• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19

N/A
N/A
Zikrina Ramadhani

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Mashudi,M.Kep

DISUSUN OLEH:

Kelompok 6 Desmalinda Ramadhani

Nabita Adelsa Rio Febrian

Syahrizal Welly Azkia Levi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN COVID- 19” ini dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jambi, 11 Agustus 2020

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...4

1.2 Rumusan Masalah ...6

1.3 Tujuan Penulisan ...6

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian COVID-19...7

2.2 Epidemiologi COVID-19 ...7

2.3 Patofisiologi COVID-19...8

2.4 Manifestasi/gejala klinis COVID-19...9

2.5 Contoh Kasus COVID-19...9

2.6 Asuhan Keperawatan COVID-19...10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ...13 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir 2019 lalu, dunia dihebohkan dengan adanya virus baru yang berkembang. Di Wuhan, Tiongkok adalah kota yang dikenal sebagai tempat penyebaran virus ini untuk pertama kalinya. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau menusia. Beberapa jenis corona virus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Servere Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.

Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini. COIVD-19 dapat menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara.

Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak jauh dan jatuh ke tanah dengan cepat.

Orang dapat terinfeksi COVID-19 jika menghirup percikan orang yang terinfeksi virus ini.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain.

Percikan-percikan ini dapat menempel di benda dan permukaanlainnya di sekitar orang seperti meja, gagang pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat terinfeksi dengan menyentuh benda atau permukaan tersebut, kemudian menyetuh mata, hidung, atau mulut mereka. Inilah sebabnya penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air besrih mengalir, atau membersihkannya dengan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.

Virus corona disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2), atau yang sering disebut virus Corona. Virus ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan patogen zoonotik yang dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis yang sangat beragam, mulai dari asimptomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai kematian.

(5)

Penyakit ini dilaporkan memiliki tingkat mortalitas 4% di Asia Tenggara. Beberapa faktor risiko dapat memperberat keluaran pasien, seperti usia >50 tahun, pasien imunokompromais, hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, penyakit paru, dan penyakit jantung.

COVID-19 dapat dicurigai pada pasien yang memiliki gejala saluran pernapasan, seperti demam >380C, batuk, pilek, sakit tenggorokan yang disertai dengan riwayat bepergianke daerah dengan transmisi lokal atau riwayat kontak dengan kasus probabel atau kasus konfirmasi COVID-19. Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien COVID-19 tidak spesifik, tetapi limfopenia, peningkatan laktat dehidrogenase, dan peningkatan aminotransferase, umumnya sering ditemukan.

Penemuan ground glass opacification (GGO) bilateral, multilobar dengan distribusi periferal atau posterior merupakan karakteristik penampakan COVID-19 pada pemeriksaan pencitraan CT scan toraks nonkontras. Walaupun kurang spesifik, namun ultrasonography (USG) dan Rontgen toraks juga dapat membantu menegakkan diagnosis COVID-19.

Diagnosis COVID-19 dapat dikonfirmasi dengan terdeteksinya viral RNA pada pemeriksaan nucleic acid amplification test (NAAT) dan tes serologi dari spesimen saluran pernapasan bawah.

Sampai saat ini, belum terdapat terapi antiviral spesifik dan vaksin dalam penanganan COVID-19. Akan tetapi, beberapa terapi, seperti remdesivir, klorokuin/hidroksiklorokuin, lopinavir-ritonavir, dan tocilizumab, sudah ditemukan memiliki efikasi dalam penanganan COVID-19 dan sudah masuk dalam uji coba klinis obat. Pasien COVID-19 dengan infeksi ringan umumnya hanya disarankan isolasi di rumah dan menggunakan obat yang dijual bebas untuk meredakan gejala. Pada pasien dengan infeksi berat, disarankan untuk dirawat inap dan terkadang diperlukan tindakan intubasi dan ventilasi mekanik apabila terjadi gagal napas atau acute respiratory distress syndrome.

(6)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan COVID-19?

2. Bagaimana epidemiologi COVID-19?

3. Bagaimana patofisiologi COVID-19?

4. Bagaimana manifestasi/gejala klinis COVID-19?

5. Bagaimana contoh kasus COVID-19?

6. Bagaimana asuhan keperawatan COVID-19?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan COVID-19 2. Untuk mengetahui epidemiologi COVID-19

3. Untuk mengetahui patofisiologi COVID-19

4. Untuk mengetahui manifestasi/gejala klinis COVID-19 5. Untuk mengetahui contoh kasus COVID-19

6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan COVID-19

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Etiologi coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah virus dengan nama spesies severe acute respiratory syndrome virus corona 2, yang disingkat SARS-CoV-2.

Virologi

SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded RNA yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S), protein envelope (E) selubung, dan protein aksesoris lainnya.

COVID-19 diketahui paling mudah menyebar melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi COVID-19. Batuk atau bersin orang yang terinfeksi mengeluarkan percikan dan, jika terlalu dekat, virus ini dapat masuk melalui napas Anda.

Kita masih perlu mengetahui lebih tentang dampak COVID-19 pada manusia. Orang berusia lanjut dan orang yang memiliki kondisi medis seperti diabetes dan penyakit jantung diketahui lebih berisiko terkena penyakit parah.

Saat ini masih belum ada pengobatan atau vaksin untuk COVID-19. Namun, sebagian besar gejala dapat ditangani.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Secara epidemiologi, prevalensi coronavirus disease 2019 (COVID-19) meningkat secara cepat di seluruh dunia. Selain itu, World Health Organization (WHO) juga sudah menetapkan penyakit COVID-19 sebagai pandemi global.

Global

Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Cina. Setelah itu, dalam beberapa minggu, virus ini menyebar ke seluruh bagian negara Cina dan dalam kurun waktu 1 bulan menyebar ke negara lainnya, termasuk Italia, Amerika Serikat, dan Jerman.

(8)

Sampai tanggal 30 April 2020, COVID-19 sudah ditemukan di 213 negara, dengan total kasus konfirmasi sebesar 3.018.681 kasus. Amerika Serikat merupakan negara dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan total kasus konfirmasi 983.457, diikuti dengan Spanyol 210.773 kasus, dan Italia 201.505 kasus.

Indonesia

Kasus COVID-19 pertama di Indonesia dikonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020 berjumlah 2 orang. Sampai 30 April 2020, kasus COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 8.882 kasus konfirmasi.

Mortalitas

Sampai tanggal 30 April 2020, jumlah mortalitas akibat COVID-19 adalah sebesar 207.973 kasus. Di Indonesia, jumlah kematian akibat COVID-19 adalah sebesar 792 kasus. Indonesia merupakan negara dengan tingkat mortalitas tinggi di Asia Tenggara, yaitu 7,8%. Tingkat mortalitas COVID-19 diperkirakan sebesar 6,9% di seluruh dunia.

2.3 PATOFISIOLOGI

Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang mambantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang.

Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di kemudian hari.

severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan pada traktus respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada pernukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.

Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.

(9)

Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis.

Virus-virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan traktus respiratori bawah, yang kemudian menyebakan gejala pada pasien.

2.4MANIFESTASI / GEJALA KLINIS

Pada umumnya, COVID-19 menyebabkan gejala ringan seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Bagi beberapa orang, gejalanya bisa lebih parah, dan menimbulkan radang paruparu atau sulit bernapas. Sejumlah kecil kasus penyakit ini menyebabkan kematian.

Gejala orang dengan COVID-19 mulai dari gejala ringan dan berat yang muncul 2-14 hari setelah orang tersebut terinfeksi COVID-19. Gejala yang ditemukan berupa demam, batuk kering dan sesak nafas.

Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan terdapan yang berperan dalam proses penyembuhan pasien dengan COVID-19. Dalam melaksanakan praktik sebagai perawat wajib memberikan asuhan keperawatan (askep).

2.5 CONTOH KASUS

Sampai pada tanggal 9 Agustus 2020, kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah lagi yang terdiri dari TERKOMFIRMASI (128,776 kasus) ,DIRAWAT (39,242 dari 30.473% terkonfirmasi),MENINGGAL (5,824 dari 4.523% yang terkonfirmasi) dan yang SEMBUH (83,710 dari 65.004% yang terkonfirmasih)

Tujuh pasien dari pasar makanan laut local di wuhan telah didiagnosis menderita penyakit mirip SARS dengan keluhan pasien terkena Demam, Gangguan Pernapasan, Batuk, saat itu pasien langsung dibolehkan untuk rawat jalan atau kembali ke rumah.

Namun, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh dan dikarantina di rumah sakit dokter Li Wenliang

Li adalah seorang dokter berusia 34 tahun yang bekerja di Wuhan, kota yang menjadi pusat penyebaran virus corona di China hari tanggal 31 Desember 2019. Tanggal 3 Januari 2020, Li dipanggil ke kantor polisi setempat dan ditegur karena menyebarkan desas-desus yang sangat mengganggu ketertiban sosial atas pesan yang dia kirimkan.

Pada akhir Januari, keterlambatan penanganan wabah oleh pemerintah Wuhan mulai

(10)

dipahami di China. Banyak warga memikirkan peringatan dini yang disebarkan dari dokter Li, Hingga Korban akibat virus tersebut sudah mencapai 493 orang meninggal dunia dan terbanyak dari kota Hubei yakni 479 orang meninggal dunia di China yakni 24.338 orang.

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan wabah virus Corona sebagai pandemi global, Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, istilah itu digunakan sekarang karena kekhawatiran mendalam atas Covid-19 istilah pandemi digunakan untuk penyakit menular yang menyebar dari orang ke orang secara signifikan dan berkelanjutan di banyak negara.

• Pandemi terakhir kali terjadi pada 2009, yaitu flu babi.

• Kala itu, flu babi telah membunuh ratusan ribu orang.

• Pandemi lebih mungkin terjadi jika virus yang menjangkit adalah virus baru.

• Wabah dapat disebut pandemi jika virus dapat menulari orang dengan mudah.

• Selain itu, virus dapat menyebar dari orang ke orang dengan cara yang efisien dan berkelanjutan.

• Virus Corona telah memenuhi semua kriteria itu.

• Tanpa vaksin atau perawatan yang dapat mencegahnya, penyebarannya akan menjadi krusial.

Kini, ada 213 negara terkena wabah COVID-19. "Beberapa negara berjuang dengan kekurangan kapasitas. Ada yang berjuang dengan kekurangan sumber daya. Beberapa negara lainnya berjuang dengan kurangnya tekad," kata Tedros.

WHO meminta semua negara untuk melakukan tindakan penanganan sebagai berikut.

• Mengaktifkan dan meningkatkan mekanisme tanggap darurat

• Berkomunikasi dengan masyarakat tentang risiko dan bagaimana masyarakat dapat melindungi diri mereka sendiri

• Menemukan, mengisolasi, menguji, dan mengobati setiap kasus Covid-19 dan melacak setiap kontak

2.6 ASUHAN KEPERAWATAN COVID-19 A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pasien yang diduga COVID-19 harus mencakup:

(11)

1) Sejarah perjalanan. Penyedia layanan kesehatan harus mendapatkan riwayat perjalanan yang terperinci untuk pasien yang dievaluasi dengan demam dan penyakit pernapasan akut.

2) Pemeriksaan fisik. Pasien yang mengalami demam, batuk, dan sesak napas dan yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan, Cina baru-baru ini harus ditempatkan di bawah isolasi segera.

B. Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan data penilaian, diagnosis keperawatan utama untuk pasien dengan COVID-19 adalah:

1) Infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen akibat paparan COVID-19.

2) Pengetahuan yang kurang terkait dengan ketidaktahuan dengan informasi penularan penyakit.

1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.

2. Gangguan pola pernapasan terkait dengan sesak napas.

3. Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui.

C. Perencanaan dan Tujuan Perawatan

Berikut ini adalah tujuan perencanaan perawatan utama untuk COVID-19:

1. Cegah penyebaran infeksi.

2. Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

3. Tingkatkan suhu tubuh adekuat

4. Kembalikan pola pernapasannya kembali normal.

5. Kurangi kecemasan.

D. Implementasi Keperawatan

Di bawah ini adalah intervensi keperawatan untuk pasien yang didiagnosis dengan COVID- 19:

1) Pantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai dengan suhu tinggi; pantau juga laju pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala umum lainnya.

(12)

2) Pantau saturasi O2. Pantau saturasi O2 pasien karena gangguan pernapasan dapat menyebabkan hipoksia.

3) Pertahankan isolasi pernafasan. Simpan tisu di samping tempat tidur pasien; buang sekresi dengan benar; mengintruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk atau bersin; menggunakan masker, dan menyarankan mereka yang memasuki ruangan untuk memakai masker juga; letakkan stiker pernapasan pada bagan, linen, dan sebagainya.

4) Terapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajari pasien dan orang-orang untuk mencuci tangan setelah batuk untuk mengurangi atau mencegah penularan virus.

5) Kelola hipertermia. Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme.

6) Berikan penkes pada pasien dan keluarga. Berikan informasi tentang penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit, komplikasi, dan perlindungan dari virus.

E. Evaluasi

Tujuan keperawatan terpenuhi sebagaimana dibuktikan oleh:

1) Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan PHBS dan isolasi pernafasan adekuat.

2) Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

3) Pasien mampu meningkatkan level suhu tubuh yang adekuat.

4) Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya kembali normal.

5) Pasien tidak terlihat cemas.

F. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi untuk pasien dengan COVID-19 meliputi:

1) Temuan individu, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi, interaksi, sifat pertukaran sosial, spesifik perilaku individu.

2) Keyakinan budaya dan agama, dan harapan.

3) Paket perawatan.

4) Rencana pengajaran.

5) Tanggapan terhadap intervensi, pengajaran, dan tindakan yang dilakukan.

6) Pencapaian atau kemajuan menuju hasil yang diinginkan.

(13)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan menjadikannya beberapa poin, sebagai berikut :

Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari.  Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak keluar rumah kecuali di saat yang genting.

COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat menyebabkan beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.

Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi wabah ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolisme tubuh dan dapat meningkatkan imun denngan olahraga serta makan makanan yang sehat.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, Dulebohn SC, Di Napoli R. Features, Evaluation and Treatment Virus corona (COVID-19). StatPearls. 2020.

2. Sahin AR. 2019 Novel Virus corona (COVID-19) Outbreak: A Review of the Current Literature. Eurasian J Med Investig. 2020;4(1):1–7.

3. Guo Y-R, Cao Q-D, Hong Z-S, Tan Y-Y, Chen S-D, Jin H-J, et al. The origin, transmission and clinical therapies on virus corona disease 2019 (COVID-19) outbreak - an update on the status. Mil Med Res. 2020;7(1):11.

4. World Health Organization. Laboratory testing for 2019 novel virus corona (2019- nCoV) in suspected human cases. 2020;2019(January):1–7.

5. Zhang J jin, Dong X, Cao Y yuan, Yuan Y dong, Yang Y bin, Yan Y qin, et al.

Clinical characteristics of 140 patients infected with SARS-CoV-2 in Wuhan, China.

Allergy Eur J Allergy Clin Immunol. 2020;

6. McIntosh K, Hirsch M, Bloom A. Virus corona disease 2019 (COVID-19).

UpToDate. 2020. https://www.uptodate.com/contents/virus corona-dise.

7. Cennimo DJ. Virus corona Disease 2019 (COVID-19). Medscape. 2020.

https://emedicine.medscape.com/article/2500114-ove.

8. Sahin AR. 2019 Novel Virus corona (COVID-19) Outbreak: A Review of the Current Literature. Eurasian J Med Investig. 2020;4(1):1–7.

9. Guo Y-R, Cao Q-D, Hong Z-S, Tan Y-Y, Chen S-D, Jin H-J, et al. The origin, transmission and clinical therapies on virus corona disease 2019 (COVID-19) outbreak - an update on the status. Mil Med Res. 2020;7(1):11.

10. WHO. Virus corona disease 2019 ( COVID-19 ): Situation Report – 64. Covid-19 Situatioanal Reports. 2020;

11. WHO. Virus corona disease (COVID-19) outbreak situation. WHO.

2020.https://experience.arcgis.com/experience/685d0ace5.

12. Kemenkes RI. Situasi COVID-19. Kementrian Kesehatan RI. 2020.

https://infeksiemerging.kemkes.go.id.

13. Baud D, Qi X, Nielsen-Saines K, Musso D, Pomar L, Favre G. Real estimates of mortality following COVID-19 infection. Lancet Infect Dis. 2020;3099(20):30195.

14.https://gustinerz.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-covid-19/

(15)

15.https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/risk- communication-for-healthcare-facility.pdf?sfvrsn=9207787a_2

16.https://www.nerslicious.com/asuhan-keperawatan-covid-19/

Referensi

Dokumen terkait

Kasus Covid-19 positif yang dirawat di RS pada minggu ke- 84 (ke-88 Nasional) menurun dibanding minggu sebelumnya (Puncak adalah minggu ke-71), persentase penurunan.. sebesar

Kasus kematian akibat Covid-19 yang perlu diperhatikan ialah kasus kematian pada ibu dan bayi yang terjadi (terutama) di negara (Roberton et al., 2020; Stevenson, 2020).

Penelitian ini memberikan gambaran yang koprehensif dan mendalam tentang pengalaman perawat dalam menangani pasien Covid 19. Gambaran pengalaman tersebut tergambar

Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah: pasien rawat inap yang didiagnosa positif COVID-19 pada bulan Agustus hingga Desember 2020; pasien dengan tingkat keparahan

sementara penularan masih terjadi menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah hingga hari ini, salah satu penyebab selain protocol kesehatan yang kurang

Hasil penelitian menemukan empat tema utama yaitu pengetahuan tentang perawatan Covid-19, motivasi perawat, Kondisi psikologis perawat selama merawat pasien, upaya

Mufida 2020 dalam artikelnya tentang “Polemik pemberian bantuan sosial di tengah pandemi COVID-19”, studi kasus atau metode penelitian yang dilakukan di khususkan di Daerah Khusus

Komunikasi merek terkemuka selama krisis: lockdown COVID-19 di Gautrain, Afrika Selatan Caren Brenda Scheepers, Michele RuitersDanMorris Mthombeni HAIada 16 Agustus 2020, Dr Barbara