MAKALAH EKONOMI KELEMBAGAAN
“TEORI EKONOMI BIAYA”
Dosen Pengampu: Dr. Citra Ayni Kamarududdin, S.P., M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 6 Kelas C
Mutyara Arun Maharani 220906502043
Muhriza Ramadani 220906501020
Yusri 220906501026
Muh. Aswad Nurdin 220906502054
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga. Berkat ridha dan kemudahan yang diberikan, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Teori Ekonomi Biaya”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tanpa pertolongan dan hidayah-Nya, mustahil rasanya kami mampu menuntaskan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang menjadi teladan utama dalam setiap aspek kehidupan.
Kami mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Ibu Dr. Citra Ayni Kamarududdin, S.P., M.Si, selaku dosen mata kuliah Ekonomi kelembagaan, atas kesabaran, bimbingan, dan arahan yang berharga selama proses penyusunan makalah ini. Dukungan dan motivasi beliau sangat berarti bagi kami dalam memahami materi dan menyajikan hasil penelitian ini. Apresiasi juga kami sampaikan kepada seluruh teman-teman yang telah berkontribusi dalam pengumpulan data, memberikan masukan, serta berbagi pengetahuan, sehingga makalah ini dapat tersusun dengan lebih baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, guna memperbaiki kualitas dan konten makalah ini di masa mendatang. Segala masukan yang diberikan akan menjadi bahan evaluasi yang berharga bagi kami. Akhir kata, kami memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang mungkin terdapat dalam penulisan makalah ini.
Makassar, 11 Februari 2025
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I... 1
PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah... 2
C. Tujuan Penulisan...2
BAB II...3
PEMBAHASAN... 3
A. Definisi Dan Konsep Ekonomi Biaya...3
B. Pendekatan Teori Ekonomi Terhadap Biaya...4
C. Pengaruh Transaksi Biaya Dalam Praktik Ekonomi...7
D. Penerapan Teori Biaya Transaksi Diberbagai Bidang...9
E. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Biaya Transaksi...11
BAB III... 14
PENUTUP...14
A. Kesimpulan...14
B. Saran...15
DAFTAR PUSTAKA...16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Teori ekonomi biaya memegang peranan krusial dalam memahami bagaimana perusahaan dan individu membuat keputusan ekonomi. Biaya, dalam konteks ekonomi, bukan hanya sekedar pengeluaran moneter, tetapi juga mencakup nilai pengorbanan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pemahaman yang mendalam tentang definisi dan konsep biaya, pendekatan teori ekonomi terhadap biaya, pengaruh biaya transaksi dalam praktik ekonomi, penerapan teori biaya transaksi di berbagai bidang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi biaya transaksi, menjadi landasan penting dalam analisis ekonomi.
Dalam dunia bisnis, biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan operasionalnya. Biaya menjamin kelancaran operasional, menjadi dasar perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP), penentuan margin keuntungan, dan pedoman perencanaan pengeluaran berikutnya. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan intensitas terjadinya (biaya tetap, biaya variabel, biaya campuran) dan potensinya (biaya peluang, biaya hangus).
Biaya transaksi mempengaruhi praktik ekonomi di berbagai bidang, seperti tata kelola perusahaan, model bisnis digital, manajemen risiko dan kepatuhan, keuangan dan perbankan, pertanian, dan ekonomi kelembagaan.
Faktor-faktor seperti frekuensi transaksi, spesifisitas aset, rasionalitas terbatas, perilaku oportunistik, dan asimetris informasi mempengaruhi besarnya biaya transaksi. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif mengenai teori ekonomi biaya sangat penting bagi para pelaku bisnis, ekonom, dan pembuat kebijakan untuk membuat keputusan yang efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya dan mencapai tujuan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang akan di kaji dalam makalah ini yaitu:
1. Apa definisi dan konsep dari ekonomi biaya?
2. Bagaiaman pendekatan teori ekonomi terhadap biaya?
3. Bagaiaman pengaruh transaksi biaya dalam praktik ekonomi?
4. Bagaiaman penerapan teori biaya transaksi diberbagai bidang?
5. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi biaya transaksi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk:
1. Mengetahui definisi dan konsep dari ekonomi biaya.
2. Mengetahui pendekatan teori ekonomi terhadap biaya.
3. Mengetahui pengaruh transaksi biaya dalam praktik ekonomi.
4. Mengetahui penerapan teori biaya transaksi diberbagai bidang.
5. Meneganalisis faktor-faktor yang memengaruhi biaya transaksi.
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Dan Konsep Ekonomi Biaya
Biaya dapat dipahami sebagai pengorbanan terhadap sumber daya ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang, baik yang telah terjadi maupun yang mungkin akan terjadi, dalam usaha perusahaan untuk memperoleh barang atau jasa (Purwaji et al., 2018). Sementara itu, menurut Dunia et al. (2018), biaya adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa yang memberikan manfaat di masa depan, atau memiliki nilai guna yang melampaui satu periode akuntansi. Dengan demikian, biaya tidak hanya mencakup pengeluaran saat ini, tetapi juga mencerminkan investasi yang diharapkan dapat memberikan keuntungan di waktu yang akan datang.
Menurut Mulyadi (2018), akuntansi biaya mengolah biaya sehingga menghasilkan dua interpretasi: luas dan sempit. Dalam arti luas, biaya (expenses) adalah pengorbanan sumber daya ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang, baik yang telah terjadi maupun yang berpotensi terjadi, untuk mencapai target tertentu.. Jadi, di dalam penafsiran biaya tersebut terkandung 4 komponen pokok, yaitu:
1. Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan sumber ekonomi.
2. Dinyatakan dalam bentuk satuan uang.
3. Yang sudah terjadi atau yang berpotensi akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut memiliki target tertentu.
Di samping itu, dalam penafsiran secara sempit, biaya didefinisikan sebagai suatu bentuk pengorbanan sumber daya ekonomi untuk mendapatkan aset. Biaya dalam arti sempit ini lebih dikenal dengan sebutan cost. Biaya (cost ) akan berubah menjadi beban (expenses) apabila nilai dari barang atau jasa tersebut telah diterima atau telah habis nilainya. Namun, apabila nilai dari barang atau jasa belum habis maka dikategorikan sebagai aset.
Konsep dari biaya adalah different costs for different purposes yang bermakna ketika tujuan yang ingin dicapai berbeda, maka klasifikasi biaya yang digunakan tidak akan sama. Menurut Riwayadi (2017), tujuan yang berbeda menandakan akan ada perbedaan dalam pengambilan keputusan. Suatu usaha tidak dapat mengaplikasikan satu klasifikasi biaya saja untuk mengambil setiap keputusan yang ada di perusahaan karena setiap keputusan yang diambil memiliki tujuan yang berbeda.
B. Pendekatan Teori Ekonomi Terhadap Biaya
Pendekatan biaya merupakan suatu cara yang digunakan untuk menentukan besarnya persentase penyelesaian dari suatu kontrak pemborongan yang sedang dalam pelaksanaan. Perhitungannya mempertahankan ukuran masukan (input measures), yaitu usaha-usaha atau biaya yang dicurahkan dalam pekerjaan. Ukuran ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap usaha akan mendapatkan hasil secara proporsional. Metode-metode yang termasuk dalam pendekatan ini (Smith & Skousen, 1990: 709-710) adalah:
1. Cost to Cost Method
Menurut metode ini, tingkat atau persentase penyelesaiannya ditentukan dengan cara membandingkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan sampai periode berjalan dengan taksiran terbaru mengenai jumlah seluruh biaya yang diperkirakan untuk menyelesaikan proyek.
2. Effort - Expended Method
Metode ini mendasarkan diri pada usaha-usaha yang telah dicurahkan ke dalam proyek, seperti: jam mesen, jam jasa, upah buruh, kuantitas bahan yang dipakai dan lain sebagainya. Persentase penyelesaian ditentukan dengan cara membadingkan usaha-usaha yang telah tercurah dengan usaha-usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
Sebenarnya hakekat kedua pendekatan di atas baik cost to cost method maupun effort-expended method adalah tidak berbeda, karena elemen-elemen yang terdapat didalamnya pada dasarnya sama, yaitu pembentuk harga pokok secara keseluruhan.
