• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kelompok 1 Materi 3 Manajemen Operasi Internasional

N/A
N/A
Nurul Fauziah Nagata

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah Kelompok 1 Materi 3 Manajemen Operasi Internasional"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

“MANAJEMEN RANTAI PASOKAN”

Oleh:

Kelompok 1

1. I Made Agus Berliana (202232121657)

2. Hilarius Armando Membok (202232121813) 3. Irzahdu Rahman (202232121814)

4. Nurul Fauziah Nagata (202232121816)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WARMADEWA

2025

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

Kepemimpinan Strategik ini.

Dalam penyusunan makalah ini semua penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa.

Penyusun tidak luput dari kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian, Penyusun berusaha sebisa mungkin

menyelesaikan makalah meskipun tersusun sederhana.

Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara semua yang terlibat yg memberi berbagai masukan yg bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yg terlibat.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya. Penyusun mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yg bersifat membangun.

Denpasar, 16 Maret 2025

Penyusun

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para pelaku bisnis memiliki tujuan dalam perusahaannya tentu untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai tersebut, maka harus cermat

memanajemen produk (barang atau jasa) dengan cara melakukan supply chain management.

Rantai pasok atau dengan kata lain atau supply chain adalah serangkaian proses untuk mengolah suatu produk dari bahan dasar hingga produk tersebut dapat didistribusikan kepada konsumen.

Rangkaian rantai pasok ini akan berjalan dengan baik atau tidak bergantung dengan pengelolaan manajemen rantai pasok atau supply chain management. Jika manajemen rantai pasok berjalan dengan baik, perusahaan tidak hanya akan mendapatkan keuntungan tetapi juga akan menambah nilai kepuasan pelanggan yang akan berdampak pada brand engagement perusahaan.

Jika supply chain management tidak dikelola dengan baik, akan membawakan dampak yang tidak baik bagi perusahaan. Oleh karenanya, penting untuk Anda mengetahui dan memahami manajemen rantai pasok atau supply chain management mulai dari pengertian, tujuan, fungsi, dan prosesnya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun berdasarkan Latar Belakang di atas, maka dirumuskan beberapa Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, di antaranya:

1. Konsep Dasar Manajemen Rantai Pasokan 2. Proses Manajemen Rantai Pasokan 3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan

1.3 Tujuan

Beberapa tujuan yg ingin dicapai;

1. Bagaimana Manajemen Rantai Pasokan berperan penting di dunia Bisnis 2. Bagaimana Proses Manajemen Rantai Pasokan bekerja

3. Tantangan apa yg akan dihadapi Manajemen Rantai Pasokan 4. Apa saja Strategi dalam Manajemen Rantai Pasokan

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Rantai Pasokan

Definisi Manajemen Rantai Pasokan

Secara umum manajemen rantai pasok merupakan aktifitas yang melibatkan pengelolaan aktivitas yang terkait dengan arus barang dan jasa dari pemasok hingga pelanggan akhir dengan tujuan mencapai keunggulan kompetitif, memaksimalkan nilai, meningkatkan efisiensi, dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif. Kolaborasi, integrasi, dan pengelolaan risiko juga menjadi elemen penting dalam manajemen rantai pasok yang sukses. Berikut ini beberapa

pengertian manajemen rantai pasok dari para ahli;

Menurut Robert B. Handfield dan Ernest L. Nichols tahun 1999 menyebutkan

manajemen rantai pasok sebagai pengelolaan aktivitas yang melibatkan perencanaan, pengadaan, produksi, pengiriman, dan pengelolaan kembali produk atau jasa dengan tujuan memenuhi kebutuhan pelanggan secara efisien dan efektif. Keterlibatan aktif dan kolaboratif dengan pemasok dan pelanggan menjadi kunci dalam menciptakan nilai tambah dalam rantai pasok.

Sedangkan menurut Douglas M. Lambert tahun 2000 dalam manajemen rantai pasok melibatkan integrasi strategis dan taktis dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas

pengadaan, produksi, dan pengiriman produk atau jasa dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan mengoptimalkan keuntungan bagi perusahaan. Pengelolaan rantai pasok yang efektif melibatkan kolaborasi dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya.

Dari definisi manajemen rantai pasok dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, manajemen rantai pasok adalah pendekatan yang holistik dan strategis untuk mengelola aliran barang, informasi, dan jasa dalam rantai pasok. Dengan fokus pada kolaborasi, integrasi, pengelolaan risiko, dan pemanfaatan teknologi, perusahaan dapat mencapai

keunggulan kompetitif dan keberhasilan jangka panjang dalam rantai pasok perusahaan tersebut.

2.2 Proses & Tahapan dalam Manajemen Rantai Pasokan

➢ PROSES BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Supply chain management tentu akan melibatkan perusahaan-perusahaan lain baik pemasok bahan baku hingga distributor produk. Apabila dua perusahaan membina hubungan, aktivitas- aktivitas internal mereka akan terhubung dan tersusun bersama di antara keduanya.

