Kelompok 8
Kekarantinaan Kesehatan
Sabrinawati Saleh(1011422115) Rahmatiya Y.Radjak
(1011422215)
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 360 ayat (5) huruf a "karantina" adalah pembatasan kegiatan dan/ atau pemisahan orang
terjangkit meskipun belum menunjukkan gejala apa pun atau sedang berada dalam masa inkubasi
dan pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apa pun yang diduga terkontaminasi dari
orang danlatau barang yang mengandung penyebab penyakit atau kontaminan lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/
atau barang di sekitarnya.
Apakah kalian sudah mengetaui apa
itu karantina ?
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Pasal 1 Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya
mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko
kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
Pengertian Kekarantinaan Kesehatan
Pengertian tentang petugas
karantina kesehatan dan dokumen kesehaatan
Menurut Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 1 Ayat 34 Petugas karantina
Kesehatan adalah Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang memiliki
kompetensi dan kewenangan dalam urusan karantina Kesehatan untuk melakukan pengawasan dan tindakan penanggulangan
penyakit dan/ atau faktor risiko penyebab penyakit atas alat angkut, orang, barang,
dan/ atau lingkungan.
• Dan Pada Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 1
Ayat 36 itu tentang Dokumen Karantina Kesehatan adalah surat keterangan Kesehatan
yang dimiliki setiap alat angkut, orang, dan barang yang memenuhi persyaratan,
baik nasional maupun
internasional
Mengapa UU No.6 Tahun 2018 dicabut?
UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan di cabut karena ia tidak sesuai
dengan perkembangan, tuntutan, dan
kebutuhan hukum dalam masyarakat. Undang- undang ini diperlukan karena kemajuan teknologi transportasi dan eras perdagangan bebas dapat berisiko
menimbulkan gangguan
kesehatan dan penyakit baru atau penyakit lama yang muncul kembali dengan penyebaran
yang lebih cepat dan berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat
Menurut Kementerian Kesehatan RI, terdapat sejumlah aspek yang diperbaiki dengan diterapkan Undang-
undang Kesehatan ini, antara lain:
Menyederhanakan proses perizinan kesehatan.
Melindungi tenaga kesehatan secara khusus.
Mengintegrasikan sistem informasi kesehatan.
Mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan.
Memudahkan akses layanan kesehatan.
Mempersiapkan sistem kesehatan yang tangguh menghadapi bencana.
Meningkatkan efisiensi dan transparansi pembiayaan kesehatan.
Alasan di sahkan UU.Nomor 17 Tahun
2023 Tentang Kesehatan
Pengesahan UU No.17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan
Ada 11 undang-undang terkait sektor
kesehatan yang telah berlaku cukup lama dan perlu disesuaikan dengan perubahan zaman.
Pemerintah setuju dengan DPR mengenai cakupan dan inti dari hasil pembahasan yang diringkas dalam 20 bab dan 458 pasal dalam RUU Kesehatan.
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan berbagai kegiatan partisipatif yang melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat umum.
Pemerintah telah menerima banyak masukan dan pendapat dalam bentuk lisan maupun tertulis.
Lanjutan….
RUU Kesehatan ini bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai perbaikan dalam pelayanan kesehatan di fasilitas primer dan sekunder.
Menteri Kesehatan RI berharap bahwa
dengan pengesahan RUU Kesehatan ini, sistem kesehatan yang tangguh dapat dibangun di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan
Dampak Pengesahan UU No.17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan
Penyederhanaan perizinan: Proses perizinan menjadi lebih mudah dengan STR berlaku seumur hidup,
mempercepat izin praktik tenaga kesehatan.
Peningkatan alokasi anggaran: Alokasi anggaran
kesehatan meningkat dari 5% menjadi 10%, memberikan dana lebih untuk infrastruktur, pelayanan kesehatan, dan pengembangan sumber daya manusia di bidang
kesehatan.
Lanjutan….
Penguatan rantai pasok kefarmasian dan alat kesehatan: Prioritas penggunaan bahan baku dan produk dalam negeri, mendorong perkembangan
industri kesehatan di dalam negeri.
Peningkatan jumlah dan pemerataan tenaga kesehatan: Peningkatan produksi dokter spesialis
dan pemerataan di daerah yang kurang tenaga medis.
Perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan:
Memberikan perlindungan hukum khusus terhadap kekerasan, pelecehan, dan perundungan terhadap tenaga medis.
Pemanfaatan teknologi kesehatan: Mendorong penggunaan teknologi biomedis dan pelayanan
kedokteran presisi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan.
Pro dan Kontra pada RUU Kesehatan 2023
1. STR berlaku seumur hidup dan rekomendasi organisasi profesi untuk memperoleh SIP
Salah satu isi RUU Kesehatan 2023 adalah dominasi organisasi profesi kesehatan. Pemerintah
berpendapat bahwa beberapa masalah dapat diselesaikan melalui RUU Kesehatan, termasuk
pembentukan dokter spesialis.
Menurut pemerintah, dominasi organisasi kesehatan menghambat pertumbuhan dokter spesialis karena biaya pengurusan izin praktik yang
tinggi. Namun, rasio dokter spesialis di Indonesia masih jauh di bawah standar.
Lanjutan...
Rasio dokter spesialis di Indonesia hanya 0,12 per 1.000 penduduk, lebih rendah dari rata-rata Asia Tenggara sebesar 0,20 per 1.000 penduduk.
Sementara itu, rasio dokter umum di Indonesia adalah 0,62 dokter per 1.000 penduduk, lebih rendah dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 1,0 per 1.000 penduduk.
2. Alokasi anggaran kesehatan
DPR RI dan pemerintah telah sepakat untuk meningkatkan alokasi anggaran kesehatan minimal dari 5 persen menjadi 10 persen.
Pemerintah berpendapat bahwa peningkatan alokasi tersebut akan memastikan pengeluaran yang terencana dan berdasarkan komitmen belanja anggaran pemerintah.
Dengan demikian, program kesehatan strategis dapat berjalan secara maksimal
3.
Nakes asing di IndonesiaSalah satu permasalahan yang menjadi sorotan bagi tenaga kesehatan dalam RUU Kesehatan yang direvisi adalah kemudahan pemberian izin untuk dokter asing.Dalam RUU tersebut, terdapat berbagai persyaratan bagi dokter asing maupun dokter WNI yang berada di luar negeri dan ingin membuka praktik di Indonesia.
Persyaratan tersebut mencakup Surat Tanda Registrasi (STR) sementara dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai dengan Pasal 233 UU Kesehatan.
Tenaga kesehatan yang ingin membuka praktik di dalam negeri harus memenuhi persyaratan, seperti Surat Tanda Registrasi (STR) sementara, Surat Izin Praktek (SIP), dan Syarat Minimal Praktek
PIHAK YANG TIDAK SETUJU
DENGAN DISAHKANNYA UU NO. 17 TAHUN 2023
TENTANG
KESEHATAN
SONDANG TAMPU BOLON,BALEG DRI PDIP
Sondang menyoroti perihal panjangnya tahapan regulasi tenaga kesehatan yang harus dilalui untuk mendapatkan izin praktik di Indonesia. Menurut Sondang, langkah-langkah itu terlalu panjang, terlebih adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki Indonesia saat ini.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abid Khumaidi mengatakann Adib Khumaidi menganggap bahwa UU Kesehatan ini belum bisa menjamin perlindungan dan kepastian hukum tenaga medis dan kesehatan.
Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengatakan UU Kesehatan menetapkan mandatory spanding 5 persen dalam APBN. Sementara, Fraksi PKS mengusulkan 10 persen. Namun, ia heran bukannya mengokohkan aturan lama, RUU Kesehatan malah menghapus alokasi APBN tersebut.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menolak Rancangan Undang-Undang Kesehatan, karena substansi RUU tersebut, yang salah satunya bertujuan mengatasi krisis dokter spesialis di Indonesia, justru akan “menurunkan kualitas layanan Kesehatan
BEBERAPA ALASAN PARA PIHAK MENOLAK
DI SAHKAN UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG
KESEHATAN
1
.Tanpa kepastian hukum organisasi profesi
RUU Kesehatan dinilai berpotensi
menimbulkan ketidakpastian hukum terkait organisasi keprofesian baik kedokteran, kedokteran gigi,
keperawatan, kebidanan dan
apoteker. Dalam RUU ini, 9 undang-
undang yang terkait keprofesian dan
kesehatan dihilangkan .
2
. Hapus pembiayaan tenaga kesehatan Adib menganggap RUU itu telahmenghapuskan anggaran pembiayaan nakes yang sebelumnya sebesar 10 persen tertuang dalam APBN dan APBD.
3. Penyusunan RUU tidak transparan
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah menyebut dalam proses penyusunan hingga pembahasan RUU
Kesehatan, kelima organisasi profesi sebagai pemangku kepentingan (stakeholders) tidak dilibatkan. Bahkan menurutnya cenderung tak didengar.
4. Risiko impor nakes asing
Dalam Pasal 235 RUU Kesehatan disebut memperbolehkan dokter asing untuk berkarya di rumah sakit Indonesia.
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI) Usman Sumantri menilai 'impor' tenaga kesehatan asing dapat berisiko terhadap
pelayanan kesehatan masyarakat.
Ia pun mengatakan seharusnya pemerintah lebih mengutamakan tenaga kesehatan dalam negeri demi pemerataan pelayanan kesehatan.
5.
Aborsi diperbolehkan 14 minggu Adib mengatakan pasal terkait aborsi dalam RUU Kesehatan dapat berpotensi meningkatkan angka
kematian.
Sebelumnya, pasal aborsi
mengatur maksimal 8 minggu. Akan tetapi, menurutnya, dalam RUU ini aborsi diperbolehkan hingga 14
minggu.
KELEBIHAN DARI UU NO.17
TAHUN 2023 TENTANG
KESEHATAN
1. Mengatur tentang kesehatan dengan
menetapkan batasan istilah yang digunakan dalam pengaturannya
2. Mengatur tentang penyelenggaraan
kekarantinaan kesehatan di pintu masuk dan wilayah
3. Menyediakan informasi kekarantinaan kesehatan, sumber daya kekarantinaan kesehatan, dan pembinaan dan pengawasan 4. Mengatur tentang sistem informasi kesehatan
5.
Mengatur tentang kejadian luar biasa dan wabah6. Mengatur tentang pendanaan Kesehatan 7. Mengatur tentang koordinasi dan sinkronisasi
penguatan sistem Kesehatan
8. Mengatur tentang partisipasi masyarakat, pembinaan dan pengawasan, penyidikan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan
ketentuan penutup
KEKURANGAN DARI UU NO.17
TAHUN 2023 TENTANG
KESEHATAN
Pengesahan UU Kesehatan dinilai terburu-buru, tidak transparan, dan
mengabaikan rekomendasi
masyarakat sipil terkait aspek formil dan materiil
Potensi regulasi terhadap penggunaan teknologi dan pelaksanaan sanksi
yang berlebihan
Tidak menyediakan klarifikasi untuk memastikan implementasinya berjalan
dengan baik
KELEBIHAN DARI UU NO.6
TAHUN 2018 TENTANG KEKARANTINAAN
KESEHATAN
UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan memberikan arahan baru dalam pengaturan sistem kesehatan di Indonesia,
termasuk penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan di pintu masuk dan wilayah, sumber daya kekarantinaan kesehatan, informasi kekarantinaan
kesehatan, pembinaan dan pengawasan, penyidikan, dan ketentuan pidana
dengan perundang-undangan ini, pemerintah dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai perbaikan dalam sistem
kesehatan
KEKURANGAN DARI UU NO.6
TAHUN 2018 TENTANG KEKARANTINAAN
KESEHATAN
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
memiliki beberapa kelemahan, antara lain dalam penyelenggaraan yang sulit di
daerah terpencil, kesenjangan
implementasi, ketidakpastian prosedur, keterbatasan sumber daya, penegakan hukum dan sanksi, serta perlindungan hak asasi manusia. Diperlukan pembaruan dan
revisi untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan ini.
BEBERAPA PASAL YANG BARU
DITAMBAHKAN DI UU NO.17 TAHUN
2023 TENTANG
KESEHATAN
Pasal 186 Ayat (1) mengatur tentang
struktur organisasi Rumah Sakit yang paling sedikit terdiri atas unsur pimpinan, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis dan nonmedis, unsur pelaksanan administratif, dan unsur
operasional
Pasal 198 menjelaskan bahwa tenaga medis terdiri atas dokter dan dokter gigi
Pasal 199 Ayat 1a dan 2 mengelompokkan tenaga psikologi klinis sebagai tenaga kesehatan, sehingga profesi psikolog klinis
merupakan tenaga kesehatan
Lanjutan…
Pasal 200 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga
Kesehatan
Pasal 201 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit
Pasal 202 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan di perumahan
Lanjutan…
Pasal 203 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan di lingkungan
Pasal 204 mengatur tentang pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan di sekolah
Pasal yang diambil dari UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan kesehatan yang
diaplikasikan dalam UU Nomor 17 tahun 2023 tentang
Kesehatan
Pasal 5 ayat (1): Menyatakan bahwa kekarantinaan kesehatan adalah upaya
mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko
kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat
Pasal 20: Menyatakan bahwa kekarantinaan kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat
yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan Masyarakat
Lanjutan…
Pasal 28 H ayat (1): Menyatakan bahwa kekarantinaan kesehatan di wilayah dilakukan oleh pejabat karantina kesehatan, yang dapat
diterbitkan oleh pejabat imigrasi
Pasal 55 ayat (1): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah, kebutuhan hidup dasar
orang dan makanan hewan ternak di wilayah karantina, menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat
Pasal 55 ayat (2): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah,
pemerintah pusat dan daerah mengatur pemberlakuan kekarantinaan Kesehatan
Pasal 55 ayat (3): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah,
pemerintah pusat dan daerah mengatur pemberlakuan kekarantinaan kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang- undangan
Pasal 55 ayat (4): Menyebutkan bahwa selama dalam karantina wilayah,
pemerintah pusat dan daerah mengatur pemberlakuan kekarantinaan kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang- undangan
Alasan digunakannya pasal yang diambil dari UU No. 6
Tahun 2018 Tentang
Kekarantinaan Kesehatan yang diaplikasikan dalam UU Nomor
17 tahun 2023 tentang
Kesehatan.
Peraturan Perundang-Undangan: Pasal pasal ini merupakan peraturan perundang-
undangan yang mempunyai kuatkuasa yang lebih tinggi daripada peraturan menteri, peraturan bupati, dan peraturan wilayah, sehingga masih memiliki kuatkuasa hukum.
Tinjauan Legal: Pasal pasal ini masih ada di dalam UU Nomor 17 tahun 2023 tentang
Kesehatan, sehingga masih memiliki kuatkuasa hukum.
Pengaruh Kepemudahan: Pasal pasal ini merupakan dasar hukum yang diperlukan untuk mengatur kekarantinaan kesehatan di
wilayah dan di pintu masuk, serta menyediakan informasi kekarantinaan kesehatan, pembinaan dan pengawasan,
penyidikan, ketentuan pidana, dan ketentuan penutup.
Tinjauan Perubahan: Pasal pasal ini masih ada di dalam UU Nomor 17 tahun 2023
tentang Kesehatan, sehingga masih memiliki kuatkuasa hukum
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik
[email protected] +91 620 421 838
yourcompany.com
Terimakasih
Please keep this slide for attribution