• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGHIMPUNAN DANA DALAM PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL

N/A
N/A
A. Zahwa Syaqira

Academic year: 2023

Membagikan "PERBEDAAN PENGHIMPUNAN DANA DALAM PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH HUKUM PERBANKAN ISLAM

“PERBEDAAN PENGHIMPUNAN DANA DALAM PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN

KONVENSIONAL”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

MUHAMMAD TRIAN HIKMAN (04020210320) MUHAMMAD AFDAL (04020210289) ADHOMA APRILIYANI NADIRAH (04020210320)

A.ZAHWA SYAQIRA (04020210270) AMANDA (04020210439) AULIYA YUSUF (04020210585)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penyusunan tugas makalah dengan judul “Perbedaan Penghimpunan Dana Dalam Perbankan Syariah Dan Perbankan Islam” dapat diselesaikan dengan baik.

Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

dosen pada mata kuliah Hukum Perbankan Islam. Selain itu, makalah ini juga

bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan juga penulis mengenai

Penghimpunan Dana dalam Perbankan Syariah dan Perbankan Islam. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,30 April 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

A. Latar Belakang...4

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Pembelajaran...5

BAB II...6

PEMBAHASAN...6

A. Bank Konvensional dan Bank Syariah...6

B. Perbedaan Penghimpunan Dana dalam Perbankan Islam dan Perbankan Konvensional...8

BAB III...13

PENUTUP...13

A. Kesimpulan...13

B. Saran...14

DAFTAR PUSTAKA...14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling

dibutuhkan masyarakat. Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia semakin pesat, baik lembaga keuangan bank maupun non-bank. Dalam perkembangannya lembaga keuangan yang paling mendominasi di Indonesia adalah lembaga keuangan konvensional baik itu lembaga keuangan bank maupun non-bank.

Secara umum bank diartikan sebagai lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note. Dalam pasal 1 butir 3, UU No 10 tahun 1998 disebutkan bawa: Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang didalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan dalam Undang- undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yang dimaksud perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank sebagai lembaga intermediasi merupakan lembaga penyimpanan dana bagi masyarakat dan juga lembaga pengamanan dana. Sistem

perbankan di Indonesia memiliki dua macam sistem operasional perbankan.

(5)

Kedua sistem perbankan tersebut adalah bank konvensional dan bank syariah. Dalam kegiatan operasionalnya, baik bank konvensional maupun bank syariah, akan sama-sama membutuhkan sejumlah keuntungan atas usaha yang dijalankan sesuai dengan konsepnya masing-masing. Bank konvensional ialah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan. Sedangkan bank syariah ialah perbankan yang segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencangkup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan syariat Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini ialah bagaimana perbedaan penghimpunan dana dalam perbankan konvensional dan perbankan syariah.

C. Tujuan Pembelajaran

Dalam makalah ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan

penghimpunan dana dalam perbankan konvensional dan perbankan syariah.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Bank Konvensional dan Bank Syariah

Bank konvensional (bank umum) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (untuk seterusnya penggunaan istilah bank umum merujuk kepada bank konvensional).

Bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatannya secara konvensional, mengacu pada kesepakatan nasional maupun internasional, serta berlandaskan hukum formil negara.

Bank konvensional memiliki tujuan keuntungan dengan sistem bebas nilai atau dengan prinsip yang dianut oleh masyarakat umum.Pada

perbankan konvensional biasanya menerapkan suku bunga dan perjanjian umum yang berdasarkan pada aturan nasional yang berlaku. Dalam hal ini, akad antara pihak bank dan pihak nasabah dilakukan sesuai dengan

kesepakatan jumlah suku bunga.

Bank konvensional (umum) merupakan bagian dari perbankan nasional yang memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan fungsi utama yang demikian, Bank Umum memiliki peranan yang strategis dalam menyelaraskan dan menyeimbangkan unsur-unsur pemerataan

pembangunan dan hasil-hasil pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan

(7)

stabilitas nasional guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

Perbankan syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dengan demikian, setiap aktivitas yang dilakukan pada bank syariah, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dana memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah, yakni jual beli dan bagi hasil.

