MAKALAH
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN KOMUNIKASI PERSUASIF Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Persuasif
Dosen Pengampu : Muhtar Mochamad Solihin, S.Kom.I., M.Si.
Dibuat Oleh : KELOMPOK 8/5A
1. Nabila Elvana (11210520000003) 2. Rahmah Nadhiroh (11210520000025)
PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikanmakalah Komunikasi Persuasif yang berjudul “Faktor Penentu Keberhasilan Komunikasi Persuasif” tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami selesaikan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yangbersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah berperan sertadalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Depok, 10 September 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan ... 1
BAB II ... 3
PEMBAHASAN ... 3
B. Ketetapan Mengemas Pesan Persuasif ... 4
C. Ketetapan Memilih Metode, Media dan Strategi Persuasif ... 6
D. Contoh Kasus... 10
BAB III ... 12
PENUTUP ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 14
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Persuasi dimaknai sebagai komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau membentuk pendapat, sikap dan perilaku yang dikehendaki oleh sumber Qtersuader) (O'Keefe 1990, Larson 1985, Pfau and Parrot 1993. Persuasi menekankan pada bagaimana mengkonstruksi pesan yang dapat mengubah sikap seseorang. Proses komunikasi persuasif memerlukan komunikan (persuader) dan komunikator seperti halnya proses komunikasi pada umumnya dan dalam melakukannya memerlukan teknik-teknik tersendiri agar efektif.keberhasilan persuasi ditentukan oleh persuader.
Persuasi bergeser lagi ke pemahaman yang berbeda. Faktor penentu efektivitas persuasi adalah audience atau penerima penerima yang pandai, memiliki kemampuan untuk memahami pesan dengan baik akan memberikan kontribusi yang paling besar pada keberhasilan persuasi. oleh karena itu, persuasi kemudian berorientasi pada audience. Mempelajari kharakteristik. audience secara seksama menjadi hal yang sangat penting dalam proses persuasi. Pengetahuan tentang audience inilah yang menentukan strategi persuasi dirancang. Tujuan makalah ini dibuat untuk mengetahui factor penentu proses keberhasilan komunikasi presuasif berjalan dengan lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kredibelitas sumber komunikasi persuasif ? 2. Bagaiamana ketetapan mengemas pesan persuasif?
3. Bagaimana ketetapan memilih metode, media dan strategi persuasif 4. Apa contoh kasusnya
C. Tujuan
1. Mengetahui kredibelitas sumber komunikasi persuasif 2. Mengetahui ketetapan mengemas pesan persuasif
2
3. Mengetahui ketetapan memilih metode, media dan dtrategi persuasif 4. Mengetahui contoh kasus
3
BAB II PEMBAHASAN A. Kredibelitas Sumber Komunikasi Persuasif
Keberhasilan komunikasi persuasif adalah salah satunya ditentukan oleh factor sumber yang disebut persuader. Teori yang menjelaskan tentang komunikator adalah teori kredibelitas sumber (source of credibility theory) dari Carl I Hovland. Adapun yang menjadi asumsi teori ini menyatakan bahwa orang akan lebih mungkin dipersuasi ketika komunkator atau orang yang menyamoaikan pesan komunikan menunjukan dirinya sebgai orang yang kredibel atau dengan kata lain kredibelitasnya rendah . 1
Pengertian kredibel menurut aristoteles adalah Persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara, yang ketika ia menyampaikan pembicaraannya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih cepat percaya pada orang-orang baik daripada orang lain. Ini berlaku umumnya pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang diungkapkan pembicara tidak terpengaruh apa-apa pada kekuatan persuasinya, sebaliknya, karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya (Rakhmat, 2005: hlm.255)2
3 komponen kredibelitas sumber : 3
- Keahlian (expertise) yang merupakan kesan yang dibentuk penerima tentang kemampuan sumber komunikasi persuasi berkaitan dengan topik yang dibicarakan. Keahlian bergantung pada keterlatihannya,
1 Yudi Perbawaningsih, “Komunikasi Efektif Dan Faktor Penentu Efektivitas Persuasi,” Kependidikan 33, no. 1 (2003): 1–22.
