• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kelompok 3 (Teknik Problem Solving ... - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Kelompok 3 (Teknik Problem Solving ... - Spada UNS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TEKNIK PROBLEM SOLVING DALAM BIMBINGAN KELOMPOK

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Teori Bimbingan Kelompok

Dosen Pengampu : Dr. Naharus Surur, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 3

Agustina Dewi Wulandari K3119006

Aisyah Ramadhani K K3119010

Fausia Rahma Sa’adah K3119042

Meiranda Ayu Nuraini K3119058

Shofia Shinta Adityaningrum K3119078

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan “Makalah Teknik Problem Solving dalam Bimbingan Kelompok”.

Dalam penyusunan laporan ini, kami ucapkan terima kasih pada dosen pengampu matakuliah yaitu Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd.dan pihak lainnya, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Teknik Problem Solving dalam Bimbingan Kelompok dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok, serta menambah wawasan tentang Teknik Problem Soving dalam Bimbingan Kelompok, baik bagi pembaca maupun penulis.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kelebihan dan kekurangannya, sehingga kami mengharap kritik dan saran yang membangun.

Terima kasih.

Surakarta, 25 Oktober 2021

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...4

A. Latar Belakang...4

B. Rumusan Malasah...4

C. Tujuan Penelitian...5

BAB II PEMBAHASAN...6

A. Definisi...6

B. Langkah-Langkah Teknik Problem Solving...7

C. Kelebihan Teknik Problem Solving...9

D. Kekurangan Teknik Problem Solving...9

E. Hambatan Teknik Problem Solving...10

BAB III PENUTUP...11

A. Kesimpulan...11

DAFTAR PUSTAKA...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan wadah bagi peserta didik di sekolah untuk bisa mengembangkan dirinya dalam segala bidang, yang dibantu oleh guru bimbingan dan konseling atau biasa disebut dengan konselor. Peserta didik diberi fasilitas melalui beberapa bentuk layanan yang diberikan oleh bimbingan dan konseling. Melalui beberapa fasilitas layanan tersebut, peserta didik dapat dengan mudah untuk mengembangkan dirinya, bahkan dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami.

Bimbingan dan konseling memiliki beberapa layanan yang disertai dengan bermacam-macam teknik untuk membantu guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan tersebut. Tidak hanya membantu guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan, tetapi teknik-teknik tersebut secara tidak langsung dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami.

Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling, yang tentunya memiliki beberapa teknik di dalamnya, salah satunya adalah teknik problem solving. Teknik problem solving digunakan untuk melatih kreatifitas peserta didik dalam berpikir demi mencapai suatu solusi dalam pemecahan masalah, khususnya pada bimbingan kelompok.

Dengan begitu, teknik problem solving merupakan teknik sistematis untuk memandirikan peserta didik dalam menemukan solusi pemecahan masalah.

B. Rumusan Malasah

1. Apa yang dimaksud dengan teknik Problem Solving dalam Bimbingan Kelompok?

2. Bagaimana langkah-langkah penerapan teknik Problem Solving dalam Bimbingan Kelompok?

3. Apa saja kelebihan penerapan teknik Problem Solving?

(5)

4. Apa saja kekurangan penerapan teknik Problem Solving?

5. Apa saja hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam penerapan teknik Problem Solving pada Bimbingan Kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengerti definisi teknik Problem Solving dalam Bimbingan Kelompok 2. Memahami langkah-langkah penerapan teknik Problem Solving dalam

Bimbingan Kelompok

3. Melihat kelebihan dalam menerapkan dimiliki teknik Problem Solving 4. Melihat kekurangan dalam menerapkan dimiliki teknik Problem Solving 5. Mengerti hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam penerapan

teknik Problem Solving pada Bimbingan Kelompok

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi

Prayitno (1995:178) menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan sekelompok individu yang dilakukan dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Sementara menurut Romlah (2001:3) bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha untuk membantu individu dalam mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, istilah bimbingan kelompok mengacu kepada aktivitas-aktivitas kelompok yang berfokus kepada penyediaan informasi atau pengalaman lewat aktivitas kelompok yang terencana dan terorganisasi (Gibson dan Mitchell, 2012:275).

