• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah ISBD REVISI

N/A
N/A
0234@Ferdiansyah_ surya_saputra

Academic year: 2024

Membagikan " Makalah ISBD REVISI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Analasis Dampak Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Seseorang

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI TEKNIK INFORMATIKA

R5B

Kelompok 1:

1. Ferdiansyah Surya Saputra (202143500234) 2. Gabriel Daten Leyn (202143500232) 3. Ilham Apriansyah Hidayat (202143502612) 4. Moehamad Ependi (202143501379) 5. Muhamad Agung Priyadi (202143500247) 6. Muhamad Naufal (202143502613)

7. Nurbiji Mony (202143500311)

8. Rivki Aldiansyah (202143500248)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan Hidayah-nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Analasis Dampak Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Seseorang” tepat waktu. Makalah “Analasis Dampak Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Seseorang” disusun guna memenuhi tugas Ibu Amaliyasyifa Agustina S.H. , M.Kn. pada “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”, di Universitas Indraprasta PGRI. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Manusia Sebagai Makhluk Budaya”.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada Ibu Amaliyasyifa Agustina S.H. , M.Kn. selaku Dosen pada matakuliah tersebut. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Nama Penulis

Kelompok 1

ii

(3)

DAFTAR ISI

iii

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari - hari, banyak orang yang membicarakan tentang kebudayaan. Hampir setiap orang tak mungkin tidak berurusan dengan hasil - hasil kebudayaan. Setiap hari orang melihat, mempergunakan dan terkadang merusak hasil kebudayaan. Apa yang terlihat biasa bagi setiap orang dalam suatu masyarakat mungkin terlihat aneh bagi mereka yang berasal dari masyarakat lain. Suatu perbuatan memiliki makna yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda. Seperti seekor ikan paus tidak menyadari bahwa ia mengambang di atas permukaan laut, dalam perilaku para anggota suatu Masyarakat pada umumnya tidak sadar bahwa mereka mengikuti keyakinan dan kebiasaan tertentu. Mereka jarang bertanya mengapa mereka yakin melakukan hal tersebut. Hanya dengan cara melangkah ke luar secara imaginatif dari kerangka keyakinan dan adat istiadat itu sendiri, seseorang dapat menyadari bagaimana sifatnya yang sebenarnya. Mereka dapat mengembangkan seperangkat peratauran dan tata cara guna memenuhi kebutuhan mereka dari pengalaman hidupnya. Perangkat pereturan dantata cara itu, bersama dengan seperangkat gagasan dan nilai yang mendukung disebut kebudayaan. Orang yang dianggap “berbudaya” dapat mengenali nyanyian opera, membaca menu Spanyol, dan memilih sendok yang benar. Namun, ada orang yang bosan dengan sastra klasik, bersendawa di depan umum, juga memiliki kebudayaan. Seperti kebanyakan konsep sosiologi, kebudayaan adalah suatu istilah popular yang memiliki arti sosiologis.

Betapa pentingnya kebudayaan, dapat dilihat dari simpulan pendapat- pendapat dua orang antropolog, yaitu Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural Determinism, yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. Setelah itu, Herkovits memandang kebudayaan sebagai suatu superorganic (artinya berada di atas suatu badan), keanekakebudayaan yang berturun- temurun dari generasi ke generasi lainnya tetap hidup terus, meskipun orang- orang yang menjadi anggotanya senantiasa silih berganti disebabkan oleh kematian dan kelahiran.

Memang, pengertian kebudayaan meliputi bidang ynag luas seolah- olah tidak ada batasnya, sehingga sulit untuk mendapatkan pembatasan pengertian ataudefinisi yang tegas dan iv

(5)

terperinci secara detail yang mencakup segala. Sesuatu yang seharusnya termasuk dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian sehari- hari, istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian yaitu seni tari dan seni suara.

Untuk mempelajari kebudayaan, diperlukan analisa dan Tindakan yang signifikan, kita harus memisahkan diri dari pernyataan seperti “aneh”atau “normal”. Kita harus melihat sebuah kebudayaan dari sisi lain, tetapi kita tidak bisa melihatnya secara lengkap.

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh masyarakat. Kebudayaan berakumulasi secara lambat dalam zaman pra sejarah, dan berkembang sangat pesat pada abad-abad sekarang. Sosiologi mempelajari faktor- faktor bilogis dalam perkembangan sosial dan perilaku manusia. Teori-teori evolusi dalam perkembangan sosial pernah populer dan sekarang ini.

Kebanyakan‘masyarakat’ hewan didasarkan naluri, sedangkan masyarakat manusia banyak berdasarkan pada kebudayaan.

Walaupun beberapa ahli berpendapat, bahwa karena Masyarakat adalah suatu barang yang gaib, fiktif, dan hanya ada dalam gambaran saja sehingga tak dapat ditentukan dengan menentukan waktu dan tempatnya,maka karena segala kejadian masyarakat terjadi dalam Masyarakat itus endiri. Pengaruh dan pertalian kebatianan yang terjadi dengan sendirinya menjadi unsur yang harus ada bagi masyarakat. Masyarakat bukannya ada dengan hanya menjumlahkan adanya orang- orang saja, diantara mereka harus ada pertalian antara satu dengan yang lain. Sedikitnya setiap anggota sadar akan adanya anggota lain, dan mau tidak mau dia harus memperhatikan adanya orang lain tersebut dalam setiap kegiatannya. Jikacara memperhatikan itu telah menjadi adat, tradisi atau lebih lagi menjadi suatu lembaga, maka perhatian itu tetap dipelihara sekalipun tidak ada orang didekatnya.

