• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Lean Manufacturing dan Value Stream Mapping Kel20 TISB22

N/A
N/A
Maela sari

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Lean Manufacturing dan Value Stream Mapping Kel20 TISB22"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

LEAN MANUFACTURING DAN VALUE STREAM MAPPING Diajukan untuk memenuhi Tugas Kuliah “Sistem Produksi Lanjutan”

Dosen pengampu : Angling Sugiatna, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

TISB 122S - KELOMPOK 20 Maelasari 22262011162 Hany Agustiani 22262011255 Lutfha Fauziatus Sa’adah 22262011278

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS INDUSTRI KREATIF UNIVERSITAS TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "LEAN MANUFACTURING DAN VALUE STREAM MAPPING” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Produksi Lanjutan.

Makalah ini bertujuan untuk membahas secara mendalam mengenai Lean Manufacturing dan Value Stream Mapping, mulai definisi, langkah-langkah kerja, hingga penerapannya dalam berbagai konteks. Selain itu, makalah ini juga akan menjelaskan tentang tools yang dipakai pada Lean Manufacturing.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang manajemen produksi dan proyek.

Subang, 25 Oktober 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULAN ... 4

1.1 LATAR BELAKANG ... 4

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 4

1.3 TUJUAN ... 4

BAB II PEMBAHASAN ... 5

2.1 Pengertian Lean Manufacturing ... 5

2.2 Langkah – Langkah Lean Manufacturing ... 5

2.3 Pemborosan Pada Lean Manufacturing ... 6

2.4 Tools pada Lean Manufacturing ... 7

2.5 Value Strean Mapping (VSM) ... 8

BAB III PENUTUP ... 11

3.1 KESIMPULAN ... 11

DAFTAR PUSTAKA ... 12

(4)

BAB I PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada zaman global ini, sektor industri telah berkembang sangat pesat. Memulai usaha baru sudah merupakan hal yang biasa. Dalam memulai usaha baru, dibutuhkan kualitas produk atau pelayanan yang baik agar dapat bersaing dengan usaha pesaing lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) pada usaha untuk menjaga kualitas produk atau pelayanan perusahaan. Lean Manufacturing adalah sebuah filosofi bisnis yang berfokus pada penghapusan segala bentuk pemborosan (waste) dalam proses produksi.

Tujuan utama dari Lean Manufacturing adalah untuk memberikan nilai tambah maksimal kepada pelanggan dengan menggunakan sumber daya seminimal mungkin. Value Stream Mapping (VSM) adalah alat visual yang digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki aliran nilai (value stream) dalam suatu proses produksi. VSM menggambarkan secara rinci semua langkah yang terlibat dalam pembuatan suatu produk, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengiriman produk jadi ke pelanggan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Lean Manufacturing?

2. Apa saja langkah-langkah Lean Manufacturing?

3. Apa saja pemborosan Lean Manufacturing?

4. Tools apa saja yang ada pada Lean Manufacturing?

5. Apa itu Value Stream Mapping?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari Lean Manufacturing.

2. Mengetahui langkah-langkah Lean Manufacturing.

3. Mengetahui pemborosan Lean Manufacturing.

4. Mengetahui tools pada Lean Manufacturing.

5. Mengetahui Value Steam mapping.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lean Manufacturing

Lean manufacturing ini merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Lean dijadikan sebagai praktek yang mempertimbangkan berbagai pengeluaran yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Semua itu bertujuan untuk mewujudkan nilai suatu produk yang dihasilkan untuk meningkatkan omset penjualan. Cara yang dilakukan oleh hampir semua perusahan produksi tersebut adalah untuk mencegah terjadinya pemborosan anggaran produksi. Dengan menggunakan konsep lean manufacturing tersebut maka akan mengurangi biaya produksi namun tetap menjaga kualitas barang yang dihasilkan (Ohno, 1988).

2.2 Langkah – Langkah Lean Manufacturing

Berikut merupakan langkah-langkah dalam penerapan lean manufacturing pada perusahaan (Gaspersz & Fontana, 2011) (Holweg, 2007):

• Identifikasi semua alur pekerjaan di gudang.

Proses ini merupakan cara yang digunakan untuk menentukan apakah perusahaan membutuhkan lean manufacturing. Semua alur pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas pergudangan akan di identifikasi terlebih dulu apakah harus dilakukan lean ataukah tidak.