Sedangkan menurut Nurihsan (2007:17) diadakannya bimbingan kelompok adalah untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri anggota kelompok. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, definisi bimbingan kelompok dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas sekelompok individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok dan memiliki tujuan untuk membantu individu dalam mencapai perkembangannya secara optimal serta mencegah berkembangnya masalah/kesulitan pada diri individu tersebut.

Dalam layanan bimbingan kelompok terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan, salah satunya teknik problem solving (pemecahan masalah).

Menurut Romlah (2006:93) teknik problem solving adalah suatu peroses kreatif dimana individu-individu menilai perubahan-perubahan yang ada pada diri dan lingkungannya, serta membuat pilihan-pilihan baru, keputusan- keputusan, atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan-tujuan dan nilai hidupnya. Sedangkan menurut Majid (2011:142) teknik problem solving (pemecahan masalah) adalah suatu cara dalam memberikan pengertian dengan menstimulasi individu (anggota kelompok) guna memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis

(7)

masalah tersebut sebagai upaya dalam memecahkan masalah. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik problem solving merupakan suatu proses bagi individu dalam melatih cara berpikir ilmiah dan logis dengan cara memperhatikan, menelaah, menganalisis, serta individu diharapkan mampu menilai perubahan-perubahan yang ada pada diri pribadi dan lingkungannya, membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya.

D. Langkah-Langkah Teknik Problem Solving

Penerapan teknik problem solving dalam bimbingan kelompok dapat melatih individu untuk menemukan cara memecahkan masalah secara sistematis. Berikut langkah-langkah teknik pemecahan masalah:

1) Identifikasi dan merumuskan masalah.

Individu yang bersangkutan hendaknya menyadari bahwa dirinya mempunyai masalah, dan mempunyai kebutuhan untuk memecahkannya. Setelah masalah diketahui kemudian dirumuskan.

Makin tepat masalah dirumuskan makin mudah untuk dicari proses pemecahannya. Rumusan masalah yang akan dibahas harus memuat permasalahan yang dihadapi sekarang, dan perubahan atau pemecahan yang diinginkan. Dalam bimbingan kelompok, rumusan masalah dapat dimulai dengan meminta masing-masing anggota kelompok untuk mengemukakan pikirannya bebas lebih dahulu (brainstorming). Dari berbagai macam pendapat yang disampaikan selanjutnya dibuat rumusan masalah.

2) Menentukan sebab-sebab masalah

Langkah kedua adalah mengidentifikasi sebab-sebab masalah.

Dalam langkah ini baik pemimpin kelompok dan anggota kelompok hendaknya mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dari data tersbeut nantinya akan dipilah bersama, mana yang berupa pendorong dan penghambat pemecahan masalah.

(8)

3) Mencari alternatif pemecahan masalah.

Setelah menemukan sumber dan sebab masalah serta terkumpulnya data yang dapat mendorong pemecahan masalah, langkah selanjutnya adalah mencari alternatif pemecahan masalah. Masing-masing anggota kelompok diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Buat dua atau tiga alternatif pemecahan masalah.

4) Menguji masing-masing alternatif

Masing-masing alternatif diuji keuntungan dan kelemahannya. Di sini perlu memperhatikan beberapa hal dalam menguji alternatif pemecahan masalah yaitu memperhatikan sumber daya yang tersedia baik dari segi biaya, orang yang ahli, maupun waktu.

5) Memilih alternatif pemecahan yang tepat dan melaksanakannya

Tahap pertama dalam langkah ini adalah mengambil keputusan dari alternatif-alternatif yang diplih kelompok. Pemilihan alternatif dibuat dengan cara menguji keuntungan-keuntungan dan kelemahan- kelemahan masingmasing alternatif. Alternatif yang tepat adalah alternatif yang paling sedikit mempunyai kelemahan. Pilihan itu kemudian dilaksanakan.

6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai

Setelah alternatif dilaksanakan, diadakan penilaian terhadap hasilnya. Penilaian dilakukan dengan melihat ada tidaknya kesenjangan antara masalah yang dirumuskan dengan pelaksanaan pemecahannya.

Latihan problem solving dengan memakai langkah-langkah sistematis dapat melatih individu untuk mengalami proses berpikir analitis sintetis, yaitu mengumpulkan data yang relevan, menghubung-hubungkan data dan menarik kesimpulan. Selain itu individu belajar mencari informasi dari sumber- sumber lain yang dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

(9)

E. Kelebihan Teknik Problem Solving

Terdapat beberapa kelebihan dari penggunaan teknik problem solving menurut Djamara (2006:92), antara lain adalah sebagai berikut :

1) Melalui teknik problem solving, terdapat kesesuaian antara pendidikan yang diberikan dengan kenyataan hidup, khususnya dalam dunia kerja 2) Melalui teknik problem solving, proses pembelajaran mengakrabkan

anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan masalah dengan terampil

3) Melalui teknik problem solving, memberikan keterampilan yang sangat bermakna bagi anggota kelompok dalam menghadapi permasalahan di kehidupan keluarga, masyarakat maupun kerja nantinya

4) Melalui teknik problem solving, anggota kelompok dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kreatif dan menyeluruh

5) Mendorong anggota kelompok untuk menyoroti sebuah masalah dari berbagai sudut pandang, supaya tidak mendapatkan keputusan yang bersifat gegabah dan tidak bijaksana.

F. Kekurangan Teknik Problem Solving

Djamara (2010:94) memaparkan beberapa kekurangan yang dimiliki teknik Problem Solving sebagai berikut:

1) Sangat diperlukannya kemampuan dan ketrampilan yang mumpuni dari pemimpin kelompok untuk menetapkan suatu permasalahan dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan tingkat berpikir, sekolah, kelas, pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh anggota kelompok.

2) Proses penerapan metode Problem Solving memerlukan cukup banyak waktu sehingga, tak jarang menyita waktu dari pelajaran lain.

3) Sulitnya bagi anggota kelompok untuk menemukan berbagai sumber belajar karena dalam penerapan metode problem solving anggota

(10)

kelompok dituntut untuk mengubah gaya belajar yang dulunya hanya belajar dari mendengarkan dan menerima informasi dari pemimpin kelompok menjadi gaya belajar dengan banyak berpikir dan memcahkan permasalahan secara mandiri

G. Hambatan Teknik Problem Solving

Pelaksanaan teknik problem solving dalam bimbingan kelompok tentunya mengalami beberapa hambatan yang muncul, yaitu :

1) Kurangnya pemahaman yang benar terkait topik atau permasalahan yang sedang dibahas. Kegiatan bimbingan kelompok tentunya terdapat permasalahan yang diangkat sebagai bahan topik inti kegiatan. Ketika pemimpin kelompok memutuskan untuk menggunakan teknik problem solving, maka yang perlu diperhatikan ada secara bersama-sama memahami terkait topik atau masalah yang sedang dibahas. Jika masalah yang akan dibahas belum dapat dipahami bersama-sama, maka problem solving tidak akan ada artinya.

2) Kesulitan dalam menghubungkan keterkaitan permasalahan yang dibahas dengan data atau pengalaman yang ada. Hal ini dibuktikan melalui anggota kelompok yang bersangkutan kesulitan dalam menarik hubungan antara situasi yang satu dengan yang lain, antara data satu dengan yang lain, dan kesulitan dalam mengaitkan antara pengalaman dengan masalah yang sedang dialami.

3) Tidak mengikuti prosedur dan tahap problem solving yang benar, dan lebih mengutamakan pada ego, emosi, dan intuisi.

4) Minimnya kepercayaan diri dalam kelompok. Ketika sudah disepakati terkait topik atau permasalahan yang akan dibahas, maka perlu adanya keberanian dan kepercayaan diri dari semua anggota kelompok untuk memecahkan masalah terkait topik tersebut. Selain itu, tidak jarang pula muncul sikap kurangnya pertimbangan dari kelompok dalam pengambilan keputusan akhir teknik pemecahan masalah.