Contohnya saja, karena memperhatikan adanya orang lain dan supaya berjalan tidak bentrokan dengan dia, maka orang berjalan di sebelah kiri jalan. Seperti perhatian itu telah menjadi peraturan atau adat, maka orang akan tetap berjalan di sebelah kiri jalan sekalipun tidak tampak adanya orang lain yang berdatangan dari arah sebaliknya. Hal tersebut lebih nyata dalam peraturan lalu lintas yang ada di Indonesia menentukan orang mengendarai kendaraan di sebelah kiri. Mengambil jalan di sebelah kanan mempertinggi terjadinya tabrakan, karena itu dihindari. Demikian pula lampu lalu lintas merah berarti orang harus berhenti dan hijau menunjukkan boleh berjalan tergantung kepada adanya mobil lain atau tidak. Begitu juga mencuri, karena orang

v

(6)

tahu bahwa pencurian merupakan pelanggaran yang terhukum, maka orang tidak berniat yang melakukan hal tersebut.

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti: sekolah, keluarga, perkumpulan, negara semua adalah masyarakat. Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok Masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri- ciri kehidupan yang khas. Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka. Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota - anggotanya.

1.2. Ruang Lingkup Masalah

Adapun Ruang Lingkup Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?

2.

Bagaimana proses terbentuknya kebudayaan?

3.

Apa yang dimaksud dengan masyarakat?

4.

Bagaimana hubungan kebudayaan dan masyarakat?

5. Bagaimana pengertian lingkungan sosial dan karakter seseorang menurut para ahli?

6. Apa saja faktor-faktor lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang?

7. Bagaimana dampak positif dan negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang?

8. Bagaimana cara mengoptimalkan dampak positif dan mengatasi dampak negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang?

vi

(7)

1.3. Metode Penulisan

1. Menentukan latar belakang masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, dan hipotesis penelitian yang sesuai dengan tema.

2. Melakukan studi literatur dengan mencari sumber-sumber informasi yang relevan dengan tema, seperti buku, jurnal, artikel, skripsi, dan lain-lain. Mengutip sumber- sumber tersebut dengan menggunakan gaya penulisan yang ditentukan, misalnya APA, MLA, atau Harvard.

3. Menentukan jenis penelitian, baik kualitatif, kuantitatif, atau campuran. Menjelaskan alasan memilih jenis penelitian tersebut dan menguraikan kerangka konseptual penelitian.

4. Menentukan variabel penelitian, baik variabel independen (lingkungan sosial) maupun variabel dependen (karakter seseorang). Menjelaskan definisi operasional dan indikator dari masing-masing variabel.

1.4. Tujuan

 Mengetahui dan memahami pengertian lingkungan sosial dan karakter seseorang menurut para ahli.

 Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang.

 Mengetahui dan memahami dampak positif dan negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang.

 Memberikan rekomendasi dan solusi untuk mengoptimalkan dampak positif dan mengatasi dampak negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang.

vii

(8)

1.4.1. Tujuan umum

 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana lingkungan sosial mempengaruhi pembentukan karakter seseorang, baik secara positif maupun negatif.

 Untuk mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab individu dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan sosial yang kondusif dan mendukung pembentukan karakter seseorang yang baik dan berkualitas.

 Untuk memberikan kontribusi ilmiah dan praktis bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosial dan psikologi, serta bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup individu dan masyarakat.

1.4.2. Tujuan khusus

 Untuk menguji dan membuktikan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara lingkungan sosial dan karakter seseorang.

 Untuk mengetahui dan membandingkan tingkat pengaruh dari berbagai faktor lingkungan sosial, seperti keluarga, teman, sekolah, media, dan masyarakat, terhadap pembentukan karakter seseorang.

 Untuk mengetahui dan menganalisis dampak positif dan negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang, serta faktor-faktor yang memoderasi atau memediasi dampak tersebut.

 Untuk memberikan rekomendasi dan solusi yang konkret dan aplikatif untuk mengoptimalkan dampak positif dan mengatasi dampak negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang, baik bagi individu maupun masyarakat.

1.5. Manfaat

 Makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana lingkungan sosial mempengaruhi pembentukan karakter seseorang, baik secara positif maupun negatif.

viii

(9)

 Makalah ini dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab individu dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan sosial yang kondusif dan mendukung pembentukan karakter seseorang yang baik dan berkualitas.

 Makalah ini dapat memberikan kontribusi ilmiah dan praktis bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosial dan psikologi, serta bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup individu dan masyarakat.

 Makalah ini dapat menjadi acuan dan inspirasi bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk meneliti tema yang sama atau mirip dengan tema ini, serta bagi pihak-pihak yang terkait dengan tema ini, seperti guru, orang tua, psikolog, konselor, dan lain-lain.

BAB II ISI 2.1. Manusia Sebagai Makhluk Budaya

 Manusia sebagai makhluk budaya adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mempelajari, mewariskan, dan mengubah kebudayaan, yaitu seluruh system gagasan, rasa, Tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

 Manusia sebagai makhluk budaya adalah manusia yang menggunakan akal budinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, mengatur hubungan antar manusia, dan memberikan makna pada kehidupan manusia melalui berbagai simbol, nilai, norma, bahasa, kesenian, dan teknologi.

