• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH INDIKATOR KESEHATAN

N/A
N/A
Aisyah Ridwan

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH INDIKATOR KESEHATAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

INDIKATOR KESEHATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK II

KESPRO-6

1. AISYAH RIDWAN HT 501200038 2. AMELIA MOHAMAD 501200024 3. MIRNAWATI LAMALA 501200056

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GORONTALO

TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Adapun makalah ini saya buat adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan.

Penulis sampaikan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada setiap pihak yang sudah mendukung penulis selama berlangsungnya pembuatan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca.

Disertai keseluruhan rasa rendah hati, kritik dan saran yang membangun penulis nantikan dari kalangan pembaca agar nantinya penulis dapat meningkatkan dan merevisi kembali pembuatan makalah ditugas lainnya dan diwaktu berikutnya.

Limboto, 13 Maret 2023

Kelompok II

(3)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

A. Definisi Indikator Kesehatan...4 B. Syarat Indikator Kesehatan...

C. Jenis Indikator Kesehatan...

BAB III PENUTUP...

A. Kesimpulan...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA...

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sistem informasi kesehatan adalah prosedur yang dimulai dari penghimpunan data, penggarapan data, pengkajian dan transfer informasi yang diperlukan untuk mengelola dan mengendalikan yankes serta digunakan untuk keperluan penelitian serta untuk pelatihan. Sistem informasi kesehatan merupakan beberapa unsur dan langkah yang terpola bertujuan untuk memproduksi informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tata laksana yankes pada masing-masing tahap sistem kesehatan.

Sistem informasi kesehatan yakni suatu sistem yang tersusun atas data, informasi, parameter, langkah-langkah, peranti, teknologi dan sumber daya manusia yang saling berhubungan dan dikendalikan secara sistematis sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang bermanfaat dalam mendukung pembangunan kesehatan, yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan. Komponen sistem informasi kesehatan terdiri dari dua bagian yakni:

1. Proses informasi yang terdiri dari:

a. Penghimpunan data b. Transfer data c. Penggarapan data d. Analisis data

e. Penyampaian informasi

Apabila setiap komponen proses informasi tersusun secara sistematis maka sistem informasi tersebut dapat menghasilkan informasi yang akurat dan memberikan manfaat secara langsung.

(5)

2. Manajemen sistem informasi yang terdiri dari:

a. Pihak-pihak terkait yang merupakan sumber daya sistem informasi kesehatan terdiri atas perancangan, pengelola, penghimpun data, perangkat keras, perangkat lunak, mahir dalam statistik, ahli epidemiologi dan sumber biaya.

b. Ketentuan yang berlaku dalam organisasi seperti pemakaian standar diagnosa serta penatalaksanaan, deskripsi pekerjaan, langkah-langkah dalam tata kelola distribusi, metode perawatan komputer yang mendukung ketepatgunaan pemakaian sumber daya sistem informasi kesehatan.

Sebab itu dalam menyusun ataupun menyusun kembali sistem informasi kesehatan diperlukan pemusatan perhatian pada kontrol sistematis pada masing-masing unsur baik proses informasi maupun tata kelola sistem informasi tersebut.

Tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan informasi yang berkualitas. Informasi tersebut berdasarkan kriteria berikut: kredibel, faktual, tepat waktu dan signifikan. Kriteria tersebut merupakan pilar informasi

2. Meminimalkan terjadinya duplikasi data 3. Meningkatkan keamanan data

4. Mempersiapkan fasilitas untuk berinteraksi secara sederhana

5. Mempersiapkan akses agar seluruh atau kepentingan dapat dengan mudah memperoleh informasi

6. Memelihara integrasi data

Pengaturan sistem informasi kesehatan ini bertujuan untuk memberikan jaminan terhadap kesiapan, mutu, serta akses terhadap informasi kesehatan yang memberikan pengetahuan. Mengikutsertakan masyarakat, juga organisasi profesi dalam melaksanakan sistem informasi kesehatan. Merealisasikan implementasi sistem informasi kesehatan yang mencakup SKN yang memberikan hasil dan manfaat terlebih melalui

(6)

upaya konsolidasi dalam hal kerja sama, pengorganisasian, penyatuan, dan penyelarasan dalam kontributif pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan yang berkelanjutan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan indikator kesehatan?

