• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)43 2.1 Luka 2.1.1 Definisi Luka Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)43 2.1 Luka 2.1.1 Definisi Luka Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Menurut Arisanty (2014), secara fisiologis tubuh dapat memperbaiki sendiri jaringan kulit (luka) yang rusak yang disebut dengan penyembuhan luka. Penyembuhan luka dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi atau remodeling. Menurut Arisanty (2014), luka digolongkan menjadi tiga berdasarkan jenis atau cara penyembuhannya, yaitu penyembuhan luka spontan.

Penyembuhan luka primer tersier atau tertunda terjadi apabila pada luka primer terdapat infeksi atau terdapat benda asing sehingga penyembuhannya terhambat. Luka dikatakan stadium 1 bila warna dasar luka adalah merah dan hanya mengenai lapisan epidermis saja, kulit arinya masih utuh atau tanpa kerusakan pada kulit arinya. Luka dikatakan stadium 3 bila warna dasar luka merah dan lapisan kulit sudah kehilangan epidermis, dermis, dan sebagian hipodermis (ketebalan penuh).

Luka dikatakan derajat 4 apabila warna dasar luka merah dan lapisan kulit rusak serta kehilangan lapisan epidermis, dermis, seluruh hipodermis serta mengenai otot dan tulang (ketebalan penuh dalam). Tahapan dasar luka nekrotik dapat dinilai dengan menemukan dasar luka berwarna merah (granulasi) dengan pembuluh darah yang baik. Warna dasar luka adalah merah, artinya jaringan granulasi mendapat suplai darah yang baik dan cenderung cepat berdarah.

Warna dasar luka kuning berarti jaringan lunak seperti nanah nekrotik (mati) yang menggumpal di permukaan kulit, yang sering disebut dengan nanah.

Gambar  2.1:  (a)  Pembentukan  bekuan  dan  migrasi  leukosit  pada  luka  kulit,  (b)  Proliferasi  dan  migrasi  fibroblas  dan  sel  endotel,  (c)  Mobilisasi,  migrasi,  proliferasi  dan  diferensiasi  sel  epitel,  (d)  Tahap  maturasi  akhir  dengan
Gambar 2.1: (a) Pembentukan bekuan dan migrasi leukosit pada luka kulit, (b) Proliferasi dan migrasi fibroblas dan sel endotel, (c) Mobilisasi, migrasi, proliferasi dan diferensiasi sel epitel, (d) Tahap maturasi akhir dengan

Penatalaksanaan Luka

Pencucian Luka (Wound Cleansing)

Normal saline merupakan cairan isotonik untuk jaringan tubuh karena secara fisiologis kompatibel dengan cairan tubuh, tidak bersifat toksik terhadap jaringan granulasi pada luka, dan tidak dapat membunuh kuman karena bukan merupakan cairan antiseptik (Arisanty, 2014 dan Maryunani, 2015). Obat kumur luka komersial mengandung surfaktan (surfaktan) yang memudahkan penghilangan/penghilangan kontaminan luka.

Balutan Luka (Wound Dressing)

Jika balutan bersentuhan dengan eksudat luka, maka akan terbentuk gel hidrofilik pada permukaan luka akibat pertukaran antara ion kalsium pada balutan dan ion natrium pada eksudat luka, yang akan menciptakan lingkungan lembab pada luka. mempromosikan re-epitelisasi dan pembentukan jaringan granulasi yang lebih optimal. Film transparan (transparan film dressing), merupakan membran polimer semi permeabel tipis dan transparan yang dilapisi dengan lapisan perekat akrilik tahan air. Dressing ini dapat menjaga pertukaran udara atau oksigen pada luka, namun dapat mencegah masuknya air, kotoran dan bakteri ke dalam luka (Messakh, 2009).

Secondary dressing, yaitu balutan yang tidak bersentuhan langsung dengan luka namun dipasang di atas balutan primer.

Anatomi dan Fisiologi Kulit .1 Definisi Kulit

Lapisan Kulit

Epidermis terdiri dari sel-sel epidermis terutama serat kolagen dan beberapa serat elastis (Syaifuddin, 2012). Stratum korneum merupakan lapisan tanduk yang tersusun atas sel-sel keratinosit yang bersifat elastis dan melindungi sel-sel hidup, sel-sel keratinosit tersebut dapat diangkat dan diganti. Lapisan ini berbentuk datar, relatif tebal dan mengandung sel-sel mati, serta mudah terkikis dan digantikan oleh sel-sel baru.

Stratum lucidum merupakan lapisan transparan berbentuk garis-garis bening, terletak pada kulit tebal telapak tangan dan telapak kaki, tidak terlihat pada kulit tipis, selnya mengandung protein = eleidin dan dapat mencegah sinar ultraviolet dan sinar matahari. Stratum granulosum adalah lapisan granular yang ditandai dengan 3-5 lapisan sel poligonal pipih, nukleus berada di tengah dan sitoplasma diisi dengan: butiran basofilik kasar (yang disebut butiran keratohialin dan mengandung protein kaya histidin). Stratum spinosum merupakan lapisan Malpighi yang berbentuk polihedral (bersegi banyak), disebut “sel rantai”, tempat berlangsungnya proses aktif sintesis protein, tempat terjadinya pembelahan sel, dibentuk sel-sel yang menggantikan sel-sel di atasnya, terdapat Langerhans. Dalam sel, terdapat kumpulan filamen yang disebut tonofibril, filamen ini dianggap berperan penting dalam menjaga kohesi sel dan melindungi dari keausan.