 Manusia sebagai makhluk budaya adalah manusia yang tidak hanya hidup sebagai makhluk biologis, sosial, ekonomi, atau politik, tetapi juga sebagai makhluk yang memiliki identitas, pandangan dunia, dan kreativitas yang dipengaruhi oleh kebudayaan yang dimilikinya.

2.1.1. Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan ?

Kebudayaan adalah salah satu konsep yang sering dibahas dalam ilmu sosial dan humaniora. Namun, pengertian kebudayaan tidaklah tunggal dan baku, melainkan bervariasi

ix

(10)

dan dinamis sesuai dengan konteks dan perspektif yang digunakan. Berikut ini adalah beberapa definisi kebudayaan dari berbagai sumber:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Menurut E.B. Tylor, kebudayaan adalah pengetahuan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan- kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah suatu fenomena yang mencerminkan cara hidup, pandangan dunia, dan kreativitas manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Kebudayaan juga bersifat abstrak, simbolik, relatif, dan dinamis, yang artinya kebudayaan dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh dari faktor-faktor internal dan eksternal. Kebudayaan memiliki beberapa fungsi, antara lain:

 Fungsi kognitif, yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai aspek kehidupan manusia, seperti alam, sosial, budaya, dan sejarah.

 Fungsi afektif, yaitu memberikan rasa aman, nyaman, dan bahagia bagi manusia, serta menumbuhkan rasa cinta, hormat, dan bangga terhadap identitas diri dan kelompoknya.

 Fungsi normatif, yaitu memberikan pedoman dan aturan bagi manusia dalam berperilaku dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

 Fungsi adaptif, yaitu memberikan kemampuan dan keterampilan bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kondisi yang berubah-ubah, serta menciptakan solusi dan inovasi untuk mengatasi berbagai masalah.

Kebudayaan terdiri dari beberapa unsur atau elemen yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Unsur-unsur kebudayaan antara lain:

x

(11)

 Unsur kebudayaan sistem religi, yaitu sistem kepercayaan dan keyakinan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat gaib, transenden, dan sakral, serta upacara- upacara yang dilakukan untuk menyembah dan berkomunikasi dengan Tuhan atau makhluk halus.

 Unsur kebudayaan sistem bahasa, yaitu sistem lambang bunyi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan menyampaikan gagasan, perasaan, dan informasi, baik secara lisan maupun tulisan.

 Unsur kebudayaan sistem pengetahuan, yaitu sistem konsep, teori, dan fakta yang diperoleh oleh manusia melalui proses belajar, berpikir, dan mengamati, yang digunakan untuk menjelaskan dan memahami berbagai fenomena alam dan sosial.

 Unsur kebudayaan sistem ekonomi, yaitu sistem kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara individu maupun kolektif.

 Unsur kebudayaan kesenian, yaitu sistem karya yang dihasilkan oleh manusia melalui proses kreatif dan ekspresif, yang memiliki nilai estetika dan dapat memberikan keindahan dan kesenangan bagi manusia, seperti musik, tari, lukisan, sastra, dan lain- lain.

 Unsur kebudayaan sistem teknologi atau peralatan hidup, yaitu sistem alat-alat atau benda-benda yang dibuat dan digunakan oleh manusia untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas kehidupannya, seperti alat transportasi, komunikasi, pertanian, industri, dan lain-lain.

 Unsur kebudayaan sistem kekerabatan dan organisasi sosial, yaitu sistem hubungan dan interaksi antara manusia yang berdasarkan pada ikatan darah, perkawinan, atau adopsi, serta sistem pembagian peran, status, dan fungsi dalam masyarakat, seperti keluarga, suku, kelas, partai, dan lain-lain.

 Unsur kebudayaan sistem kemasyarakatan, yaitu sistem nilai, norma, hukum, adat istiadat, dan etika yang mengatur dan mengendalikan perilaku dan tindakan manusia dalam masyarakat, serta sistem sanksi yang diberikan kepada manusia yang melanggar atau tidak mematuhi sistem tersebut.

2.1.2. Bagaimana proses terbentuknya kebudayaan ?

xi

(12)

Kebudayaan adalah suatu sistem kompleks dari norma, nilai, keyakinan, praktik, dan artefakyang diwariskan dari generasi ke generasi. Proses terbentuknya kebudayaan merupakan hasil dari interaksi manusia dengan lingkungan, fisik, sosial, dan budaya di sekitarnya.Proses terbentuknya kebudayaan melibatkan berbagai faktor dan tahapan yang kompleks.

Berikut adalah penjelasan mengenai proses terbentuknya kebudayaan:

1.Pengaruh Lingkungan Fisik:

Geografi: Kondisi geografis, seperti jenis tanah, topografi, dan ketersediaan sumber daya alam, mempengaruhi cara manusia beradaptasi dan bertahan hidup. Misalnya, masyarakat di daerah berbukit cenderung memiliki kebiasaan bertani secara terasering.

Iklim: Iklim mempengaruhi pilihan pakaian, jenis pangan yang dapat ditanam atau dibudidayakan, serta aktivitas sehari-hari.

Sumber Daya Alam: Ketersediaan dan jenis sumber daya alam (seperti hutan, sungai, dan mineral) mempengaruhi jenis mata pencaharian, teknologi, dan bahan-bahan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2.Interaksi Sosial:

Komunikasi dan Pertukaran Ide: Manusia berinteraksi dan berkomunikasi untuk berbagi ide, pengetahuan, dan nilai-nilai. Hal ini membentuk norma, kepercayaan, dan praktik yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaan.

Organisasi Sosial: Bentuk-bentuk organisasi sosial, seperti keluarga, masyarakat, dan lembaga, memainkan peran penting dalam membentuk struktur dan norma sosial.