2. Apa saja syarat dari indikator kesehatan?

3. Apa saja jenis-jenis indikator kesehatan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari indikator kesehatan 2. Untuk mengetahui syarat-syarat indikator kesehatan 3. Untuk mengetahui jenis-jenis indikator kesehatan

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Indikator Kesehatan

Menurut Undang-Undang Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014, Indikator kesehatan adalah istilah, nilai, dan tingkatan sebagai variabel yang membantu untuk menganalisis atau mengukur status kesehatan atau perubahan baik langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan kesehatan. Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk kepada kita tentang keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuik mengukur perubahan. Bentuk-bentuk indikator taitu angka absolute, angka rata-rata ( mean, median, modus), presentase/proporsi, rasio, rate, angka komposit atau indeks.

Pembahasan indikator kesehatan tidak dapatmengabaikan indikator lain yang berpengaruh (langsung/tak langsung) seperti kependudukan, pendidikan, lingkungan, dan sosial ekonomi. Dalam era desentralisasi, maka sebagian besar tugas dan fungsi pembangunan (termasuk kesehatan) menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemda (Dinkes). Diperlukan adanya indikator untuk memantau derajatkesmas dan mengevaluasi kinerja bidang kesehatan.

Ilmu terkait erat dengan indikator: epidemiologi,demografi, dan statistik. Banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi indikator.

Indikator adalah suatu petunjuk atau gambaran atau tanda atau keterangan atau indikasi atau refleksi dari keadaan tertentu disuatu tempat dan waktu tertentu. Jadi indikator adalah suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menggambarkan situasi yang ada dan untuk mengukur perubahan atau kecenderungan pada jangka waktu dan tempat tertentu.

Identifikasi ada atau tidaknya masalah, besaran masalah, dan penyebab masalah. Mengetahui keberhasilan atau kekurangan berhasilan penyelenggaraan upaya kesehatan (efektivitas dan efisiensi) Mengetahui perkembangan pencapaian hasil upaya kesehatan dari waktu ke waktu,

(8)

perbandingan/variasi antar wilayah/kawasan/negara dan antar kelompok tertentu. Dasar pengalokasian sumber daya kesehatan. Penentuanprioritas menurut jenis dan jumlah sumber daya,tempat/wilayah, dan waktu.

Masukan pengambilan keputusan/kebijakan dan manajemen kesehatan (mulai perencanaan sampai evaluasi)

B. Syarat Indikator Kesehatan

Indikator kesehatan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan pengukuran dan yang benar-benarrepresentatif untuk itu. Syarat utama yang harus dipenuhi sebuah indikator adalah ketepatannya dalam menggambarkan atau mewakili (merepresentasikan) informasinya.

Persyaratan dalam menetapkan indikator harus:

1. Smart

2. Simple-sederhana

3. Measurable -dapat diukur 4. Attributable -bermanfaat 5. Reliable -dapat dipercaya 6. Timely -tepat waktu

Kriteria Indikator yang baik menurut World Health Organization yaitu Valid (sahih) dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, Objektif hasil sama meski dilakukan oleh orang yang berbeda, Sensitif peka atau dapat mendeteksi perubahan, Spesifik dapat menunjukkan perubahan keadaan tertentu itu. Di samping itu harus memperhatikan aspek berikut:

1. Kelayakan organisasi (kesiapan organisasi, SDM,kompetensi) 2. Aspek teknis (kesiapan metoda dan instrumen, kemudahan) 3. Aspek finansial (dukungan dana/efisiensi)

Persyaratan Indikator yg baik yaitu Pada pengukuran yang berturut- turut dan dalam waktu yang panjang, indikator dapat memberikan indikasi arah dan kecepatan perubahan dan dapat dipakai untuk membandingkan antar wilayah atau kelompok pada saat yang bersamaan, Untuk tingkatan lokal/daerah/program tertentu dapat dikembangkan indikator yang rinci

(9)

(indikator input,proses, output, dan outcome) dan indikator yang spesifik untuk memenuhi kebutuhan internal dan daerah setempat.