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip- prinsip Syariah Islam, yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Hadits. Makna bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah Islam

khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dalam tatacara bermuamalah dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan

mengandung unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

Bank yang tata cara operasinya mengacu kepada Al Qur’an dan Hadits adalah bank yang tata cara beroperasinya mengikuti perintah dan larangan yang tercantum dalam Al Qur’an dan Hadits. Di dalam

mengoperasionalkan Bank Syariah agar tidak menyimpang dari tuntunan Syariah maka pada setiap Bank Syariah hanya diangkat manager dan pimpinan bank yang sedikit banyak menguasai prinsip muamalah Islam.

Selain itu dibentuk Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dari sudut syariahnya. Prinsip bank syariah secara umum adalah melarang melakukan transaksi yang mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, dan jual beli barang haram.

Prinsip bank syariah ini diterapkan untuk mencapai tujuan sesuai jalur syariah. Prinsip perbankan syariah mengacu pada hukum Islam, termasuk pada Al-Qur’an dan hadist, serta diatur oleh fatwa ulama. Dengan begitu, seluruh aktivitas keuangannya menganut prinsip yang islami. Bank syariah tidak hanya berfokus pada keuntungan atau profit saja, terdapat pula tujuan bank syariah yakni untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

(8)

Pada praktiknya, bank syariah tidak menerapkan suku bunga dalam setiap transaksi yang berlangsung karena suku bunga bisa dikatakan sebagai riba. Maka dari itu, sistem operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah antara pihak bank dan nasabah. Dalam hal ini, pihak bank dan nasabah biasanya melakukan kesepakatan berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli. Pengawas kegiatan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, seperti dewan syariah nasional, dewan pengawas syariah, dan dewan komisaris bank.

B. Perbedaan Penghimpunan Dana dalam Perbankan Islam dan Perbankan Konvensional

Penghimpunan dana merupaka suatu kegiatan lembaga keuangan dalam menarik dan mengumpulkan dana-dana dari masyarakat dan mengumpulkannya dalam bentuk simpanan,giro, dan deposito atau surat berharga lainnya. Bank syariah memiliki perbedaan dengan bank

konvensional dalam melakukan penghimpunan dana. Pada bank

konvensional jenis penghimpunan dana ada tiga,yaitu: Giro, Tabungan, Deposito.Sedangkan pada bank syariah produk penghumpunan dana terbagi menjadi dua, yaitu produk dana simpanan dan produk dana investasi.

Perbedaan keduanya terletak pada motif dasar nasabah.

Penghimpunan dana memiliki tujuan agar mendapatkannya suatu penerimaan dana berupa uang yang di peroleh dari masyakarat lalu kemudian akan dikelola dengan cara seefisien mungkin, sehingga dapat disesuaikan dengan bagaimana rencana penggunaan pada dana tersebut, yang memiliki tujuan untuk mencapai tingkat profitabilitas agar memiliki tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan serta menjaga kepercayaan masyarakat yang berupaya untuk menjaga posisi pada suatu likuditas akan tetap aman. Pihak bank melakukan penghimpunan dana ini dilakukan karena memiliki fungsi penting untuk menyimpan harta maupun aset berharga lainnya, mengelola investasi dengan baik dan benar, untuk memenuhi kebutuhan icash iout idalam imemberikan sebuah pembiayaan, untuk peningkatan kemampuan dalam likuiditas bank, untuk iperluasan usaha, serta penambahan sarana dan prasarana baru dan kegiatan operasional.

(9)

1. Sistem Penghimpunan Dana pada Bank Konvensional a. Deposito

Deposito berjangka adalah produk perbankan yang mirip dengan layanan tabungan masyarakat. Deposito adalah produk simpanan tunai dari bank dengan sistem simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu.

Istilah deposito berjangka dapat diartikan dengan tempat penitipan dari kepemilikan kekayaan dari para nasabah.

Nasabah yang berpartisipasi dalam deposito disebut deposan.

Setiap penitipan dana akan mendapatkan bunga sebagai

imbalan. Imbalan suku bunga pada bank adalah yang tertinggi.

Jika disetarakan dengan giro atau tabungan. Oleh karena itu, simpanan beberapa bank adalah simpanan modal. Bank mendapatkan keuntungan dari menghimpun dana melalui simpanan adalah dana yang disimpan dapat bertahan lebih lama mengingat simpanannya relatif lama dan frekuensi

penarikannya juga jarang. Oleh karena itu, bank dapat dengan bebas membuang dana kredit.

Ada pun pada sistem deposito berjangka, deposito berjangka adalah simpanan yang diterbitkan untuk jangka waktu tertentu. Deposito berjangka diterbitkan atas nama individu dan institusi. Artinya, slip pembayaran itu memuat nama orang atau lembaga. Setiap deposan mendapatkan bunga dengan tingkat bunga efektif pada saat deposito berjangka dibuka. Tergantung pada jangka waktu, bunga deposito

dibayarkan setiap bulan atau sesuai dengan tanggal jatuh tempo (jam). Kepada seluruh deposan akan diberikan sebuah bunga yang bunganya ini akan disesuaikan dengan bunga yang berlaku semestinya pada saat deposito berjangka dibuka.

Dari setiap para deposan ini juga akan dikenakan pajak atas bunga yang mereka terima. Beberapa bank memiliki penalti untuk penarikan deposito sebelum tanggal jatuh tempo.

Intensif yang diberikan sebagai jumlah nominal yang tinggi baik itu sebagai minyak khusus atau pun sebagai suatu instensif

(10)

yang berupa hadiah maupun cinderamata lainnya. Nasabah yang loyal kepada bank juga dapat diberikan insentif. Deposito berjangka mata uang biasanya diterbitkan oleh bank mata uang.

Penghitungan, penerbitan, pembayaran dan bunga dilakukan sesuai dengan nilai tukar yang berlaku.

b. Giro

Rekening giro adalah simpanan yang dapat ditarik setiap saat dengan cek, wesel, wesel lain atau transfer kawat. Giro (rupee) adalah simpanan pihak ketiga dalam mata uang rupiah di bank yang dapat ditarik setiap saat dengan cek, giro atau perintah transfer lainnya. Dalam praktiknya, bank mengelola rupiah dalam bentuk giro. Berdasarkan pernyataan di atas, simpanan wajib adalah simpanan pihak ketiga yang sewaktu- waktu dapat ditarik dengan cek, giro, dan wesel lainnya.

Mekanisme giro dan cadangan yakni untuk menarik dana dari rekening giro, seseorang dapat menggunakan operasi penarikan, yaitu cek dan giro. Jika pembayaran dilakukan secara tunai, pembayaran akan dilakukan dengan cek. Pada saat yang sama, penarikan selain uang tunai dilakukan melalui transfer bank. Selain itu, jika kedua opsi pembayaran tersebut kedaluwarsa atau tidak lagi tersedia, pelanggan dapat

menggunakan opsi pembayaran lainnya, misalnya pernyataan yang ditandatangani dengan materai atau surat kuasa.

Semua dana yang disimpan di rekening giro dihargai oleh bank dalam bentuk bunga. Jumlah bunga atau pembayaran saat ini yang akan diterima dihitung dengan menggunakan metode yang berbeda. Metode perhitungan yang paling umum adalah dengan menggunakan saldo terendah. Artinya, bunga dihitung dari saldo terendah (sisa) bulan tersebut. Selain saldo terendah, ada juga bank yang menghitung bunga sesuai dengan saldo rata-rata atau saldo harian yang tentunya masih dalam bulan tersebut.

c. Tabungan

(11)

Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998

mendefinisikan tabungan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang diperjanjikan, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, transfer bank dan/atau sarana semacam itu. Ada beberapa jenis tabungan dalam praktik perbankan Indonesia saat ini.

Perbedaan jenis tabungan ini hanya pada keuntungan yang ditawarkan kepada penabung sehingga penabung memiliki banyak pilihan. Jenis tabungan adalah sebagai berikut.

 Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional), terdiri dari tabanas publik, pemuda tabanas, dan tabanas mahasiswa.

 Tabungan terkait asuransi jiwa.

 Tabungan lain yang diatur oleh BI selain tabanas dan uang saku.

Prosedur Menabung pada Bank:

 Buka Rekening Tabungan.

 Prosedur Setoran Uang.

 Prosedur Penarikan Uang.

 Prosedur Penutup Rekening.

2. Sistem Penghimpunan Dana pada Bank Syariah

Penghimpunan dana pada bank syariah memiliki produk tabungan, giro, deposit. Prinsip sistem penghimpunan dana

masyarakat terbagi menjadi dua yaitu prinsip wadiah dan mudarabah.

