• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 8 Kekarantinaan Kesehatan

N/A
N/A
Moh. Dwi Firman Syah Moha

Academic year: 2024

Membagikan "Kelompok 8 Kekarantinaan Kesehatan "

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 8

Kekarantinaan Kesehatan

Sabrinawati Saleh

(1011422115) Rahmatiya Y.Radjak

(1011422215)

(2)

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 360 ayat (5) huruf a "karantina" adalah pembatasan kegiatan dan/ atau pemisahan orang

terjangkit meskipun belum menunjukkan gejala apa pun atau sedang berada dalam masa inkubasi

dan pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apa pun yang diduga terkontaminasi dari

orang danlatau barang yang mengandung penyebab penyakit atau kontaminan lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/

atau barang di sekitarnya.

Apakah kalian sudah mengetaui apa

itu karantina ?

(3)

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Pasal 1 Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya

mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko

kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan

masyarakat.

Pengertian Kekarantinaan Kesehatan

(4)

Pengertian tentang petugas

karantina kesehatan dan dokumen kesehaatan

 Menurut Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 1 Ayat 34 Petugas karantina

Kesehatan adalah Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang memiliki

kompetensi dan kewenangan dalam urusan karantina Kesehatan untuk melakukan pengawasan dan tindakan penanggulangan

penyakit dan/ atau faktor risiko penyebab penyakit atas alat angkut, orang, barang,

dan/ atau lingkungan.

(5)

• Dan Pada Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 1

Ayat 36 itu tentang Dokumen Karantina Kesehatan adalah surat keterangan Kesehatan

yang dimiliki setiap alat angkut, orang, dan barang yang memenuhi persyaratan,

baik nasional maupun

internasional

(6)

Mengapa UU No.6 Tahun 2018 dicabut?

UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan di cabut karena ia tidak sesuai

dengan perkembangan, tuntutan, dan

kebutuhan hukum dalam masyarakat. Undang- undang ini diperlukan karena kemajuan teknologi transportasi dan eras perdagangan bebas dapat berisiko 

 

menimbulkan gangguan

kesehatan dan penyakit baru atau penyakit lama yang muncul kembali dengan penyebaran

yang lebih cepat dan berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat

(7)

Menurut Kementerian Kesehatan RI, terdapat sejumlah aspek yang diperbaiki dengan diterapkan Undang-

undang Kesehatan ini, antara lain:

Menyederhanakan proses perizinan kesehatan.

Melindungi tenaga kesehatan secara khusus.

Mengintegrasikan sistem informasi kesehatan.

Mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan.

Memudahkan akses layanan kesehatan.

Mempersiapkan sistem kesehatan yang tangguh menghadapi bencana.

Meningkatkan efisiensi dan transparansi pembiayaan kesehatan.

Alasan di sahkan UU.Nomor 17 Tahun

2023 Tentang Kesehatan

(8)

Pengesahan UU No.17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan

Ada 11 undang-undang terkait sektor

kesehatan yang telah berlaku cukup lama dan perlu disesuaikan dengan perubahan zaman.

Pemerintah setuju dengan DPR mengenai cakupan dan inti dari hasil pembahasan yang diringkas dalam 20 bab dan 458 pasal dalam RUU Kesehatan.

Sebelumnya, pemerintah telah melakukan berbagai kegiatan partisipatif yang melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat umum.

Pemerintah telah menerima banyak masukan dan pendapat dalam bentuk lisan maupun tertulis.

(9)

Lanjutan….

RUU Kesehatan ini bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai perbaikan dalam pelayanan kesehatan di fasilitas primer dan sekunder.

Menteri Kesehatan RI berharap bahwa

dengan pengesahan RUU Kesehatan ini, sistem kesehatan yang tangguh dapat dibangun di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan

(10)

Dampak Pengesahan UU No.17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan

Penyederhanaan perizinan: Proses perizinan menjadi lebih mudah dengan STR berlaku seumur hidup,

mempercepat izin praktik tenaga kesehatan.

Peningkatan alokasi anggaran: Alokasi anggaran

kesehatan meningkat dari 5% menjadi 10%, memberikan dana lebih untuk infrastruktur, pelayanan kesehatan, dan pengembangan sumber daya manusia di bidang

kesehatan.

(11)

Lanjutan….

 Penguatan rantai pasok kefarmasian dan alat kesehatan: Prioritas penggunaan bahan baku dan produk dalam negeri, mendorong perkembangan

industri kesehatan di dalam negeri.