• Memperhitungkan penambahan nilai pada semua aktivitas pergudangan.

Sebelum perusahaan mempertimbangkan apakah harus menggunakan lean manufacturing ataukah tidak, perusahaan harus melihat kemungkinan apakah ada penambahan nilai dalam aktivitas gudang atau untuk menghilangkan pemborosan.

Setelah memperhitungkan apakah ada penambahan nilai ataukah tidak barulah perusahaan bisa memutuskan tentang konsep tersebut.

• Membuat simulasi rasio nilai tambah.

Perusahaan bisa membuat rasio nilai tambah terhadap barang maupun pemborosan yang diidentifikasi. Simulasi ini dilakukan sebelum perusahaan akan memutuskan tentang lean manufacturing tersebut.

• Evaluasi dan implementasi.

Beberapa hal diatas kemudian akan dilakukan sebuah implementasi maupun evaluasi oleh perusahaan. Dengan melakukan evaluasi dan implementasi tersebut kemudian perusahaan bisa melakukan presentasi kepada tim untuk perbaikan terhadap implementasi yang dilakukan sebelumnya.

(6)

2.3 Pemborosan Pada Lean Manufacturing

Dalam lean manufacturing ada beberapa pemborosan yang harus dipangkas dan dihapus diantaranya adalah (Gaspersz & Fontana, 2011) :

1. Transportasi (Transportation)

Transportasi memang dibutuhkan oleh perusahaan namun biaya ini harus diminimalkan agar perusahaan tidak merugi. Ada banyak perusahaan yang tidak memikirkan hal ini, padahal biaya transportasi yang besar bisa ditekan lebih kecil dengan memperhatikan faktor kebutuhan dan kepraktisan tiap kegiatan operasional perusahaan. Pada tiap perusahaan mungkin biaya transportasi ini selalu hadir dalam laporan laba rugi namun masing-masing perusahaan memiliki nominal yang berbeda pada biaya tersebut. Semakin kecil biaya transportasi maka semakin besar laba yang didapatkan perusahaan, jika biaya transportasi semakin besar maka laba yang didapatkan perusahaan juga semakin kecil.

2. Kelebihan produksi (Over Production)

Produksi yang berlebihan hal ini justru akan menimbulkan kerugian pada perusahaan.

Barang yang telah diproduks tidak semuanya di jual di pasaran, sebagai alternative barang tersebut akan disimpan di gudang. Bila lama disimpan di gudang tentu bisa menimbulkan kerusakan dan tidak laku jual. Sebagai alternatif terbaik maka perusahaan bisa membuat terlebih dulu perencanaan produksi agar tidak menimbulkan kelebihan produksi yang berlebihan.

3. Menunggu (Waiting)

Jenis pemborosan akibat terbuangnya waktu menunggu.

4. Proses (Process)

Merupakan proses yang terjadi disuatu proses yang sebenarnya tak perlu ada.

5. Operasional (Motion)

Kegiatan operasional dalam perusahaan atau pabrik kadang tidak semuanya bermanfaat atau menghasilkan nilai tambah terhadap barang yang diproduksi. Karena ingin meminimalkan biaya maka segala aktivitas yang kurang atau tidak penting dan tidak menambah nilai barang harus dihapus.

6. Persediaan (Inventory)

Terlalu banyak menyimpan persediaan atau melakukan pengadaan inventory di gudang, hal ini akan mengurangi modal perusahaan. Pengadaan inventory bisa didasarkan pada kebutuhan perusahaan dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang sesuai dengan kebutuhan pabrik.

(7)

7. Barang cacat (Defect)

Barang cacat tentu saja harus diganti dengan barang baru karena konsumen tidak akan mau membeli barang yang cacat. Kecacatan terhadap barang tersebut akan memperbesar biaya produksi karena akan bertambah produksi suatu barang untuk menggantikan barang yang cacat tersebut. Jika hal ini terus terjadi tiap proses produksi maka lama kelamaan perusahaan akan rugi. Biaya produksi pengganti barang yang cacat terus meningkat sedangkan perusahaan tidak melakukan inovasi apapun. Cacat barang bisa dihindari dengan melakukan beberapa evaluasi dan pengamatan sehingga produksi barang akan semakin baik dan tidak mengalami kecacatan lagi.

2.4 Tools pada Lean Manufacturing

Ada beberapa alat yang digunakan dalam lean manufacture diantaranya adalah (Gaspersz &

Fontana, 2011) :

1. Value Strean Mapping (VSM)

Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat peta alur produksi maupun alur informasi yang didapatkan perusahaan untuk memproduksi produk yang bermutu. Semua kegiatan operasional. Semua informasi yang didapatkan akan dipetakan dalam gambar yang sangat sederhana. Gambar tersebut mencakup input dan output, proses pembuatan barang maupun keberadaan konsumennya. Value Strean Mapping ini juga digunakan untuk menilai dan meneliti adanya pemborosan yang terjadi. Dengana danya konsep ini maka perusahaan bisa membangun sense of urgency yang meliputi beberapa anggota suatu organisasi dan juga digunakan sebagai alat komunikasi untuk memperlancar implementasi Lean tersebut.

2. Kaizen

Kaizen merupakan suatu perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan dan tidak terhenti sampai apa yang diinginkan tercapai. Perbaikan ini akan berkesinambungan untuk meningkatkan perbaikan terhadap produk, proses maupun pelayanan yang dilakukan sepanjang waktu. Kaizen akan mengurangi pemborosan yang tidak penting dari suatu perusahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, meningkatkan kualitas suatu produk maupun memingkatkan produktivitas sumber daya manusia didalamnya.

3. Total Quality Management (TQM)

TQM merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari suatu produk berdasarkan strategi tertentu. TQM ini akan melibatkan banyak pihak

(8)

dalam perusahaan tersebut, ketika perusahaan melakukan beberapa tindakan dalam pelaksanaan TQM maka karyawan dan manager juga harus sejalan dengan keinginan dan tujuan TQM tersebut. Dengan menggunakan konsep Total Quality Management tersebut maka akan mudah bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas dan kepuasan pelanggannya.

2.5 Value Strean Mapping (VSM)

Menurut Womack & jones (2003), value stream adalah semua kegiatan (value added atau non-value added) yang dibutuhkan untuk membuat produk dari aliran produksi utama.

Value stream mendrisipkan aliran product design, flow of product dan flow of information yang mendukung kegiatan lainnya seperti ada pada gambar. Value stream mapping sering disebut juga Big Picturing Mapping merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan sistem secara keseLuruhan dan value stream yang ada didalamnya.

Pemetaan Aliran Nilai atau Value Stream Mapping (VSM) merupakan alat penting dalam lean tools karena mampu menggambarkan skenario organisasi saat ini dan di masa depan. Keberagaman penerapannya menunjukkan fleksibilitas VSM di berbagai industri yang tidak hanya terbatas pada satu industri saja.(Batwara et al., 2023). Pengukuran kinerja sebagai elemen penting dalam VSM. Melalui pengukuran kinerja, organisasi dapat memantau kemajuan pencapaian tujuan dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan (Batwara et al., 2023).

Dengan menggunakan Value Stream Mapping dapat diketahui aliran informasi dan fisik dalam sistem lead time yang dibutuhkan masing-masing proses. Menurut King (2009), value stream mapping terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :

1. Material Flow : Menggambarkan aliran proses-proses utama sampai menjadi barang finished goods dan sampai ketangan konsumen.

2. Information Flow : Berbagai jenis aliran informasi yang mengatur apa saja yang harus dibuat dan kapan harus dibuat.

3. Time Line : Menunjukkan value add (VA) time dibandingkan dengan non value add (NVA) time. Time Line ini bentuknya gelombang pulsa dan hanya menunjukkan efek dari pemborosan dan bukan penyebab.

Untuk melakukan pemetaan terhadap aliran informasi dan material atau produk secara fisik, big picture mapping dapat kita terapkan dengan 5 fase :

(9)

1. Customer Requirement Menggambarkan kebutuhan konsumen. Mengidentifikasi jenis dan jumlah produk yang diinginkan customer, timing, frekuensi pengiriman, kapasitas produksi, packaging serta jumlah persediaan yang disimpan untuk keperluan customer.

2. Information Flow Mendeskripsikan aliran informasi dari konsumen ke supplier antara lain : peramalan dan pembatalan supply oleh customer, orang, atau departemen yang memberikan informasi ke perusahaan kemudian berapa lama informasi itu muncul sampai diproses dan informasi apa saja yang disampaikan kepada supplier serta pesanan yang diisyaratkan.