Lapisan basal adalah lapisan basal atau lapisan germinativum yang terdiri dari 1 lapis sel kolumnar/kuboid yang mengandung melanosit, terjadi proses pembelahan sel/mitosis yang berlangsung secara intensif dan bertanggung jawab terhadap pembaharuan sel epidermis secara terus menerus, setiap epidermis diperbarui. 28 hari. untuk migrasi ke permukaan, keratinisasi, Pematangan dan migrasi sel kulit dimulai pada lapisan basal, yaitu lapisan kulit terdalam. Turunan (turunan) dari dermis terdiri dari rambut, kelenjar minyak, kelenjar mukosa dan kelenjar keringat yang tenggelam jauh ke dalam dermis. Serat-serat tersebut bersama dengan pembuluh darah dan pembuluh limfatik membentuk suatu jaringan yang memberikan suplai darah pada kulit (Syaifuddin, 2012).

Lapisan subkutis/subkutan merupakan lapisan di bawah dermis yang terdiri dari lapisan lemak dan jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Sebagai insulasi panas (perlindungan tubuh terhadap dingin) dan cadangan kalori (penyimpanan bahan bakar), biasanya terdapat pada bantalan jaringan yang lebih dalam.

Fisiologi Kulit

Sensasi sentuhan yang ditimbulkan oleh rangsangan pada ujung saraf di kulit berbeda-beda tergantung ujung saraf yang dirangsang. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; ada yang peka (peka) terhadap dingin, ada yang panas, dan ada yang peka terhadap rasa sakit.

Gambaran Makroskopis Luka

Kontraksi merupakan proses penyempitan ukuran luka ke arah tengah untuk memperkecil ukuran luka (Ehrlich & Hunt, 2012). Keadaan ini diikuti oleh 3 proses yang berlangsung secara berurutan berupa epitelisasi, kontraksi luka dan pembentukan kolagen. Myofibroblast berikatan dengan tepi luka dan menarik lapisan epidermis ke dalam sehingga tepi luka dapat saling mengunci (Mallefet & Dweck, 2008).

Kepadatan/kontraksi kulit diukur dengan melihat penyempitan ukuran luka (dengan mengukur panjang dan lebar luka) menggunakan penggaris (Yunanda dkk, 2016). Granulasi merupakan tanda perkembangan penyembuhan luka pada fase proliferasi (Mandal et al, 2015). Pembentukan granulasi dinilai dengan melihat jaringan berwarna kemerahan dengan bintil-bintil halus di tepi luka (Yunanda dkk, 2016).

Eksotoksin dan sisa-sisa sel yang ada dalam eksudat dapat memperlambat penyembuhan luka dengan memperpanjang proses inflamasi. Pengerasan kulit yang berlebihan pada area luka akan memperlambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi (Morison, 2003). Menurut Arisanty (2014), gambaran makroskopis penyembuhan luka juga dapat dilihat dari kegiatan pengkajian lokal pada luka, yang meliputi pengkajian jenis luka, jenis eksudat dan cairan luka, pengkajian tepi dan kulit sekitar luka serta pengkajian ukuran lukanya.

Tentukan jenis luka (akut atau kronis), jenis penyembuhan (primer, sekunder, atau tersier), warna dasar luka (RYB, merah-kuning-hitam), dan stadium luka jika dasar luka warnanya merah. Proses epitelisasi terjadi dari bagian tepi luka, meskipun pada beberapa kasus proses epitelisasi terjadi dari bagian tengah hingga bagian tepi luka. Tepi luka baik dan epitelisasi dapat terjadi apabila tepi luka halus, tipis, bersih dan lembut.

Tepi luka yang menebal harus ditipiskan, tepi luka yang kasar harus dihaluskan, tepi luka yang kotor harus dibersihkan, dan tepi luka yang keras harus dilunakkan. Disekitar luka yang baik untuk penyembuhan luka adalah kulit sekitar luka yang masih utuh, tidak bengkak, tidak merah, tidak nyeri. Perhatikan kemungkinan tanda-tanda infeksi lokal di sekitar luka (bengkak, kemerahan, rasa hangat atau demam dan nyeri setempat).

