Proses Dinamika Pantai Regita Cahyani
H061201020
Tugas Mata Kuliah Dinamika Pantai
LATAR BELAKANG
Pantai merupakan daerah yang sangat dinamis, banyak faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi suatu pantai, hal ini sering disebut dengan dinamika pantai.
Dinamika pantai merupakan suatu proses pembentukan profil pantai yang sangat dipengaruhi oleh litoral transport. Proses ini merupakan kondisi dimana suatu gerakan massa air membawa material berupa sedimen – sedimen dengan berbagai ukuran maupun bentuk bergerak menuju maupun menjahui kawasan pantai (Benassai, 2006)
Pemanfaatan dan pengembangan kawasan pesisir pantai Tanah Laut cenderung meningkat setiap tahunnya seperti sebagai area pelabuhan, transportasi laut, perkebunan, pertanian, pemukiman dan perdagangan. Peningkatan pemanfaatan area pantai pada kawasan pesisir berdampak pada terganggunya ekosistem dan keseimbangan pola hidrodinamika pantai seperti transformasi gelombang dan keseimbangan pantai yang meliputi kenaikan muka air laut, terjadinya perubahan garis pantai dengan meningkatnya erosi dan sedimentasi, perubahan pola cuaca dan iklim, kenaikan suhu permukaan air laut. Sardiyatmo et al. (2013) menyatakan perubahan garis pantai memberikan dampak apabila abrasi telah mengakibatkan kerusakan prasarana dan sarana yang ada di pantai, demikian juga halnya dengan akresi akan berakibat pada tertutupnya muara sungai sehingga menimbulkan banjir.
Pengembangan kawasan pantai yang tidak dilandasi oleh prinsip perlindungan dan pelestarian lingkungan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan kawasan pantai. Salah satu contoh adanya pengikisan terhadap kawasan pantai adalah terjadinya perubahan garis pantai yang ditandai oleh proses abrasi maupun akresi. Perubahan garis pantai merupakan hal yang alami terjadi pada setiap pantai.
Proses dinamis pantai sangat dipengaruhi oleh littoral transport, yang didefinisikan sebagai gerak sedimen didekat pantai oleh gelombang dan arus. Laju transport
sepanjang pantai tergantung pada sudut datang gelombang, durasi dan energi gelombang. Hal ini mengakibatkan gelombang besar akan mengangkut material yang lebih banyak tiap satuan waktu dan gelombang kecil yang terjadi secara terus menerus dapat mengangkut pasir lebih banyak daripada gelombang besar.
PEMBAHASAN
Pantai adalah kawasan yang bersifat dinamis karena merupakan tempat terjadinya interaksi antara darat, laut, dan udara. Pantai merupakan zona yang dinamik karena merupakan zona persinggungan dan interaksi antara 3 fase yakni daratan, lautan dan atmosfer. Zona pantai mengalami penyesuaian menuju keseimbangan dapat bersifat alami maupun akibat campur tangan manusia. Faktor kedua yaitu proses-proses alamiah seperti abrasi, akresi, sedimentasi, ombak, gelombang laut, arus, angin, salinitas, pasang surut, gempa tektonik, dan tsunami Sedangkan untuk kegiatan campur tangan manusia seperti pemanfaatan kawassan pantai untuk industri, reklamasi pantai, pemanfaatan mangrove, perikanan deskruktif, pariwisata bahari, pertambangan dan pemukiman.
1. Gelombang
Proses utama perubahan morfologi pantai di sebabkan oleh Gelombang laut yang menerpa pantai akan memberikan energi, daratan akan memberikan respon terhadap energi yang diberikan berupa berubahnya bentuk pantai. Gelombang merupakan salah satu parameter oseanografi yang mempengaruhi kondisi pantai. Penjalaran gelombang menuju pantai akan mengalami transformasi diantaranya adalah refraksi yang berperan terhadap tinggi dan arah gelombang serta distribusi energi gelombang di sepanjang pantai. Gelombang yang bergerak menuju pantai akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh transformasi gelombang, Erosi pantai atau abrasi merupakan akibat dari perubahan bentuk gelombang laut.
Menurut Triatmodjo (1999) Perubahan bentuk dan arah penjalaran gelombang yang menjalar dari perairan laut dalam menuju pantai disebut deformasi gelombang, proses deformasi gelombang dapat berupa proses
refraksi, refleksi, difraksi, shoaling, dan gelombang pecah. Proses refraksi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tinggi dan arah gelombang serta distribusi energi gelombang di sepanjang pantai . Hal ini penting dalam memahami proses dinamis pantai. Sudut datang, durasi dan energi gelombang sangat mempengaruhi laju transport sedimen dalam arah tegak lurus maupun sepanjang pantai. Sehingga informasi ini selanjutnya dapat digunakan untuk memperkirakan besar dan arah abrasi dan sedimentasi yang terjadi di suatu pantai. Oleh karena itu, dalam kajian ini dibatasi hanya pada perubahan penjalaran gelombang akibat proses refraksi.
Perubahan garis pantai dapat disebabkan oleh faktor alami maupun antropogenik. Perubahan garis pantai dapat terjadi dari waktu ke waktu dalam skala musiman maupun tahunan, tergantung pada daya tahan kondisi pantai dalam bentuk topografi, batuan dan sifat-sifatnya dengan gelombang laut, pasang surut (pasut), dan angin [2]. Oleh sebab itu energi gelombang menuju pantai sangat berpengaruh terhadap dinamika pantai di daerah tersebut. Energi gelombang selain menimbulkan erosi, juga berfungsi sebagai komponen pembangkit arus sejajar pantai (longshore current) yang dapat menyebabkan sedimentasi.
2. Sedimen
Sedimen yang merupakan unsur paling dominan disebuah pantai merupakan kumpulan dari partikel-partikel yang berupa batuan, kerikil, sisa cangkang kerang, maupun sisa dari organisme yang mati. Ada beberapa karakteristik dari sedimen yang perlu diperhatikan yakni ukuran sedimen, partikel sedimen kerapatan, kecepatan endap serta bentuk dari sedimen.
Faktor-faktor yang berperan dalam menganalisis proses sedimentasi dan erosi adalah faktor litologi, angin, gelombang dan arus. Faktor tersebut merupakan gejala alam yang saling berkaitan, selain itu faktor manusia baik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses tersebut.
Hal -hal ini disampaikan Aritonang et al. (2016), dalam penelitiannya bahwa karakteristik sedimen sangat mempengaruhi proses pengendapan di suatu kawasan pantai. Karakteristik sedimen juga sangat
membantu dalam memberikan informasi terkait penelitian tentang sedimen di pantai. Pengendapan sedimen di suatu kawasan pantai sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor yang ada di lokasi pantai, misalnya arus, gelombang, angin, dan masukan dari muara sungai [3]. Gerakan massa air ini dapat berupa arus maupun gelombang yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses proses pergerakan dari suatu sedimen.
Koesoemadinata (1980) menyebutkan bahwa transport sedimen sepanjang pantai terjadi apabila pasir terangkat oleh turbulensi yang disebabkan oleh gelombang pecah sehingga menyebabkan terjadinya erosi dan akresi di daerah pantai. Gelombang laut saat menuju pantai akan membawa energi yang berbeda-beda. Perbedaan energi yang sampai pantai akan menimbulkan reaksi untuk mencapai kesetimbangan. Energi gelombang selain menimbulkan abrasi, juga berfungsi sebagai komponen pembangkit arus sejajar pantai (longshore current) yang dapat menyebabkan akresi di daerah-daerah tertentu (Asparini, M. 2000). Untuk mengetahui besarnya energi gelombang tersebut maka dilakukan pendekatan energi fluks gelombang berdasarkan pada hasil data kecepatan angin [4].
KESIMPULAN
1. Pengukuran oseanografi sangat menunjang dalam menganalisa perubahan garis pantai. Ada 3 (tiga) faktor oseanografi yang sangat berperan dalam menganalisa proses maju mundurnya pantai, yaitu faktor angin, gelombang dan arus. Ketiga faktor tersebut merupakan gejala alam yang saling berkaitan dalam mempengaruhi proses sedimentasi dan erosi pantai
2. Dinamika pantai yang terjadi tidak lepas dari pengaruh gelombang, arus, dan angin. Ketiga parameter tersebut saling berkaitan satu sama lain. Namun faktor antropogenik akhir-akhir ini menyumbang sangat besar perubahan pantai karena bertambahnya aktivitas di wilayah pesisir.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suhana, M. P., Analisis perubahan garis pantai di Pantai Timur Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau, Tesis, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2016.
[2] Afrizal, A.D., Astina, I.K., Wiwoho, B.S., 2013. Evaluasi Kondisi Geografis Pantai Jolosutro di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Skripsi Jur. Geogr.-Fak. Ilmu Sos. Um.
[3] Muryani, C. 2010. Analisis perubahan garis pantai menggunakan SIG serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat di sekitar Muara Sungai Rejoso Kabupaten Pasuruan. J. Forum Geografi, 24(2): 173-182.
http://doi.org/10.23917/forgeo.v24i2.
[4] Hidayati, N., R. W. Paluphi, M. A. Asadi, H. S. Purnawali. 2017. Kajian dinamika pantai: Studi kasus di Pantai Rening, Jembrana, Bali. Depik, 6(1):
31-43
[5] Angkotasan, A. M., Nurjaya, I. W., Natih, N. M. N, Analisis perubahan garis pantai di pantai barat daya Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara, JTPK, 3 (1), pp. 11- 22, 2012.