• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lukisan "The Last Supper"

N/A
N/A
Agus Hartawan

Academic year: 2024

Membagikan "Lukisan "The Last Supper""

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Apresiasi Karya Seni Rupa

“THE LAST SUPPER”

OLEH:

Ni Luh Ade Widiari (01) Ni Luh Putu Manis (17)

Ni Komang Sintya Utami (24)

Ni Kadek Sri Rizkyanti (25)

(2)
(3)

DATA KARYA SENI

Lukisan "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci adalah salah satu karya seni paling terkenal di dunia. Berikut adalah beberapa data penting tentang lukisan tersebut:

Judul Asli: Il Cenacolo atau L'Ultima Cena (bahasa Italia)

Pelukis: Leonardo da Vinci

Tahun Pembuatan: Sekitar tahun 1495 hingga 1498

Lokasi: Refektori (ruang makan biara) Gereja Santa Maria delle Grazie, Milan, Italia

Ukuran: 460 cm × 880 cm (15 kaki × 29 kaki)

(4)

Teknik: Tidak seperti lukisan dinding tradisional yang menggunakan fresko (cat diterapkan pada plester basah), da Vinci menggunakan teknik tempera dan oil pada plester kering. Hal ini menyebabkan kerentanan pada kerusakan cepat.

Subjek: Lukisan ini menggambarkan momen dramatis dalam Alkitab, ketika Yesus Kristus

mengungkapkan kepada para murid bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianatinya. Lukisan ini menyoroti reaksi para murid yang duduk bersama Yesus dalam jamuan makan malam terakhirnya.

Komposisi: Yesus ditempatkan di tengah dengan para murid dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing menunjukkan reaksi berbeda terhadap pengkhianatan yang diumumkan. Judas, murid yang mengkhianati Yesus, digambarkan di antara mereka dengan gestur defensif.

Pemulihan: Lukisan ini telah mengalami kerusakan parah selama berabad-abad karena teknik yang digunakan dan lingkungan yang tidak stabil. Pemulihan besar dilakukan beberapa kali, yang terakhir pada 1978–1999.

Lukisan ini bukan hanya karya seni penting tetapi juga warisan budaya dan agama yang besar.

Pemesan: Ludovico Sforza, Adipati Milan, dan pelindung Leonardo

Deskripsi: Lukisan ini menggambarkan Perjamuan Terakhir Yesus dengan para rasulnya, seperti yang diceritakan dalam Injil Yohanes, 13:21.

Ciri khas: Lukisan ini banyak dipuji karena dapat menghadirkan detil di lukisan berukuran besar.

Ekspresi para murid Yesus yang tergambar juga membuat The Last Supper banyak disebut sebagai salah satu lukisan ekspresif pertama yang pernah ada.

Lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci memiliki beberapa makna, di antaranya:

Menggambarkan momen penting dalam Injil, yaitu ketika Yesus memperkenalkan Sakramen Perjamuan Kudus kepada murid-muridnya

Menggambarkan keterkejutan, kengerian, kemarahan, dan simpati para murid Yesus saat mengetahui bahwa salah satu di antara mereka akan mengkhianati Yesus

(5)

Merepresentasikan kehadiran rohaniah dalam kehidupan duniawi

Mencerminkan keahlian teknis tinggi Leonardo da Vinci, terutama dalam penggunaan teknik sfumato.

UNSUR-UNSUR YANG TERKANDUNG

Lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci merupakan salah satu mahakarya seni rupa dan desain yang sangat terkenal. Dalam analisis seni rupa dan desain, beberapa unsur utama yang dapat dilihat dari karya ini adalah sebagai berikut:

1. Komposisi

Leonardo menggunakan komposisi geometris yang sangat tertata dalam The Last Supper. Fokus utama ada pada figur Yesus yang ditempatkan tepat di tengah lukisan, dengan para murid di sebelah kiri dan kanan-Nya, membentuk garis diagonal. Komposisi ini menciptakan keseimbangan visual yang kuat.