2 Frieda Isyana Putri and Triyono Lukmantoro, “Teknik-Teknik Persuasif Dalam Media Sosial (Studi Analisis Isi Kualitatif Pada Akun Mentor Parenting Ayah Edy Di YouTube),” Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 1 (2015): 1–9, https://media.neliti.com/media/publications/185258-ID-teknik-teknik-persuasif-dalam-media-sosi.pdf.
3 Yunus Winoto, “The Application of Source Credibility Theory in Studies about Library Services,” Edulib 5, no. 2 (2016): 1–14, https://doi.org/10.17509/edulib.v5i2.4393.
4
pengalamannya, kemampuannya dan status sosialnya, jadi seorang sumber dikatakan ahli adalah seorang yang pengetahuannya diakui dan dipercaya tentang pokok permasalahan.
- Dapat dipercaya (trustworthiness) yang merupakan kesan penerima tentang sumber komunikasi yang berkaitan dengan wataknya seperti kejujuran, ketulusan, bersikap adil, bersikap sopan, berperilaku etis atau sebaliknya serta. Factor keterpercayaan dapat diartikan sebagai tingkat pengakuan sumber yang dipersepsi sebagai yang memotivasi untuk mengkomunikasikan pendiriannya tanpa prasangka. Oleh sebab itu sumber yang dipercaya adalah suatu sumber yang objektif, suatu sumber yang terpercaya dipersepsi juga oleh khalayak yaitu yang tidak memiliki maksud memanipulasi dan tidak mengambil keuntungan bila khalayak menerima rekomendasi pesan.
- Daya tarik komunikator (attractiveness) ang meliputi daya tarik fisik maupun non fisik dari komunikator. daya tarik adalah sebagai salah satu komponen pelengkap dalam pembentukankredibilitas sumber. Apabila sumber merupakan individu yang tidak menarik atau tidak disukai, persuasi biasanya tidak efektif. Kadang-kadang efek persuasi yang disampaikan komunikator yang tidak menarik bahkan dapat mengubah ke arah yang berlawanan dengan yang dikehendaki (Azwar, 1995: hlm.76).
B. Ketetapan Mengemas Pesan Persuasif
Isi pesan persuasif juga harus diperhatikan berdasarkan isi pesanya. Persuasif membutuhkan upaya mengkondisikan,menguatkan, atau membuat pengubahan tanggapan sasaran. Wilbur Schramm berpendapat bahwa „‟the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus di penuhi jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Pesan harus di rancang dan di sampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
5
- Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
- Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunkan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
Secara umum terdapat tiga tujuan pesan komunikasi persuasif yaitu yang membentuk tanggapan, memperkuat tanggapan dan mengubah tanggapan.
Dalam proses pembentukan sikap dan tanggapan, komunikator harus mampu mempertalikan antara gagasan atau produk baru dengan nilainilai yang telah melekat dalam sistim masyarakat atau sasaran. Penguatan tanggapan adalah terdapatnya kesinambungan perilaku yang sedang beralngsung saat ini terhadap beberapa produk, gagasan dan isu.
Pengubahan tanggapan adalah perubahan tanggapan sasaran persuasi untuk mengubah perilaku mereka terhadap suatu produk, konsep dan gagasan.
Terdapat beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penyusunan pesan (execution message) dengan memakai teknik persuasi, antara lain :4
- Fear appeal (pesan yang menakutkan) ialah metode penyusunan pesan yang dapat menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak.
- Emotional appeal (pesan yang penuh dengan emosi) ialah cara penyusunan pesan yang berusaha menggugah emosi khalayak, misalnya dengan mengungkapkan masalagh agama, etnis, kesenjangan ekonomi, diskriminasi, dan semacamnya.
- Reward appeal (Pesan yang penuh dengan janji-janji ) merupakan cara penyusunan pesan yang berisi janjijanji kepada khalayak, misalnya janji memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi.
4 Suparyanto and Rosad, “Komunikasi Persuasif Dalam Mendukung Komitmen,” Modul Komunikasi Persuasif 5, no.
3 (2020): 248–53.
6
- Motivasional appeal (penyusunan pesan yang penuh dorongan), merupakan disusun untuk menumbuhkaengaruh internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan yang disampaikan, misalnya menumbuhkan rasa nasionalisme atau gerakan memakai produksi dalam negeri.