Contohnya, aktivitas internal perusahaan dihubungkan dan mempengaruhi aktivitas internal distributor, sebaliknya juga dapat berhubungan dengan aktivitas retail. Akhirnya, aktivitas internal retail berhubungan dan mempengaruhi konsumen akhir.

Dengan demikian, keberhasilan supply chain management memerlukan fungsi individual untuk menyatukan kegiatan-kegiatan pada proses bisnis supply chain dan

mengkoordinasikannya.

Keberhasilan manajemen rantai pasokan juga memerlukan, dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan, komitmen untuk berubah, memahami sejauh mana perubahan yang perlu

(5)

dilakukan, menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasokan, komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut proses bisnis supply chain management:

1. Customer Relationship Management (CRM)

Langkah pertama Customer Relationship Management (CRM) adalah mengidentifikasi konsumen yang kritis dengan misi dagang perusahaan. Tim customer service membuat dan melaksanakan program bersama, persetujuan barang atau jasa ditetapkan pada tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Kemudian tim customer service bekerja sama dengan konsumen mengidentifikasi dan menghilangkan sumber-sumber variabilitas demand. Dan terakhir, manajer mempelajari evaluasi-evaluasi tersebut untuk menganalisis pelayanan seperti apa yang akan diberikan pada konsumen tersebut juga keuntungan yang diperoleh.

2. Customer Service Management (CSM)

Sumber tunggal informasi konsumen yang mengurus persetujuan barang atau jasa. Customer service memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan barang atau jasa berdasarkan informasi dari bagian produksi dan distribusi.

Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi dan rekomendasi barang atau jasa.

3. Demand Management

Proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan konsumen dengan kemampuan supply perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli konsumen dan kapan.

Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point of sale (yang telah diuraikan di manajemen logistik) dan data konsumen inti untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui supply chain.

4. Customer Demand Fulfillment

Proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi rencana kerja, antara produk, distribusi, dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja, yakni anggota primer supply chain dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mengurangi total biaya kirim konsumen.

5. Manufacturing Flow Management

Perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historis. Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi.

Sering kali barang atau jasa yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan biaya penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan supply chain management produk (barang atau jasa) dihasilkan berdasarkan kebutuhan konsumen.

Jadi, barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan khalayak.

Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam rancangan barang atau jasa dan perhatian pada rangkaian barang atau jasa.

6. Procurement

Berhubungan baik dalam jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional.

(6)

Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap rancangan barang atau jasa sehingga dapat mengurusi siklus pengembangan produk (barang atau jasa) serta meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing dan supplier pada tahap akhir rancangan.

7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi

Untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, konsumen, dan supplier seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat harus dikembangkan dan dilaunching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing.

Manajer pengembangan produk dan komersialisasi seharusnya mengkoordinasikan dengan Customer Relationship Management (CRM) untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan konsumen yang telah tertampung maupun yang belum ditampung, memilih material dan

pemasok yang sesuai yang berhubungan dengan bagian procurement, mengembangkan teknologi produksi dan aliran produksi untuk mengakses kemampuan produksi dan integrasi ke dalam aliran supply chain yang terbaik untuk penggabungan produk.

8. Retur

Proses return management yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Ketersediaan retur (return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang diperlukan untuk mencapai

pengembalian aset (return on asset) pada status yang digunakan.

➢ TAHAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK

Tahapan manajemen rantai pasok mencakup beberapa langkah penting yang memastikan produk atau layanan dapat sampai ke tangan konsumen dengan tepat waktu dan kualitas yang sesuai.

Berikut ini merupakan tahapan dalam manajemen rantai pasok:

1. Customer (Konsumen)

Proses manajemen rantai pasok dimulai dengan pesanan dari konsumen. Konsumen mengajukan permintaan produk kepada produsen dengan memberikan informasi tentang jumlah produk yang diinginkan, spesifikasi, dan tanggal pengiriman. Informasi ini menjadi dasar bagi seluruh proses berikutnya dalam rantai pasok.

2. Planning (Perencanaan)

Tahap perencanaan adalah langkah awal yang sangat penting. Di sini, tim perencanaan membuat rencana produksi, mempersiapkan bahan baku, dan memastikan transportasi yang diperlukan. Tujuan dari perencanaan ini adalah agar perusahaan memiliki pedoman untuk memenuhi kebutuhan konsumen di masa depan, termasuk perencanaan inventaris, pengadaan bahan, dan laporan penjualan. Perencanaan yang baik memastikan bahwa perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu.

3. Purchasing (Pengadaan Barang)

Setelah perencanaan selesai, tahap berikutnya adalah pengadaan barang yang dilakukan oleh tim procurement management. Tim ini bertanggung jawab untuk mendapatkan bahan baku dan barang pendukung lainnya dengan harga terbaik dan kualitas yang sesuai.

Proses pengadaan ini melibatkan pemilihan pemasok, negosiasi harga, serta memastikan bahwa bahan baku tiba tepat waktu dan dalam jumlah yang sesuai dengan rencana produksi.