 Peningkatan jumlah dan pemerataan tenaga kesehatan: Peningkatan produksi dokter spesialis

dan pemerataan di daerah yang kurang tenaga medis.

(12)

 Perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan:

Memberikan perlindungan hukum khusus terhadap kekerasan, pelecehan, dan perundungan terhadap tenaga medis.

 Pemanfaatan teknologi kesehatan: Mendorong penggunaan teknologi biomedis dan pelayanan

kedokteran presisi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan.

 

(13)

Pro dan Kontra pada RUU Kesehatan 2023

1. STR berlaku seumur hidup dan rekomendasi organisasi profesi untuk memperoleh SIP

Salah satu isi RUU Kesehatan 2023 adalah dominasi organisasi profesi kesehatan. Pemerintah

berpendapat bahwa beberapa masalah dapat diselesaikan melalui RUU Kesehatan, termasuk

pembentukan dokter spesialis.

Menurut pemerintah, dominasi organisasi kesehatan menghambat pertumbuhan dokter spesialis karena biaya pengurusan izin praktik yang

tinggi. Namun, rasio dokter spesialis di Indonesia masih jauh di bawah standar.

(14)

Lanjutan...

Rasio dokter spesialis di Indonesia hanya 0,12 per 1.000 penduduk, lebih rendah dari rata-rata Asia Tenggara sebesar 0,20 per 1.000 penduduk.

Sementara itu, rasio dokter umum di Indonesia adalah 0,62 dokter per 1.000 penduduk, lebih rendah dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 1,0 per 1.000 penduduk.

2. Alokasi anggaran kesehatan

DPR RI dan pemerintah telah sepakat untuk meningkatkan alokasi anggaran kesehatan minimal dari 5 persen menjadi 10 persen.

Pemerintah berpendapat bahwa peningkatan alokasi tersebut akan memastikan pengeluaran yang terencana dan berdasarkan komitmen belanja anggaran pemerintah.

Dengan demikian, program kesehatan strategis dapat berjalan secara maksimal

(15)

3.

Nakes asing di Indonesia

Salah satu permasalahan yang menjadi sorotan bagi tenaga kesehatan dalam RUU Kesehatan yang direvisi adalah kemudahan pemberian izin untuk dokter asing.Dalam RUU tersebut, terdapat berbagai persyaratan bagi dokter asing maupun dokter WNI yang berada di luar negeri dan ingin membuka praktik di Indonesia.

(16)

Persyaratan tersebut mencakup Surat Tanda Registrasi (STR) sementara dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai dengan Pasal 233 UU Kesehatan.

Tenaga kesehatan yang ingin membuka praktik di dalam negeri harus memenuhi persyaratan, seperti Surat Tanda Registrasi (STR) sementara, Surat Izin Praktek (SIP), dan Syarat Minimal Praktek

(17)

PIHAK YANG TIDAK SETUJU

DENGAN DISAHKANNYA UU NO. 17 TAHUN 2023

TENTANG

KESEHATAN

(18)

SONDANG TAMPU BOLON,BALEG DRI PDIP

Sondang menyoroti perihal panjangnya tahapan regulasi tenaga kesehatan yang harus dilalui untuk mendapatkan izin praktik di Indonesia. Menurut Sondang, langkah-langkah itu terlalu panjang, terlebih adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki Indonesia saat ini.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abid Khumaidi mengatakann Adib Khumaidi menganggap bahwa UU Kesehatan ini belum bisa menjamin perlindungan dan kepastian hukum tenaga medis dan kesehatan.

(19)

Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengatakan UU Kesehatan menetapkan mandatory spanding 5 persen dalam APBN. Sementara, Fraksi PKS mengusulkan 10 persen. Namun, ia heran bukannya mengokohkan aturan lama, RUU Kesehatan malah menghapus alokasi APBN tersebut.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menolak Rancangan Undang-Undang Kesehatan, karena substansi RUU tersebut, yang salah satunya bertujuan mengatasi krisis dokter spesialis di Indonesia, justru akan “menurunkan kualitas layanan Kesehatan

(20)

BEBERAPA ALASAN PARA PIHAK MENOLAK

DI SAHKAN UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG

KESEHATAN

(21)

1

.

Tanpa kepastian hukum organisasi profesi

RUU Kesehatan dinilai berpotensi

menimbulkan ketidakpastian hukum terkait organisasi keprofesian baik kedokteran, kedokteran gigi,

keperawatan, kebidanan dan

apoteker. Dalam RUU ini, 9 undang-

undang yang terkait keprofesian dan

kesehatan dihilangkan .