3.Warisan Budaya:

Tradisi dan Ritual: Tradisi dan ritual yang diwariskan dari generasi sebelumnya memainkan peran penting dalam membentuk identitas budaya. Ini bisa meliputi upacara keagamaan, festival, atau praktik sehari-hari.

Bahasa dan Literatur: Bahasa merupakan alat utama dalam menyampaikan nilai-nilai, cerita, dan pengetahuan budaya. Sastra juga memainkan peran penting dalam melestarikan dan meneruskan warisan budaya.

4.Perkembangan Teknologi:

xii

(13)

Teknologi dan Alat : Kemajuan teknologi mempengaruhi cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan menciptakan barang atau jasa. Contohnya, revolusi industri memengaruhi struktur ekonomi dan kehidupan sosial secara signifikan.

5.Agama dan Kepercayaan:

Sistem kepercayaan mempengaruhi norma moral, ritual keagamaan, dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat. Ini dapat membentuk bagian integral dari identitas dan tata nilai budaya.

6.Proses Sosial dan Budaya:

Akulturasi: Proses pertukaran dan adopsi elemen budaya antar kelompok manusia yang berinteraksi. Misalnya, penyebaran makanan atau tradisi dari satu budaya ke budaya lain.

Difusi Budaya: Penyebaran elemen budaya dari satu wilayah atau kelompok ke wilayah atau kelompok lain. Contohnya, penyebaran musik atau fashion dari satu negara ke negara lain.

Inovasi Budaya: Pembentukan elemen budaya baru melalui penemuan, kreativitas, atau adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Contoh inovasi budaya dapat termasuk teknologi baru, mode, atau seni.

7.Globalisasi:

Pengaruh budaya dari berbagai belahan dunia yang disebabkan oleh kemajuan komunikasi dan teknologi. Hal ini dapat mempengaruhi gaya hidup, konsumsi, dan persepsi budaya di seluruh dunia.

Penting untuk diingat bahwa proses terbentuknya kebudayaan bersifat dinamis dan terus berubah seiring waktu. Budaya tidaklah statis, melainkan terbentuk dan beradaptasi sesuai dengan perubahan dalam lingkungan sosial, ekonomi, dan politik.

2.1.3. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat ?

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang karena tuntutan kebutuhan dan pengaruh keyakinan, pikiran, serta ambisi tertentu dipersatukan dalam xiii

(14)

kehidupan kolektif. Sistem dan hukum yang terdapat dalam suatu masyarakat mencerminkan perilaku-perilaku individu karena individu-indivu tersebut terikat dengan hukum dan sistem tersebut.

Menurut antropolog Elman Service, untuk memudahkan mempelajari keanekaragaman masyarakat, masyarakat dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan peningkatan ukuran populasi, sentralisasi politik, serta stratifikasi sosial, yaitu:

kawanan, suku, kedatuan, dan negara. Jenis masyarakat paling kecil atau kawanan biasanya hanya terdiri atas beberapa kelompok, banyak diantaranya merupakan kumpulan dari satu atau beberapa keluarga besar.

KRITERIA

Masyarakat merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka tidak dapat hidup sendiri dalam sebuah masyarakat. Kriteria interaksi antarmanusia dijabarkan sebagai berikut:

1. Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu.

2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol.

3. Ada dimensi waktu (lampau, kini, mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.

4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pengamat.

Masyarakat terjelma bukan karena keberadaannya di satu saat dalam perjalanan waktu, tetapi mereka ada dalam waktu, mereka adalah jelmaan waktu. Masyarakat selalu ada dari masa lalu ke masa mendatang. Kehadirannya justru melalui fase antara apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Dalam masyarakat kini terkandung pengaruh, bekas, dan jiplakan masa disertai dengan bibit dan potensi untuk masa depan.

FUNGSI

Hakikat masyarakat sesuai dengan skenario penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi, yakni tegaknya keadilan Ilahi yang berlaku untuk alam dan manusia.

Masyarakat merupakan manusia yang senantiasa berhubungan (berinteraksi) dengan manusia lain dalam suatu kelompok. Kehidupan masyarakat yang selalu berubah (dinamis) merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Masyarakat warga atau political society dibentuk dengan tujuan yang spesifik: menjamin hak milik pribadi dan melakukan penertiban sosial dengan menjatuhkan sanksi bagi para pelanggar peraturan.

Unsur dan Ciri-ciri

Menurut Marion Levy bahwa ada empat kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah kelompok dapat disebut sebagai masyarakat, yaitu:

1. Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang anggotanya.

2. Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui reproduksi atau kelahiran.

3. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada.

xiv

(15)

4. Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto unsur-unsur pembentuk masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Beranggotakan dua orang atau lebih.

2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3. Berhubungan dengan jangka waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang berkomunikasi, dan membuat aturan-aturan yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat.Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan antar anggota masyarkat.

Menurut Soerjono Soekanto, ciri-ciri masyarakat yaitu:

1. Hidup secara berkelompok.

2. Melahirkan kebudayaan.

3. Mengalami perubahan.

4. Adanya interaksi

5. Adanya seorang pemimpin.

6. Memiliki stratifikasi sosial.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. Negara modern misalnya, merupakan kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan dengan frekuensi yang tinggi. Suatu negara modern mempunyai suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya, jaringan jalan kereta api, jaringan perhubungan udara, jaringan telekomunikasi, sistem radio dan televisi, berbagai macam surat kabar di tingkat nasional, suatu sistem upacara pada hari-hari raya nasional dan sebagainya.