(7)

4. Inventory (Pengelolaan Penyimpanan)

Setelah bahan baku tiba, bahan tersebut akan diperiksa untuk memastikan kualitas dan kuantitasnya memenuhi standar. Jika semuanya sesuai, bahan baku akan disimpan di gudang hingga siap untuk diproses dalam produksi. Selain itu, dalam tahap ini, barang jadi yang dihasilkan dari proses produksi juga disimpan sementara hingga waktu pengiriman kepada konsumen. Pengelolaan gudang yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas produk.

5. Produksi

Dalam tahap produksi, bahan baku diolah menjadi produk jadi yang siap dipasarkan.

Proses ini melibatkan penggunaan tenaga kerja dan mesin. Tim produksi bekerja berdasarkan rencana yang telah dibuat, sehingga seluruh proses berjalan sesuai jadwal dan spesifikasi produk yang telah ditetapkan.

6. Pengiriman (Delivery)

Tahap terakhir dalam rantai pasok adalah pengiriman produk kepada konsumen. Setelah produk jadi disimpan di gudang, mereka akan dikirim kepada konsumen sesuai dengan tanggal pengiriman yang telah disepakati. Perusahaan menggunakan sistem pencatatan dan pelacakan yang memastikan barang sampai ke tangan konsumen tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Dalam proses ini, kurir dan transportasi memainkan peran penting, dan perusahaan biasanya menyediakan nomor resi agar konsumen bisa melacak status pengiriman.

Setiap tahapan ini saling berhubungan dan memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai departemen dalam perusahaan untuk memastikan manajemen rantai pasok berjalan lancar, efisien, dan menghasilkan kepuasan pelanggan.

➢ LEAN OPERATIONS, SIX SIGMA, DAN THEORY OF CONSTRAINTS (TOC)

Supply Chain Management (SCM) melibatkan koordinasi dan integrasi berbagai kegiatan di sepanjang rantai pasok, dengan tujuan mengantarkan produk atau layanan kepada pelanggan secara tepat waktu dan dengan biaya yang efektif. Lean Operations, Six Sigma, dan Theory of Constraints berkontribusi besar dalam perkembangan SCM (Stevenson, 2021).

1. Lean Operations.

Lean Operations yang berdasarkan Sistem Produksi Toyota (Toyota Production System/TPS) menonjol karena fokusnya pada pengurangan pemborosan dan perbaikan terus- menerus. TPS menekankan penghilangan aktivitas yang tidak menambah nilai, seperti

overproduksi, persediaan berlebihan, dan transportasi yang tidak perlu, melalui penggunaan alat seperti Just-in-Time (JIT) dan sistem Kanban. JIT memastikan bahwa material dan komponen disampaikan tepat pada waktunya, meminimalkan persediaan dan biaya penyimpanan yang terkait. Sistem Kanban membantu mengatur aliran produksi, memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan efisien dan titik-titik bottlenecks diidentifikasi dan ditangani dengan segera.

Manfaat mengadopsi prinsip TPS/Lean Operations untuk Supply Chain Management sangat signifikan. Dengan menerapkan JIT, perusahaan dapat mencapai sinkronisasi dan koordinasi yang lebih baik di seluruh rantai pasok, mengurangi waktu pemesanan dan

meningkatkan responsifitas terhadap permintaan pelanggan. Hal ini menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan, pengurangan biaya penyimpanan persediaan, dan perbaikan aliran kas.

(8)

Prinsip-prinsip Lean juga mempromosikan identifikasi dan penghilangan pemborosan, yang mengarah pada penghematan biaya, peningkatan efisiensi, dan peningkatan kinerja rantai pasok secara keseluruhan. Selain itu, TPS/Lean Operations mendorong budaya perbaikan terus-

menerus (Kaizen), memberdayakan karyawan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah di semua tingkatan rantai pasok, mendorong inovasi dan adaptabilitas.

2. Six Sigma

Six Sigma adalah metodologi yang bertujuan untuk mengurangi variabilitas dan meningkatkan kualitas proses melalui pendekatan berbasis data dan penggunaan alat statistik.

Dalam konteks rantai pasok, penerapan Six Sigma membantu mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab variabilitas yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan ketidakpastian. Dengan mengurangi cacat dan kegagalan dalam proses, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, mengurangi biaya dan pemborosan, serta meningkatkan kualitas produk dan layanan yang disampaikan kepada pelanggan. Melalui pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), Six Sigma juga

memungkinkan perusahaan untuk menganalisis dan memahami akar masalah yang mungkin terjadi dalam rantai pasok, dan mengembangkan solusi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

3. Theory of Constraints (TOC)

TOC berfokus pada identifikasi dan penanganan bottleneck atau titik-titik pembatas dalam proses produksi atau operasional (Jacobs et al., 2020). Dengan mengidentifikasi dan mengatasi titik-titik pembatas ini, TOC membantu meningkatkan throughput dan kinerja keseluruhan rantai pasok.