Teori ekonomi memandang biaya sebagai pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang yang diproduksi. Tujuan ekonomi suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan, yang dihitung sebagai pendapatan total dikurangi total biaya.
Dalam teori ekonomi, biaya tidak hanya dipandang sebagai pengeluaran uang, tetapi juga sebagai nilai oportunitas (opportunity cost) dari sumber daya yang digunakan. Ini berarti biaya adalah nilai terbaik yang dikorbankan ketika memilih suatu alternatif tindakan. Beberapa konsep penting dalam pendekatan ekonomi terhadap biaya meliputi:
1. Biaya Marginal (Marginal Cost)
Biaya marginal adalah besar perubahan biaya total pengeluaran perusahaan ketika jumlah output yang diproduksi berubah satu unit.
Formula 𝑀𝐶 adalah perubahan dalam biaya total (∆𝑇𝐶) dibagi oleh perubahan dalam jumlah produksi (∆𝑄). Jadi, 𝑀𝐶 = ∆𝑇𝐶 / ∆𝑄.
Konsep biaya marginal ini penting dalam pengambilan keputusan bisnis, terutama dalam menentukan tingkat produksi optimal di mana manfaat tambahan dari satu unit tambahan produksi sama dengan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan unit tersebut.
Keterangan:
∆𝑇𝐶 = Perubahan biaya total
∆𝑄 = Perubahan jumlah produksi 2. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap atau yang sering disebut sebagai biaya operasional adalah pengeluaran yang terjadi secara teratur dan tidak berubah dalam jumlahnya, tanpa dipengaruhi oleh fluktuasi volume usaha atau aktivitas bisnis pada suatu periode tertentu. Biaya tetap juga dapat dijelaskan sebagai
biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk menjalankan proses produksi, baik itu untuk barang maupun jasa.
Dalam perencanaan bisnis, penggunaan perhitungan biaya maksimum seringkali memanfaatkan pendekatan biaya marginal. Pendekatan ini mempertimbangkan perbandingan antara pendapatan marginal (MR) dan biaya marginal (MC) untuk mencapai keuntungan maksimum.
3. Biaya Total (Total Cost)
Biaya total adalah total keseluruhan biaya yang mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang tidak berubah meskipun ada perubahan dalam volume produksi.
4. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan tingkat produksi atau penjualan. Dengan kata lain, biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi suatu barang.
Biaya variabel juga kadang-kadang disebut biaya unit atau biaya tingkat.
Memang, biaya variabel sangat bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Formula 𝑉𝐶 = 𝐴𝑉𝐶 × 𝑄.
Keterangan:
AVC = Average Variable Cost (Biaya variabel rata-rata) Q = Quantity (Kuantitas)
5. Biaya rata-rata
Biaya yang diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan, memberikan gambaran mengenai biaya yang dikeluarkan untuk setiap unit barang atau jasa. Informasi ini sangat penting untuk mengevaluasi profitabilitas dan efisiensi produksi.
C. Pengaruh Transaksi Biaya Dalam Praktik Ekonomi
Konsep tentang biaya transaksi pertama kali diperkenalkan oleh Ronald Coase pada tahun 1937 lewat artikel yang berjudul “The Nature of the Firm”.
Menurutnya, biaya transaksi adalah biaya penggunaan mekanisme harga, yang berarti biaya melakukan transaksi dengan cara pertukaran dalam sistem pasar terbuka. Dalam penjelasannya, teori ekonomi ini menganalisa sejumlah alasan mengenai eksistensi perusahaan serta batasan-batasannya dalam konteks dimana pasar dan organisasi dipertimbangkan sebagai alternatif bagi mekanisme aturan pertukaran.
Biaya transaksi digunakan untuk mengukur efisien atau tidaknya suatu desain institusi. Semakin tinggi biaya transaksi yang terjadi dalam kegiatan ekonomi (transaksi), maka semakin tidak efisien institusi yang didesain.
Definisi Coase ini menjadi asal mula biaya transaksi sebagai alat analisis yang popular dalam ilmu ekonomi kelembagaan.
Kedinamisan prakondisi dan kondisi aktivitas ekonomi melatarbelakangi munculnya biaya transaksi, dimana dalam New Institutional Economic faktor-faktor penting tersebut dibagi menjadi beberapa faktor.
Terdapat tiga faktor penting yang berpengaruh pada biaya transaksi yaitu : 1. Frekuensi
2. kekhususan aset 3. ketidakpastian
Biaya transaksi menjadi faktor yang mempengaruhi pendapatan, hal ini dikarenakan tidak ada pemusatan aktivitas ekonomi pada satu titik (aglomerasi) sehingga berakibat terjadinya kegagalan pasar (market failure). Biaya transaksi muncul pada pasar input dan pasar output (Budiman, 2015) sejalan dengan penelitian Sultan & Rachmina, (2017) menyatakan biaya transaksi terdapat pada kegiatan seperti memperoleh pembiayaan, memperoleh sarana produksi (input) dan pemasaran hasil produksi (output). Oleh karena itu, ketika melakukan pertukaran barang atau jasa memerlukan biaya. Biaya yang
dikeluarkan bukan biaya produksi tetapi biaya non produksi yang dipergunakan untuk memperoleh barang atau jasa yang memenuhi kriteria sebagai biaya transaksi.
Biaya transaksi berdampak signifikan terhadap kegiatan ekonomi, karena dapat mempengaruhi pendapatan dan efisiensi di berbagai sektor . Biaya transaksi tidak dapat dihindari dalam kegiatan ekonomi dan dapat menyebabkan pemindahan surplus dari satu pihak ke pihak lain. Biaya ini timbul akibat ketidakpastian pasar. Adapun dampak biaya transaksi yaitu:
1. Dampak pada pendapatan, biaya transaksi dapat memengaruhi pendapatan dalam bisnis pertanian karena ketidakpastian, yang menyebabkan kegagalan pasar karena kegiatan ekonomi tidak terkonsentrasi di satu lokasi.
2. Pengaruh terhadap transaksi bisnis, biaya transaksi dapat mengurangi pendapatan pelaku usaha karena mereka tidak menyadari telah mengeluarkan biaya di luar biaya produksi.
3. Peran dalam bisnis pertanian, biaya transaksi ada dalam sistem agribisnis, seperti input, pertanian, output, dan subsistem pendukung. Petani menanggung biaya ini untuk memperoleh produk atau layanan.
4. Dampak pada distribusi kredit, biaya transaksi yang tinggi dapat menghalangi usaha mikro dalam mengakses kredit perbankan, karena bank mungkin ragu untuk memberikan pinjaman karena biaya pemilihan, distribusi, pemantauan, dan penagihan.
5. Biaya produksi, penerapan sistem bagi hasil dalam transaksi ekonomi dinilai lebih adil dibandingkan dengan sistem bunga.
6. Efisiensi, biaya transaksi dapat diminimalkan untuk mencapai tujuan yang lebih luas, seperti kesejahteraan masyarakat. Biaya tersebut termasuk dalam pendapatan pertanian, yang berasal dari pendapatan dan biaya produksi.
7. Harga pasar, biaya transaksi dapat menyebabkan perbedaan harga antara konsumen dan produsen.
Ketidaksempurnaan informasi dan keterbatasan akses terhadap informasi berkontribusi pada munculnya biaya transaksi. Biaya-biaya ini merupakan biaya tambahan terhadap biaya produksi dan dapat meningkatkan total pengeluaran bisnis. Meskipun tidak dapat dihilangkan, meminimalkan biaya transaksi sangat penting untuk tujuan yang lebih luas seperti kesejahteraan publik.
D. Penerapan Teori Biaya Transaksi Diberbagai Bidang
Teori biaya Transaksi (Transaction Cost Theory/TCT), yang dikembangkan oleh Ronald Coase Bigelow dan Oliver Williamson, adalah kerangka kerja fundamental untuk memahami sifat dan batasan perusahaan.
Premis utama TCT adalah bahwa perusahaan ada untuk meminimalkan biaya yang terkait dengan transaksi pasar, yang dikenal sebagai biaya transaksi. Biaya ini mencakup pengeluaran yang terjadi dalam pencarian, negosiasi, dan pemantauan mitra pertukaran, serta potensi perilaku oportunistik oleh mitra- mitra ini.
Keputusan perusahaan untuk mengatur aktivitas ekonomi secara internal atau melalui pasar eksternal bergantung pada perbandingan antara biaya transaksi pasar dan biaya organisasi internal. Williamson dkk. (2014) menambahkan bahwa spesifisitas aset, jarak, dan frekuensi transaksi adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi biaya transaksi dan, dengan demikian, pilihan struktur tata Kelola.
Teori Biaya Transaksi (TCT) telah menjadi kerangka kerja yang berpengaruh dalam memahami dinamika organisasi dan tata kelola perusahaan modern. TCT memberikan perspektif mendalam tentang bagaimana perusahaan membuat keputusan struktural dan operasional berdasarkan pertimbangan biaya transaksi Di era transformasi digital dan globalisasi yang pesat, Teori Biaya Transaksi (TCT) menjadi semakin relevan karena membantu menjelaskan bagaimana perusahaan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis. TCT memberikan wawasan tentang bagaimana pengoptimalan efisiensi operasional
melalui pengurangan biaya transaksi. Berikut adalah penerapan TCT di berbagai bidang:
1. Tata kelola perusahaan
TCT membantu menjelaskan mengapa perusahaan memilih struktur organisasi tertentu dan memberikan wawasan tentang bagaimana organisasi dapat mengoptimalkan efisiensi operasional melalui pengurangan biaya transaksi. Perusahaan akan memilih struktur organisasi dan mekanisme tata kelola yang meminimalkan biaya transaksi mereka. Ketika biaya transaksi tinggi karena spesifisitas aset, kecerahan, atau frekuensi, perusahaan lebih cenderung melakukan integrasi vertikal atau mengadopsi struktur tata kelola yang lebih hierarkis untuk mengurangi biaya tersebut.
2. Model bisnis digital dan ekonomi platform
TCT diterapkan untuk memahami kemunculan model bisnis berbasis platform, di mana pemilik platform harus mengelola biaya transaksi yang terkait dengan memfasilitasi pertukaran antara berbagai pemangku kepentingan.
3. Manajemen risiko dan kepatuhan
TCT memberikan wawasan dalam merancang kerangka kerja manajemen risiko dan kepatuhan, karena perusahaan berusaha meminimalkan biaya transaksi yang terkait dengan pemantauan, penegakan, dan adaptasi terhadap persyaratan regulasi.
4. Keuangan dan perbankan
TCT digunakan untuk menganalisis biaya transaksi dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mikro. Biaya transaksi muncul dalam proses pencarian informasi, transfer, koordinasi, pengadaan, pemasaran, periklanan, penjualan, penyelesaian hukum serta biaya manajemen dan pengawasan.
5. Pertanian
TCT digunakan untuk menganalisis pengaruh biaya transaksi terhadap pendapatan petani. Biaya transaksi dapat mempengaruhi pendapatan petani karena penurunan dan inefisiensi pasar.
6. Ekonomi kelembagaan
TCT digunakan untuk mengukur efisiensi kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi, semakin tidak efisien pula kelembagaan tersebut. Biaya transaksi muncul karena adanya kontrak antara pihak satu dengan pihak lainnya, antara lembaga satu dengan lainnya, antara individu dengan lembaga, dan sebagainya
E. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Biaya Transaksi
Biaya transaksi adalah biaya yang timbul dalam pembuatan kontrak ayng diperkuat oleh hukum atau diri sendiri ( self enforcement ). Hal ini mencakup tindakan pencegahan melawan pengambil alihan yang potensial atas nilai – nilai investasi dan biaya informasi serta pengadministrasian istilah – istilah kontrak yang terkait. Biaya transaksi terdiri atas
1. Biaya penelitian ( search cost ) 2. Biaya kontrak ( contracting cost ) 3. Biaya monitoring ( monitoring cost ) 4. Biaya penguatan ( enforcement cost )
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi biaya transaksi diantaranya ialah:
1. What: the identity of bundle of rights (Identitas hak-hak atau komoditas): Hak- hak (atau komoditas) memiliki banyak atribut yang nilai, pengukuran, kebijakan, dan pemaksaannya beragam dari satu jenis dengan tipe yang lain. Identitas hak-hak, atau karakteristik komoditas, secara signifikan memengaruhi biaya transaksi. Atribut hak atau komoditas, seperti kompleksitas, keterukuran, dan keberlakuan, dapat memengaruhi biaya yang terkait dengan
negosiasi, pemantauan, dan penegakan perjanjian. Semakin kompleks dan sulit untuk mendefinisikan hak-hak, semakin tinggi biaya transaksinya.
2. Who: to identity of agents involved in the exchanges (Identifikasi pelaku yang terlibat dalam pertukaran): Ini erat kaitannya dengan faktor-faktor manusia yang muncul dalam asumsi Williamson (1975), yaitu kemampuan manusia untuk menerima, menyimpan, mencari, memproses informasi, dan batas-batas bahasa dalam penyampaian pengetahuan kepada orang lain), oportunisme, dan terjepitnya/kurangnya informasi. Karakteristik dan perilaku agen yang terlibat dalam pertukaran adalah penentu penting biaya transaksi. Seperti yang disoroti oleh Williamson (1975), faktor-faktor seperti rasionalitas terbatas (kemampuan terbatas individu untuk memproses informasi), oportunisme (pencarian kepentingan diri sendiri dengan kelicikan), dan asimetri informasi (akses yang tidak sama terhadap informasi) dapat secara signifikan meningkatkan biaya transaksi. Informasi yang terbatas, dikombinasikan dengan potensi perilaku oportunistik, meningkatkan ketidakpastian dan biaya yang terkait dengan pemantauan dan penegakan hukum.
3. How: the institutions, technical and social, governing the exchange and how to organize the exchanges (Bagaimana: institusi, teknis dan sosial, mengatur pertukaran dan bagaimana mengorganisasikan pertukaran): Dalam hal ini, pasar diandaikan sebagai kelembagaan untuk memfasilitasi proses pertukaran, yang keberadaannya dibutuhkan untuk mengurangi biaya pertukaran, sedangkan perusahaan/firm (atau keluarga/families) juga dapat dianggap sebagai kelembagaan yang memfasilitasi pertukaran yang saling menguntungkan. Kerangka kerja kelembagaan, yang mencakup aspek teknis dan sosial yang mengatur pertukaran, sangat memengaruhi biaya transaksi.
Pasar dianggap sebagai lembaga yang dirancang untuk memfasilitasi pertukaran dan mengurangi biaya terkait. Demikian pula, perusahaan atau keluarga dapat dipandang sebagai lembaga yang mendorong pertukaran yang saling menguntungkan. Jika biaya transaksi di pasar tidak ada, pasar akan berhenti ada;
sebaliknya, jika biaya koordinasi internal di dalam perusahaan adalah nol,
perusahaan itu sendiri akan berlebihan (Anderson, 1988). Institusi yang efisien dan terdefinisi dengan baik dapat mengurangi ketidakpastian dan biaya yang terkait dengan transaksi, sementara institusi yang kurang terdefinisi atau korup dapat meningkatkan biaya transaksi.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Teori ekonomi biaya merupakan landasan penting dalam pengambilan keputusan ekonomi, baik bagi perusahaan maupun individu. Biaya, dalam konteks ekonomi, dipahami sebagai pengorbanan sumber daya yang diukur dalam satuan uang. Konsep biaya yang berbeda-beda, seperti biaya eksplisit, biaya implisit, dan biaya peluang, mempengaruhi bagaimana pelaku ekonomi mengeluarkan pilihan dan mengalokasikan sumber daya.
Pendekatan teori ekonomi terhadap biaya membantu perusahaan mengoptimalkan produksi dan memaksimalkan keuntungan. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, seperti fungsi pokok perusahaan (biaya produksi, pemasaran, administrasi), perilaku terhadap volume produksi (biaya tetap, biaya variabel, biaya semi-variabel), dan objek pengeluaran.
Biaya transaksi, yaitu biaya yang timbul dalam proses pertukaran barang dan jasa, mempengaruhi struktur pasar dan keputusan perusahaan terkait integrasi vertikal, outsourcing, dan pemilihan mekanisme tata kelola. Teori biaya transaksi diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk tata kelola perusahaan, model bisnis digital, manajemen risiko, keuangan, pertanian, dan ekonomi kelembagaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya transaksi meliputi frekuensi transaksi, spesifisitas aset, intimidasi, rasionalitas terbatas, perilaku oportunistik, dan informasi asimetris. Dengan memahami faktor-faktor ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi.
Secara keseluruhan, teori ekonomi biaya memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami, menganalisis, dan mengelola biaya dalam berbagai konteks ekonomi. Pemahaman yang baik tentang teori ini memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang lebih
tepat dan efektif, sehingga meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang baik mengenai topik yang dibahas. Namun, penulis menyadari bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan dan pendalaman. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Penulis juga berharap agar peneliti selanjutnya dapat terus mengembangkan kajian tentang teori ekonomi biaya dengan memperkaya sumber dan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Nabilla, Z. S., & Nursanti, Y. B. N. B. (2024). Penerapan Limit Fungsi Mencari Keuntungan Maksimum dari Biaya Marginal. Eqien-Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 13(02), 168-176.
Dunia, Firdaus, dkk. (2018). Pengantar Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Deepublish.
Purwaji, dkk. (2018). Akuntansi Biaya: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2018). Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Smith, Jay M. Jr. dan K. Fred Skousen, (1990), “Intermediate Accounting”, 9th ed., Cincinati, Ohio: South-Western Publishing Co.
Narsa, I. M. (1999). Pendekatan Integrasi dengan Basis Biaya Elementer: Alternatif Pengakuan Pendapatan dalam Konstruksi Jangka Panjang. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1(2), 84-102.
Letelay, B. K. A., & Hardianto, F. N. (2019). Model Konseptual Hubungan Biaya Transaksi dan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. MADIC.
Budiman. (2015). Biaya transaksi muncul pada pasar input dan pasar output.
Martins dkk. (2010). Biaya transaksi menjadi faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani.
Rachmina, & Sultan. (2017). Biaya transaksi terdapat pada kegiatan seperti memperoleh pembiayaan, memperoleh sarana produksi (input) dan pemasaran hasil produksi (output).
Saidah, (2018). Penerimaan (benefit) petani dapat berkurang akibat adanya biaya transaksi.
Williamson Gourmet dkk. (2014). Analisis Komprehensif Teori Biaya Transaksi (Transaction Cost Theory) dalam Tata Kelola Perusahaan Modern
Coase Bigelow dkk. (2019). Analisis Komprehensif Teori Biaya Transaksi (Transaction Cost Theory) dalam Tata Kelola Perusahaan Modern.
Hakim, D., Diarto, I., dan Adenan, M. (2014). Teori ekonomi biaya transaksi (TCE) menjelaskan pendekatan kontrak yang tidak lengkap didukung oleh analisis empiris yang luas.
Joskow, PL (2002). Faktor pendorong penerapan teori Transaction Cost Economics (TCE) adalah untuk menghemat biaya total, termasuk biaya transaksi.
Sumantyo (2014). Biaya transaksi muncul, karena adanya kontrak antara pihak satu dengan pihak lainnya, antara lembaga satu dengan lainnya, antara individu lembaga dengan dan sebagainya.
Yustika dan Erani (2012). Biaya transaksi dapat dibagi menjadi dua kategori: pra- kontrak (ex-ante) dan pasca-kontrak.
E-Journal UAJY. BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Biaya 2.1.1. Pengertian biaya Diakses Dari https://e-journal.uajy.ac.id/20830/3/EA219122.