• Tidak ada hasil yang ditemukan

M Sahrul I - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "M Sahrul I - etheses UIN Mataram"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Teori Kontrak Sosial berangkat dari asumsi tentang kondisi alam manusia dan konsep masyarakat yang dikenal dengan state of nature, dalam kondisi alam hidup bersama, lama kelamaan manusia akan terjebak oleh situasi konflik. perang). Konflik adalah kepentingan dan nilai sebagai tujuan yang tidak sesuai, meskipun orang berada dalam kondisi yang tidak berbeda. Jadi melakukan sesuatu yang mampu mengikat masyarakat tanpa perang adalah dengan persetujuan sosial atau kontrak sosial. Adanya Kontrak Sosial ini menegaskan bahwa rakyat adalah pemilik kedaulatan penuh atas penguasa, oleh karena itu penguasa harus mendapatkan kepercayaan dari rakyat untuk memerintah secara sah.

Kohesi ini disebut Kontrak atau perjanjian Sosial, untuk mendorong orang membentuk Negara atau kedaulatan. Thomas Hobbes percaya bahwa orang adalah sama tetapi individu, mereka setuju bahwa Negara memaksa mereka untuk menjadi makhluk sosial.

Rumusan Masalah

Tujuan Dan Manfaat

Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Zulfa Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Uin Wali Songo berjudul Perbandingan Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Taimiyah Tentang Mekanisme Pasar dan Uang11. Skripsi ini membahas mekanisme pasar dan moneter menurut Ibnu Khaldun dan Ibnu Taimiyah. Penelitian yang dilakukan oleh Muhladi dengan tesisnya berjudul “kekuasaan dan legitimasi menurut ibn khaldun” dijelaskannya.

Perbedaan kajian ini adalah pembahasan yang berbeda dengan tokoh Ibnu Khaldun dan Thomas Hobbes yang kemudian melahirkan konsep negara.

Kerangka Teori

Barbour mencoba menjawab argumentasi yang dikemukakan di atas bahwa Barbour menggunakan argumentasi bahwa argumentasi mereka cacat jika melanjutkan dilema memilih antara sains dan agama. Kemandirian atau masalah dapat dihindari jika sains dan agama masih dalam ruang lingkup. Atas dasar ini, sains dan agama dapat berdialog bahkan dapat saling mendukung.

Menurut interpretasi yang diberikan penganut tipologi dialog, ia menyatakan bahwa sains dan agama memiliki sifat subjektif.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Penelitian ini merupakan studi teori komparatif terhadap tokoh Thomas Hobbes dan Ibnu Khaldun dimana penulis akan memaparkan teori yang diwakili oleh tokoh-tokoh diatas. Pemikiran Thomas Hobbes tentang Kontrak Sosial dimana orang masih berpikir primitif, saling bunuh dan berebut makanan dan keamanan untuk dirinya sendiri. Thomas Hobbes, sebagai pencipta Teori Kontrak Sosial, memahami bahwa keadaan masyarakat Eropa saat itu yang sedang dilanda perang telah memecah belah masyarakat.

Thomas Hobbes yang menginginkan sistem Negara Monarki Absolut untuk meminimalisir terjadinya perang, sedangkan Ibnu Khaldun menganggap bahwa negara ada melalui Asobiyah yang kuat, dan ketika negara berdiri tegak maka Asobiyah harus dilenyapkan. Maka teori Kontrak Sosial yang dikemukakan oleh Thomas Hobbes merupakan teori yang mungkin dapat meminimalisir perang yang terjadi. Thomas Hobbes menggunakan pendekatan monarki absolut dan Ibnu Khaldun menggunakan pendekatan demokrasi atau kekuasaan berasal dari rakyat.

Thomas Hobbes dan Ibnu Khaldun sama-sama dalam situasi perang, saling bunuh, rawan perebutan kekuasaan dan konflik terjadi dimana-mana. Teori Kontrak Sosial Thomas Hobbes mungkin yang paling urgen untuk digunakan juga Asobiyah Ibnu Khaldun agar kita tidak terjebak dalam konflik yang berkepanjangan untuk menilai sejarah pembentukan Negara versi mana yang terbaik. Tentu banyak persamaan dan perbedaan dalam teori ini, salah satu persamaannya adalah Thomas Hobbes dan Ibnu Khaldun sama-sama berbicara tentang berdirinya Negara.

Kontrak Sosial Menurut Thomas Hobbes dan John Lock Jurnal Pendidikan Humanis Universitas Negeri Malang, Vol. Muhammad Nur Wahyudi, Studi Perbandingan Teori Kontrak Sosial Teori Politik Menurut Imam Al-Mawardi, Jurnal Thomas Hobbes dan John Lock, An-Nawa Vol.