TOC juga mendorong pendekatan sistemik dalam mengelola rantai pasok, di mana perusahaan fokus pada mengoptimalkan keseluruhan sistem daripada hanya masing-masing komponennya.

Hal ini membantu mencegah penumpukan persediaan yang tidak perlu dan mengurangi waktu siklus, sehingga mempercepat waktu pemesanan dan pengiriman produk kepada pelanggan.

Dengan menggunakan prinsip-prinsip TOC, perusahaan dapat mencapai peningkatan yang signifikan dalam kecepatan, kehandalan, dan kinerja keseluruhan rantai pasok.

➢ SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) MODEL

Model Referensi Operasi Rantai Pasok (SCOR) adalah kerangka kerja untuk memahami, mengukur, dan meningkatkan kinerja rantai pasok serta digunakan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka di seluruh dunia serta beberapa perusahaan di Indonesia. SCOR dipakai untuk meningkatkan kerja rantai pasok. Versi awal model SCOR dikembangkan oleh Supply Chain Council (SCC). Selanjutnya, SCOR dikembangkan oleh APICS (American Production and Inventory Control Society). APICS kemudian dikenal sebagai ASCM (Association for Supply Chain Management),

(9)

Model SCOR seperti tertera di gambar 1 adalah kerangka kerja berorientasi proses yang memecah operasi rantai pasok menjadi lima level:

• Perencanaan

• Sumber

• Produksi

• Pengiriman

• Pengembalian

Setiap level kemudian dibagi lagi menjadi beberapa langkah proses. Model SCOR juga menentukan sejumlah metrik kinerja untuk setiap langkah proses. Metrik ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja rantai pasok dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Berikut beberapa manfaat menggunakan model SCOR:

• Peningkatan visibilitas: Model SCOR menyediakan bahasa umum untuk mendiskusikan masalah rantai pasok, yang dapat membantu meningkatkan visibilitas di seluruh rantai pasok.

• Peningkatan pengukuran: Model SCOR menentukan sejumlah metrik kinerja untuk setiap langkah proses, yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja rantai pasok dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

• Peningkatan komunikasi: Model SCOR menyediakan kerangka kerja untuk berkomunikasi tentang masalah rantai pasok, yang dapat membantu meningkatkan komunikasi antara bagian- bagian yang berbeda dalam organisasi.

• Peningkatan kolaborasi: Model SCOR dapat membantu meningkatkan kolaborasi antara bagian-bagian yang berbeda dalam rantai pasok, yang dapat menghasilkan peningkatan kinerja.

2.3 Komponen Manajemen Rantai Pasokan

Mananajemen Rantai pasok menggambarkan koordinasi dari keseluruhan kegiatan rantai pasokan, dimulai dari bahan baku dan diakhiri dengan pelanggan yang puas. Dengan demikian, sebuah rantai pasokan mencakup pemasok : perusahaan manufacture, penyedia jasa, perusahaan distributor, grosir yang mengantarkan produk/ jasa ke keonsumen akhir. Menurut Turban, Rainer, Porter (2004), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:

(10)

1. Rantai Suplai Hulu (Upstream supply chain)

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua duanya) dan koneksimereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply

Contoh kegiatan Upstream untuk pabrik perakitan, sebagai fokus dari rantai pasokan adalah:

Memasok bahan baku, yang merupakan bahan tidak diproses.

Misal: logam spt aluminium dan tembaga.

Fokus kegiatan :

a. Menambang bahan yang diminta secepat dan seefisien mungkin.

b. Mengangkut atau pengiriman ke pabrik.

Manajemen pengadaan mempunyai tugas menyiapkan barang maupun jasa produksi pada perusahaan. Perusahaan manufaktur, Departemen Pengadaan melakukan kegiatan pembelian untuk mendukung produksi berupa sebagai berikut:

i) Bahan baku ii) Equipment

iii) Suku cadang mesin, ATK dan Maintenance. Pengadaan jasa transportasi dan

pergudangan. Sedangkan peran pengadaan pada supply chain agak berbeda. Misalnya pada perusahaan ritel pengadaan bertugas untuk mendapatkan barang (merchandise) yang akan dijual (resale).

Peran penting pengadaan pada perusahaan manufaktur karena alokasi biaya material cukup tinggi mencapai 40%-70% dari total produk. Perusahaan dengan biaya bahan baku melebihi nilai tambah proses produksi. Dengan efisiensi dari pengadaan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam peningkatan keuntungan (profit) perusahaan. Pengadaan tidak hanya bisa berperan strategis menciptakan keunggulan biaya, tetapi juga berperan sebagai competitive advantage.

(11)

Dalam kegiatan pengembangan produk perusahaan melibatkan supplier kunci, keterlibatan tersebut penting untuk memberikan masukan tersediaan material produksi.