Lidah Buaya (Aloe vera)

  • Deskripsi Tumbuhan Aloe vera
  • Taksonomi Aloe vera
  • Morfologi Aloe vera
  • Kandungan Aloe vera
  • Bagian Aloe vera yang Dimanfaatkan untuk Pengobatan
  • Khasiat Aloe vera
  • Manfaat Aloe vera terhadap Proses Penyembuhan Luka

Tanaman lidah buaya merupakan tanaman perdu rendah yang tergolong sukulen, yaitu tanaman yang mempunyai daun atau batang tebal yang mampu beradaptasi pada lingkungan kering (Furnawanthi, 2002). Daun lidah buaya yang berdaging tebal jika dikupas dari kulitnya akan mengeluarkan sari buah berwarna kuning yang rasanya pahit (jika diolah menjadi obat disebut "lidah buaya") dan bagian dalamnya menghasilkan gel yang kental (jika diolah menjadi obat disebut "lidah buaya") .disebut "gel lidah buaya"). Lidah buaya mempunyai sistem perakaran pendek dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30-40 cm.

Letak daun lidah buaya saling berhadapan dan mempunyai bentuk yang sama yaitu daun tebal berbentuk roset dengan ujung runcing mengarah ke atas dan tepi daun berduri. Menurut Furnawanthi (2002), lidah buaya mempunyai kandungan cair dan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Cairan berwarna kekuningan yang mengandung aloin ini berasal dari lateks yang terdapat pada bagian luar kulit lidah buaya.

Menurut Furnawanthi (2002), batang tanaman lidah buaya yang dipanen dapat dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang dimanfaatkan sebagai berikut. Sari lidah buaya berbentuk koloid seperti slime, apalagi pada pH mendekati basa (saat daun masih segar), bentuknya berupa gel yang lengket (seperti agar-agar). Dilaporkan pada tahun 1997 dalam Drugs and Cosmetic Journal bahwa rahasia khasiat lidah buaya terletak pada senyawa yang dikandungnya, terutama glukomanan, baik asam amino esensial maupun non esensial, enzim oksidase, katalase, lipase dan protease.

Zat aloin yang terkandung dalam lidah buaya dan berfungsi sebagai obat pencahar, telah digunakan oleh orang Yunani sejak abad ke-4 SM. Lidah buaya mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh, menghilangkan rasa lelah, menghilangkan stres, zat pembersih tubuh, membantu. Selain itu, lidah buaya dapat memperkuat sel dan jaringan; menjaga kesehatan; memperlambat penuaan dini; meningkatkan metabolisme tubuh; membantu dalam penyembuhan dan memperkuat fungsi tubuh; mengeluarkan bahan kimia beracun; serta bahan pengawet, pewarna dan pewangi buatan.

Ekstrak gel lidah buaya dapat digunakan untuk mengobati luka akibat sinar X dan luka bakar akibat radiasi radium. Gel lidah buaya mengandung glukomanan, bagian dari kelompok polisakarida dan bradikinase, penghambat protease, magnesium laktat, senyawa anti prostaglandin dan anti inflamasi. Penggunaan lidah buaya sebagai salep (salep) mempunyai efek antimikroba sehingga penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan salep silver sulfadazine.

Menurut WHO Monograph Volume 1 (dalam Agoes, 2010) uji klinis membuktikan bahwa sediaan lidah buaya mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh James Fulton, MD (dokter kulit) dari Newport Beach, California, AS, menutupi separuh wajah pasien operasi kulit dengan menggunakan pembalut berisi gel lidah buaya dan sisanya menggunakan pembalut bedah standar.

Gambar  2.6:  Aloe  vera  (Aloe  barbadensis  Miller)  (Diambil  dari   https://middlepath.com.au/plant/aloes_Aloe_Vera_barbadensis-miller.php)
Gambar 2.6: Aloe vera (Aloe barbadensis Miller) (Diambil dari https://middlepath.com.au/plant/aloes_Aloe_Vera_barbadensis-miller.php)

Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar .1 Pemilihan Tikus Putih Jantan sebagai Hewan Coba

Karakteristik Umum

Menurut Adnan (2007), ciri-ciri tikus wistar ialah mempunyai kepala yang lebar, telinga yang panjang, mata yang kecil tidak berbulu dan ekor yang tidak melebihi panjang badannya. Tikus ini mempunyai sepasang gigi kacip berbentuk pahat yang tidak pernah berhenti tumbuh pada setiap rahang, jadi untuk mengekalkan saiznya ia perlu menggigit apa sahaja.

Data Biologis

Tempat Tikus (Kandang)

Hipotesis Penelitian

Gambar

Gambar  2.1:  (a)  Pembentukan  bekuan  dan  migrasi  leukosit  pada  luka  kulit,  (b)  Proliferasi  dan  migrasi  fibroblas  dan  sel  endotel,  (c)  Mobilisasi,  migrasi,  proliferasi  dan  diferensiasi  sel  epitel,  (d)  Tahap  maturasi  akhir  dengan
Tabel 2.1: Penyebab gangguan penyembuhan luka
Gambar  2.2:  Penyembuhan  luka  berdasarkan  tipe  penyembuhan  luka  (Diambil  dari Arisanty, 2014)
Gambar 2.3: Tipe luka berdasarkan anatomi kulit menurut NPUAP (Diambil dari  Arisanty, 2014)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada juga yang berpendapat bahwa koitus dapat dilakukan setelah masa nifas berdasarkan teori bahwa saat itu bekas luka plasenta baru sembuh proses penyembuhan luka postpartum sampai