• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FIQIH MU’AMALAH

N/A
N/A
Lupa Akun

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH FIQIH MU’AMALAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FIQIH MU’AMALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Mu’amalah Dosen: Muhammad Ali Syaifuddin, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Rini Putri

2. Aulia Margeta Sari 3. Miftahudin

4. Lukman Hardiansyah 5. Hayin Nabilah

6. M. Fikri Nur Ihsan 7. M. Solehul Wildan

UNIVERSITAS ISLAM ANNUR LAMPUNG

TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil 'aalamin, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat selesai dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul "Fiqih Muamalah" disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fikih Muamalah yang dibawakan oleh Bapak Muhammad Ali Syaifuddin, M.Pd.

Makalah ini berisi tentang fiqih muamalah. Dalam penyusunannya penulis mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber, olch karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa sumber yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.

Meskipun telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang dapat penulis sekaligus penyusun sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Jum’at, 20 Oktober 2023 Penyusun

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fiqih muamalah akan senantiasa berusaha mewujudkan kemaslahatan, mereduksi permusuhan dan perselisihan diantara umat manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan syariat,kecuali dengan tujuan untuk merealisasikan kemaslahatan hidup hambanya, tidak bermaksud memberi beban dan menyempitkan ruang gerak kehidupan manusia. Salah satu bentuk dari muamalah tersebut adalah sistem bagi hasil (kerjasama antara pemilik modal dengan pengelola yang pembagian hasilnya menurut perjanjian yang telah disepakati).

Muamalah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Islam memberikan aturan yang global untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan hidup manusia yang seiring dengan berkembangnya waktu, berbedanya tempat dan situasi. Karena memang pada dasarnya alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT. untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, yang mana dalam al-quran telah diatur hal-hal sedemikian tersebut. Oleh karena itu, manusia diharapkan untuk bisa menjalankan semua aturan-aturan yang telah diatur dalam al-quran.

Diantara permasalahan yang paling berkembang didalam kehidupan

bermasyarakat adalah masalah muamalah khususnya muamalah maliyah atau interaksi sesama umat manusia yang berkaitan dengan uang dan harta dengan segala bentuk macam transaksinya. Hal ini tidak dapat kita bendung, sebab perubahan itu terjadi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan berteknologi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Fikih Muamalah?

2. Bagaimana Pembagian Fikih Muamalah?

3. Bagaimana Ruang Lingkup Fikih Muamalah?

4. Bagaimana Prinsip-prinsip Fikih Muamalah?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Fikih Muamalah 2. Mengetahui Pembagian Fikih Muamalah 3. Mengetahui Ruang Lingkup Fikih Muamalah 4. Mengetahui Prinsip-prinsip Fikih Muamalah

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Fiqih Muamalah

Pengertian fiqih muamalah sebagai suatu disiplin ilmu harus dimulai dengan

memahami karakteristik setiap kata, fikih dan muamalah. Kedua kata ini harus dibedah dari sisi etimologi dan terminologi sebelum masuk ke dalam pengertiannya secara menyeluruh.

Fiqih yang berasal dari kata هقفي هقف dalam bahasa Arab berarti pemahaman, dan pengetahuan.1 Fiqih yang sering diartikan dengan pemahaman ini tidak hanya terbatas pada pemahaman hukum syara’, tetapi lebih dari itu, fikih juga berarti memahami illah hukum, maqashid hukum, sumber-sumber hukum dan hal-hal yang membantu mujtahid dalam merumuskan hukum.2 Dalam terminology fuqaha, seperti mana yang diungkapkan jumhur ulama, fikih berarti ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang berkaitan dengan amal perbuatan yang diperoleh dari dalil-dalil terperinci.3 Ibnu khaldun menambahkan penjelasannya dengan berkata bahwa fikih adalah mengetahui hukum-hukum Allah tentang amal perbuatan manusia dalam term kewajiban, larangan, anjuran, makruh dan mubah.4 Pengertian ini menunjukkan bahwa fikih secara garis besar berkonten pada perilaku dan tindak-tanduk manusia secara kasat mata. Baik dalam konteks vertikal atau hubungan dengan Sang Pencipta maupun dalam konteks horizontal atau hubungan sesama manusia.

Kata muamalah berasal dari beinteraksi dengannya dalam jual beli atau hal lainnya.

Kata muamalah juga dapat berarti jika kamu bermuamalah dengan seseorang berarti kamu berinteraksi denganya, mempergaulinya, dan bercampurnya denganya. Perlu juga digaris bawahi bahwa kata muamalah hanya berlaku bagi manusia dan tidak bagi makluk yang lainnya seperti binatang.5

Dari sisi istilah, muamalah memiliki beberapa definisi yang dipengaruhi dari persepsi pembagian hukum syara’.

a. Definisi pertama

Muamalah adalah Hukum syariat yang mengatur interaksi antar sesama manusia di dunia, baik hukum-hukum yang berkaitan dengan harta, wanita dari sisi pernikahan dan perceraian, pertikaian, perkara-perkara, harta warisan dan hal-hal lainnya. Pengertian ini didasari dari pembagian fikih kepada dua bagian, ibadah dan muamalah.

Ibnu Abidin menyatakan bahwa muamalah terbagi ke dalam lima bagian, yaitu:

transaksi keuangan, pernikahan, pertikaian, amanah dan warisan.6 Selaras dengan pembagian ini, Muhammad Ruwas Qal’ah Ji mengutarakan bahwa muamalah adalah perkara-perkara syariah yang berkaitan dengan perkara-perkara duniawi.8 Dengan bahasa lain, muamalah berarti hukum- hukum syara’ yang mengatur hubungan antar manusia di dunia.

b. Definisi kedua

Muamalah adalah hukum-hukum syariah yang mengatur hubungan antar manusia di dalam aspek harta dan hubungan dalam rumah tangga, baik pernikahan, perceraian, nafkah dan lain-lain. Definisi ini sering kita jumpai dalam Mazhab Hanafiyah didasari dari persepsi bahwa pernikahan termasuk dari interaksi antar manusia.

(5)

c. Definisi ketiga

Muamalah adalah hukum-hukum syariah yang mengatur hubungan antar manusia di dalam urusan harta. Definisi ini didasari dari pembagian fikih ke dalam beberapa bagian, yaitu ibadah, muamalah maliyah, munakahat (pernikahan), jinayah,’alaqah dauliyah

(hubungan internasional) dan lain-lain. Ketika fikih dibagi ke dalam bagian yang lebih besar dimana hukum pernikahan, hukum warisan, hukum pidana Islam berdiri sendiri maka istilah muamalah menyempit menjadi hanya sebatas perihal harta dan keuangan.

Prof. Ali Fikri mengatakan bahwa fiqih muamalah adalah ilmu yang mengatur pertukaran harta dengan harta atau manfaat dengan manfaat diantara manusia dengan cara transaksi atau hal yang mengikat.7

Melihat tiga jenis definisi muamalah, dari yang terluas sampai yang menyempit maka definisi ketiga lebih tepat untuk menjadi definisi muamalah pada saat ini. Hal ini tidak lepas dari persepsi masyarakat yang menganggap bahwa muamalah selalu berkaitan dengan uang dan tuntunan keilmuan yang mengarahkan kepada spesifikasi dan tidak lagi berkutat dalam perkara-perkara yang umum. Maka tepat dirasa kalau muamalah diartikan dengan hukum- hukum syariah yang mengatur hubungan antar manusia dalam perkara harta. Untuk menghindari kerancuan dalam memahami ruang lingkup fiqih muamalah, para fuqaha memberikan kata Maliyah atau keuangan di setiap lafaz fiqih muamalah.

B. Pembagian Fiqih Muamalah

Pembagian fiqih muamalah tergantung dari persepsi masing-masing fuqaha, yaitu muamalah dalam arti luas atau dalam arti sempit atau konteks kekinian. Seperti mana yang telah dipaparkan sebelumnya, Ibnu Abidin membagi muamalah dalam persepsi luas sehingga muamalah terdiri dari lima bagian, yaitu:

a. Mu’awadah maliyah (transaksi keuangan) b. Munakahat (hukum pernikahan)

c. Mukhashamat (pertikaian) d. Amanat

e. Tirkah (warisan)

Mencerna pembagian di atas maka muamalah menjadi satu pembahasan yang sangat luas. Setiap interaksi antar manusia masuk ke dalam ruang lingkup muamalah. Hal ini

memungkinkan bila muamalah dikembalikan ke artinya secara bahasa, yaitu interaksi sesama manusia. Tetapi hal ini membuat muamalah menjadi ruangan besar yang di isi dengan

perkara-perkara yang berbeda-beda bahkan tidak berhubungan sehingga sekat atau pembatas sangat penting untuk memperjelas setiap bagian yang ada.

Dalam era kontemporer, ulama sudah mengklasifikan muamalah sesuai dengan rumpunnya masing-masing. Pernikahan dan segala yang berkaitan dengannya seperti mahar, syarat sah pernikahan dan perceraian dibahas secara khusus dalam fikih munakahat. Hal-hal yang berkaitan dengan harta warisan difokuskan pada fikih mawaris atau tirkah. Demikian

(6)

pula dengan tindak pidana, seperti pembunuhan, pencurian dan lain sebagainya dirincikan di dalam pembahasan fikih jinayah.