Keterlibatan sangat membantu rantai supply chain mempercepat time-to-market. Supply chain dalam menhadapi pasar dinamis dan menangani produk produk inovatif dibutuhkan keterlibatan supplier. (Lambert, Cooper, andPagh1998). Sehingga bagian pengadaan ini sangat memegang peran yang sangat vital bagi perusahaan. Tugas Bagian Pengadaan, Secara umum tugas bagian pengadaan:

a. Membangun hubungan sinergi supplier.

b. Memilih supplier.

c. Mengimplementasikan teknologi.

d. Memelihara data item dan data supplier.

e. Melakukan pembelian.

f. Mengevaluasi kinerja.

Menilai Kinerja Supplier

Kinerja supplier di evaluasi secara kontinu sebagai bahan penilaian kinerja atau sebagai pertimbangan alternatif mencari supplier. Jika perusahaan memiliki supplier lebih dari satu, maka hasil evaluasi dipakai dasar mengalokasikan order di masa depan. Jika kinerja supplier baik akan mendapatkan order yang lebih banyak, sehingga supplier akan terpacu meningkatkan kinerja.

Perbedaan mengevaluasi dengan penilaian kinerja supplier sebagai berikut: pertama penilaian prospek atau potensi, sedangkan kedua menunjukkan kinerja selama periode tertentu.

Jika mengevaluasi calon supplier, kriterianya laporan keuangan, teknologi, dan reputasi supplier untuk menentukan sebagai supplier handal.

Fokus pembelian untuk item berbeda tentu tidak sama, terdapat item dengan harga murah dan mudah dicari di pasaran, sehingga prosedur pembelian perlu dievaluasi. Terdapat item perlu perubahan desain karena perkembangan teknologi, sehingga kecepatan supplier menciptakan rancangan baru penting dievaluasi.

Pengembangan Supplier

Perusahaan melakukan pengelompokan supplier dengan memakai protofolio, kemudian

perusahaan melakukan pembinaan ataupengembangan supplier. Tentunya tidak semua kelompok supplier untuk dibina dan dikembangkan khususnya kepada supplier yang memiliki kinerja dibawah standar.

2. Manajemen Rantai Suplai Internal (Internal supply chain management) Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang gudang yang

digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Aktifitas utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.

(12)

Planning and Control

Planning and Control berfungsi berkoordinasi taktis maupun operasional, sehingga produksi, pengadaan, pengiriman produk dapat dilakukan secara efisien dan tepat waktu. Misalnya, menentukan jumlah produk yang akan diproduksi, informasi datapenjualan terakhir di tingkat ritel dan berapa banyaknya stock produk yang tersedia.

Operasional Produksi

Bagian operasional produksi memproses bahan baku menjadi barang setengah jadi sampai produk jadi. Proses produksi supply chain tidak harus diproses internal perusahaan, namun dapat diproses secara outsourcing, yaitu dengan cara memindahkan produksi di lokasi supplier.

Sehingga produksi dapat konsentrasi pada produk yang menjadi core competency.

Penerapan manajemen supply chain mempunyai implikasi terhadap kinerja finansial perusahaan.

Nilai persediaan barang memiliki prosentase yang sangat besar yaitu lebih kurang 50% sampai dengan 60%, sehingga persediaan merupakan aset tersebesar yang dimiliki perusahaan.

Manajemen persediaan yang baik bisa berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan.

Pengelolaan persediaan material dan produk dengan tepat merupakan tujuan utama dari

manajemen supply chain. Pengelolahaan persediaan material dan produk yang tepat berarti cash flow perusahaan berjalan dengan baik. Mendiskusikan konsep persediaan, dengan model untuk membuat keputusan persediaan.

Alat Ukur Persediaan

Perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja persediaan dengan meningkatkan efisiensi dan service level. Mengukur kinerja pergudangan adalah:

a. Mengukur inventory turnover rate.

b. Inventory days of supply.

c. Fill rate

Klasifikasi Persediaan

Persediaan dapat ditinjau dari tiga klasifikasi antaralain sebagai berikut:

a. Berdasarkan bentuknya, berupa bahan baku, barang setengah jadi, dan produk jadi.

b. Berdasarkan fungsinya persediaan sebagai berikut:

1) Transit inventory.

2) Cycle stock.

3) Safety stock.

4) Anticipation stock.

c. Persediaan dibedakan menurut sifatnya yaitu dependent demand item dan independent demand.

(13)

3. Segmen Rantai Suplai Hilir (Downstream supply chain segment)

Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream Supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after sales service.

Manajemen transportasi dan distribusi merupakan pengaturan pengiriman barang dengan

transportasi dengan tujuan agar distribusi barang dapat terkontrol. Proses pengiriman barang dari penyerahan barang, penyortiran barang kemudian didistribusikan ke tujuan akhir atau pelanggan.

Perkembangan teknologi dan inovasi distribusi dapat meningkatkan kecepatan pengiriman serta dapat meningkatkan efisiensi.