Negara dengan wilayah geografis yang lebih kecil berpotensi untuk berinteraksi secara intensif daripada negara dengan wilayah geografis yang sangat luas. Tambahan pula bila negara tersebut berupa kepulauan, seperti halnya negara kita.

Adanya prasarana untuk berinteraksi menyebabkan warga dari suatu kelompok manusia itu saling berinteraksi. Sebaliknya, bila hanya adanya suatu potensi untuk berinteraksi saja belum berarti bahwa warga dari suatu kesatuan manusia itu benar-benar akan berinteraksi. Suatu suku bangsa, misalnya saja suku bangsa Bali, mempunyai potensi untuk berinteraksi, yaitu bahasa Bali. Namun, adanya potensi itu saja tidak akan menyebabkan bahwa semua orang Bali tanpa alasan mengembangkan aktivitas yang menyebabkan suatu interaksi secara intensif di antara semua orang Bali tadi.

Hendaknya diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai suatu ikatan lain yang khusus. Sekumpulan orang yang mengerumuni seorang tukang penjual jamu xv

(16)

di pinggir jalan tidak dapat disebut sebagai suatu masyarakat. Meskipun kadang-kadang mereka juga berinteraksi secara terbatas, mereka tidak mempunyai suatu ikatan lain kecuali ikatan berupa perhatian terhadap penjual jamu tadi. Demikian juga sekumpulan manusia yang menonton suatu pertandingan sepak bola, dan sebenarnya semua kumpulan manusia penonton apapun juga, tidak disebut masyarakat. Sebaliknya, untuk sekumpulan manusia itu kita pakai istilah kerumunan. Dalam bahasa Inggris telah dipakai istilah crowd.

Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu.

Lagipula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu, dengan perkataan lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Dengan demikian, suatu asrama pelajar, suatu akademi kedinasan, atau suatu sekolah, tidak dapat kita sebut masyarakat, karena meskipun kesatuan manusia yang terdiri dari murid, guru, pegawai administrasi, serta para karyawan lain itu terikat dan diatur tingkah lakunya oleh berbagai norma dan aturan sekolah dan lain- lain, tetapi sitem normanya hanya meliputi beberapa sektor kehidupan yang terbatas saja.

Sedangkan sebagai kesatuan manusia, suatu asrama atau sekolah itu hanya bersifat sementara, artinya tidak ada kontinuitasnya.

Selain ikatan adat istiadat khas yang meliputi sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus juga mempunyai ciri lain, yaitu suatu rasa identitas bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia lainnya. Ciri ini memang dimiliki oleh penghuni suatu asrama atau anggota suatu sekolah. Akan tetapi, tidak adanya sistem norma yang menyeluruh dan tidak adanya kontinuitas, menyebabkan penghuni suatu asrama atau murid suatu sekolah tidak bisa disebut masyarakat. Sebaliknya suatu negara, suatu kota, atau desa, misalnya, merupakan suatu kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri terurai di atas, yaitu (1) interaksi antar warga- warganya, (2) adat istiadat, norma, hukum dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola tingkah laku warga negara kota atau desa; (3) kontinuitass waktu; (4) dan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga. Itulah sebabnya suatu negara atau desa dapat kita sebut masyarakat dan kita memang sering berbicara tentang masyarakat Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat Medan, masyarakat Sala, masyarakat Balige, masyarakat Ciamis, atau masyarakat desa Trunyan.

Setelah uraian tadi, sekarang tiba waktunya untuk merumuskan suatu definisi mengenai konsep masyarakat untuk keperluan analisis antropologi. Dengan memperhatikan ketiga ciri terurai sebelumnya, definisi mengenai masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut: Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Definisi itu mempunyai suatu definisi yang diajukan oleh J.L. Gillin dan J.P. Gillin dalam buku mereka Cultur Sociology (1954: hlm.139), yang merumuskan bahwa masyarakat tau society adalah “……. the largest grouping in which common customs, traditions, attitudes and feelings of unity are operative”. Unsur grouping dalam definisi kita, unsur common customs dan traditions adalah unsur “adat istiadat” dan “kontinuitas” dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity sama dengan unsur “identitas bersama”.

Suatu tambahan dalam definisi Gillin adalah unsur (the largest) “terbesar” yang memang tidak dimuat dalam definisi kita. Walaupun demikian, konsep itu dapat diterapkan pada konsep masyarakat suatu bangsa atau negara, miisalnya konsep masyarakat Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat Belanda, masyarakat Amerika, dalam contoh kita sebelumnya.

xvi

(17)

Meskipun kita sering berbicara tentang konsep masyarakat dalam arti luas, seperti konsep masyarakat negara Indonesia, tetapi kenyataannya, dalam pikiran kita tidak terbayang seluruh manusia yang berjumlah +- 230 juta jiwa Indonesia itu. Biasanya yang terbayang dalam pikiran kita ialah lingkaran manusia Indonesia sekitar diri kita sendiri, manusia Indonesia di suatu lokasi tertentu, atau dalam ikatan suatu kelompok tertentu. Dalam bukunya, Azas-azas Sosiologi guru besar ilmu sosiologi Universitas Gadjah Mada, M.M.

Djojodigoeno, membedakan antara konsep “masyarakat dalam arti yang luas dann sempit”.

