• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Geomorfologi

N/A
N/A
Brian Rahadyan

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Geomorfologi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH GEOMORFOLOGI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Geologi Teknik

Disusun Oleh :

Nama : Brian Rizki Rahadyan

NPM : 22410104127 Kelas / Semester : C/1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO

2022

(2)

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Geomorfologi”. Makalah tersebut disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Geologi Teknik di Universitas Wijayakusuma Purwokerto.

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang kasus korupsi di Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Ari Sismiani, S.T., M.Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Geologi Teknik. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

i

Purwokerto, …… November 2022 Penulis

Brian Rizki Rahadyan NPM. 22410104127

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Penelitian...1

1.3 Tujuan Penelitian...1

BAB II PEMBAHASAN...2

2.1 Pengertian Geomorfologi...2

2.2 Sejarah Geomorfologi...2

2.3 Konsep Dasar Geomorfologi...4

2.4 Hubungan Geomorfologi Dengan Ilmu Lain...6

BAB III KESIMPULAN...9

DAFTAR PUSTAKA...10

ii

(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Permukaan bumi selalu mengalami perubahan akibat berlangsungnya proses gerak kerak bumi atau pun karena aktivitas manusia sebagai penghuni permukaan bumi. Proses tersebut berdampak pada bentuk daratan yang mengalami perubahan hinga sampai pada bentuknya saat ini. Perubahan tersebut merupakan hasil dari proses geomorfologi. Dalam geomorfologi, hal yang dibahas adalah bentuk dari daratan yang terbentuk dari serangkain proses yang panjang sehingga mempunyai karakteristik fisik dan visual yang beragam.

Geomorfologi merupakan ilmu yang meneliti serta menggambarkan bagaimana proses dari sebuah lahan bisa terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhinya. Pada bidang keilmuan ini, bentuk lahan diteliti secara terperinci dari karakteristik, umur dan hubunganya dengan bidang keruangan.

1.2 Rumusan Penelitian

Dalam tulisan ini, ada beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain:

1. Apa itu geomorfologi?

2. Bagaimana sejarah dari geomorfologi?

3. Bagaimana konsep dasar dari Geomorfologi?

4. Bagaimana hubungan Geomorfologi dengan cabang keilmuan lain yang terkait?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui dan memahami geomorfologi 2. Untuk mengetahui sejarah dari Geomorfologi?

3. Untuk memahami bagaimana konsep dasar dari Geomorfologi

4. Untuk memahami hubungan Geomorfologi dengan cabang keilmuan lain yang terkait

1

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2 Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi berasal dari Bahasa Yunani Kuno, yaitu Geo yang berarti Bumi, Morphe yang berarti bentuk dan Logos yang berarti ilmu, sehingga Geomorfologi bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Adapun beberapa pengertian dari para ahli sebagai berikut :

a. Noor (2010) menyatakan geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya.

b. Worcester dalam Noor (2010) mendefinisikan geomorfologi sebagai pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan lautan dan paparan benua, serta bentuk-bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau, gunung dan sebagainya.

c. Hugget (2007) mendefinisikan Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentang alam permukaan bumi seperti sungai, bukit, dataran, pantai, bukit pasir, dan bentang alam bawah laut dari yang ukurannya terkecil sampai yang paling besar serta masa hidup dari bentang alam tersebut.

d. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2019) menyebutkan Geomorfologi merupakan suatu studi yang mempelajari asal (terbentuknya) topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta terbentuknya material-material hasil erosi.

Jadi bisa disimpulkan bahwa geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bentuk permukaan bumi yang dipegaruhi oleh factor.

2.2 Sejarah Geomorfologi

Geomorfologi telah menjadi sebuah disiplin ilmiah sebelum abad ke-17 Masehi. Pada abad ke-19, geomorfologi mulai diterapkan pada negara-negara yang termasuk negara berkembang. Pada abad ke-20 Masehi, geomorfologi

2

(6)

mengalami perkembangan yang pesat di dunia Barat (Eropa dan Amerika) (Sutikno et al., 2020). Ada 5 fase perkembangan geomorfologi yang dapat ditelusuri, yang masing-masing uraiannya adalah sebagai berikut:

a. Fase pertama (sebelum abad ke 17)

Fase ini merupakan fase pendirian pemikiran geologi dan geomorfologi yang dimulai lima abad SM (Thornbury, 1954). Pandangan kuno Herodus (485-425 SM), Aristoteles (384-322 SM), Strabo (54 SM - 25 M) dan Seneca (- SM - 65 M) terkait dengan geologi dan geomorfologi.