Secara tradisional pergudangan dan sistem pengangkutan beropersi secara terpisah. Di Era Global Jaringan distribusi tidak mengerjakan fungsi fisik seperti; pengangkutan dan penyimpanan, tetapi merupakan bagian integral kegiatan supply chain dan memiliki peran strategis sebagi pendistribusian dan informasi.

Fungsi Manajemen Distribusi dan Transportasi

Manajemen transportasi dan distribusi mencakup aktivitas pengelolahan distribusi dan transportasi produk, mengelolah berbagai informasi dan sistem pelayanan kepada pelanggan.

Distribusi dan transportasi bertugas dalam hal pengiriman barang ke pelanggan dan terlihat pada service level, kecepatan pengiriman, barang sampai pelanggan dengan sempurna dan pelayanan purnajual yang baik. Seperti diilustrasikan gambar 3.5 yang mencakup pihak yang mengerjakan, eselonisasi sistem distribusi, mo de transportasi, strategi distribusi dan target service level

Kegiatan transportasi dan distribusi dilakukan pihak ke tiga. Fungsi manajemen distribusi dan transportasi terdiri dari:

a. Membuat segmentasi.

b. Membuat mode transportasi c. Melakukan konsolidasi.

d. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute.

(14)

e. Memberikan pelayanan.

f. Menyimpan persediaan.

g. Menangani pengembalian (return).

Strategi Distribusi

Terdapat 3 (tiga) strategi distribusi sebagai berikut:

1. Pengiriman Langsung (Direct Shipment).

2. Cross-Docking. Produk akan mengalir melalui fasilitas cross-dock yang berada antara pabrik dengan pelanggan.Basis Data adalah kumpulan informasi (fakta) yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik (komputer) secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari database. Software yang digunakan untuk mengelola dan permintaan panggilan (query) basis data yang disebut sistem manajemen database (database management system (DBMS)).

Model Transportasi Keunggulan dan Kelemahannya

Beberapa pertimbangan dalam mengevaluasi mode transportasi adalah sebagai berikut:

Pertama pengirim atau carrier, perlu dipertimbangkan adalah biaya alat transportasi, biaya tetap operasional dan biaya operasional variabel serta biaya overhead. Beberapa aspek tidak langsung seperti kecepatan, volume, fleksibilitas pengiriman.

(15)

Kedua shipper, pertimbangannya biaya yang ditimbulkan dengan metode supply chain, biaya transportasi langsung, biaya persediaan, biaya fasilitas, dan biaya loading-unloading. Service level dan ketidakpastian waktu pengiriman penting sebagai pertimbangan shipper. Trade off berbagai biaya harus dicari dalam menentukan mode transportasi.

Rute dan Jadwal Pengiriman Manajemen produksi adalah menentukan rute pengiriman ke beberapa lokasi tujuan. Keputusan penting dilakukan untuk menentukan tujuan pengiriman barang pada suatu lokasi ke berbagai toko di sebuah kota. Jadwal dan rute harus

mempertimbangkan kapasitas kendaraan dengan tujuan untuk meminimkan biaya, waktu, atau meminimumkan jalur tempuh.

Metode savings matrix merupakan metode meminimumkan jarak atau waktu, biaya dan pertimbangan kendala. Koordinat fungsi pengiriman, maka jarak sebagai fungsi tujuan dengan meminimumkan jarak tempuh dari semua kendaraan. Langkah yang harus dikerjakan adalah:

a. Mebuat matriks jarak.

b. Membuat matriks penghematan (savings matrix) c. Alokasi toko ke kendaraan atau rute.

d. Urutan toko (tujuan) dalam rute.

2.4 Stategi Manajemen Rantai Pasokan

A. RANTAI PASOK MANAJEMEN

Supply Chain Management mencakup semua aktivitas yaitu sejak material datang dari pihak supplier, kemudian material itu diolah menjadi produk setengah jadi ataupun produk jadi, sampai produk itu didistribusikan ke konsumen. Untuk mengetahui perfomansi dari Supply Chain perusahaan, 63 diperlukan suatu pengukuran. Dari pengukuran tersebut akan didapatkan suatu hasil, sehingga baik tidaknya kinerja Supply Chain dari perusahaan dapat terlihat. Dengan adanya kinerja Supply Chain yang baik, maka kinerja dari perusahaan akan semakin terarah dan memberikan keuntungan, baik itu untuk pihak perusahaan, supplier, maupun konsumen. Supply chain management (SCM) menjadi salah satu solusi terbaik untuk meningkatkan keunggulan kompetitif (Zabidi, 2001). Keunggulan kompetitif dari SCM adalah bagaimana perusahaan mampu mengelola aliran barang atau produk dalam suatu rantai supply.