Pemisahan ini dianggap penting karena objek pembahasan setiap rumpunya sangat berbeda. Kajian dalam satu bidang tidak bersinggungan dengan bidang yang lain. Fikih munakahat atau pernikahan hamper tidak bersinggungan dengan fikih siyasah atau politik.

Begitu juga fikih jinayah hanya mempunya korelasi yang sangat sedikit dengan muamalah maliyah. Wajar bila muamalah maliyah atau transaksi keuangan berdiri sendiri tanpa harus bersinggungan dengan fiqih muamalah yang lainnya.

Istilah fiqih muamalah masa ini juga mengalami penyempitan makna. Pengistilahan muamalah dewasa ini selalu dikaitkan dengan transaksi-transaksi keuangan. Jarang kita dengar muamalah difahami sebagai pidana Islam ataupun warisan. Penyempitan makna ini memberikan efek positif bagi pengkajian ilmu fiqih muamalah maliyah. Buku-buku atau kajian- kajian muamalah terfokus pada akad-akad keuangan tanpa bersinggungan lagi dengan pembahasan yang lain.

Ali Fikri dalam bukunya Al-Muamalah Al-Maddiyah wa Al-Adabiyah menjelaskan bahwa muamalah dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. Al-Muamalah Al-Madddiyah adalah muamalah yang berkonsentrasi pada kajian objek transaksi. Hal ini yang membuat sebahagian ulama berpendapat bahwa Al-Muamalah Al- Maddiyah adalah muamalah yang bersifat kebendaan karena salah satu unsur muamalah adalah benda, baik benda halal, haram dan syubhat. Begitu juga sifat-sifat lain dari benda tersebut sehingga dapat mempengaruhi keabsahan sebuah transaksi.

2. Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah muamalah yang ditinjau dari aspek adab dan tata aturan transaksi. Jujur, amanah, jelas, tanpa paksaan merupakan instrumen yang sangat

mempengaruhi perjalanan kesusksesan transaksi. Hal ini dapat dikategorikan dalam hak dan kewajiban pihak-pihak yang bertransaksi.

C. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah

Ruang lingkup Fiqih Muamalah adalah wilayah hukum Islam yang berkaitan dengan aturan-aturan yang mengatur interaksi sosial dan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup sejumlah besar aspek kehidupan ekonomi dan sosial umat Islam. Berikut adalah ruang lingkup Fiqih Muamalah:

1. Hukum Perdagangan

Ini mencakup aturan-aturan yang mengatur pembelian, penjualan, tukar-menukar, dan transaksi komersial lainnya. Hal ini termasuk hukum jual beli, perdagangan sah atau haram, dan larangan riba.

2. Hukum Keuangan

Ini mencakup aturan-aturan mengenai investasi, perbankan, asuransi, dan keuangan Islam. Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan riba (bunga) dan bentuk-bentuk keuangan yang sesuai dengan syariah juga termasuk dalam ruang lingkup ini.

3. Hukum Kontrak

(7)

Fiqih Muamalah mencakup peraturan mengenai kontrak dan perjanjian. Ini mencakup pembentukan, pelaksanaan, dan pemutusan kontrak dalam kesepakatan bisnis atau lainnya.

4. Hukum Warisan

Fiqih Muamalah juga mencakup aturan-aturan tentang pembagian warisan antara ahli waris sesuai dengan hukum Islam.

5. Hukum Pernikahan dan Perceraian

Ini melibatkan aturan-aturan yang mengatur pernikahan, perceraian, hak dan kewajiban suami istri, serta aspek-aspek lain yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.

6. Hukum Zakat

Fiqih Muamalah mencakup peraturan tentang zakat, yaitu kewajiban umat Islam untuk memberikan sumbangan keagamaan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

7. Hukum Wakaf

Ini mencakup aturan-aturan yang mengatur wakaf, yaitu penghibahan properti atau aset untuk tujuan keagamaan atau amal.

8. Hukum Pidana

Beberapa aspek hukum pidana dalam Fiqih Muamalah termasuk sanksi atau hukuman atas tindakan-tindakan yang dianggap melanggar hukum Islam, seperti pencurian atau penipuan.

9. Hukum Perdagangan Internasional

Fiqih Muamalah juga dapat mencakup prinsip-prinsip perdagangan internasional dan hubungan ekonomi antara negara-negara dalam konteks syariah.

10. Hukum Etika Bisnis

Selain aturan hukum, Fiqih Muamalah juga mengandung prinsip-prinsip etika bisnis Islam yang menekankan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam transaksi dan interaksi sosial.

Ruang lingkup Fiqih Muamalah sangat luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi, sosial, dan bisnis. Tujuan utama dari Fiqih Muamalah adalah memastikan bahwa aktivitas ini dilakukan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam serta mempromosikan keadilan, kebenaran, dan kebaikan sosial.