Sistematika Pembahasan

BIOGRAFI TOKOH

Biografi Tokoh Thomas Hobbes Dan Ibnu Khaldun

  • Thomas Hobbes
  • Ibnu Khaldun

Nasab Ibnu Khaldun digolongkan sebagai Muhammad bin Muhammad bin Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Khalid. Bapa Ibn Khaldun ialah Abu Abdullah Muhammad, yang meninggal dunia pada 749 H/1348 M akibat wabak yang melanda Afrika Utara, meninggalkan lima orang anak. Daripada ramai gurunya, Ibn Khaldun meletakkan dua orang gurunya di tempat yang istimewa.

Ibnu Khaldun sangat menghormati gurunya karena keluasan ilmu hadits, mustalah hadits, sirah dan linguistik/bahasa. Akibat wabah pes yang mematikan ini, saat berusia 18 tahun, Ibnu Khaldun kehilangan orang tua dan beberapa gurunya. Seperti para pemikir Islam lainnya, Ibnu Khaldun ikut menyaksikan runtuhnya peradaban Islam yang tak lagi utuh seperti masa-masa sebelumnya.

Peradaban Islam yang dulunya menikmati kejayaan, telah berubah menjadi negara-negara kecil yang saling bermusuhan pada masa Ibnu Khaldun. Melalui pemahaman masa lalu, Ibnu Khaldun mencoba mengidentifikasi sebab-sebab permasalahan peradaban Islam yang muncul pada masanya. Setelah memutuskan untuk berhenti berkiprah di bidang politik, Ibnu Khaldun meninggalkan Tunisia dan berlayar ke Alexandria, Mesir, pada tahun 784 H/1382 M.

Kemudian pada tahun 786 H raja memberhentikan ketua istana kerajaan karena terjadi konflik yang tidak dapat diselesaikan dan menggantikannya dengan Ibnu Khaldun. Namun, kendala terbesar bagi Ibnu Khaldun adalah persaingan antara pejabat tinggi dan ilmuwan, khususnya para ahli hukum.

DATA DAN TEMUAN

Bagaimana Konsep Terbentuknya Kontrak Sosial

  • Kondisi Alamiah
  • Konsep Kontrak Sosial

Bagaimana Konsep Terbentuknya Asobiyah

  • Asobiyah Menurut Ibnu Khaldun
  • Proses Terbentuknya Negara

Ibnu Khaldun tidak menyederhanakan persoalan dengan sekadar mengatakan bahwa kekuatan Asobiyah akan melahirkan kebenaran dalam konteks masyarakat Asobiyah yang terus berubah. Lebih lanjut, Ibnu Khaldun mengatakan tokoh masyarakat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa ada 5 fase yang akan dilalui oleh suatu keadaan dalam teori siklus atau perputaran waktu oleh Ibnu Khaldun.

Namun Ibnu Khaldun lebih condong ke arah demokrasi, karena asobiyah harus dihilangkan jika negara sudah berdiri. Ibnu Khaldun dalam kitab Mukoddimahnya hanya berbicara sedikit tentang asobiyah sebagai pendirian negara, padahal banyak hal yang sangat dibutuhkan dari konsep asobiyah ini. Ibnu Khaldun dalam teori Asobiyah menjelaskan bagaimana berdirinya suatu negara atau dinasti merupakan tahapan dari tumbuhnya negara, sampai runtuhnya negara.

Kelemahan antara Kontrak Sosial menurut Thomas Hobbes dan kelemahan Asobiyah menurut Ibnu Khaldun dapat diatasi dengan menaklukkan kedua teori di atas dengan metode berpikir komparatif dan komunikatif, sehingga tidak ada kesenjangan antara kedua teori tersebut. A. Sedangkan Ibnu Khaldun secara menyeluruh membahas negara dari awal negara itu hadir, perkembangan dan kehancurannya. Sehingga kita mendapatkan benang merah bahwa Ibnu Khaldun lebih condong menciptakan sistem negara yang tersistematisasi menurutnya dibandingkan dengan Thomas Hobbes yang hanya menginginkan sebuah negara tanpa menjelaskan lebih jauh bagaimana kita akan menjalankan negara tersebut.

Sementara itu, Ibnu Khaldun menginginkan negara berdasarkan kesepakatan bersama dan dilaksanakan secara damai dan harmonis sehingga masyarakat tidak takut akan kehadiran negara. Mulhadi, “Kekuasaan dan Legitimasi Politik Menurut Ibnu Khaldun” Skripsi, Pemikiran Politik Islam, UIN Alauddin Makassar, Makassar, 2013.

PEMBAHASAN

Pertentangan Paradigma

Konflik yang digambarkan dalam sains dan agama adalah hukuman yang diberikan gereja Katolik kepada Galileo Galilei terkait dengan teori matahari karena aspek pemikirannya dianggap bertentangan dengan gereja. Sedangkan menurut ilmuan Barat, agama bersifat subyektif dan sulit diubah, kepercayaan terhadap agama juga tidak dapat diterima karena tidak dapat diuji dengan eksperimen dan kriteria, sebagaimana halnya dengan ilmu pengetahuan. Pendekatan konflik ini disebut dengan keyakinan bahwa pada dasarnya sains dan agama tidak bisa dirujuk Banyak pemikir yang meyakini bahwa agama tidak akan pernah bisa didamaikan dengan sains, atas dasar bahwa agama jelas tidak bisa membuktikan kebenaran ajarannya secara tegas.

Sementara itu, sains tidak dapat mengungkap pengalaman luas yang luas atau mengartikulasikan kemungkinan-kemungkinan transformasi kehidupan manusia seperti halnya agama itu sendiri.

Independensi

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dimana sumber datanya adalah dari kitab Laviethan karya Thomas Hobbes dan Muqoddimah karya Ibnu Khaldun untuk mendukung penelitian ini dan penulis juga menggunakan data dari literatur lain untuk mendukung masalah yang akan penulis teliti. Ia dikenal dengan nama Ibnu Khaldun karena dikaitkan dengan garis keturunan kakeknya yang kesembilan, yaitu Khalid bin Usman. Nenek moyang Ibnu Khaldun berasal dari Hadramaut, yang kemudian pindah ke Sevilla (Spanyol) pada abad ke-14 M setelah daerah tersebut dikuasai oleh umat Islam.

Hal ini menunjukkan bahwa Ibnu Khaldun adalah seorang yang berambisi tinggi, yang tidak puas dengan satu disiplin ilmu saja. Menurut Ibnu Khaldun, suatu suku dapat membentuk negara jika suku tersebut memiliki ciri-ciri sosial politik tertentu, Ibnu Khaldun menyebutnya Asobiyah. Suku dapat membentuk dan mempertahankan negara jika suku-suku tersebut memiliki sejumlah ciri sosial politik tertentu yang oleh Ibnu Khaldun sendiri disebut sebagai Asobiyah.

Teori Ibnu Khaldun hanya sebatas mengkonstruksinya berdasarkan sejarah yang terjadi, diambil dari literatur yang dipelajarinya.

Dialog atau Komparasi Paradigma

Integrasi

Apa yang dirasakan Tohomas Hobbes di Eropa dan apa yang dirasakan Ibnu Khaldun di Tunisia saat itu. Perbandingan tesis teori-teori dua pemikir besar seperti Thomas Hobbes dan Ibnu Khaldun ini memiliki banyak perbedaan, namun selain perbedaan tersebut keduanya saling menguatkan satu sama lain, dan tentunya perbedaan antara keduanya masih memiliki titik temu yang dapat diperbincangkan.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari sudut pandang mereka berdua pada dasarnya berbicara tentang hal lain, yang dari pemikiran mereka melahirkan karya-karya yang masih menjadi acuan ketika berbicara tentang pembentukan negara, karena mereka adalah orang-orang yang mampu mengkonstruksi teori mereka untuk digunakan. dalam disiplin ilmu yang kita kenal sekarang. Jika kita menggunakan tipologi kemerdekaan, kita melihat keduanya sebagai teori pembentukan negara berdasarkan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi pemikiran kedua tokoh tersebut. Teori Kontrak Sosial Thomas Hobbes mungkin yang paling mendesak untuk digunakan karena situasi yang sangat menyedihkan di Eropa di mana terjadi perang saudara, perang agama, sehingga relevansi teori Thomas Hobbes menimbulkan ketakutan bagi masyarakat untuk meminimalkan perang. Begitu pula dengan Asobiyah Ibnu Khaldun, agar kita tidak terjerat konflik berkepanjangan untuk menilai sejarah pembentukan negara, versi mana yang terbaik.

Namun kesimpulan yang lengkap adalah dengan melihat kedua teori tersebut bagaimana negara hadir sebagai wadah masyarakat sehingga negara hadir untuk meminimalisir terjadinya perang perebutan kekuasaan.

Saran

Syam Firdaus, Pemikiran Politik Barat, Sejarah, Filsafat Ideologi dan Pengaruhnya di Dunia Ketiga Jakarta: Bumi Aksara, 2017. Khoiruddin, Analisis Teori Asobiyah Ibnu Khaldun Sebagai Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Jurnal Fakultas Syariah IAIN Intan Lampung , Volume 8, No.1 2016. Zulkarnaen Musada, Tariq, kisah belium omnium contra omnes-kontras.id dalam https://kontras.id thariq-kisah-bellum-omnium-contra-omnes/ diakses 13 Januari 2023, 23:51 A. Rifqi Amin, Penelitian Kepustakaan.

Amy Tikkanen, Leviathan Of The Seven Heads, Livyatan, Lotan Rahab Encyclopedia Bei në https://www-britannica-com.translate.goog/topic/leviathan-middle-eastern-mythologi.

Referensi

Dokumen terkait

2 Gedung Administrasi Niaga/Akuntansi Politeknik Negeri Malang yang akan direncanakan dengan ketinggian 42,50 m berjumlah 8 lantai dengan lebar bangunan 37,20 m dan panjang bangunan 46