Herodotus mengamati akumulasi tanah liat dan tanah liat di sepanjang Sungai Nil, memberinya julukan "Mesir adalah anugerah Sungai Nil".

Pemandangan lain dari Herodus adalah adanya kerang di perbukitan Mesir yang dulunya berada di bawah permukaan laut.

b. Fase kedua (Abad 17 dan 18).

Pada fase kedua ini 2 konsep yang paling menonjolyaitu konsep bencana dan konsep keseragaman (King, 1976). Konsep bencana diperkenalkan oleh Abraham Kitlob Wenner (1979-1817). Konsep tersebut lahir dari pengamatan Wenner terhadap lapisan batuan, dimana setiap lapisan (layers) memiliki karakteristik yang unik. Hasil pengamatan tersebut dirumuskan ke dalam konsep lahirnya bumi dari cekungan besar.

c. Fase ketiga (Awal abad 19).

Pada fase ini ada tiga tokoh yang terkenal yaitu: Sir Charles Lyell (1797- 1875), Dean William Buckland (1784-18560 dan Louis Agassiz (1807- 1873). Dalam pengamatan Lyell terhadap gletser (es), Lyell tidak mempercayai kapasitas daya angkutnya dalam memindahkan bongkah dan endapan gletser. Buckland, sangat setuju dengan siklus hidrologi, akan tetapi tidak begitu mengerti mengapa sungai dapat membentuk lembahnya sendiri. Terkenal dengan teori gletsernya, Agassiz melakukan perjalanan ke Swiss bersama Buckland. Mereka melakukan pengamatan pantai batuan dasar glasial yang akhirnya menghasilkan formulasi struktur glasial, agregasi "bis", fitur "moraine", coretan, dan kerikil glasial.

(7)

4

d. Fase keempat (Akhir abad 19).

Pada fase ke empat ini paling tidak ada lima tokoh yang terkenal, yaitu: Sir Andrew Ramsey; G.K. Gilbert; J.W. Powell; C.G. Greenwood dan J.B.

Jukes. Sumbangan fikiran Ramsey dalam geomorfologi terutama dalam proses glasial. Mengusulkan dua klasifikasi lembah sungai, yaitu atas dasar hubungan antara strata lembah daerah yang dilalui dan klasifikasi lembah menurut genetiknya. Gilbert, memberikan dasar-dasar geomorfologi yang hingga kini masih digunakan. Lembah dan lereng merupakan suatu sistem yang terintegrasi. Jukes adalah orang pertama yang mengidentifikasikan peranan vegetasi dalam pembentukan bentukahan.

e. Fase kelima (Awal abad 20)

Tokoh paling terkenal pada fase kelima ini adalah William Morris Davis (1850-1934). Teori pertama yang disajikan adalah "Siklus Geomorfik"

yang diterbitkan dalam artikelnya tahun 1889 "The Rivers and Valleys in Pennsylvania". Siklus geomorfologi menyatakan bahwa semua bentang alam berkembang dalam tiga fase, yaitu: stadium muda, dewasa dan tua.

Konsep Davis penting lainnya adalah trilogi. Konsep trilogi menjelaskan bahwa penciptaan ditentukan oleh struktur, proses dan stadium.

2.3 Konsep Dasar Geomorfologi

Untuk mempelajari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang baik dalam bidang yang berkaitan erat dengan proses dan pembentukan muka bumi. Noor (2010) menyebutkan beberapa poin yang perlu dipahami dalam konsep dasar geomorfologi sebagai berikut:

a. Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja saat ini, bekerja pula pada waktu geologi yang lalu, walaupun intensitasnya tidak sama seperti sekarang

b. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentang alam/ bentuk lahan dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuk lahannya.

c. Relief muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya boleh jadi karena derajat pembentukannya juga berbeda.

(8)

d. Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada bentuk lahan dan setiap proses geomorfologi akan membentuk bentuk lahan dengan karakteristik tertentu (meninggalkan jejak yang spesifik dan dapat dibedakan dengan proses lain secara jelas).

e. Akibat adanya intensitas erosi yang berbeda yang terjadi di permukaan bumi, maka akan dihasilkan suatu urutan bentuklahan dengan karakteristik tertentu disetiap tahap perkembangannya.

f. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan evolusi geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi umumnya sangat kompleks/rumit, jarang yang disebabkan oleh proses yang sederhana).

g. Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman Tersier, dan kebanyakan daripadanya tidak lebih dari zaman Pleistosen.

h. Interpretasi secara tepat terhadap bentanglahan sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi selama masa Pleistosen (Pengenalan bentanglahan saat sekarang harus memperhatikan proses yang berlangsung pada zaman Pleistosen)

i. Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari berbagai kepentingan di dalam proses-proses geomorfologi yang berbeda (dalam mempelajari bentanglahan secara global/skala dunia, pengetahuan tentang iklim global perlu diperhatikan)

j. Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentang lahan sekarang, namun untuk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah perkembangannya ada dalam skala waktu sangat lama.

Davis dalam Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2019) menyebutkan bahwa bentuk permukaan atau bentangalam bumi dikontrol oleh tiga faktor utama, yaitu struktur, proses, dan tahapan. Struktur di sini mempunyai arti sebagai struktur-struktur akibat karakteristik batuan yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Proses-proses yang umum terjadi

(9)

6

adalah proses erosional yang dipengaruhi oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya dari batuan. Bentuk-bentuk permukaan bumi umumnya melalui tahapan-tahapan mulai dari tahapan muda (youth), dewasa (maturity), tahapan tua (old age). Tahapan muda umumnya belum terganggu oleh gaya- gaya destruksional, pada tahap dewasa perkembangan selanjutnya ditunjukkan dengan tumbuhnya sistem drainase dengan jumlah panjang dan kedalamannya yang dapat mengakibatkan bentuk aslinya tidak tampak lagi. Proses selanjutnya membuat topografi lebih mendatar oleh gaya destruktif yang mengikis, meratakan, dan merendahkan permukaan bumi sehingga dekat dengan ketinggian muka air laut (disebut tahapan tua). Rangkaian pembentukan proses (tahapan-tahapan) geomorfologi tersebut menerus dan dapat berulang, dan sering disebut sebagai Siklus Geomorfik.

2.4 Hubungan Geomorfologi Dengan Ilmu Lain

Ilmu-ilmu yang yang erat hubungannya dengan geomorfologi terutama adalah Ilmu Kebumian, termasuk diantaranya adalah:

a. Fisiografi

Pada awalnya fisiografi mencakup studi tentang atmosfir, hidrologi dan bentangalam dan studi yang mempelajari ketiga ketiga objek tersebut umumnya berkembang di benua Eropa, sedangkan geomorfologi merupakan salah satu cabang dari Fisiografi. Dengan semakin majunya perkembangan studi tentang atmosfir (meteorologi) dan hidrologi di Amerika menyebabkan objek studi Fisiografi menjadi lebih terbatas, yaitu hanya mempelajari bentangalam saja, sehingga di Amerika istilah Fisiografi identik dengan Geomorfologi.

b. Geologi

Cabang ilmu ini mempunyai objek studi yang lebih luas dari geomorfologi, karena mencangkup studi tentang seluruh kerak bumi, sedangkan geomorfologi hanya terbatas pada studi permukaan dari pada kerak bumi. Oleh karena itu maka geomorfologi dianggap sebagai cabang dari geologi dan kemudian dalam perkembangannya geomorfologi menjadi suatu ilmu tersendiri, terlepas dari geologi.

Geologi struktur dan geologi dinamis adalah cabang-cabang ilmu

(10)

geologi yang sangat membantu dalam mempelajari geomorfologi.

Dengan geologi dinamis dapat membantu untuk menjelaskan evolusi permukaan bumi, sedangkan geologi struktur membantu dalam menjelaskan jenis-jenis dari bentuk-bentuk bentangalam. Banyak bentuk bentangalam dicerminkan oleh struktur geologinya. Oleh karena itu untuk mempelajari geomorfologi maka diperlukan pengetahuan dari ilmu-ilmu tersebut.

c. Meteorologi dan Klimatologi

Ilmu yang mempelajari keadaan fisik dari atmosfir dan iklim. Ilmu ini mempunyai pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses perubahan roman muka bumi. Kondisi cuaca seperti terjadinya angin, petir, kelembaban udara dan pengaruh perubahan iklim dapat membawa perubahan-perubahan yang besar terhadap bentuk roman muka bumi yang ada. Oleh karena itu untuk mempelajari perubahan- perubahan yang terjadi di permukaan bumi, diperlukan pengetahuan tentang ilmu-ilmu tersebut.

d. Hidrologi

Ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu mengenai air yang ada di bumi (the science of the waters of the earth), termasuk dalam hal ini air yang ada di sungai-sungai, danau-danau, lautan dan air bawah tanah. Pengetahuan mengenai hidrologi juga akan pembantu dalam mempelajari geomorfologi. Sama halnya dengan atmosfir, air dapat juga menyebabkan perubahan-perubahan atas roman muka bumi yang ada dan dapat meninggalkan bekas-bekasnya.

e. Geografi

mempunyai objek studi yang lebih luas dari pada geomorfologi, sebab mencakup aspek-aspek fisik dan sosial dari pada permukaan bumi.

Sedangkan geomorfologi menekankan pada bentuk-bentuk yang terdapat pada permukaan bumi. Geografi menekankan kajiannya pada

“Space Oriented” yang dapat menunjukkan dimana dan bagaimana penyebaran dari pada bentuk bentangalam serta mengapa penyebarannya demikian. Mengingat sifat dari geografi yang

(11)

8

Anthropocentris dan dalam hubungannya dengan studi geomorfologi, maka muncullah suatu sub disiplin ilmu yaitu Geography of landform.

Dimana didalamnya juga mencakup, bagaimana meng-aplikasikan setiap jenis bentangalam untuk aktivitas dan kehidupan manusia.

Dengan kata lain dapat menjalin suatu hubungan timbal balik antara manusia dengan bentangalam yang ada.

(12)

KESIMPULAN

Dalam Geomorfologi bukan hanya permukaan bumi yang tampak dan yang berada di dasar laut/samudera dipelajari atau diteliti bagaimana bentuk- bentuk tersebut bisa terjadi, proses apa yang mengakibatkan pembentukan dan perubahan muka bumi serta hubungan antara bentuklahan dengan proses-proses dalam tatanan keruangan dan kaitannya dengan lingkungan.

Konsep dasar Geomorfologi perlu dipahami secara baik untuk mempelajari Geomorfologi dalam membantu mengenal dan menganilasa kenampakan bentuklahan di permukaan bumi, sehingga pada akhirnya dapat mengenal peristilahan baik secara deskriptif maupun secara empiris, terutama nanti dalam melakukan klasifikasi bentuklahan.

9

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aprianto, W. 2013. Geomorfologi. diunduh dari

http://wegiaprianto.blogspot.com/2013/05/geomorfologi.html pada 20 November 2022 pukul 06.15

Huggett, R. J. 2007. Fundamentals of Geomorphology Second Edition. New York: Routledge.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2019. Modul 2 Geologi Dasar. Bandung: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi.

Noor, D. 2010. Geomorfologi. Bogor: Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan Bogor.

Sutikno, dkk. 2020. Geomorfologi Dasar Bagian 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

10

Referensi

Dokumen terkait

sesuatu yang berada di atas atau di bawah permukan bumi dengan berpedoman pada permukaan air laut.. Menentukan bentuk atau relief

Pematang tengah samudera dijumpai pada semua samudera dan merupakan 20% dari permukaan bumi, dan merupakan kenampakan topogra yang sangat menakjubkan didasar laut.. Topogar

Proses geomorfologi merupakan seluruh perubahan fisika dan kimia yang mempengaruhi bentuk bentang alam dari permukaan bumi. Bentuk dari morfologi dan topografi bentang

Proses Geomorfologi: Semua proses baik fisik maupun khemis yang mengakibatkan modifikasi konfigurasi/ bentuk permukaan bumi.. Tenaga Geomorfologi:

“Geomorfologi: adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bentuklahan dan bentuk dasar laut (an) yang menekankan kepada sifat alami, proses perkembangan,

Daerah dengan suhu permukaan laut relatif lebih hangat berada di perairan bagian selatan pulau Jawa dan Sumatera (Samudera Hindia), anomali suhu permukaan lautnya

Hingga akhir Agustus 2011 kondisi suhu permukaan laut di perairan Indonesia, beberapa perairan berada di bawah nilai rata-rata atau normalnya, yaitu sekitar Samudera Hindia

Pengertian laut adalah kumpulan air asin yang sangat luas dan berhubungan dengan samudra. Sekitar empat miliar tahun silam permukaan bumi terlalu panas. Air tidak