Tujuan utama SCM yaitu penyerahan/ pengiriman produk secara tepat waktu, mengurangi waktu dan biaya dalam pemenuhan kebutuhan, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi, serta pengelolaan manajemen persediaan yang baik antara pemasok (vendor) dan konsumen (buyer) (Pujawan, 2005). SCM menyediakan struktur yang memungkinkan proses dan

implementasirencana dapat dijalankan dan menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses dan implementasi dari perencanaan. SCM dapat menjadikan aktifitas perusahaan yang

(16)

lebih terstruktur, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu sehingga keseluruhan proses akan menjadi lebih efektif dan efisien. Setiap perusahaan sebagai suatu organisasi harus dapat mewujudkan Model Rantai Persediaan mereka yang unik supaya dapat merangkaikan proses dari penyalur maupun pelanggan. Kebutuhan untuk berbagi informasi telah begitu meningkat sehingga Sistim Informasi menjadi suatu keuntungan yang penting.

Model ini dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan gambar yang dinamis tentang proses produksi dan penyajian sistim inventaris yang bertahap. Penggunaan Contoh Peragaan mengizinkan proses ini untuk dapat dijalankan secara optimum disekitar jaringan fasilitas dan penyaluran yang menjalankan fungsi fungsi pembelian dan pembuatan dari hasil menengah dan hasil akhirdan juga penyaluran dari hasil akhir kepada langganan. Hal ini juga penting bagi organisasi atau divisi yang berada disepanjang rantai persediaan untuk menggunakan teknik prakiraan dan penjadwalan yang sama untuk memastikan bahwa hubungan ini masuk akal dan setiap bagian proses ini dapat menanggapi dengan sewajarnya perubahanperubahan kecil yang terjadi dalam lingkungannya.

Dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu :

Supplies Manufactures Distribution Retail Outlet Customers

Munculnya manajemen rantai pasok pada dasanya dilatar belakangi oleh beberap unsur utama yakni:

(17)

1. Adanya praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarial pada era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif.

Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci sukses untuk unggul dalam persaingan.

Usaha-usaha yang dilakukan diarahkan untuk memberikan produk yang terbaik bagi konsumen. Produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian manajemen produksi danoperasi adalah kombinasi produk barang dan jasa. Menyajikan produk dalam arti luas, merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan perusahaan. Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk

memproduksi dan mendistribusikan produk tersebut sesuai dengan selera konsumen yang dibidik. Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang

memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk mewujudkan keinginan konsumen tersebut maka setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan asset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan value terhadap harapan

konsumen.Upaya ini akan menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di setiap

perusahaan termasuk para pesaingnya, sehingga perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan. Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain Management

2. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat.

Lingkungan bisnis selalu berubahdan perubahan tersebut semakin lama semakin cepat.

Perubahan ini disebabkan beberapa faktor :

a. Tuntutan konsumen yang semakin kritis. Konsumen menjadi semakin rumit dan terlalu banyak menuntut. Mereka menuntut harga murah, mutu tinggi untuk setiap produk yang ditawarkan, penyerahan yang tepat waktu, dan sesuai dengan selera mereka.

b. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, transportasi, dan perbankan yang semakin canggih memungkinkan berkembangnya model baru dalam aliran material/produk.

(18)

c. Daur hidup produk. Daur hidup produk sangat pendek seirig dengan perubahan- perubahan yang terjadi dalam lingkungan pasar.

d. Kesadaran konsumen akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan dalam kehidupan, menuntut industri manufaktur memasukkan konsep-konsep ramah lingkungan mulai dari proses perancangan produk, proses produksi maupun proses distribusinya.

e. Globalisasi dan perubahan peta ekonomi dunia telah menciptakan banyak paradigma baru dalam dunia bisnis, dan salah satu paradigm penting adalah meningkatnya persaingan antara produk jasa di pasaran.

B. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MERANCANG STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOK

Dalam menrancang strategi Manajemen raantai pasok, perusahan harus memperhatikan beberpa hal yang terkai dengan Manfaat dari Manajemen antai Pasok atau Supply Chain Management, Prisnsap dalam penerapatan rantai pasok manajemen atau Supply Chain Management serta persayaratan yang harus dipertimbangan dalam penerpan Supply Chain Management.

Manfaat Supply Chain Management

Secara umum penerapan konsep Supply Chain Management dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.

1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.

2. produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.

3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan

(19)

mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan Supply Chain Management.

5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.

6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat. Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung.

Secara umum, manfaat langsung dari penerapan Supply Chain Management bagi perusahaan adalah :

1. Supply Chain Management secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produdalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.

2. Supply Chain Management berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut.

(20)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Manajemen rantai pasok yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan daya saing

perusahaan di pasar global yang semakin dinamis. Dengan mengintegrasikan berbagai tahapan, mulai dari perencanaan, pengadaan, produksi, hingga distribusi, sebuah perusahaan dapat memastikan bahwa produknya sampai ke tangan konsumen dengan harga yang kompetitif, kualitas yang baik, dan waktu pengiriman yang tepat. Selain itu, hubungan yang kuat dengan pemasok dan pelanggan memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan efisiensi rantai pasok.