3. Physical Flows Menggambarkan aliran fisik yang dapat berupa : langkah-langkah utama aliran produk dan material dalam perusahaan, waktu yang dibutuhkan, waktu penyelesaian tiap-tiap operasi, berapa banyak orang yang bekerja di setiap workplace, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari workplace satu ke workplace yang lainnya, berapa jam setiap harinya workplace beroperasi, titik bottleneck yang terjadi dan lain-lain.

4. Linking physical and information flows Menghubungkan aliran informasi dan aliran fisik dengan anak panah yang dapat memberi informasi jadwal yang digunakan, instruksi kerja yang dihasilkan, dari dan untuk siapa instruksi dikirim atau kapan dan dimana biasanya terjadi masalah dalam aliran fisik.

5. Complete Map Melengkapi peta aliran informasi dan aliran fisik dengan menambahkan lead time dan value adding time dari keseluruhan proses dibawah peta aliran yang dibuat.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan value streaming mapping adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan memetakan semua proses yang terlibat dalam seluruh produksi twinbed yang meliputi pembuatan pegas, pembuatan rangka twin bed atas dan bawah, pembuatan busa mattras, jahit kain, assembling, finishing dan packing.

2. Menggambarkan masing-masing proses dalam VSM dan menidentifikasi arah juga jenis informasi dari setiap proses yang ada.

3. Memasukkan jumlah operator

4. Informasi waktu yang digunakan adalah hasil jumlah produk dalam 1 batch dikalikan dengan rata-rata waktu pengerjaan 1 produk. Pada 1 batch terdiri dari 4 produk.

(10)

5. Membuat diagram waktu value added dan non value added time dibagian bawah VSM.

Kemudian menghitung value added ratio (VAR), dengan rumus sebagai berikut :

(11)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Lean Manufacturing dan Value Stream Mapping adalah dua alat yang sangat berguna untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar dan menerapkan alat-alat ini, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Penerapan Lean Manufacturing dengan menggunakan Value Stream Mapping dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan, seperti peningkatan produktivitas, pengurangan biaya produksi, peningkatan kualitas produk, dan peningkatan kepuasan pelanggan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Lean Manufacturing serta menggunakan alat VSM secara efektif, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

R. A. Tambunan, N. U. Handayani, and D. Puspitasari, "Penerapan Lean Manufacturing menggunakan Value Stream Mapping (VSM) untuk Identifikasi Waste & Performance Improvement Pada UKM “Shoes and Care”," Industrial Engineering Online Journal, vol. 6, no. 4, Apr. 2018.

M. N. Irsyad, and S. Hartini, "VALUE STREAM MAPPING SEBAGAI ALAT ANALISIS DALAM LEAN MANUFACTURING: ANALISIS BIBLIOMETRIK," J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, vol. 19, no. 1, pp. 35-45, May. 2024.

DA Hardianza, I Vanany – X,”IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VALUE STREAM MAPPING PADA PT. X” 2016 - repository.its.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

A lean manufacturing tool for example like Value Stream Mapping (VSM) was proposed in the textile manufacturing company starting from developing a current state map

Value stream mapping (VSM) is the method to visual the representing flow information and material in the production of product that included the delivery time. This method can be

Value Stream Mapping (VSM) will provide detailed understanding of all the processes involved in production and thus will improve it. A metal manufacturing industry will involve

ANALISIS LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VALUE STREAM MAPPING UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PT. GENTA TRIKARYA BANDUNG).. Universitas

Selanjutnya data-data tersebut digambarkan dalam sebuah aliran produksi yang menggambarkan kondisi area produksi perusahaan dengan menggunakan value stream mapping,

Selanjutnya data-data tersebut digambarkan dalam sebuah aliran produksi yang menggambarkan kondisi area produksi perusahaan dengan menggunakan value stream mapping,

Pendekatan Lean Manufacturing dengan Value Stream Mapping dan Kaizen Pada Proses Produksi Tas Kulit I Wayan Adi Arsa1, Cyrilla Indri Parwati2**, Imam Sodikin3 Jurusan Teknik

PEMBAHASAN Analisis Value Stream Mapping – Current State Map Value stream mapping adalah tool yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem secara keseluruhan beserta aliran nilai