisi yang mendadak
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
• Kolaborasi pemberian produk darah
Observasi
• Memantau peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah Terapeutik
• Untuk menjaga cairan tubuh tetap terjaga Edukasi
• Anjurkan
memperbanyak intake minum dan meghindari perubahan posisi yang mendadak pada pasien Kolaborasi
• Mengkolaborasi
pemberian cairan tambahan untuk
14 menjaga keseimbangan cairan
Manajemen Pendarahan Pervagina Pasca Persalinan (I.02045)
Observasi
• Periksa uterus
• Identifikasi penyebab kehilangan darah
• Identifikasi keluhan ibu
• Monitor jumlah kehilangan darah
• Monitor kadar Hb, Ht, PT dan APTT sebelum dan sesudah pendarahan
• Monitor membran mukosa, bruising, dan adanya petechi
Terapeutik
• Lakukan penekanan pada area pendarahan
• Pasang oksimetri
• Berikan oksigen nasal 3 lpm
• Berikan posisi supine
• Pasang IV line dengan mengunakan transfusset
Observasi
• Memeriksa TFU, atonia uteri, pantau kondisi ibu dengan keluhan (pusing, mata berkunang, keluar banyak darah), dan monitor pemeriksaan lab
Terapeutik
• Mencegah pendarahan dan berikan oksigen untuk mencegah adanya penurunan oksigen karena pendarahan serta pemberian cairan melalui IV line
Kolaborasi
• Mengkolaborasi
pemberian transufi dan
obat pencegah
pendarahan
15
• Lakukan pemijatan uterus untuk merangsang kontraksi uterus
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian tranfusi darah
• Kolaborasi pemberian uterotonika
3 (D.0056) Intoleransi Aktivitas berhubung an dengan Kelemaha n
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x10 jam didapati bila Toleransi Aktivitas (L.05047) meningkat dengan kriteria hasil :
Luaran Awal Akhir Kemudahan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
2 5
Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat
2 5
Keluhan lelah menurun
3 5
Manajemen Energi (I.05178) Observasi
• Identifikasi gangguan dan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
• Monitor kelelahan fisik
• Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
• Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
Edukasi
• Anjrkan tirah baring
• Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Observasi
• Untuk mengetahui adanya gangguan akibat kelelahan saat persalinan dan ketidak nyamanan
Terapeutik
• Menyediakan
lingkungan nyaman untuk istirahat
Edukasi
• Mengajarkan cara untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi
• Mengkolaborasi
pemberian nutrisi untuk mengurangi kelelahan
16 Tekanan
darah
3 5 • Kolaborasi dengan ahli gizi dalam peningkatan asupan makanan