Berdasarkan konsep Djojodigoeno ini dapat dikatakan masyarakat Indonesia sebagai contoh suatu “masyarakat dalam arti luas”. Sebaliknya, masyarakat yang terdiri dari warga suatu kelompok kekerabatan seperti dadia, marga, dan suku, kita anggap sebagai contoh dari suatu “masyarakat dalam arti sempit”.

Kesatuan wilayah, keatuan adat-istiadat, rasa identitas komunitas dan rasa royalitas terhadap komunitas sendiri, merupakan ciri-ciri suatu komunitas, dan pangkal dari perasaan seperti patriotism, nasionalisme dan sebagainya, yang biasanya bersangkutan dengan negara.

Memang, suatu negara merupakan wujud dari suatu komunitas yang paling besar. Selain negara, keatuan-kesatuan seperti kota, desa, suatu RW atau RT, juga sesuai dengan definisi kita mengenai komunitas, yaitu: suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas.

Uraian sebelumnya, kesatuan hidup manusia di suatu negara, desa atau kota, juga kita sebut “masyarakat”. Apakah dengan demikian konsep masyarakat sama dengan konsep komunitas? Kedua istilah itu memang bertumpang-tindih, tetapi istilah masyarakat adalah istilah umum bagi suatu keatuan hidup manusia, dan karena itulah bersifat luas daripada istilah komunitas. Masyarakat adlah semua kesatuan hidup manusia yang bersifat mantap dan terikat oleh satuan adat-istiadat dan rasa identitas bersama, tetapi komunitas bersifat khusus karena ciri tambahan ikatan lokasi dan kesadaran wilayah tadi.

Kategori Sosial

Masyarakat sebagai suatu kelompok manusia yang sangat umum sifatnya, mengandung kesatuan-kesatuan yang sifatnya lebih khusus, tetapi belum tentu mempunyai syarat pengukat yang sama dengan suatu masyarakat. Kesatuan sosial yang tidak mempunyai syarat pengikat itu serupa dengan “kerumunan” atau crowd yang telah kita pelajari pada sebelumnya, tidak mempunyai sifat-sifat masyarakat. Kesatuan sosial itu adalah kategori sosial.

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu. Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan suatu maksud praktis tertentu. Misalnya, dalam masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa ada kategori warga di atas umur 18 tahun, dan kategori warga di bawah 18 tahun, dengan maksud untuk membedakan antara warga negara yang mempunyai hak pilih dan warga negara yang tidak mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum. Contoh lain adalah bahwa dalam masyarakat itu juga ada suatu kategori orang yang memiliki mobil, dan suatu kategori orang yang tidak memilikinya, dengan maksud untuk menentukan warga negara yang harus membayar sumbangan wajib dan yang bebas dari sumbangan wajibit. Serupa dengan itu, dalam suatu masyarakat dapat diadakan bermacam-macam penggolongan berdasarkan ciri-ciri objektif untuk berbagai maksud, seperti kategori pegawai negeri untuk menghitung hadiah lebaran, kategori anak di bawah xvii

(18)

umur 17 tahun untuk larangan menonton film orang dewasa, kategori pejar untuk memperkirakan pendapatan negara dari SPP dan sebagainya. Dengan demikian, tidak hanya pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu kota saja yang dapat mengadakan berbagai macam penggolongan seperti itu terhadap warga masyarakat, tetapi seorang peneliti untuk keperluan analisisnya dapat juga misalnya mengadakan berbagai macam penggolongan terhadap penduduk dari masyarakat yang menjadi objek penelitiannya tanpa disadari oleh mereka yang bersangkutan.

Kecuali persamaan ciri objektif tadi yang dikenakan kepada mereka oleh pihak luar, biasanya tidak ada unsur lain yang mengikat suatu kategori sosial. Orang-orang dalam suatu kategori soaial, misalnya semua anak di bawah 17 tahun, biasanya tidak ada suatu orientasi sosial yang mengikat mereka. Mereka juga tidak memiliki potensi yang dapat mengembangkan suatu interaksi di antara mereka sebagai keseluruhan. Mereka juga tidak mempunyai identitas (merupakan hal yang logis karena penggolongan ke dalam suatu kategori sosial itu dilakukan oleh pihak luar terhadap diri mereka, dengan ciri-ciri kriteria yang biasanya tidak mereka sadari). Suatu kategori sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, sistem nilai, atau norma tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai organisasi, tidak mempunyai pimpinan.

Golongan

Masyarakat warga yang pertama adalah keluarga, lalu menjadi komunitas warga,

meningkat menjadi masyarakat politik dan berujung pada

terbentuknya institusi formal negara. Masyarakat warga ditandai dengan adanya tiga unsur:

komunitas politik, pemerintahan dan hukum. Isi dari masyarakat warga adalah ketaatan pada hukum,persetujuan hidup bersama, kesetaraan danpenyelenggaraanpemerintahan. Masyarakat warga seperti roda putar hamster (hamster wheel) di mana individu terlibat dalam sirkuit tak berujung mengejar kekayaan dan penghargaan yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.

Sedangkan masyarakat barbar merujuk pada kehidupan yang selalu disandarkan pada hukum rimba, pada naluri-naluri alami manusia yang saling beradu satu sama lain.

Masyarakat terbagi menjadi dua golongan utama, yakni penguasa atau pengeksploitasi dan yang dikuasai atau yang dieksploitasi. Golongan penguasa dilukiskan oleh al- Qur’an sebagai golongan “mustakbirin” (orang-orang yang sombong). Sedangkan golongan yang dikuasai dilukiskan al-Qur’an sebagai golongan :mustadh’afin (yang tertindas).

Kepribadian

Kepribadian masyarakat tidak sama dengan kepribadian individu. Kepribadian ini terbentuk melalui penggabungan individu-individu dan aksi-reaksi budaya mereka.

Masyarakat mempunyai sifat alami, ciri-ciri dan peraturannya sendiri, tindakan-tindakan serta reaksi-reaksinya dapat diterangkan dengan serangkaian hukum umum dan universal.

Masyarakat mempunyai kepribadian independennya sendiri, karena itu hanya dapat mengatakan bahwa sejarah mempunyai suatu falsafah dan dibentuk oleh hukum dan norma.

Masyarakat warga terbentuk secara alamiah yang mendorong manusia untuk membentuk kehidupan sosial dan ikatan persahabatan. Masyarakat warga terbentuk melalui logika negatif, dengan mekanisme leisure of evil: hukum dan aturan diciptakan justru untuk membatasi dan memblokir insting-insting gelap manusia. [16] Masyarakat warga dikenal sebagai masyarakat borjuis di mana partikularitas dan individualitas jauh lebih menonjol xviii

(19)

daripada nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas. Dalam masyarakat warga, setiap orang menjadikan dirinya sebagai tujuan.

Dinamika atau perubahan masyarakat dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain:

1. Penyebaraan informasi, meliputi pengaruh dan mekanisme media dalam menyampaikan pesan-pesan ataupun gagasan (pemikiran)

2. Modal, antara lain sumber daya manusia ataupun modal finansial

3. Teknologi, suatu unsur dan sekaligus faktor yang cepat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

4. . Ideologi atau agama, keyakinan agama atau ideologi tertentu berpengaruh terhadap proses perubahan sosial

5. Birokrasi, terutama berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintahan tertentu dalam membangun kekuasaannya

6. Agen atau aktor, hal ini secara umum termasuk dalam modal sumber daya manusia, tetapi secara spesifik yang dimaksudkan adalah inisiatif-inisiatif individual dalam “mencari” kehidupan yang lebih baik.

Masyarakat Madani

Masyarakat madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

Masyarakat madani dapat melihat sesuatu secara terstruktur dan systematis untuk mencapai masyarakat yang transparan, demokratis serta dapat melihat sesuatu menjadi dari perspektif yang lebih positif bahkan disaat resesi ekonomi. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pandemi memberikan suatu tantangan bagi masyarakat Indonesia dan mendorong kondisi masyarakat ke dalam masa resesi ekonomi. Sudah seyogyanya masyarakat dapat berpikir positif, progresif dan solutif atas segala tantangan yang datang seiring berjalannya waktu.

2.1.4. Bagaimana hubungan kebudayaan dan Masyarakat ?

2.2. Analisis Dampak Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Seseorang

xix

(20)

Analisis dampak pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang adalah:

 Suatu proses penelitian yang bertujuan untuk mengkaji dan mengukur seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh lingkungan sosial, seperti keluarga, teman, sekolah, media, dan masyarakat, terhadap pembentukan karakter seseorang, seperti sikap, perilaku, nilai, dan norma yang dimilikinya.

 Suatu proses evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang, serta faktor-faktor yang memoderasi atau memediasi dampak tersebut.

 Suatu proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi dan solusi yang konkret dan aplikatif untuk mengoptimalkan dampak positif dan mengatasi dampak negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang, baik bagi individu maupun masyarakat.

Analisis dampak pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang merupakan salah satu topik yang menarik dan penting untuk diteliti, karena dapat memberikan kontribusi ilmiah dan praktis bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosial dan psikologi, serta bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup individu dan masyarakat. Analisis ini juga dapat menjadi acuan dan inspirasi bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk meneliti tema yang sama atau mirip dengan tema ini, serta bagi pihak- pihak yang terkait dengan tema ini, seperti guru, orang tua, psikolog, konselor, dan lain-lain.

2.2.1. Bagaimana pengertian lingkungan sosial dan karakter seseorang menurut para ahli ?

2.2.2. Apa saja faktor – faktor lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang ?

xx

(21)

Masyarakat merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai macam karakteristik sesuai dengan kebudayaan di setiap lingkungan masyarakat tersebut.

Karakter dapat mudah terbentuk ketika sesorang berada di suatu lingkungan yang tetap secara berkala. Lingkungan yang baik akan membawa pengaruh baik pada karakter seseorang, sedangkan lingkungan yang tidak baik atau negatif akan mengakibatkan terciptanya suatu karakter yang tidak baik pula pada diri seseorang tersebut.

Fenomena sosial yang berkembang saat ini menjadi urgensi untuk masyarakat, berbagai kasus seperti pembunuhan, narkoba, korupsi, dan lainnya. Hal ini akibat kurang kuatnya pembentukan karakter sejak dini. Menurut Asriadi (2019) Kebiasaan yang dilakukan sehari – hari yang berlangsung begitu saja tanpa di sadari bahwa itu akan mempengaruhi kehidupan kita kedepannya. Sehingga akan berpengaruh terhadap karakter yang ada dalam diri setiap orang.

Karena itulah lingkungan begitu berpengaruh terhadap karakter dari setiap orang, karakter yang sudah terbentuk dari kecil atau anak – anak akan cukup sulit untuk mengubahnya karena sudah mendarah daging sehingga di perlukan waktu dan kerja keras untuk mengubahnya. Pendampingan dari masyarakat sangat perlu adanya sebagai dukungan kepada setiap orang yang sudah memiliki karakter yang baik.

Pembentukan karakter seseorang tidak serta merta diperoleh dari lingkungan adanya faktor dalam diri sendiri yang menjadikan pembentukan karakter seseorang semakin kuat. Ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter, yaitu bawaan dari dalam diri anak dan pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip – prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan dan interaksi (hubungan) orang tua - anak.

Karakter seseorang yang dibentuk dari pandangannya terhadap dunia yang dimilikinya menjadikan seseorang tersebut terus beracuan dengan kehidupan yang telah diterimanya, kebiasaan ini menjadikan seseorang terkadang menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Sehingga dapat berakibat pada depresi dan menimbulkan karakter yang negatif. Sebab itu sangat penting memberikan pandangan tentang kehidupan terhadap seseorang di lingkungannya.

xxi

(22)

Bawaan dari dalam diri atau yang sering kita kenal sebagai kepribadian merupakan salah satu faktor yang menjadikan karakter baik atau buruk, hal tersebut kemudian harus melalui tahap pembelajaran yang positif sehingga seseorang dapat memilliki kepribadian yang baik. Kepribadian dapat menunjukan sikap buruk ketika seseorang tersebut tidak dapat membentengi diri dari pengaruh negatif dari lingkungan. Pentingnya pengaruh teman teman sekitar juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal tersebut demikian dibutuhkannya peran keluarga untuk memperhatikan seorang anak bergaul di lingkungannya.

Ada pepatah mengatakan jika kita berteman dengan penjual minyak wangi maka kita ikut berbau wangi, namun jika kita berteman dengan penjual arak maka akan ikut berbau arak. Begitulah pentingnya memilih lingkungan untuk pembentukan karakter seseorang.

2.2.3. Bagaimana dampak positif dan negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang ?

2.2.4. Bagaimana cara mengoptimalkan dampak positif dan mengatasi dampak negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang ?

Kita kerap kali mendengar ungkapan "Lingkungan membentuk pribadi". Tidak bisa dipungkiri, lingkungan sosial turut andil dalam pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu, dalam konteks ini perlu ditekankan bagaimana cara mengoptimalkan dampak positif dan mengatasi dampak negatif dari pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter seseorang.

xxii

(23)

Pertama, kita perlu memahami pentingnya lingkungan sosial yang positif.

Lingkungan yang kondusif akan menjadi basis yang kuat untuk perkembangan karakter yang baik. Oleh karena itu penting bagi setiap individu untuk memilih lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi serta menstimulasi peningkatan emosional dan intelektual. Berlatih empati dan mendorong nilai-nilai mendasar seperti kejujuran, integritas, dan solidaritas akan memperkuat tali persaudaraan dan saling mendukung antar individu dalam lingkungan tersebut.

Lalu, bagaimana cara untuk mengoptimalkan dampak positif dari lingkungan sosial? Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:

Berteman dengan individu yang memiliki nilai-nilai positif: Memiliki teman yang peduli, mendukung, dan memotivasi akan sangat membantu dalam proses pembentukan karakter yang sehat.

 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang konstruktif: Bergabung dengan klub atau organisasi yang berhubungan dengan minat dan tujuan Anda akan membantu Anda mendapatkan wawasan baru dan memperluas lingkaran sosial Anda.

 Kembangkan komunikasi yang efektif: pewartaan ide, aspirasi, dan perasaan penting untuk membangun hubungan yang harmonis dengan orang di sekeliling Anda.

 Jangan takut untuk mencari dukungan: Jika dihadapkan pada situasi sulit, jangan ragu untuk mencari bantuan dari teman atau orang yang Anda percayai.

xxiii

(24)

Namun, tidak semua lingkungan sosial selalu positif. Terkadang kita perlu mengatasi dampak negatif dari lingkungan yang kurang konstruktif. Berikut beberapa cara yang dapat membantu Anda dalam menghadapi dampak negatif:

 Jaga sikap kritis: Selalu pertimbangkan informasi dan peristiwa yang Anda hadapi, dan jangan terpengaruh oleh opini atau sikap negatif orang lain.

 Tetapkan batasan: Jangan biarkan tekanan dari lingkungan mengubah keyakinan atau nilai-nilai yang Anda miliki. Jagalah prinsip Anda dan jangan takut untuk mengambil jarak dari individu atau situasi yang merusak.

 Ciptakan lingkaran dukungan: Kenali orang-orang yang Anda percayai dan dapat menggantungkan satu sama lain, saling berbagi pengalaman, dan membantu.

xxiv

(25)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

xxv

Referensi

Dokumen terkait

Semua foto yang ada pada buku etnofotografi dapat menggambarkan tentang bagaimana masyarakat adat Kampung Naga dalam kehidupan sosial bermasyarakat, ciri khas dengan bangunan

harus dijalan oleh semua peserta KKN periode I Tahun akademik 2021/2022 adalah pembuatan profil desa yang menjadi ciri khas desa dan terdiri dari adat istiadat, lokasi, wilayah

Sedangkan kawasan  pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem

Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman

Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan “ manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas, dan

Secara umum, upacara sesudah perkawinan dalam adat istiadat Suku Bangsa Rejang dimaksudkan sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

fanatik maupun yang biasa saja karena identitas dan ciri khas Partai Golkar yang selalu Warga masyarakat Kecamatan Tomohon Utara mayoritas beragama Islam, agama Islam,

Sehingga, keadaan indonesia yang bisa menjadi ciri khas yang membedakan dengan bangsa yang lain yaitu identitas nasional yang dimiliki bersifat keanekaragaman, yang merupakan suatu