(22)

2

. Hapus pembiayaan tenaga kesehatan Adib menganggap RUU itu telah

menghapuskan anggaran pembiayaan nakes yang sebelumnya sebesar 10 persen tertuang dalam APBN dan APBD.

3. Penyusunan RUU tidak transparan

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menyebut dalam proses penyusunan hingga pembahasan RUU

Kesehatan, kelima organisasi profesi sebagai pemangku kepentingan (stakeholders) tidak dilibatkan. Bahkan menurutnya cenderung tak didengar.

(23)

4. Risiko impor nakes asing

Dalam Pasal 235 RUU Kesehatan disebut memperbolehkan dokter asing untuk berkarya di rumah sakit Indonesia.

Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia

(PDGI) Usman Sumantri menilai 'impor' tenaga kesehatan asing dapat berisiko terhadap

pelayanan kesehatan masyarakat.

Ia pun mengatakan seharusnya pemerintah lebih mengutamakan tenaga kesehatan dalam negeri demi pemerataan pelayanan kesehatan.

(24)

5.

Aborsi diperbolehkan 14 minggu Adib mengatakan pasal terkait aborsi dalam RUU Kesehatan dapat berpotensi meningkatkan angka

kematian.

Sebelumnya, pasal aborsi

mengatur maksimal 8 minggu. Akan tetapi, menurutnya, dalam RUU ini aborsi diperbolehkan hingga 14

minggu.

(25)

KELEBIHAN DARI UU NO.17

TAHUN 2023 TENTANG

KESEHATAN

(26)

1. Mengatur tentang kesehatan dengan

menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam pengaturannya

2. Mengatur tentang penyelenggaraan

kekarantinaan kesehatan di pintu masuk dan wilayah

3. Menyediakan informasi kekarantinaan kesehatan, sumber daya kekarantinaan kesehatan, dan pembinaan dan pengawasan 4. Mengatur tentang sistem informasi kesehatan

(27)

5.

Mengatur tentang kejadian luar biasa dan wabah

6. Mengatur tentang pendanaan Kesehatan 7. Mengatur tentang koordinasi dan sinkronisasi

penguatan sistem Kesehatan

8. Mengatur tentang partisipasi masyarakat, pembinaan dan pengawasan, penyidikan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan

ketentuan penutup

(28)

KEKURANGAN DARI UU NO.17

TAHUN 2023 TENTANG

KESEHATAN

(29)

 Pengesahan UU Kesehatan dinilai terburu-buru, tidak transparan, dan

mengabaikan rekomendasi

masyarakat sipil terkait aspek formil dan materiil

 Potensi regulasi terhadap penggunaan teknologi dan pelaksanaan sanksi

yang berlebihan

 Tidak menyediakan klarifikasi untuk memastikan implementasinya berjalan

dengan baik

(30)

KELEBIHAN DARI UU NO.6

TAHUN 2018 TENTANG KEKARANTINAAN

KESEHATAN

(31)

UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan memberikan arahan baru dalam pengaturan sistem kesehatan di Indonesia,

termasuk penyelenggaraan kekarantinaan

kesehatan di pintu masuk dan wilayah, sumber daya kekarantinaan kesehatan, informasi kekarantinaan

kesehatan, pembinaan dan pengawasan, penyidikan, dan ketentuan pidana

 dengan perundang-undangan ini, pemerintah dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai perbaikan dalam sistem

kesehatan

(32)

KEKURANGAN DARI UU NO.6

TAHUN 2018 TENTANG KEKARANTINAAN

KESEHATAN

(33)

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

memiliki beberapa kelemahan, antara lain dalam penyelenggaraan yang sulit di

daerah terpencil, kesenjangan

implementasi, ketidakpastian prosedur, keterbatasan sumber daya, penegakan hukum dan sanksi, serta perlindungan hak asasi manusia. Diperlukan pembaruan dan

revisi untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan ini.

