• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Putri Ramadhani

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH BAHASA INDONESIA "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu :

Rika Ningsih, Dr., S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 10

Eddy Tri Harianto (225210048) Lukman Al Hadit (225110051) Windi Saputra (225210157) Zahara Putri Islam (225210051)

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM RIAU 2023 M 1445 H

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 1 November 2023

Kelompok 10

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

2.1 Pengertian Diksi...2

2.2 Syarat – Syarat Diksi...3

2.3 Idiom...5

2.4 Peribahasa dan Majas...6

BAB III PENUTUP...11

3.1 Kesimpulan...11

3.2 Saran...11

DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak peduli akan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan. Hal itu terjadi karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien untuk menghindari kesalahpahaman saat berkomunikasi.

Selain sebagai alat komunikasi, Bahasa Indonesia juga merupakan alat ekspresi diri seseorang. Bahasa Indonesia juga menjadi alat integrasi dan adaptasi sosial serta menjadi kontrol dalam kehidupan sosial masyarakat.

Dalam komunikasi sehari-hari sering ditemukan kaidah-kaidah dan aturan penting dalam Bahasa Indonesia yang sering diabaikan. Ada beberapa hal penting yang perlu dipahami baik dalam berkomunikasi lisan maupun dalam menulis agar apa yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Diksi?

2. Sebutkan apa saja syarat-syarat Diksi?

3. Apa yang dimaksud Idiom?

4. Apa yang dimaksud Peribahasa dan Majas?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian Diksi.

2. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat Diksi.

3. Untuk mengetahui apa itu Idiom.

(5)

4. Untuk mengetaui apa itu Peribahasa dan Majas.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi

Diksi merupakan salah satu istilah yang digunakan dalam dunia sastra. Istilah diksi merujuk kepada berbagai macam makna kata atau pun kalimat yang ada pada karya sastra.

Penggunaan diksi biasanya dilakukan untuk membuat karya sastra menjadi lebih menarik, lebih mudah dipahami, dan sesuai dengan apa yang ingin digambarkan oleh si pengarang karya sastra.

Pengertian diksi dari beberapa pendapat para ahli adalah sebagai berikut:

1. Menurut Susilo Mansurudin, diksi merupakan sebuah pemilihan kata yang sesuai serta tepat yang dapat memberi suatu nilai pada kata untuk para pembaca.

Pilihan kata yang tepat ini berguna untuk mencegah kesalahan dalam menafsirkan kata-kata yang berbeda.

2. Menurut Keraf, diksi merupakan pemakaian kata yang digunakan untuk dapat menginformasikan sebuah gagasan dalam bentuk kelompok kata yang sesuai serta tepat dalam situasi.

3. Menurut KBBI, diksi merupakan penggunaan kata yang tepat dalam penggunaan didalam sebuah gagasan pokok pembicaraan pada pilihan kata.

4. Menurut Enre, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam mewakili perasaan yang nyata dalam pola sebuah kalimat.

Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilihkata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.

Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan

(7)

gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

2.2 Syarat – Syarat Diksi

Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, sepertiyang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.

Selain pilihan kata yang tepat, efektifitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus di penuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.

Adapun syarat-syarat ketepatan pilihan kata, yaitu:

1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi adalah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam makna.

Contoh:

 Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)

 Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi) 2. Membedakan dengan cermat kata#kata yang hampir bersinonim.

Contoh:

 Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?

 Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.

3. Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya.

Contoh:

 intensif + insensif

 Karton + kartun

 Korporasi + koperasi

4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan.

(8)

Contoh :

 Modern : canggih (secara subjektif).

 Modern : terbaru atau muktahir (menurut kamus).

 Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus).

5. Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing.

Contoh :

 Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.

 Koordinir seharusnya koordinasi.

6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.

Contoh:

Pasangan yang salah Pasangan yang benar

antara ….. dengan ……. antara …… dan …..

tidak …… melainkan …… tidak ….. tetapi ……

baik ……. ataupun …… baik …… maupun ……

bukan …… tetapi ……. bukan …… melainkan …….

7. Membedakan kata umum dan kata khusus secara cermat.

Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.

Contoh:

Kata umum : melihat

Kata khusus :melotot, membelak, melirik, mengintai,mengamati, mengawasi, menonton, memandang, menatap.

8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.

Contoh:

 Isu (berasal dari bahasa Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.

 Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus.

(9)

9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.

Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.

Contoh: Hamil (manusia) – Bunting (hewan).

Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna.

Contoh: Bank (tempat penyimpanan uang) – Bang (Panggilan kakak laki-laki).

Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.

Contoh : Apel (buah) – Apel (upacara).

10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat. Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang diamati.

Contoh:

 Kata abstrak Kebaikan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.

 Kata konkret APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen 2.3 Idiom

Idiom merupakan kata lain dari ungkapan. Idiom adalah gabungan kata yang bermakna khusus. Makna dari idiom bukanlah berasal dari kata-kata pembentuknya, akan tetapi terbentuk setelah kata-kata tersebut digabungkan. Idiom sering digunakan sebagai kiasan dalam penyampaian makna. Sebagai contoh adalah gabungan kata “membanting tulang”.

Makna dari gabungan kata tersebut akan memiliki makna yang berbeda tergantung dari kalimat yang menyertainya.

Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun tidak dapat

“diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut). Umpanya, menurut kaidah gramatikal kata-kata ketakutan, kesedihan, keberanian,

(10)

dan kebimbangan memiliki maknahal yang disebut bentuk dasarnya. Sebagai contoh, perhatikan kedua kalimat berikut:

 “Ahmad membanting tulang sapi yang ada di dapur untuk mengeluarkan sumsumnya.”

Gabungan kata pada kalimat ini bukanlah sebagai idiom karena membentuk makna sesungguhnya yaitu kegiatan membanting tulang.

 “Ahmad membanting tulang untuk menghidupi semua anggota keluarganya.”

Gabungan kata pada kalimat ini berkedudukan sebagai idiom karena sebagai kiasan untuk makna bekerja keras.

2.4 Peribahasa dan Majas

Dikutip dari KBBI, peribahasa atau yang biasa disebut dengan pepatah merupakan kelompok kata atau kalimat yang memiliki susunan kata tetap dan berisi aturan-aturan mengenai cara berperilaku, nasihat, prinsip hidup, perbandingan, dan perumpamaan. Terdapat beberapa jenis peribahasa, di antaranya adalah pepatah, perumpamaan, idiom, dan pameo.

Peribahasa memiliki beberapa fungsi sosial, contohnya seperti untuk memberikan nasihat dan untuk memperindah bahasa cakap.

Secara umum peribahasa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

1. Pepatah adalah peribahasa yang berisi nasehat atau ajaran dari orang tua atau para leluhur.

Contoh:

Seperti ilmu padi, kiat berisi kian merunduk. Artinya orang yang pandai dan berilmu biasanya tidak akan sombong.

Dalam tampak muka, pergi tampak punggung. Artinya dating dengan baik pergi pun harus dengan baik pula.

Sepala-pala mandi biar basah. Artinya dalam mengerjakan sesuatu hal haruslah sampai tuntas, jangan setengah-setengah.

2. Perumpamaan merupakan peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya menggunakan kata : seperti, bagai, bak, laksana, umpama, dan bagaikan.

Contoh:

Bagai air dan minyak. Airnya tidak akan pernah bias bersatu.

(11)

Bagai air di daun talas.

Bagai mengalirkan air ke bukit.

3. Pameo adalah peribahasa yang berupa semboyan.

Contoh: Bersatu kita tegyyh, bercerai kita runtuh.

4. Ungkapan adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan sesutau maksud dengan arti kiasan.

Contoh:

Kambing hitam = orang yang dipersalahkan.

Durian runtuh = rezeki yang banyak.

Buah pikiran = gagasan atau ide.

Tangan besi = otoriter.

Majas adalah bahasa kias atau pengungkapan gaya bahasa yang dalam pemakaiannya bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya. Seorang penulis sastra juga terkadang terkenal dengan tulisan- tulisan majas dalam karyanya. Dalam hal ini seorang penulis sastra dalam menyampaikan pikiran dan perasan baik secara lisan dan tertulis kerap menyampaikannya dengan bahasa majas yang khas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya.

Jenis-jenis Majas : 1. Majas Penegasan

a. Aliterasi adalah sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi. Contoh:

1). Kau keraskan kalbunya.

2). Bagai batu membesi benar.

(12)

3). Timbul telangkai bertongkat urat.

4). Ditunjang pengacara petah fasih.

b. Asonansi adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan. Contoh: Segala ada menekan dada.

c. Antanaklasis adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan kata dengan makna berbeda. Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah bibir orang.

d. Kiasmus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat. Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah.

e. Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat.

f. Tautotes adalah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan sebuah kata berkali- kali dalam sebuah konstruksi. Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja.

2. Majas Perbandingan

a. Perumpamaan adalah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa. Contoh: Seperti air dengan minyak.

b. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara implisit. Contoh:

Aku adalah angin yang kembara.

c. Personifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak. Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.

d. Depersonifikasi adalah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama. Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.

(13)

e. Alegori adalah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon, antara lain:

1). Fabel, contoh: Kancil dan Buaya

2). Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa

f. Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.

Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.

g. Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu.

Contoh: Capek mulut saya berbicara.

h. Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu. Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?

i. Perifrasis adalah gaya bahasa yang dalam pernyataannya sengaja menggunakan frase yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah kata saja. Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya tahun 1988 (lulus).

3. Majas Pertentangan

a. Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.

b. Litotes adalah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.

c. Ironi adalah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.

d. Satire adalah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung. Contoh: Jemu aku dengan bicaramu.

e. Inuendo adalah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan

(14)

f. Antifrasis adalah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu.

1). Contoh Antifrasis: Lihatlah sang raksasa telah tiba (maksudnya si cebol).

2). Contoh ironi: Kami tahu bahwa kau memang orang yang jujur sehingga tak ada satu orang pun yang percaya padamu.

g. Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.

4. Majas Pertautan

a. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri. Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.

b. Alusio adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang. Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?

(15)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan menjadi beberapa poin penting yaitu:

1. Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

2. Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun tidak dapat

“diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan- satuan tersebut). Umpanya, menurut kaidah gramatikal kata-kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki maknahal yang disebut bentuk dasarnya.

3. Peribahasa atau yang biasa disebut dengan pepatah merupakan kelompok kata atau kalimat yang memiliki susunan kata tetap dan berisi aturan-aturan mengenai cara berperilaku, nasihat, prinsip hidup, perbandingan, dan perumpamaan. Terdapat beberapa jenis peribahasa, di antaranya adalah pepatah, perumpamaan, idiom, dan pameo.

4. Gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya.

3.2 Saran

Sebagai warga Negara yang baik sudah seharusnya kita mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang resmi dan baik dalam kondisi formal maupu non-formal secara lisan maupun tulisan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

https://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/

https://noviadevina.blogspot.com/2012/11/pengertian-diksi-dan-contohnya.html https://raytkj.blogspot.com/2013/04/macam-macam-dan-pengertian-majas.html https://www.gramedia.com/literasi/peribahasa/

https://id.wikipedia.org/wiki/Idiom

Referensi

Dokumen terkait

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough