• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Luthfi

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan agama islam

Bermuamalah dalam Islam (Bermuamalah asuransi)

Dikerjakan oleh:

Kelompok III 1B PBG

Luthfiah Rezky Fajriah 41123037

Tri Utami 41123026

Nursyakilah Dwi Juniarti Putri 41123042

Rizaldy Pratama 41123030

Muh. Kasrul syam 41123047

A. Fachrul Aprilman Jasman 41123045

PROGRAM STUDI PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

(2)

Makassar, Oktober 2023

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan bahan diskusi kami.

Tak lupa pula kami dari kelompok 3 mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah pendidikan agama islam, Ibu DR. Nurbaeti, S.Ag., M.Pdl yang telah membimbing kami dalam proses belajar.

Kami sadar dalam penulisan makalah ini mungkin saja terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya. Untuk itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kami dapat menulis makalah secara lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Makalah berjudul ‘’Bermuamalah asuransi” ini disusun untuk memenuhi tugas pertemuan ke 8 mata kuliah Pendidikan agama islam. Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan tentunya untuk kami sendiri guna kelancaran dalam proses belajar mata kuliah Pendidikan agama islam

Makassar, 25 Oktober 2023

Penyusun.

Kelompok 3

BAB I PENDAHULUAN

(3)

1.1. Latar belakang

Bermuamalah, jika kita meninjau dari segi bahasa, maka bermuamalah berasal dari kata amala, yuamilu, dan muamalah yang memiliki arti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain. Sedangkan pengertian muamalah menurut istilah syariat islam, merupakan kegiatan mengatur tata cara hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya dalam sehari-hari. Dalam arti lain, hubungan muamalah berarti saling melalukan atau saling menukar, yang melibatkan lebih dari satu orang dan adanya hak dan kewajiban. Adapun contoh dari bermuamalah misalnya yang berhubungan dengan kegiatan jual beli, sewa menyewa, utang piutang dan lain-lain.

Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan, muamalah memiliki 2 arti, yaitu arti secara umum dan arti secara khusus. Fiqh muamalah (khusus) adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliah) yang bersumber dari dalil-dalil yang terperinci yang mengatur keperdataan seseorang dengan orang lain dalam hal persoalan ekonomi.

Sedangkan, Fiqh muamalah (umum) adalah peraturan-peraturan yang bersumber dari Allah yang harus diikuti dan ditaati oleh manusia dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.

Tujuan dari bermuamalah itu sendiri adalah menciptakan hubungan yang baik antara sesama manusia, sehingga masyarakat dapat hidup secara rukun dan tentram, karena dalam perlakuannya tersirat sifat tolong menolong seperti yang tercantum di Al-Qur’an pada surah Al-Maidah ayat 2

اَُهّيَآٰي

َنْيِذّلا ا ْوُنَمٰا ا ْوّلِحُت َل

َرِٕىۤاَعَش

ِ ٰاا

َلَو

َرُْهّشلا

َماَرَََحْلا

َلَو

َيْدَََُهْلا

َدِٕىۤ َلَقْلا َلَو

َلَو

َنْيّم ٰۤا

َتْيَبْلا

َماَرَحْلا

َن ْوُغَتْبَي لل ََْضَف

ْنّم

ْمُِهّبّر الناَو ََْضِرَو اَذِاَوۗ

ْمُتْلَلَح ا ْوُداَط ََْصاَف

َلَوۗ

ْمُكّنَمِرْجَي

ُنٰاَنَش

ٍم ْوَق

ْمُك ْوّد َََص ْنَا

ِدِج ََْسَمْلا ِنَع

ِماَرَََحْلا

ْنَا ا ْۘوُدَََتْعَت ا ْوُنَواَََعَتَو

ىَلَع

ّرََِبْلا

ۖى ٰوْقّتلاَو

َلَو ا ْوُنَواَعَت ىَلَع

ِمْثِ ْلا

ِناَوْدُعْلاَو اوُقّتاَوۖ

َ ٰاا

ّنِاۗ

َ ٰاا

ُدْيِدَش باَقِعْلا

Yang artinya:

(4)

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan- hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang- orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa itu konsep muamalah asuransi?

2. Sebutkan dalil-lalil bermuamalah asuransi?

3. Bagaimana pandangan ulama mengenai bermuamalah asuransi?

1.3. Tujuan penulisan

1. Memahami konsep muamalah asuransi, dalil-dalil beruamalah asuransi, dan pandangan ulama mengenai muamalah asuransi

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep bermuamalah asuransi

Asuransi berasal dari bahasa belanda assurantie (asuransi) yang dalam hukum belanda disebut pertanggungan. Adapun dalam bahasa Inggris, asuransi disebut insurance yang memiliki makna jaminan. Sedangkan bila kita meninjau dalam bahasa Arab, maka kata asuransi dapat disebut sebagai At-ta’amin, menanggung disebut mu’amin, tertanggung disebut mu’amma lahu atau musta’min.