(11)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari materi yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa dalam layanan bimbingan kelompok terdapat beberapa teknik yang dapat diimplementasikan, salah satunya adalah teknik pemecahan masalah (problem solving). Teknik problem solving merupakan suatu proses bagi individu dalam melatih cara berpikir ilmiah dan logis dengan cara memperhatikan, menelaah, menganalisis, serta anggota kelompok diharapkan mampu menilai perubahan-perubahan yang ada pada diri pribadi dan lingkungannya, membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya. Adapun langkah- langkah teknik problem solving sebagai berikut: 1) Identifikasi dan merumuskan masalah, 2) Menentukan sebab-sebab masalah, 3) Mencari alternatif pemecahan masalah, 4) Menguji masing-masing alternatif, 5) Memilih alternatif pemecahan yang tepat dan melaksanakannya, dan 6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai.

Djamara (2006:92) menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari penggunaan teknik problem solving. Berikut kelebihan dari teknik problem solving, yaitu terdapat kesesuaian antara pendidikan yang diberikan dengan kenyataan hidup, proses pembelajaran mengakrabkan anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan masalah dengan terampil, memberikan keterampilan yang sangat bermakna bagi anggota kelompok, anggota kelompok dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kreatif dan menyeluruh, dan mendorong anggota kelompok untuk menyoroti sebuah masalah dari berbagai sudut pandang. Selanjutnya, kekurangan dari teknik problem solving yaitu sangat diperlukannya kemampuan dan

(12)

ketrampilan yang mumpuni dari pemimpin kelompok untuk menetapkan suatu permasalahan, proses penerapan metode problem solving memerlukan cukup banyak waktu, dan sulitnya bagi anggota kelompok untuk menemukan berbagai sumber belajar. Selain adanya kelebihan dan kekurangan dari teknik problem solving, adapun hambatan-hambatan yang muncul saat melakukan teknik problem solving seperti: 1) Kurangnya pemahaman yang benar terkait topik atau permasalahan yang sedang dibahas, 2) Kesulitan dalam menghubungkan keterkaitan permasalahan yang dibahas dengan data atau pengalaman yang ada, 3) Tidak mengikuti prosedur dan tahap problem solving dengan benar, dan 4) Minimnya kepercayaan diri dalam kelompok.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Djamara, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djamara, Saiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Gibson, Robert L. Dan Marianne H. Mitchell. (2012). Bimbingan dan Konseling.

Edisi Ketujuh. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Ilmiati, E. (2020). Penggunaan Teknik Problem Solving dalam Bimbingan Kelompok untuk Menurunkan Kesulitan Belajar Anggota kelompok SMP. PD ABKIN JATIM Open Journal System, 1(1), 53-58.

Majid, Abdul. 2(011). Perencanaa Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Cetakan Kedelapan. Bandung: Rosda Karya.

Mukarromah, D. A. (2016). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Anggota kelompok Kelas VIII D SMP Negeri 1 Kertanegara Kabupaten Purbalingga Tahun Ajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

Nurihsan, Achmad Juntika. (2007). Strategi Layanan Bimbingan & Konseling.

Cetakan Kedua. Bandung: Refika Aditama.

Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Romlah, Tatik. (2006). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Setiyawan, Edwin. 2012. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Problem Solving dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Plus Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran problem solving yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran problem solving menurut Depdiknas (2008) dengan langkah – langkah sebagai berikut

Menurut Hudiono (2007) terdapat beberapa ciri atau kriteria yang biasanya menyertai soal-soal jenis problem solving, diantaranya: (1) Tidak ada metode penyelesaian yang

1 R – 1 Dapat disimpulkan bahwa R-1 setiap selesai mengikuti layanan bimbingan kelompok teknik problem solving mendapatkan pemahaman mengenai macam-macam strategi

Lain halnya dengan kelompok kontrol yang sama sekali tidak diberikan perlakuan berupa teknik problem solving ternyata tidak menunjukkan peningkatan yang berarti atau

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok dengan teknik problem solving memberikan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan skor

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan metode problem solving adalah: (1) mengidentifikasi masalah siswa yang akan dipecahkan; (2) Mencari data atau

strategi pembelajaran penjaskes pada materi teknik dasar passing pada permainan bola voli menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving) adalah

Terdapat beberapa tingkat sistim operasional yang digunakan dalam bangunan dengan kategori berikut menurut Worthington, J, 1997 yang dikutip dari Yeang, Ken, 1999 : · Sistim Pasif