(34)

BEBERAPA PASAL YANG BARU

DITAMBAHKAN DI UU NO.17 TAHUN

2023 TENTANG

KESEHATAN

(35)

 Pasal 186 Ayat (1) mengatur tentang

struktur organisasi Rumah Sakit yang paling sedikit terdiri atas unsur pimpinan, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur

penunjang medis dan nonmedis, unsur pelaksanan administratif, dan unsur

operasional

 Pasal 198 menjelaskan bahwa tenaga medis terdiri atas dokter dan dokter gigi

 Pasal 199 Ayat 1a dan 2 mengelompokkan tenaga psikologi klinis sebagai tenaga kesehatan, sehingga profesi psikolog klinis

merupakan tenaga kesehatan

(36)

Lanjutan…

Pasal 200 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga

Kesehatan

 Pasal 201 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga

kesehatan di rumah sakit

 Pasal 202 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga

kesehatan di perumahan

(37)

Lanjutan…

 Pasal 203 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh

tenaga kesehatan di lingkungan

 Pasal 204 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh

tenaga kesehatan di sekolah

(38)

Pasal yang diambil dari UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan kesehatan yang

diaplikasikan dalam UU Nomor 17 tahun 2023 tentang

Kesehatan

(39)

 Pasal 5 ayat (1): Menyatakan bahwa kekarantinaan kesehatan adalah upaya

mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko

kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan

masyarakat

 Pasal 20: Menyatakan bahwa kekarantinaan kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat

yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan Masyarakat

(40)

Lanjutan…

 Pasal 28 H ayat (1): Menyatakan bahwa kekarantinaan kesehatan di wilayah dilakukan oleh pejabat karantina kesehatan, yang dapat

diterbitkan oleh pejabat imigrasi

 Pasal 55 ayat (1): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah, kebutuhan hidup dasar

orang dan makanan hewan ternak di wilayah karantina, menjadi tanggung jawab pemerintah

pusat

(41)

 Pasal 55 ayat (2): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah,

pemerintah pusat dan daerah mengatur pemberlakuan kekarantinaan Kesehatan

 Pasal 55 ayat (3): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah,

pemerintah pusat dan daerah mengatur pemberlakuan kekarantinaan kesehatan

sesuai dengan peraturan perundang- undangan

 Pasal 55 ayat (4): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah,

pemerintah pusat dan daerah mengatur pemberlakuan kekarantinaan kesehatan

sesuai dengan peraturan perundang- undangan

(42)

Alasan digunakannya pasal yang diambil dari UU No. 6

Tahun 2018 Tentang

Kekarantinaan Kesehatan yang diaplikasikan dalam UU Nomor

17 tahun 2023 tentang

Kesehatan.

(43)

 Peraturan Perundang-Undangan: Pasal pasal ini merupakan peraturan perundang-

undangan yang mempunyai kuatkuasa yang lebih tinggi daripada peraturan menteri, peraturan bupati, dan peraturan wilayah, sehingga masih memiliki kuatkuasa hukum.

 Tinjauan Legal: Pasal pasal ini masih ada di dalam UU Nomor 17 tahun 2023 tentang

Kesehatan, sehingga masih memiliki kuatkuasa hukum.

(44)

 Pengaruh Kepemudahan: Pasal pasal ini merupakan dasar hukum yang diperlukan untuk mengatur kekarantinaan kesehatan di

wilayah dan di pintu masuk, serta menyediakan informasi kekarantinaan kesehatan, pembinaan dan pengawasan,

penyidikan, ketentuan pidana, dan ketentuan penutup.

 Tinjauan Perubahan: Pasal pasal ini masih ada di dalam UU Nomor 17 tahun 2023

tentang Kesehatan, sehingga masih memiliki kuatkuasa hukum

(45)

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and

infographics & images by Freepik

  

[email protected] +91 620 421 838

yourcompany.com

Terimakasih

Please keep this slide for attribution

Referensi

Dokumen terkait

(1) Selain ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya

(1) Selain ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), tenaga medis dan tenaga kefarmasian lulusan dari lembaga pendidikan di luar negeri hanya dapat melakukan upaya

Nakhoda yang menurunkan atau menaikkan orang dan/atau Barang sebelum memperoleh persetujuan Karantina Kesehatan berdasarkan hasit pengawasan Kekarantinaan Kesehatan

(3) Jika hasil pemeriksaan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditemukan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, dan/atau tidak dipenuhi

https://www.ainamulyana.com/2023/08/undang-undang-uu-nomor-17-tahun-2023.html K IND -2- bahwa pembangunan kesehatan masyarakat semakin baik dan terbuka sehingga menciptakan

Tenaga Kesehatan Pada pasal 82 Undang-Undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang berbunyi: “Setiap tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan antara lain praktik

Sedangkan dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2023 Pasal 50 ayat 3 dan 4 upaya kesehatan remaja menjadi lebih luas, yakni sebagai berikut: Ayat 3 “Setiap remaja berhak memperoleh akses ke

Dokumen ini membahas strategi pencegahan potensi gratifikasi pada petugas kekarantinaan kesehatan di BKK Kelas I