Asuransi syariah juga dikenal dengan nama takaful yang berasal dari kata kafala-yafkulu-kafaalatan yang mempunyai pengertian menanggung.

Sedangkan dalam pengertian muamalah berarti saling memikul resiko diantara sesama orang sehingga antara satu dan lain menjadi penanggung atas resiko yang lain, hal itu dikenal dengan sistem sharing of risk.

Adapun pengertian asuransi dalam islam adalah suatu bentuk perlindungan keuangan yang berdasar dari prinsip-prinsip syariah. Berikut ini adalah beberapa konsep dasar daripada bermuamalah asuransi dalam islam:

A. Prinsip Syariah

Takaful adalah prinsip dasar dalam asuransi syariah, yang memiliki arti tolong menolong antara sesama. Dalam menjalankan muamalah asuransi islam harus sesuai dengan prinsip syariah, yaitu hukum islam dan tidak boleh bertentangan. Adapun hal-hal yang bertentangan diantaranya adalah:

1) Gharar

Merupakan sebuah ketidakpastian atau ketidakjelasan dalam transaksi. Pada prinsip syariah, gharar harus

(6)

dihindari dengan cara menyediakan informasi yang terperinci dan transparans.

2) Riba

Riba adalah bunga atau keuntungan yang diperoleh secara tidak sah dari pinjaman uang.

3) Maysir

Maysir atau yang biasa kita kenal dengan nama perjudian. Pada asuransi syariah, maysir dihindari dengan tidak adanya unsur perjudian dalam kontrak asuransi.

Pada prinsip syariah, ketiga hal tersebut harus dihindari guna memastikan bahwa transaksi asuransi dilaksanan secara adil, jujur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip islam.

2.2. Dalil-dalil bermuamalah asuransi

Pada hakikatnya, semua yang ada di alam semesta ini sejatinya telah diatur hukumnya, baik itu melalui firman Allah maupun sabda Nabi. Begitu pula dengan bermuamalah asuransi yang sudah diatur dalam Al-Qur’an dan hadits.

Al-Maidah ayat (2)

َلَو ا ْوُنَواَعَت ىَلَع

ِمْثِ ْلا

ِناَوْدُعْلاَو اوُقّتاَوۖ

َ ٰاا

ّنِاۗ

َ ٰاا

ُدْيِدَش

ِباَقِعْلا

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

An-Nisa ayat (9)

(7)

ْۖمُِهْيَلَع اْوُفاَخ الف ٰعِض لةّيّرُذ ْمُِهِفْلَخ ْنِم اْوُكَرَت ْوَل َنْيِذّلا َشْخَيْلَو َ ٰاا اوُقّتَيْلَف

ا ْوُل ْوُقَيْلَو

الدْيِدَس لل ْوَق

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.

Berdasarkan ayat Al-Qur’an, Sebagian ulama menjadikan dasar hukum tentang kebolehan (mubah) dalam pelaksanaan asuransi yang berdasarkan prinsip syariah

HR Muslim dari Abu Hurairah

“Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat.”

2.3. Pandangan ulama terkait bermuamalah asuransi

Di dalam Al-Qur’an dan hadits, tidak dijelaskan mengenai ketentuan yang mengatur secara eksplisit mengenai asuransi. Adapun dalil-dalil sebelumnya hanyalah sebuah pengingat untuk senantiasa saling tolong menolong sesama manusia. Sehingga permasalahan asuransi dalam islam, masuk ke kategori hukum ijtihad, artinya untuk menentukan hukum asuransi memerlukan peranan akal pikiran ulama ahli fiqh.

Secara garis besar, ada 4 macam pandangan ulama dan cendikiawan muslim tentang asuransi, yaitu:

A. Haram

(8)

Ulama yang berpendapat bahwa asuransi (termasuk segala macam bentuk dan cara operasinya) hukumnya haram. Pandangan pertama ini didukung oleh beberapa ulama antara lain;

Yusuf AlQardhawi, Sayid Sabiq, Abdullah Alqalqili dan Muhammad Bakhit AlMuth'i.

menurut pandangan kelompok pertama asuransi diharamkan karena beberapa alasan, yaitu:

1) Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang dalam Islam

2) Asuransi mengandung unsur ketidapastian

3) Asuransi mengandung unsur "riba" yang dilarang dalam Islam.

4) Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat menekan

5) Asuransi termasuk jual beli (tukar-menukar) mata uang secara

tidak tunai.

6) Asuransi obyek bisnisnya digantungkan pada hidup dan matinyaseseorang, yang berarti mendahului takdir Tuhan.

B. Halal

Kelompok ulama yang berpendapat bahwa asuransi hukumnya "halal" atau diperbolehkan dalam Islam. Pendukung pandangan ini antara lain, Abdul Wahab Khallaf, M. Yusuf musa, Abdur Rachman Isa, Mustafa Ahmad Zarqa dan M. Nejatullah Siddiqi. Menurut pandangan mereka asuransi diperbolehkan dengan alasan :

1) Tidak ada ketentuan dalam al-Qur’an dan Hadits yang melarang asuransi.

(9)

2) Terdapat kesepakatan kerelaan dari keuntungan bagi kedua pihak baik penanggung maupun tertanggung.

3) Kemaslahatan dari usaha asuransi lebih besar dari mudharatnya.

4) Asuransi termasuk kategori koperasi (syirkah ta'awuniah) yang diperbolehkan dalam Islam

C. Halal dengan catatan

Kelompok ulama yang berpendapat bahwa asuransi yang diperbolehkan adalah asuransi yang bersifat social. Sedangkan yang bersifat komersil dilarang dalam Islam. Yang mendukung pandangan ini adalah M. Abu Zahrah.

D. Subhat

Kelompok ulama yang berpendapat bahwa hukum asuransi termasuk "subhat", karena tidak ada dalil yang menghalalkan asuransi. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati di dalam berhubungan dengan asuransi. Selain itu alasan keraguan ummat Islam pada asuransi, karena khawatir asuransi mengandung unsur gharar, maisir, riba dan komersial. menanggapi masalah asuransi dengan segala bentuknya yang berkembang saat ini, KH. Ali Yafie mengatakan bahwa asuransi itu diciptakan di dunia Barat, sehingga mempunyai watak, bentuk, sifat, dan tujuan yang berbeda dari wujud mu'amalah yang dikenal dalam fikih yang dikenal dalam dunia Islam.

(10)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Muamalah asuransi adalah kegiatan bermuamalah yang melibatkan unsur ketidakpastian dalam segala aspek kehidupan. Dalam praktiknya, asuransi bertujuan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. Namun, terdapat perdebatan mengenai status hukum asuransi dalam Islam, karena asuransi merupakan masalah yang relatif baru yang belum ada kejelasan status hukumnya pada masa pra- Islam.

Beberapa ulama mengharamkan asuransi dengan alasan adanya unsur riba, perjudian, penipuan, eksploitasi, dan lain-lain. Mereka berpendapat bahwa terdapat tiga unsur pokok dalam asuransi yang bertentangan dengan nilai-nilai syariah, yaitu bahaya yang dipertanggungkan, premi pertanggungan, dan sejumlah uang ganti rugi pertanggungan. Namun, terdapat juga pendapat yang membolehkan asuransi, dengan alasan adanya unsur tolong-menolong.

.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

fiqh ini, maka hukum fiqh yang bersifat furu’iyyat akan tetap bercerai berai.” Dalam kontek studi fiqh, al-Qurafi menjelaskan bahwa syar’ah mencakup dua hal : pertama, ushul;

Ilmu Fiqh menurut syara’ adalah pengetahuan tentang hukum syari’ah yang sebangsa perbuatan yang diambil dari dalil-nya secara detail.. Atau kumpulan hukum- hukum syari’at yang

Ushul fiqh meninjau hukum syara' dari segi metodologi dan sumber- sumbernya, sementara ilmu fiqh meninjau dari segi hasil penggalian hukum syara', yakni

Ilmu Ushul Fiqh adalah kumpulan kaidah – kaidah umum yang digunakan sebagai alat untuk menyimpulkan suatu hukum syar’i yang bersifat cabang dari dalil – dali yang ada

HUKUM TATA NEGARA ISLAM (SIYASAH SYARIYYAH) HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH). HUKUM EKONOMI SYARIAH

Ilmu usul fikih hadir dengan tujuan untuk mengetahui dalil-dalil syara, baik yang menyangkut bidang akidah, ibadah, muamalah, akhlak, maupun uqubah ( hukum yang berkaitan

Kemudian pengertian ini dijabarkan menjadi: “Hukum-hukum syara’ mengenahi perbuatan manusia yang dihasilkan dari dalil-dalil yang terperinci”.4 Syeh Mahmud Syaltut mengartikan syari’ah

Menurut syara’, puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari, karena perintah Allah semata-mata, yang disertai