2. Perspektif

Leonardo menggunakan perspektif linier dengan satu titik hilang yang berada di belakang kepala Yesus. Ini menarik perhatian pemirsa langsung ke pusat lukisan. Teknik perspektif ini memberikan ilusi kedalaman dan tiga dimensi yang sangat realistis.

3. Cahaya dan Bayangan (Chiaroscuro)

(6)

Leonardo menerapkan teknik chiaroscuro untuk menonjolkan bentuk dan volume. Dengan penggunaan kontras antara cahaya dan bayangan, setiap figur terlihat lebih nyata dan memiliki dimensi. Sumber cahaya datang dari jendela di belakang Yesus, yang memberikan efek dramatis pada keseluruhan komposisi.

4. Warna

Dalam The Last Supper, Leonardo menggunakan palet warna yang tenang dan alami. Warna-warna ini digunakan untuk menciptakan suasana tenang sekaligus memberikan nuansa spiritual pada adegan tersebut. Warna pada pakaian para tokoh juga memberikan identitas bagi masing-masing murid.

5. Ekspresi dan Gerak

Setiap murid dalam lukisan ini menunjukkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang berbeda-beda, mencerminkan reaksi mereka terhadap perkataan Yesus bahwa salah satu dari mereka akan

mengkhianatinya. Leonardo terkenal dalam kemampuannya menangkap emosi yang mendalam melalui ekspresi dan gerakan tubuh yang natural.

6. Simetri dan Keseimbangan

Leonardo menerapkan simetri yang sempurna, terutama pada posisi dan gerakan tangan, serta proporsi wajah dan tubuh. Simetri ini menciptakan harmoni dan keteraturan yang menambah kekuatan visual.

7. Ritme Visual

Pengulangan bentuk dan garis pada lukisan ini menciptakan ritme visual yang mengarahkan mata pemirsa bergerak dari satu bagian ke bagian lain. Ritme ini memberi kesan keteraturan, namun tetap dramatis.

Secara keseluruhan, The Last Supper menunjukkan penguasaan Leonardo atas teknik-teknik seni rupa dan desain, yang meliputi komposisi, perspektif, chiaroscuro, dan penggambaran ekspresi manusia dengan detail yang luar biasa.

(7)

PRINSIP-PRINSIP DESAIN YANG TERKANDUNG

Lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci adalah salah satu karya seni paling terkenal di dunia dan memiliki banyak elemen desain yang inovatif. Berikut adalah beberapa prinsip desain yang diterapkan oleh Leonardo dalam karya ini:

1. Komposisi Geometris: Da Vinci menggunakan komposisi geometris yang ketat untuk menciptakan keseimbangan visual. Kristus ditempatkan di pusat komposisi, menjadi titik fokus utama. Garis-garis perspektif mengarahkan mata penonton ke arah Kristus, membuatnya terlihat sebagai pusat narasi dan visual.

2. Penggunaan Perspektif Linier: Leonardo menggunakan teknik perspektif linier untuk menciptakan ilusi ruang tiga dimensi. Garis-garis perspektif memusat pada titik hilang yang tepat di belakang kepala Kristus, memperkuat posisi Kristus sebagai pusat spiritual dan komposisional.

3. Kontras Emosional: Setiap murid digambarkan dengan ekspresi wajah yang berbeda, yang

mencerminkan respons emosional mereka terhadap pernyataan Yesus bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianatinya. Leonardo memperhatikan detail psikologis, sehingga ekspresi mereka terlihat natural dan dramatis.

4. Pengelompokan Simetris: Murid-murid dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga orang, menciptakan simetri yang harmonis. Simetri ini juga mencerminkan harmoni spiritual dan memberikan keseimbangan yang kuat pada keseluruhan komposisi.

5. Pencahayaan dan Kontras: Leonardo menggunakan pencahayaan secara dramatis untuk

menekankan bentuk dan volume tubuh, serta untuk memberikan kedalaman pada adegan. Cahaya yang datang dari jendela belakang memberikan efek yang halus namun signifikan, menyoroti sosok Kristus dengan aura cahaya yang lembut.