C. Jenis-Jenis Indikator Kesehatan

Indikator kesehatan terdiri atas indikator kesehatan nasional, indikator kesehatan provinsi dan indikator kesehatan kabupaten/kota. Indikator Kesehatan nasional ditetapkan oleh Menteri dengan mengacu pada Indikator Kesehatan global. Indikator Kesehatan provinsi ditetapkan oleh gubernur dengan mengacu pada Indikator Kesehatan nasional. Indikator Kesehatan kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota dengan mengacu pada Indikator Kesehatan provinsi. Gubernur dan bupati/walikota dapat menambahkan Indikator Kesehatan tambahan yang bersifat spesifik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah.

Dalam merumuskan Indikator Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan terkait. Perumusan indikator kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berbasis bukti (evidence based).

Indikator kesehatan nasional meliputi indikator kesehatan yang disepakati di tingkat global dan tingkat nasional. Berikut ini adalah daftar indikator kesehatan nasional yang terdapat pada dokumen tujuan pembangunan millenium (MDGs), indikator kesehatan global dan RPJMN 2010 – 1014 yaitu:

1. Prevalensi balita dengan berat Badan rendah/kekurangan gizi Children aged,5 yeras Underweight (%).

2. Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran hidup Under-five mortality Rate (probability of Dying by age 5 per 1000 live births) 3. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup

4. Persentase anak usia 1 tahun yang Diimunisasi campak Measles immunzation Coverage among 1-years-old (%)

5. Angka Kematian ibu per 100.000 Kelahiran hidup Mortality ratio (per 100000) Live births

(10)

6. .Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Births attended by skilled Health personnel (%)

7. Angka pemakaian kontrasepsi/ CPR bagi perempuan menikah Usia 15- 19 tahun Contraceptive prevalence (%)

8. .Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun Adolescent fertility rate (per 1000 girls aged 15-19 years)

9. Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan) Antenatal care coverage (%): at least 1 visit and at least 4 visits

10. Unmet Need (kebutuhan keluarga Berencana / KB yang tidak terpenuhi Unmet need for family planning (%)

11. Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasiPrevalence of HIV among adults aged 15-49 years (%)

12. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun (laki-laki dan perempuan) yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDSMales aged 15-24 years with comprehensive correct knowledwe of HIV/AIDS (%) females aged 15-24 years with comprehensive correct knowledwe of HIV/AIDS (%)

13. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan anti retroviral..Antiretoviral therapy coverage among people with advanced HIV infection (%)

14. Angka kejadian malaria (per 1.000 penduduk)People with advanced HIV infection (%)

15. ....Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida Children aged<5years sleeping insecticide-treated nets (%)

16. Proporsi anak balita dengan demam yang menerima pengobatan anti malaria (%)Children aged<5 years with fever who received treatment with any antimalarial (%)

(11)

17. Angka kematian Turbekulosis pada orang HIV-negatif (per 100.000 penduduk)Turboculosis mortality rate among HIV-negative people (per 100 000 population)

18. Penduduk yang menggunakan sumber air minum berkualitas (%) Population using improved drinking water sources (%)

19. Penduduk yang menggunakan sanitasi yang baik (%)Populationusing improved sanitation (%)

Salah satu indikator penting dalam pembangunan adalah human Development index (HDI)/ indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari Indek ekonomi (pendapatan riil perkapita), Indeks pendidikan (angka melek huruf dan lama sekolah) Dan indeks kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir).

Untuk menentukan peringkat kabupaten/kota dalam pembangunan kesehatan disusunlah Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yaitu indikator komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan, dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Dan Survei Potensi Desa (Podes). Ada 24 inidkator yang digunakan dalam IPKM dengan nilai UHH (Usia Harapan Hidup) yang tertinggi.