Kegiatan Usaha Bank Syriah diatur dalam Peraturan Perbankan Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang Melakukan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Pasal 36 menyatakan bahwa anak wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati- hatian dalam melakukan kegiatan usahanya, yakni meliputi Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi, antara lain:

a. Sistem penghimpunan dana prinsip wadiah (simpanan).

Al – wadiah adalah titipan murni dari satu pihak kepihak lain baik individu maupun badan hukum yang harus dijagakan

(12)

dan dikembalikan saat yang menyimpan menginginkan si penyimpan.

Menurut Hanafiah: Rukun wadi’ah menurutnya hanya satu, yaitu adanya pernyataan kehendak (sighat: ijab (ungkapan kehendak menitipkan barang dari pemiliknya) dan qabul

(ungkapan kesiapan menerima titipan tersebut oleh pihak yang dititipi). Namun menurut Jumhur ulama Fiqh: Rukun wadi’ah ada tiga:

(1) Pelaku akad, (2) Barang titipan,

(3) pernyataan kehendak (sighat ijab dan qabul) baik dilakukan secara lafad atau hanya tindakan.

b. Sistem penghimpunan dana prinsip mudharabah (bagi hasil).

Al-Mudharabah adalah perjanjian kerjasama antara dua pihak di mana dalam perjanjian ditetapkan seorang sebagai pemodal dan seorang lainnya sebagai pengelola. Keuntungan didistribusikan sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan dalam kontrak. Apabila terjadi kerugian, pemilik modal tetap menjadi penanggung kerugian atas modal kecuali kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian pengelola. Jika kerugian tersebut disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian dari

pengurus bisnis yang dipercayakan, maka ia harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Dalam produk penghimpunan dana bank syariah, deposan yang menyimpan uangnya dengan produk akad Mudharabah mendapatkan keuntungan dari keuntungan

tersebut. Pembagian sesuai dengan perjanjian yang dibuat dan bank wajib menyerahkannya kepada penyimpan yang

bersangkutan.

(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam perbandingan sistem penghimpunan dana Bank Syariah dan Bank Konvensional, memiliki persamaan yaitu dari segi ketentuan dan persyaratan administrasi umumnya. Adapun perbedaannya terletak pada prinsip yang diterapkan oleh masing-masing bank. Sistem penghimpunan dana yang diterapkan pada Bank Syariah mengedepankan prinsip syariah pada pengelolaan dana nasabah baik itu berupa titipan (wadi'ah) maupun berupan investasi (mudharabah) dengan pola profit sharing dan revenue sharing. Bank Syariah tidak mengenal adanya suku bunga tertentu yang diperjanjikan, yang ada adalah nisbah bagi hasil pada produk yang

menggunakan akad mudharabah dan bonus pada produk yang menggunakan akad wadi'ah. Sedangkan, pada Bank Konvensional pengelolaan dana

nasabah dilakukan dengan prinsip konvensional. Bank Konvensional akan memperjanjikan suku bunga tertentu yang dilakukan di awal dan suku bunga tersebut tidak akan berubah atau terpengaruh terhadap kondisi dan kinerja perusahaan.

B. Saran

Bagi Instansi Bank Syariah dan Bank Konvensional, sebaiknya melakukan workshop ataupun pengiklanan yang lebih menjelaskan tentang sistem yang diterapkan di masing-masing bank sehingga masyarakat lebih mudah memahami sistem dari masing-masing bank, selain itu tetap berupaya

(14)

meningkatkan pelayanan kepada nasabah diantaranya penjelasan yang mendetail terhadap suku bunga ataupun nisbah bagi hasil yang diberikan kepada nasabah sehingga dapat meningkatkan minat nasabah untuk menabung maupun menggunakan jasa lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.iainpare.ac.id/1103/1/15.2300.150.pdf

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/mengenal-perbedaan-bank- syariah-dan-bank-konvensional

https://abrieda.blogspot.com/2018/01/makalah-agama-perbedaan-bank- syariah.html

https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/perbedaan-bank- syariah-dan-bank-konvensional

Referensi

Dokumen terkait

9 Mahasiswa mampu menjelaskan hukum perbankan syariah - Pemahaman - Kejelasan materi - Perbedaan prinsip antara perbankan syariah dengan konvensional - Fungsi bank dan sejarah