- Humorius Appeal (penyusunan pesan yang penuh humor) merupakan teknik penyusunan pesan yang berusaha membawa khalayak tidak merasa jenuh.
C. Ketetapan Memilih Metode, Media dan Strategi Persuasif 1. Metode Persuasif
Dalam komunikasi persuasive, ada banyak hal yang menjadi kriteria yang mengantarkan bahwa suatu komunikasi telah memenuhi persyaratan persuasive sehingga pesan dapat sampai secara optimal dan mampu merubah sikap dan perilaku secara maksimal. Di ataranya adalah metode persuasive itu sendiri. Dalam pelaksanaannya, komunikasi persuasive dapat dilakukan dengan beberapa metode yakni:
- Metode asosiasi, merupakan penyajian pesan komunikasi dengan menumpangkan pada suatu peristiwa yang aktual, atau sedang menarik perhatian dan minat massa.
- Metode integrasi, dimana melibatkan kemampuan komunikator untuk menyatukan diri dengan komunikan dalam arti penyatuan diri secara komunikatif, sehingga tampak menjadi satu atau dalam arti kebersamaan, perasaan senasib sepenanggungan dengan komunikan, baik dilakukan secara verbal maupun non-verbal
- Metode Pay-off dan Fear-Arousing, yakni kegiatan mempengaruhi orang lain dengan jalan melukiskan hal-hal yang menggembirakan dan menyenangkan perasaannya atau memberikan harapan (imingiming), dan sebaliknya dengan menggambarkan hal-hal yang menakutkan atau menyajikan konsekuensi yang buruk atau tidak menyenangkan perasaan.
7
- Metode Icing, yaitu menjadikan indah sesuatu, sehingga menarik bagi siapa saja yang menerimanya. Metode icing disebut juga metode memanis-maniskan atau menggulai kegiatan persuasi ini dengan jalan menata pesan komunikasi dengan emosional appeal sedemikian rupa sehingga komunikan menjadi lebih tertarik (Kaie, 1993:77)
Adapun metode pelaksaan komunikasi persuasif, Berdasarkan pendapat beberapa pakar psikologi dan komunikasi seperti newcomb, Janis, cartwright, greves, bowman dan Harvey (Rudy, 2005) bahwa dalam pelaksanaan komunikasi persuasif bisa menggunakan berbagai Metode diantara lain :
- Metode Partisipasi (Keikutsertaan/peran Peserta). Yaitu mengikutsertakan sekelompok orang , khalayak atau public ke dalam suatu kegiatan agar timbul saling pengertian dan menghargai antara mereka (yang diajak/menyertakan dan yang diajak/disertakan). Metode partisipasi ini cukup positif kerena potensi dapat menghilankang prasangka (prejudice) antar individu, antarkelompok, antarbangsa, atau antar negara.
- Metode Asosiasi (menghubungkan) , yaitu penyajian suatu pesan yang dihubungkan dengan peristiwa atau objek yang popular (digemari/digandrungi) atau icon tertentu yang menarik perhatian public, baik itu berupa orang (tokoh politik, olahragawan, actor/aktris,ilmuwan terkenal dan lain-lain) maupun peristiwa.
- Metode “Icing Divice” (menanamkan kesan), yaitu menyajikan suatu pesan dengan menggunakan “emotional appeal” ( menggugah rasa, membangkitkan emosi) agar menjadi lebih menarik, memberikan kesan mendalam yang tidak mudah dilupakan dan lebih menonjol daripada yang lain
- Metode “ Fear Arrousal” (menimbulkan /memicu kecemasan),yaitu menyajikan suatu pesan yang menimbulkan rasacemas ,khawatir atau takut, bahwa bila tidak mematuhi pesan atau informasi yang dikemukakan , maka akibatnya akan buruk atau merugikan.
8
2. Media dalam Komunikasi Persuasif
Media merupakan alat atau sarana dalam berkomunikasi, menurut Robert Hanick dalam dalam Wina Sanjaya (2016:57) mengemukakan bahwa
“Media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi”.