Indikator kesehatan tersebut adalah : Prevalensi balita gizi buruk dan kurang Prevalensi balita sangat pendek dan pendek Prevalensi balita sangat kurus dan kurus Prevalensi balita gemuk Prevalensi diare Prevalensi pnemonia Prevalensi hipertensi Prevalensi gangguan mental Prevalensi asma Prevalensi sakit gigi dan mulut Prevalensi disabilitas Prevalensi cedera Prevalensi penyakit sendi Prevalensi ISPA Proporsi perilaku cuci tangan Proporsi merokok tiap hari Akses air bersih Akses sanitasi Cakupan persalinan oleh nakes Cakupan imunisasi lengkap Cakupan penimbangan balita Ratio dokter /puskesmas, dan Ratio bidan/desa Selain menentukan peringkat pembangunan kesehatan kab/kota, IPKM dapat menjadi : Acuan pemerintah daerah (pemda) membuat program intervensi yang lebih tepat, Bahan advokasi ke pemda

(12)

agar terpacu menaikkan peringkat kesehatan Perumusan daerah bermasalah kesehatan berat/khusus (DBKBK) Dasar penentuan alokasi dana bantuan kesehatan dari pusat ke daerah, dan Membantu kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KMPDT) dalam membangun kab/kota.

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Menurut Undang-Undang Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014, Indikator kesehatan adalah istilah, nilai, dan tingkatan sebagai variabel yang membantu untuk menganalisis atau mengukur status kesehatan atau perubahan baik langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan kesehatan.

Indikator kesehatan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan pengukuran dan yang benar-benarrepresentatif untuk itu. Syarat utama yang harus dipenuhi sebuah indikator adalah ketepatannya dalam menggambarkan atau mewakili (merepresentasikan) informasinya.

Indikator kesehatan terdiri atas indikator kesehatan nasional, indikator kesehatan provinsi dan indikator kesehatan kabupaten/kota. Indikator Kesehatan nasional ditetapkan oleh Menteri dengan mengacu pada Indikator Kesehatan global. Indikator Kesehatan provinsi ditetapkan oleh gubernur dengan mengacu pada Indikator Kesehatan nasional. Indikator Kesehatan kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota dengan mengacu pada Indikator Kesehatan provinsi. Gubernur dan bupati/walikota dapat menambahkan Indikator Kesehatan tambahan yang bersifat spesifik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah.

B. Saran

Setelah memperlajari tentang Indikator Kesehatan ini kiranya kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin materi ini sehingga kita dapat mengerti,memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Makalah ini masih jauh darikata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima kritikan dan saran untuk memperbaiki danmelengkapi kekurangan dalam makalah ini dan diharapkan kepada penulis selanjutnya untukdapat menambah referensi dan menemukan informasi terbaru dari materi ini.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Putri & Akbar. 2019. Sistem Informasi Kesehatan. Uwais Inspirasi Indonesia:

Jawa Timur

https://idoc.pub/documents/indikator-kesehatan-dalam-kedaruratan- en5kjjk06kno

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20101210/37636/24- indikator-kesehatan-dalam-ipkm/

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

Sumber daya manusia kesehatan menurut ketentuan di dalam Pasal 1 angka (1) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan memiliki

Indikator ini menggambarkan tingkat pemanfaatan sarana kesehatan untuk rawat inap dan juga menggambarkan tingkat penanganan kesehatan yang terjadi di suatu daerah, selain itu

Berdasarkan pentingnya capaian indikator kesehatan di Indonesia, hasil studi terdahulu mengenai hubungan antara belanja kesehatan pemerintah dengan capaian indikator

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang

68 Peraturan Undang-Undang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayan Publik Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56/Menkes/Per/2014 Peraturan Bpjs Kesehatan No 1 Tahun 2014

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pengertian perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, didasarkan pada unsur agama/religious, hal itu sebagaimana diatur dalam pasal 1

2.2 Puskesmas 2.2.1 Pengertian Puskesmas Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan