• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN PADA SISTEM PENDIDIKAN MERDEKA BELAJAR

N/A
N/A
Aji Muhamad Rizky

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN PADA SISTEM PENDIDIKAN MERDEKA BELAJAR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN PADA SISTEM PENDIDIKAN MERDEKA BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Suharyatun, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 5:

Nurul Hikmah M 2011101111

Muhammad Habib 2011101057

Weni Febriliani E.P 2011101087

Hariyadi 2011101142

Nurul Amelia 2011101156

Alfina Nur Aulia 2011101184

Aji Muhammad Rizky 2011101162

Galih Ardiani 2011101192

Siti Faricha Yulianti 2011101257

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2022

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercita kita yaitu Nabi besar Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini didapatkan dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Kami berterima kasih kepada semua media yang telah menjadi sumber pembuatan makalah ini.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat- Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Kebijakan dan Inovasi Pendidikan dengan judul “Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Pada Sistem Pendidikan Merdeka Belajar” yang diampu oleh Ibu Dr. Suharyatun, M. Pd.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatallahi wabarakatuh

Samarinda, 22 Mei 2023

Kelompok 5

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

A. Pengertian Merdeka Belajar...3

B. Tujuan Merdeka Belajar...4

C. Konsep Pendidikan Merdeka Belajar...5

D. Kebijakan Pendidikan Pada Sistem Pensisikan Merdeka Belajar...6

E. Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Pada Sistem Merdeka Belajar...8

F. Kekuranag dan Kelebihan Sistem Merdeka Belajar...11

BAB III...13

PENUTUP...13

A. Kesimpulan...13

DAFTAR PUSTAKA...15

iii

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Merdeka Belajar merupakan program inisiatif dan inovatif dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan tujuan meningkatkan kualitas siswa dalam belajar yang memiliki kemampuan analisa tajam, penalaran serta pemahaman komprehensif dalam mengembangkan diri. Merdeka Belajar merupakan program belajar yang membebaskan siswa memilih pembelajaran sesuai dengan minat dan karakter mereka. Sehingga tugas guru tidak hanya menjalankan kurikulum, tetapi juga menjadi penghubung antara kurikulum, minat, dan karakter siswa. Guru serta pemangku kebijakan pendidikan dapat memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih baik guna tercapainya tujuan pembelajaran.

Evaluasi di era merdeka belajar dapat menjadikan guru berperan sebagai perantara untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas. Dalam Merdeka Belajar guru dan siswa diberikan kepercayaan secara penuh dalam proses pembelajaran.

Menurut Dinn Wahyudin, Merdeka Belajar dapat dijadikan momentum bagi guru dan siswa agar dapat melakukan inovasi serta mandiri dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurutnya, jika guru diberikan kebebasan dalam memilih cara belajar yang dipandang paling sesuai, maka guru dapat mewujudkan inovasi- inovasi yang khas serta spesifik. Oleh karena itu, kreativitas, inovasi, dan penguasaan terhadap teknologi menjadi suatu keharusan bagi guru, tak terkecuali bagi guru PAI.

Guru PAI dinilai memiliki tugas yang cukup berat, yaitu pada pembelajaran PAI sebelumnya, siswa terfokus pada kegiatan menghafal, membaca, dan menulis, sekarang siswa diharapkan mampu memahami kompetensi dasar secara aplikatif.

Namun pada kenyataannya, guru PAI memiliki banyak permasalan. Maka dari itu makalah ini dibuat sebagaimana latar belakang di atas dengan judul Makala “ Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Pada Sistem Pendidikan Merdeka Belajar”

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Merdeka Belajar?

2. Apa tujuan Merdeka Belajar?

3. Bagaimana konsep Pendidikan merdeka belajar?

4. Bagaimana kebijakan Pendidikan pada sistem merdeka belajar?

5. Bagaimana kebijakan dan inovasi Pendidikan pada sistem merdeka belajar?

6. Apa kekuranag dan kelebihan Pendidikan merdeka belajar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian merdeka belajar 2. Untuk mengetahui tujuan merdeka belajar

3. Unutk mengetahui konsep Pendidikan merdeka belajar 4. Untuk mengetahui kebijakan pada sistem merdeka belajar

5. Untuk mengetahui kebijakan dan inovasi pada sistem merdeka belajar 6. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan merdeka belajar

v

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Merdeka Belajar

Revolusi industry 4.0 membawa pengaruh signifikan terhadap sistem pendidikan saat ini. Perubahan yang bergerak semakin cepat ditambah dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks maka pendidikan seyogianya harus diselaraskan agar dapat menjawab segala tantangan zaman. Hal ini sesuai dengan proyeksi bangsa dalam menghadapi Indonesia Golden Generation 2045.

Untuk mencapai dan mewujudkan proyeksi tersebut, pendidikan harus dijadikan instrument utama pembangunan manusia Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selaku leading sector pendidikan nasional yang berperan penting dalam mewujudkan kualias SDM Indonesia, menindaklanjuti dengan mengeluarkan berbagai kebijakan penting diantaranya kebijakan program “Merdeka Belajar”.

Merdeka Belajar menjadi salah satu program untuk menciptakan suasana belajar di sekolah yang bahagia, suasana yang happy, bahagia bagi peserta didik maupun bagi guru. Latar belajar diluncurkan program Merdeka Belajar adalah banyaknya keluhan dari orang tua pada sistem pendidikan nasional yang berlaku selama ini termasuk nilai ketuntasan minimum yang harus dicapai siswa yang berbeda-beda di setiap mata pelajaran.1

Merdeka Belajar merupakan bentuk penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. Konsep Merdeka Belajar adalah mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang- undang untuk memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka.2

Menurut suyanto, Merdeka belajar merupakan kebijakan yang dirancang pemerintah untuk membuat lompatan besar dalam aspek kualitas pendidikan agar menghasilkan siswa dan lulusan yang unggul dalam menghadapi tantangan masa depan yang kompleks.3 Inti merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir bagi siswa

1 Sherly Sherly, Edy Dharma, Dan Humiras Betty Sihombing, “Merdeka Belajar: Kajian Literatur,”

Urbangreen Conference Proceeding Library, 25 Agustus 2021, 183–90.

2 Sekretariat GTK. 2020. Merdeka Belajar. Artikel.

3 Suyanto. Implikasi Kebijakan Merdeka Belajar. Kompas, 08 Pebruasi, 6. 2020 Https://Suyanto.Id/Implikasi- Kebijakan-Merdeka-Belajar/

(7)

dan guru. Merdeka belajar mendorong terbentuknya karakter jiwa merdeka di mana guru dan siswa dapat secara leluasa dan menyenangkan mengeksplorasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dari lingkungan. Merdeka belajar dapat mendorong siswa belajar dan mengembangkan dirinya, membentuk sikap peduli terhadap lingkungan di mana siswa belajar, mendorong kepercayaan diri dan keterampilan siswa serta mudah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat.4

B. Tujuan Merdeka Belajar

Tujuan Merdeka Belajar adalah untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengatur proses pembelajaran mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi, minat, dan bakat mereka secara optimal. Dengan memberikan fleksibilitas dalam memilih metode, materi, dan tempo belajar, Merdeka Belajar bertujuan untuk :

a. Meningkatkan kecakapan hidup (life skills): Merdeka Belajar bertujuan untuk mengembangkan keterampilan seperti keterampilan berpikir kritis, kemampuan bekerja sama, kreativitas, dan komunikasi efektif, yang akan membantu siswa dalam kehidupan mereka di luar sekolah.

b. Memperluas akses dan fleksibilitas: Merdeka Belajar bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa untuk memilih dan mengakses materi pembelajaran sesuai minat, kemampuan, dan gaya belajar mereka. Dengan demikian, mereka dapat belajar secara fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran: Tujuan utama Merdeka Belajar adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menghadirkan metode pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan relevan dengan dunia nyata.

Pembelajaran harus berpusat pada siswa dan mendorong pemahaman mendalam serta aplikasi pengetahuan dalam konteks kehidupan sehari-hari.

d. Mendorong pengembangan diri: Melalui Merdeka Belajar, siswa didorong untuk mengembangkan potensi pribadi mereka dan minat dalam bidang- bidang tertentu. Mereka diharapkan dapat memperoleh keahlian dan pengetahuan yang relevan dengan tujuan karir dan aspirasi mereka.

e. Membangun karakter dan kepemimpinan: Merdeka Belajar berusaha untuk membentuk karakter siswa yang tangguh, mandiri, dan bertanggung jawab.

4Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–101.

Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.23887/Jfi.V3i3.24525

vii

(8)

Kebijakan ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan serta etika dan moralitas yang kuat pada siswa.5

C. Konsep Pendidikan Merdeka Belajar

Konsep pemikiran Ki haji Dewantara pendidikan yang memerdekakan yaitu daya upaya untuk memajukan pertumbuhannya budi pekerti dan intelek dalam proses perkembangan kepribadian anak didik agar dapat memajukan kehidupan anak didik yang selaras dengan lingkungan di sekitarnya. Konsep Merdeka belajar yang dirumuskan oleh Nadiem Makarim sejalan dengan konsep yang dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara yang menekan pentingnya prinsip kemerdekaan pada peserta didik, sehingga pendidikan bukan hanya menuangkan air ke dalam botol. Namun juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya untuk berdiri sendiri namun tetap dalam pemantauan guru dan orang tua agar potensi nilai dirinya tidak ke arah hal yang negatif. Akan tetapi pendidikan berperan menjadi fasilitator bagi peserta didik dengan adanya saling menerima dan memberikan pengetahuan.

Konsep Merdeka belajar banyak membawa perubahan terutama bagi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia. Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berorientasi pada siswa yang berkembang harus mampu mengembangkan para tenaga pendidikan itu sendiri. Pembinaan dan pelatihan guru sangat diperlukan agar memiliki estetika keilmuan yang lebih baik. Sistem pendukung harus dievaluasi agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Kesimpulan dari konsep Merdeka belajar merupakan tawaran dalam merekonstruksi sistem pendidikan nasional. Penataan ulang sistem pendidikan dalam rangka perubahan dan kemajuan bangsa yang dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman. Mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan untuk memanusiakan manusia atau pendidikan yang bebas.

Pembelajaran Merdeka belajar menciptakan peserta didik tidak hanya pintar dalam menghafal pembelajaran tapi memiliki analisis dan penalaran dalam mengatasi suatu masalah, peserta didik juga diharapkan mampu memiliki karakter. Dalam pembelajaran merdeka belajar, guru harus memiliki kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran dan pengembangannya secara mendalam menjadi materi yang 5 Bahar, Herwina. (2016). Etika & Profesi Kependidikan. Ciputat: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

(9)

menarik dan menyenangkan untuk diskusikan dengan menggunakan teknologi sebagai media dalam pembelajaran, sehingga peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.

Dari pemaparan konsep kebijakan “Merdeka Belajar” yang dicanangkan oleh Mendkbud Nadiem Makarim, terdapat kesejajaran antara konsep “merdeka belajar”

dengan konsep pendidikan menurut aliran filsafat progresivisme John Dewey. Kedua konsep tersebut sama-sama menekankan adanya kemerdekaan dan keleluasaan lembaga pendidikan dalam mengekplorasi secara maksimal kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik yang secara alamiah memiliki kemampuan dan potensi yang beragam. Jika dirumuskan kedua konsep tersebut sama-sama mengandung makna yang senada yaitu, peserta didik harus bebas dan berkembang secara natural; Pengalaman langsung adalah rangsangan terbaik dalam pembelajaran;

Guru harus bisa memandu dan menjadi fasilitator yang baik.6

D. Kebijakan Pendidikan Pada Sistem Pensisikan Merdeka Belajar

Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dialkukan supaya para siswa dan mahasiswa bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa. Menteri Dikbudristek, Nadiem Makarim mengatakan bahwa Merdeka Belajar merupakan konsep pengembangan pendidikan di mana seluruh pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change). Para pemangku kepentingan tersebut meliputi keluarga, guru, institusi pendidikan, dunia industri, dan masyarakat.

Seiring perkembangan zaman, pendidikan dewasa ini dipandang tidak hanya sebagai sector penyedia pelayanan umum (public goods), melainkan juga sebagai investasi produktif (productive investment) yang memacu pertumbuhan dalam berbagai bidang dan sector pembangunan di Indonesia. Pendidikan sebagai tolak ukur kemajuan bangsa dan negara, memiliki peran yang sangat strategis dan merupakan inisiator penentu kemajuan suatu negara. Oleh karena itu, setiap pengelola pendidikan diharapkan mampu melahirkan output peserta didik yang memiliki keilmuan dan keterampilan sesuai dengan harapan semua pihak. Berangkat dari hal tersebut, maka

6 John Dewey, Konsep “Merdeka Belajar” Perspektif Aliran Progresivisme, dalam Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, Vol. 3, No. 1, 2020, h. 146

ix

(10)

diperlukan konsepsi, kebijakan, dan program-program pendidikan yang tepat, terarah, dan aplikatif.

Semangat untuk melakukan inovasi dan perubahan inilah roh pertama program merdeka belajar untuk diterapkan di sektor pendidikan Indonesia. Apalagi di era revolusi industri 4.0, sistem pendidikan diharapkan dapat mewujudkan peserta didik memiliki keterampilan yang mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta keterampilan komunikasi dan kolaborasi (Ammas, 2021).

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , merdeka belajar adalah memberikan kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan memilih bidang yang mereka sukai (Tinggi, 2020).

Melalui kebijakan Merdeka Berlajar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim ingin menciptakan suasana belajar yang happy dan kondusif bagi peserta didik. Merdeka belajar menurut Mendikbud berangkat dari keinginan agar output pendidikan menghasilkan kualitas yang lebih baik dan tidak lagi menghasilkan siswa yang hanya jago menghafal namun juga memiliki kemampuan analisis yang tajam, penalaran serta pemahaman yang komprehensif dalam belajar untuk mengembangkan diri (Saleh, 2020). Merdeka belajar dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang diungkapkan oleh Agustinus Tanggu Daga dari beberapa literatur diartikan sebagai merdeka berpikir, merdeka berinovasi, merdeka belajar mandiri dan kreatif, dan merdeka untuk kebahagiaan (Daga, 2021). Konsep merdeka belajar di gagas agar peserta didik memiliki kebebasan dalam berfikir kritis dan cerdas, hal ini akan membuat peserta didik untuk mengekspolrasi tentang bagaimana proses pendidikan yang di maksud oleh Ki Hadjar Dewantara dalam mengimplementasikan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani dalam system Pendidikan di Indonesia saat ini dengan mengedepankan keterbukaan dalam berfikir. Jika kebebasan belajar terpenuhi maka akan tercipta pembelajaran mandiri dan disebut sekolah mandiri. Ini mengingatkan kita pada seorang penulis Paolo Freire, seorang pendidik Brazil dari Recife University. Sebagai mahasiswa hukum, ia juga mempelajari filsafat dan psikologi dalam bahasa. Meskipun dia lulus sebagai pengacara, dia tidak pernah benar-benar berpraktik di bidang itu. Sebaliknya dia bekerja sebagai guru di SMA, mengajar bahasa Portugis. Ajarannya yang terkenal adalah bahwa manusia adalah tuan dari dirinya sendiri dan oleh karena itu kodrat manusia adalah bebas. Ini adalah upaya

(11)

Freire untuk memanusiakan manusia. Humanisasi bisa juga berarti pembebasan atau pembebasan orang-orang dari situasi batas yang menindas mereka ingin. "Yang tertindas harus membebaskan dan membebaskan diri dari penindasan yang tidak manusiawi danpada saat yang sama waktu membebaskan para penindas dari penjara hati nurani yang tidak jujur menindas” (Abdul Razzak, 2020).

Jika masih ada pengecualian, kebebasan dan kebebasan sejati tidak akan pernah tercapai sepenuhnya dan penuh arti. Saat ini, kebebasan pendidikan terletak pada gagasan humanisme baru (Marope, 2019). Hakikat kebebasan berpikir menurut Nadiem, harus didahului oleh guru sebelum mereka mengajarkannya kepada siswa.

Nadiem menuturkan, dalam kompetensi guru di level manapun, tanpa proses penerjemahan kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. Dengan adanya kebijakan merdeka belajar ini, Kemendikbud berharap agar mengaplikasikan kurikulum dalam proses pembelajaran haruslah menyenangkan ditambah dengan pengembangan berfikir yang inovatif oleh para guru, hal ini dapat menumbuhkan sikap positif siswa dalam mersepon pembelajaran. Merdeka belajar merupakan proses pembelajaran secara alami dalam mencapai kemerdekaan berfikir dan berinovasi di pendidikan. Esensi merdeka belajar adalah menggali potensi terbesar para guru dan siswa untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri, mandiri yang dimaksud tidak hanya mengikuti proses birokrasi pendidikan tetapi benar-benar inovasi yang dapat memajukan pendidikan dalam menghasilkan sumber daya manusia berdaya saing global (Saleh, 2020).7

E. Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Pada Sistem Merdeka Belajar

Merdeka belajar adalah kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) untuk mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang-undang dengan memberi kebebasan kepada sekolah, pendidik dan peserta didik untuk bebas berinovasi, bebas untuk belajar dengan mandiri dan kreatif, dimana kebebasan berinovasi ini harus dimulai dari pendidik sebagai penggerak pendidikan nasional.

Ada empat program kebijakan pada system merdeka belajar, yaitu :8

7 Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam https://ejournal.uin- malang.ac.id/index.php/alrosikhuun/index

8 Sherly, Edy Dhama, Humiras Betty Sihombing. Merdeka Belajar: Kajian Literatur. Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. 2020. H.185

xi

(12)

No

. KEBIJAKAN PENJELASAN

1. USBN menjadi

asesmen oleh sekolah

Menilai kompetensi peserta didik, melalui tes tertulis dan bentuk penilaian lain yang komprehensif. Pendidik dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil belajar peserta didik. Anggaran USBN dialihkan untuk pengembangan kapasitas pendidik dan sekolah.

2. UN diubah menjadi asesmen kompetensi minimum & survey karakter

Tidak mengukur penguasaan materi maple dalam kurikulum seperti yang diukur melalui UN selama ini. UN kedepannya dilakukan untuk pemetaan kompetensi minimum literasi &

numerasi peserta didik, dan mempercepat aplikasi pembelajaran yang di ukur oleh PISA dan TIMSS. Dilakukan di tengah jenjang sekolah (kelas 4,8,11)

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Pendidik bebas memilih, membuat, mengembangkan, dan menggunakan format RPP atas prakarsa dan inovasi sendiri.

RPP dipersingkat yang berisi tujuan, kegiatan dan asesmen pembelajaran. Penilisan RPP efisien dan efektif agar pendidik punya waktu untuk menyiapkan dan evaluasi proses pembelajaran secara terarah.

4. Sistem zonasi PPDB dilaksanakan secara fleksibel

Mengatasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.

Ada patokan standar PPDB antar-daerah, yaitu: jalur zonasi menerima peserta didik minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15%, jalur perpindahan maksimal 5%, dan jalur prestasi atau sisa 0-30%, sesuai dengan kondisi daerah. Daerah berwenang menentkan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi.

Merdeka belajar adalah inovasi dari program unggulan yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019. Maksud dari merdeka belajar ini adalah terkait bagaimana kebijakan yang dibuat strategis dan termuat untuk kegiatan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Sistem Zonasi terkait dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Namun demikian, bahwa konsep dari merdeka belajar ini bukan hanya proses pembelajaran yang dilakukan diruang kelas yang selalu menjadi bagian pertanyaan dari para pendidik. Akan tetapi, merdeka belajar memilki

(13)

cita-cita yang luhur dalam mewujudkan harapan bangsa tanpa melampaui batas dunia.9

Konsep dari merdeka belajar dipahami mudah untuk diucapkan namun sulit untuk diimplementasikan. Konsep merdeka belajar berkaitan dengan komitmen, kemandirian dan kemampuan untuk mewujudkannya, sehingga dari ketiganya saling berkaitan dan tidak bisa terlepas. Komitmen dalam belajar merupakan bagian awal dari cita-cita serta tujuan yang telah dituangkan dalam undang-undang pendidikan nasional. Mandiri dalam merdeka belajar juga dijadikan sebagai sebuah landasan dalam mencapai tujuan, akan tetapi hal ini juga sulit untuk diimplementasikan. Oleh karena itu, bahwa banyak yang terjebak dalam memanipulasi ketentuan serta jabatan yang mengakibatkan kesulitan dalam proses belajar merdeka. Hal ini terhenti diakibatkan banyak masukan serta beberapa tempat konsultasi, sehingga kemampuan dalam mewujudkannya menjadi bagian dari kendala yang begitu besar untuk melakukan inovasi baru dalam pendidikan.

Konsep merdeka belajar dimaknai untuk tidak memaksa target pencapaian, namun belajar itu memerlukan waktu dalam inovasi barunya. Peserta didik membutuhkan sesuatu yang terlihat berbeda dari sebelumnya, hal ini didapat dari sebagaimana peran pendidik. Berkaitan dengan potensi para peserta didik yang diperoleh tidak hanya dari proses pembelajaran diruang kelas, namun juga bisa didapat dari lingkungan belajar lainnya. Sehinga kompetensi yang diperuntukkan bagi peserta didik tidak bersifat individualisme melainkan tumbuh bersama lingkungan belajar sekitarnya.

Kebijakan mengenai kurikulum merdeka belajar ini telah mendapat lampu hijau dari Komisi DPR RI. Walaupun demikian, hal ini juga dikhawatirkan para pendidik belum siap dengan sistem asesmen yang baru. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan yakni masih dijumpai beberapa sekolah belum siap untuk diberi kebebasan dalam membuat sistem penilaian sendiri, hal ini disebabkan adanya fasilitas dan kualitas guru yang masih minim.10

9 P.H.Putra. Tantangan Pendidikan Islam dalam Mengahadapi Society 5.0. Jurnal Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. 2019. H.99-110

10 Mira Marisa. Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” Di Era Society 5.0. Jurnal Sejarah. Pendidikan dan Humaniora. 2021. H.74-76

xiii

(14)

F. Kekurangan dan Kelebihan Sistem Merdeka Belajar Kelebihan merdeka belajar :

1. Merdeka Belajar dinilai lebih simple dan intens

Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi siswa, Pada proses pembelajaran diubah menjadi lebih menyenangkan, mendalam, dan sederhana.

2. Merdeka Belajar dinilai lebih bebas dan leluasa

Contohnya pada siswa jenjang SMA nantinya tidak akan ada kelas peminatan IPA, IPS dan Bahasa. Sehingga siswa bebas memilih mata pelajaran sesuai bakat dan minatnya masing-masing siswa. Selain itu, sekolah memiliki wewenang menerapkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan bakat dan minat siswa serta guru dapat mengajar sesuai perkembangan siswa dalam menerima materi pelajaran.

3. Merdeka Belajar dinilai relevan dan interaktif

Merdeka Belajar menerapkan proses pembelajaran melalui kegiatan proyek.

Diharapkan dengan proses pembelajaran tersebut dapat memberikan kesempatan lebih luas pada siswa agar aktif dalam mengeksplorasi isu-isu aktual yang terjadi saat ini dan dapat mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

4. Lebih merdeka

Lebih merdeka yang dimaksud adalah lebih merdeka dalam hal pembelajaran.

Murid dibebaskan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai minat, bakat, dan aspirasnya. Jadi baik murid maupun guru dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangannya.

5. Lebih interaktif

Pembelajaran yang interaktif Merdeka belajar juga mengenalkan berbagai metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan kapasitas muridnya.

Salah satunya melalui pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

Metode ini memberikan kesempatan kepada murid untuk mengeksplorasi isu-isu yang berkaitan dengan mata pelajaran, seperti masalah lingkungan, kesehatan, dan lain-lainnya.

Kekurangan Merdeka Belajar :

(15)

1. Kurikulum Merdeka Belajar dinilai kurang matang dalam persiapannya Mengingat Kurikulum Merdeka Belajar ini masih seumur jagung usai diluncurkan oleh Mendikbud ristek beberapa bulan lalu, Kurikulum Merdeka Belajar ini masih perlu dilakukan pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam agar efektif dan tepat dalam penerapannya.

2. Sistem pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan baik

Pada bagian prosedur pelaksanaan pendidikan dan pengajaran pada Kurikulum Merdeka Belajar belum membahas tentang upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sehingga bisa disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka Belajar belum menuju kepada sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dengan baik.

3. Kurangnya SDM dan sistem belum terstruktur

Karena Merdeka Belajar ini masih baru pastinya harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu dan memerlukan persiapan yang matang agar mempunyai sistem yang terstruktur dan sistematis. Selain itu juga perlu mempersiapkan SDM ( guru/pengajar ) sebagai pelaksana kurikulum tersebut.

4. Sistem pengajaran yang belum terencana dengan rinci

Jika melihat prosedur pelaksanaan pembelajaran dalam Merdeka belajar, sistem pengajarannya masih belum membahas dengan rinci mengenai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

xv

(16)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Merdeka Belajar merupakan bentuk penyesuaian kebijakan untuk mengembalikan esensi dari asesmen yang semakin dilupakan. Konsep Merdeka Belajar adalah mengembalikan sistem pendidikan nasional kepada esensi undang- undang untuk memberikan kemerdekaan sekolah menginterpretasi kompetensi dasar kurikulum menjadi penilaian mereka. Menurut suyanto, Merdeka belajar merupakan kebijakan yang dirancang pemerintah untuk membuat lompatan besar dalam aspek kualitas pendidikan agar menghasilkan siswa dan lulusan yang unggul dalam menghadapi tantangan masa depan yang kompleks.

Inti merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir bagi siswa dan guru. Merdeka belajar mendorong terbentuknya karakter jiwa merdeka di mana guru dan siswa dapat secara leluasa dan menyenangkan mengeksplorasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dari lingkungan. Merdeka belajar dapat mendorong siswa belajar dan mengembangkan dirinya, membentuk sikap peduli terhadap lingkungan di mana siswa belajar, mendorong kepercayaan diri dan keterampilan siswa serta mudah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat.

Tujuan Merdeka Belajar adalah untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengatur proses pembelajaran mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi, minat, dan bakat mereka secara optimal.

konsep Merdeka belajar merupakan tawaran dalam merekonstruksi sistem pendidikan nasional. Penataan ulang sistem pendidikan dalam rangka perubahan dan kemajuan bangsa yang dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman.

Mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya yaitu pendidikan untuk memanusiakan manusia atau pendidikan yang bebas.

Merdeka belajar adalah inovasi dari program unggulan yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019. Maksud dari merdeka belajar ini adalah terkait bagaimana kebijakan yang dibuat strategis dan termuat untuk kegiatan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Sistem Zonasi terkait dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Namun demikian, bahwa konsep dari merdeka belajar ini bukan hanya proses pembelajaran yang dilakukan diruang kelas yang selalu

(17)

menjadi bagian pertanyaan dari para pendidik. Akan tetapi, merdeka belajar memilki cita-cita yang luhur dalam mewujudkan harapan bangsa tanpa melampaui batas dunia

xvii

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus Tanggu Daga, “Makna Merdeka Belajar Dan Penguatan Peran Guru Di Sekolah Dasar,” Jurnal Educatio FKIP UNMA 7, no. 3 (10 Agustus 2021): 1075–90, https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.1279.

Bahar, Herwina. (2016). Etika & Profesi Kependidikan. Ciputat: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

D. J. P. Tinggi. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dewey, John. “Konsep “Merdeka Belajar” Perspektif Aliran Progresivisme”. Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran. No. 1. Vol. 3. 2020

M. Saleh. (2020). Merdeka Belajar di Tengah Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Hardiknas, 1, 51–56.

M. Tohir. (2019). Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar.

Mira Marisa. Inovasi Kurikulum “Merdeka Belajar” Di Era Society 5.0. Jurnal Sejarah.

Pendidikan dan Humaniora. 2021. H.74-76

N. Abdul Razzak. (2020). Paulo Freire’s Critical and Dialogic Pedagogy and its Implications for The Bahraini Educational Context. Educational Philosophy and Theory. 52 (9), 999–1010.

P.H.Putra. Tantangan Pendidikan Islam dalam Mengahadapi Society 5.0. Jurnal Islamika:

Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman. 2019. H.99-110

Sherly, Edy Dhama, Humiras Betty Sihombing. Merdeka Belajar: Kajian Literatur.

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. 2020. H.185

Sherly, Sherly, Edy Dharma, dan Humiras Betty Sihombing. “MERDEKA BELAJAR:

KAJIAN LITERATUR.” UrbanGreen Conference Proceeding Library, 25 Agustus 2021, 183–90.

Referensi

Dokumen terkait

December-2015 I MBBS Result Sheet AKSHAY BALACHANDRA

Namun ia yakin kalau kecanggihan psikometris saja tidak cukup untuk mengukur struktur kepribadian manusia dan bahwa dimensi kepribadian yang melewati analisis faktor bersifat