Ketepatan memilih media dan saluran komunikasi, Memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik isi dan tujuan isi pesan yang ingin disampaikan dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Isi pesan maksudnya ialah kemasan pesan yang ditujukan untuk masyarakat luas dan kemasan pesan untuk komunitas tertentu. Untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui media massa misalnya surat kabar atau televisi, dan untuk komunitas tertentu digunakan media selebaran atau saluran komunikasi kelompok. Pengetahuan tentang pemilikan media di kalangan masyarakat harus diketahui lebih dahulu berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan. hal ini penting untuk menghindari terjadinya pemborosan biaya, waktu, dan tenaga. Penayanagan rogram penyuluhan melalui media televisi tidak akan berguna jika tayangan yang dimaksud tidak diterima oleh masyarakat. Pun tidak ada artinya menggunakan media surat kabar untuk masyarakat yang tidak tahu membaca.
3. Strategi Komunikasi Persuasif
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Namun, strategi komunikasi yang baik dapat memberikan efek dari proses komunikasi yang mungkin dapat menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model komunikasi. Strategi komunikasi menurut Mulyana (dalam Firmansyah &
Oktaviani, 2018) adalah manajemen perencanaan untuk mencapai suatu tujuan, strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan
9
menyeluruh komunikasi (management communication) untuk mencapai suatu tujuan.
trategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu secara makro (planned multimedia strategy) dan secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda sebagai berikut (dalam Effendy, 2004).
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani ―kesenjangan budaya‖ (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Dalam strategi komunikasi beberapa komponen yang harus diperhatikan, antara lain (Cangara, 2013).
- Menetapkan komunikator. Dalam berbagai kajian komunikasi, komunikator menjadi sumber dan kendali semua aktivitas komunikasi.
Karena itu jika suatu proses komunikasi tidak berhasil dengan baik, maka kesalahan utama bersumber dari komunikator karena komunikatorlah yang tidak memahami penyusunan pesan, memilih media yang tepat, dan mendekati khalayak yang menjadi target sasaran. Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting. Untuk itu seorang komunikator yang akan bertindak sebagai ujung tombak suatu program harus terampil berkomunikasi, kaya ide, serta penuh daya kreativitas. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi seorang komunikator yakni.
Tingkat kepercayaan orang lain kepada dirinya (kredibilitas)
Daya tarik (attractive)
Power
- Menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak. Dalam memahami masyarakat, terutama yang menjadi target sasaran program
10
komunikasi merupakan hal yang sangat penting, sebab semua aktivitas komunikasi diarahkan kepada khalayak. Merekalah yang menentukan berhasil tidaknya suatu program, sebab bagaimanapun besarnya biaya, waktu, dan tenaga yang dikeluarkan untuk mempengaruhi mereka, tetapi mereka tidak tertarik pada program yang ditawarkan maka kegiatan komunikasi yang dilakukan akan sia-sia
- Menyusun pesan. Pesan sangat bergantung pada program yang ingin disampaikan. Jika program itu bersifat komersial untuk mengajak orang agar membeli barang yang dipasarkan, maka pesannya bersifat perusasif dan provokatif. Sedangkan jika produk dalam bentuk program penyuluhan untuk penyadaran masyarakat maka sifat pesannya harus persuasif dan edukatif.
- Memilih media dan saluran komunikasi.Strategi komunikasi diperlukan sehingga proses komunikasi antara komunikator dan komunikan, yang dalam penelitian ini ialah antara konselor dan ibu hamil/ibu menyusui/ibu balita/pasangan usia subur dapat berjalan secara efektif dan mendapatkan hasil yang diinginkan.
D. Contoh Kasus
ketika seorang pemimpin perusahaan ingin meyakinkan karyawan untuk mendukung perubahan besar dalam strategi bisnis. Beberapa faktor penentu keberhasilan dalam hal ini meliputi:
- Kredibilitas Pemimpin: Pemimpin yang memiliki kredibilitas tinggi dan rekam jejak yang baik dalam membuat keputusan yang tepat akan lebih mudah meyakinkan karyawan.
- Argumentasi yang Kuat: Pesan persuasif harus didukung oleh argumentasi yang logis dan kuat. Pemimpin perlu menyediakan data, fakta, dan alasan- alasan yang meyakinkan tentang mengapa perubahan itu diperlukan.
11
- Komunikasi Empati: Pemimpin perlu memahami perasaan dan kekhawatiran karyawan terkait perubahan tersebut. Kemampuan untuk berempati akan membantu mereka merasa didengar dan dipahami.
- Keterlibatan Karyawan: Melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan atau memberikan mereka kesempatan untuk memberikan masukan akan meningkatkan rasa kepemilikan terhadap perubahan tersebut.
- Komunikasi Terbuka: Penting untuk menjaga komunikasi terbuka dan jujur, termasuk mengakui risiko dan tantangan yang terkait dengan perubahan tersebut.
- Konsistensi Pesan: Pesan persuasif harus konsisten dalam seluruh komunikasi. Ini membantu mencegah kebingungan dan menciptakan pemahaman yang lebih baik.
- Dukungan Berkelanjutan: Setelah pesan persuasif disampaikan, penting untuk memberikan dukungan dan bimbingan selama pelaksanaan perubahan.Dalam kasus ini, keberhasilan dalam menyampaikan pesan persuasif akan membantu karyawan memahami, menerima, dan mendukung perubahan strategi bisnis yang diinginkan oleh pemimpin perusahaan.
12
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Komunikasi Persuasif mempunyai 3 kompenen dalam kredibelitas sumber yaitu Keahlian (expertise) yang merupakan kesan yang dibentuk penerima tentang kemampuan sumber komunikasi persuasi berkaitan dengan topik yang dibicarakan. Dapat dipercaya (trustworthiness) yang merupakan kesan penerima tentang sumber komunikasi yang berkaitan dengan wataknya seperti kejujuran, ketulusan, bersikap adil, bersikap sopan, berperilaku etis atau sebaliknya serta.. Daya tarik komunikator (attractiveness) ang meliputi daya tarik fisik maupun non fisik dari komunikator. daya tarik adalah sebagai salah satu komponen pelengkap dalam pembentukan kredibilitas sumber.
Isi pesan persuasif juga harus diperhatikan berdasarkan isi pesanya. Persuasif membutuhkan upaya mengkondisikan,menguatkan, atau membuat pengubahan tanggapan sasaran. Wilbur Schramm berpendapat bahwa „‟the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus di penuhi jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki.
Dalam pelaksanaannya, komunikasi persuasive dapat dilakukan dengan beberapa metode yakni partisipasi, asosiasi, icing divice, fear arousal. Ketepatan memilih media dan saluran komunikasi, memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik isi dan tujuan isi pesan yang ingin disampaikan dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu secara makro (planned multimedia strategy) dan secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda sebagai berikut (dalam Effendy, 2004).
B.Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
13
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alif, i. S. (2023). Strategi komunikasi persuasif gizi seimbang dalam menangani kasus stunting.
Repository universitas hasanudin.
Bolloria, s. (2021). Pengaruh media komunikasi internet terhadap perilaku anak sd negeri 040454 peceren tahun ajaran 2020/2021. Digital repository universitas quality berastagi.
Setiawan, r. (2018). Komunikasi persuasif bidang keterlibatan umum, ketentraman masyarakat dan kebakaran satuan polisi pamong praja kabupaten ponorogo dalam keterlibatan pedagang kaki lima . Repository muhammadiyah univesity of ponorogo.
Perbawaningsih, yudi. “komunikasi efektif dan faktor penentu efektivitas persuasi.”
Kependidikan 33, no. 1 (2003): 1–22.
Putri, frieda isyana, and triyono lukmantoro. “teknik-teknik persuasif dalam media sosial (studi analisis isi kualitatif pada akun mentor parenting ayah edy di youtube).” Jurnal ilmu komunikasi 4, no. 1 (2015): 1–9. Https://media.neliti.com/media/publications/185258-id- teknik-teknik-persuasif-dalam-media-sosi.pdf.
Suparyanto, and rosad. “komunikasi persuasif dalam mendukung komitmen.” Modul komunikasi persuasif 5, no. 3 (2020): 248–53.
Winoto, yunus. “the application of source credibility theory in studies about library services.”
Edulib 5, no. 2 (2016): 1–14. Https://doi.org/10.17509/edulib.v5i2.4393.