D. Prinsip-prinsip Fikih Muamalah dan Prinsip Dasar Bermuamalah a. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah.

لْصَلأَا ىِف ِءاَيْشَ ْلأا (ىِف ِتَلاَماَع مْلا) ةَحاَبِلإا، الِإ اَم الَد لْي ِِِلادلا ىَلَع ِهِفَلا ِخ

“Pada dasarnya (asalnya) pada segala sesuatu (pada persoalan mu’amalah) itu hukumnya mubah, kecuali jika ada dalil yang menunjukkan atas makna lainnya.”

b. Mumalalah dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur-unsur paksaan.

اَهُّيآي َنْيِذالا ْو نَمآا َل ا ْو ل كْأَت ْم كَلا َوْمَأ ْم كَنْيَب ِلِطاَبْلاِب الِإ ْنَأ َن ْو كَت ة َراَجِت ْنَع ض َرَت ْم كْنِم َل َو ا ْو ل تْقَت ْم كَس فْنَأ انِإ َالل َناَك ْم كِب ا مْي ِح َر. -ءاسنلا: 29

(8)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu sekalian, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa’: 29)

c. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari mudharat dalam bermasyarakat.

ْنَع َةَدَاب ع ِنْبا ِتِماَص انَأ َل ْو س َر ِالل ىالَص الل ِهْيَلَع َمالَس َو ىَض ََِق ْنَأ َل َر َرَض َل َو َرا َر ِض. -هاور دمحأ نباو ةجام

“Dari Ubadah bin Shamit; bahwasanya Rasulullah saw menetapkan tidak boleh berbuat kemudharatan dan tidak boleh pula membalas kemudharatan”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalam kaidah fiqhiyah juga disebutkan;

ر َراضلَا لا َزـ ي

“Kemudharatan harus dihilangkan”

d. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai-nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan dalam pengambilan kesempatan.

ْنِإَف ْمَل ا ْو لَعْفَت ا ْو نَذْأَف ب ْرَحِب َنِم ِالل ِهِل ْو س َر َو ْنِإ َو ْم تْب ت ْم كَلَف س ْو ؤ ر ْم كِلا َوْمَأ َل َن ْو مِلْظَت َل َو َن ْو مَل . - ْظ ت ةرقبلا: 279

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari mengambil riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (QS. Al- Baqarah: 279)

(9)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Fiqih Muamalah adalah pengetahuan tentang kegiatan atau transaksi yang berdasarkan hukum-hukum syariat mengenai perilaku manusia dalam kehidupannya yang diperoleh dari dalil-dalil islam secara terperinci.

Dan mengenai pembagian “Fiqih Muamalah” ialah “Al-Muamalah Al- Madiyah” yang maksudnya adalah muamalah yang mengkaji jenis-jenis muamalah yang ada di kehidupan ber-masyarakat umum yang sesuai syariat islam. Sedangkan

“Al-Muamalah Al-Adabiyah” maksudnya adalah, muamalah yang mengkaji tata cara bermuamalah dengan mengutamakan keridhaan setelah akad maupun ijab kabul.

B. Saran

Materi Fiqih Muamalah sangatlah penting untuk dipelajari, terutama bagi para pencari ilmu yang lebih jauh membahas tentang hubungan-hubungan anatr manusia dengan syariat islam.

(10)

Daftar Pustaka

file:///C:/Users/Admin/Downloads/Teori%20Dasar%20Fiqih%20Muamalah-1.pdf https://muhammadiyah.or.id/prinsip-dasar-fiqih-muamalah/

Referensi

Dokumen terkait

Kata ananiah berasal dari bahasa Arab ana yang berarti saya atau aku, kemudian mendapat tambahan kata iyah. Ananiah berarti ’keakuan’. Sifat ananiah biasa

Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur

Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa dan Ar- Rasyidin.Kata Khulafa’ merupakan jamak dari kata Khalifah yang

Ius soli berasal dari bahasa lain; ius berarti hukum atau pedoman, sedangkan soli dari dari kata solum yang beraarti negeri, tanah atau daerah. Jadi ius soli adalah

kualat).Terlebih lagi muncul istilah-istilah adat budaya, adat istiadat, dll. Kata adat berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan atau tradisi. Hubungannya dengan hukum

Ruang Lingkup Materi Fiqih Ruang lingkup yang terdapat pada ilmu fiqih adalah semua hukum yang berbentuk amaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf Mukallaf artinya orang yang sudah

Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani, yakni oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai

Dalam bahasa Arab, istilah ini sering diterjemahkan dengan "tarbiyah" yang berarti pendidikan.1 Dalam kamus Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata "didik" yang berarti