(8)

6. Warna: Meski sekarang warna-warna dalam lukisan sudah pudar, Leonardo memilih palet warna yang relatif tenang, dengan dominasi warna-warna biru, merah, dan coklat untuk menekankan ketenangan serta kebersahajaan suasana.

7. Ritme dan Gerakan: Meskipun adegan ini menggambarkan momen statis, Leonardo berhasil menciptakan rasa gerakan dengan susunan murid-murid yang tampak berbicara dan bergerak di antara mereka. Hal ini membuat lukisan terasa hidup dan dinamis, walaupun keseluruhan komposisi tetap terkendali.

Secara keseluruhan, The Last Supper menunjukkan keahlian Leonardo dalam menggabungkan teknik- teknik ilmiah seperti perspektif dengan penghayatan emosional dan simbolisme religius.

APRESIASI KARYA SENI RUPA

Karya seni rupa "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci adalah salah satu mahakarya paling terkenal dalam sejarah seni. Lukisan ini menggambarkan momen penting dalam kehidupan Yesus, yaitu perjamuan terakhir yang diadakan sebelum penyalibannya. Berikut beberapa apresiasi terhadap karya ini:

1. Komposisi dan Perspektif: Leonardo menggunakan teknik perspektif yang sangat detail dan canggih. Garis-garis arsitektural dalam lukisan ini mengarahkan pandangan ke titik pusat, yaitu Yesus, yang menekankan peran sentral-Nya dalam narasi. Komposisi ini menciptakan ilusi kedalaman dan ruang yang sangat realistis.

2. Ekspresi Emosi: Salah satu kekuatan utama karya ini adalah bagaimana Leonardo menggambarkan emosi para rasul. Setiap tokoh menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap pernyataan Yesus bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianatinya. Leonardo berhasil menangkap berbagai ekspresi ketakutan, keterkejutan, dan kebingungan yang membuat lukisan ini terasa hidup dan penuh makna.

(9)

3. Inovasi Teknikal: "The Last Supper" juga merupakan contoh inovasi teknis Leonardo. Alih-alih menggunakan teknik fresko tradisional, dia bereksperimen dengan cat tempera dan minyak di atas plester kering, yang memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk detail halus. Namun, metode ini juga menyebabkan kerusakan lebih cepat pada lukisan tersebut.

4. Simbolisme: Setiap elemen dalam lukisan ini penuh dengan simbolisme, mulai dari gestur tangan hingga penataan para rasul dalam kelompok-kelompok kecil. Leonardo menggunakan simbol-simbol ini untuk menyoroti tema pengkhianatan, kesetiaan, dan pengorbanan, yang menambah kedalaman narasi religius.

5. Pengaruh Budaya: "The Last Supper" telah menjadi ikon budaya yang menginspirasi berbagai bentuk seni, mulai dari film hingga seni kontemporer. Pengaruhnya tidak hanya terbatas pada seni religius, tetapi juga menjadi inspirasi dalam berbagai interpretasi kreatif di zaman modern.

Secara keseluruhan, "The Last Supper" adalah karya yang luar biasa dalam hal teknik, komposisi, dan ekspresi emosi, serta memiliki nilai simbolis dan historis yang sangat mendalam.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Second, the finding of religious fanaticism’s aspects that are shown through his character and the last is the significance of Silas’ religious fanaticism in The Da Vinci Code..

Judul Skripsi: PENERAPAN TEKNIK HANDHELD UNTUK MENGGAMBARKAN EMOSI TOKOH ANAK DALAM FILM THE APPLE AND ITS TREE dengan ini menyatakan bahwa, Skripsi dan karya penciptaan ini adalah

Tokoh dalam karya sastra adalah sarana pengarang menggambarkan cerita, pesan. dan kesan yang ingin disampaikan melalui tema yang diangkat