Melalui implementasi teknologi yang tepat dan strategi pengelolaan yang cermat, perusahaan dapat meminimalkan risiko kegagalan dan menciptakan keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan. Manajemen rantai pasok bukan hanya tentang efisiensi operasional, tetapi juga tentang membangun hubungan yang saling menguntungkan di seluruh jaringan bisnis, sehingga dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan memaksimalkan kepuasan pelanggan. Mungkin itu saja yang dapat kami sampaikan, terima kasih dan semoga bermanfaat.

(21)

CASE STUDY

Peramalan memberikan Keunggulan Kompetitif bagi Disney Walt Disney Parks & Resorts bisa dikatakan pemimpin merk global saat ini. Meskipun simbol dari kerajaan ajaib ini bukanlah berupa manusia, tetapi seekor tikus yaitu Mickey Mouse. Portofolio global Disney meliputi Hongkong Disneyland (2005), Disneyland Paris (1992), dan Tokyo Disneyland (1983).

Pendapatan di Disney seluruhnya mengenai orang – berapa banyak yang mengunjungi wahana dan bagaimana mereka menghabiskan uang selama di sana.

1. Jelaskan bagaimana Disney melaksanakan peramalan dan analisis rantai pasokan agar mampu memenuhi permintaan yang tidak pasti dari para wisatawan yang datang ke Disney land?

2. Hubungkan analisis Just in Time pada kegiatan-kegiatan bisnis yang memiliki tingkat permintaan yang tidak pasti.

JAWABAN

1. Peramalan dan Analisis Rantai Pasokan Disney dalam Memenuhi Permintaan yang Tidak Pasti

Disney menggunakan pendekatan berbasis data untuk melakukan peramalan permintaan wisatawan dan mengoptimalkan rantai pasokannya. Berikut beberapa strategi utama yang digunakan:

➢ Big Data dan Analitik

Disney mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk tiket masuk, pembelian

merchandise, reservasi hotel, dan pola kunjungan pelanggan. Data ini dianalisis menggunakan algoritma prediktif untuk mengantisipasi jumlah pengunjung pada periode tertentu.

➢ Teknologi Machine Learning dan AI

Disney menggunakan AI dan Machine Learning untuk memperkirakan jumlah pengunjung berdasarkan faktor seperti musim liburan, cuaca, acara khusus, dan tren wisata. Dengan ini, mereka dapat menyesuaikan kebutuhan sumber daya seperti staf, bahan makanan, dan merchandise.

➢ Pengelolaan Kapasitas dan Sumber Daya

Disney menerapkan strategi kapasitas dinamis, di mana jumlah staf, operasional wahana, dan persediaan restoran disesuaikan berdasarkan perkiraan jumlah pengunjung. Sistem ini membantu mencegah kelebihan atau kekurangan layanan.

(22)

➢ Optimalisasi Rantai Pasokan

Disney menerapkan Supply Chain Visibility, yaitu pemantauan real-time terhadap persediaan produk seperti makanan, suvenir, dan barang kebutuhan operasional. Mereka bekerja sama dengan pemasok lokal dan global untuk memastikan pasokan tetap stabil meskipun ada lonjakan permintaan.

➢ Sistem FastPass dan Mobile Order

Teknologi seperti FastPass memungkinkan pengunjung melakukan pemesanan waktu kunjungan wahana, membantu mengontrol antrean dan memberikan perkiraan jumlah wisatawan di

berbagai lokasi. Mobile Order digunakan di restoran untuk memprediksi dan mengelola permintaan makanan dengan lebih efisien.

Dengan pendekatan ini, Disney dapat mengatasi ketidakpastian permintaan wisatawan serta meningkatkan efisiensi operasional.

2. Hubungan Analisis Just in Time dengan Bisnis yang Memiliki Permintaan Tidak Pasti Just in Time (JIT) adalah strategi manajemen persediaan yang bertujuan untuk mengurangi pemborosan dengan hanya memproduksi atau menyimpan barang dalam jumlah yang dibutuhkan, sesuai permintaan. JIT sangat relevan bagi bisnis dengan permintaan yang tidak pasti, termasuk Disney.

Penerapan JIT dalam Disney:

➢ Restoran dan Makanan

Disney mengelola stok bahan makanan dengan sistem JIT, memesan hanya ketika diperlukan agar tidak terjadi pemborosan atau kelebihan persediaan.

➢ Merchandise dan Produk Eksklusif

Produksi dan distribusi merchandise disesuaikan dengan tren pengunjung dan acara khusus, sehingga tidak ada stok berlebih.

➢ Operasional dan Staffing

Jumlah staf di setiap wahana dan restoran disesuaikan berdasarkan prediksi permintaan harian atau mingguan.

➢ Distribusi dan Logistik

Disney menggunakan JIT dalam pengelolaan rantai pasokan untuk memastikan persediaan barang datang tepat waktu tanpa kelebihan inventaris. Dengan menerapkan Just in Time, bisnis

(23)

seperti Disney dapat mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi, dan beradaptasi dengan fluktuasi permintaan wisatawan.

Referensi

Dokumen terkait