MAKALAH
MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA : ANALISIS IMPLEMENTASI P5 (PROJECT PENGUATAN PROFILE PELAJAR PANCASILA)
DISUSUN OLEH : FATHIYYAH TARIS AMALIA
(1204622044)
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. RUGAIYAH, M.Pd.
DR. SITI NABILAH, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun makalah dengan judul Model Pendidikan Di Indonesia : Analisis Implementasi P5 (Project Penguatan Profile Pelajar Pancasila). Makalah yang satu ini berisi tentang uraian analisis implementasi P5.
Makalah ini sudah saya susun secara tepat, cepat dan dengan bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu saya sebagai penulis menyampaikan terima kasih atas segala waktu tenaga dan pikiran yang telah diberikan.
Kemudian di dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa hasil makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun dan konstruktif dari Bapak/Ibu Dosen sekalian demi kesempurnaan makalah ini..
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk saya sendiri khususnya dan juga untuk masyarakat Indonesia.
Bekasi, 15 Desember 2022 Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah...2
1.3 Tujuan...2
BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Pembelajaran Projek...3
2.2Proses Pembelajaran P5 ... 4
2.3Pembentukan Karakter Profil Pelajar Pancasila ... 5
2.4Implementasi Pembelajaran P5 ... 6
BAB III : PENUTUP 3.1Kesimpulan ... 9
3.2Saran ... 9
Daftar Pustaka ... 10
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia melalui siklus perubahan yang terus menerus mengakibatkan terciptanya berbagai model pembelajaran. Model-model ini mungkin berbentuk strategi, metodologi, atau yang berkaitan dengan manajemen atau desain pelaksanaan pendidikan yang sebenarnya. Dalam situasi seperti itu, tidak mudah bagi seorang guru untuk membantu siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Siswa, yang memainkan peran penting dalam menyerap dan menerapkan pengetahuan, juga berkontribusi pada pengembangan masa depan yang cerah.
Pendidikan memang sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan dalam dunia pendidikan, apalagi di zaman yang berubah begitu cepat, guru harus lebih memikirkan bagaimana memanfaatkan waktu untuk menggunakan pendidikan sebaik-baiknya sebagai komoditas atau agen keberhasilan dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak di bidang pendidikan. Banyak ahli di bidang pendidikan yang berpendapat tentang pendidikan yang terbaik, namun setidaknya ada empat unsur yang menjadi prasyarat penyelenggaraan pengajaran dan harus mendapat perhatian yang serius agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. Unsur-unsur tersebut yaitu pendidik, peseta didik, ilmu yang akan diberikan, serta metode yang digunakan dalam menyampaikan ilmu.
Selain untuk meningkatkan keterampilan mereka, tujuan utama sistem pendidikan adalah untuk menanamkan dalam diri siswa seperangkat prinsip dan nilai luhur yang didasarkan pada Pancasila, ideologi nasional dan prinsip pedoman Indonesia.
Memperkuat Visibilitas Mahasiswa Pancasila dalam Masyarakat Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pemerintah Malaysia merilis prototipe kurikulum tahun 2021 yang akan dikembangkan lebih lanjut menjadi kurikulum Merdeka tahun 2022. Kurikulum Mandiri dibedakan dalam beberapa hal, salah satunya adalah penekanannya pada pendidikan karakter. melalui Proyek Penguatan Profil Mahasiswa Pancasila atau dikenal juga dengan P5. P5 adalah pelatihan interdisipliner dalam observasi dan pemecahan masalah di lingkungan sekitar seseorang. Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan inti dari metodologi P5, tetapi berbeda secara signifikan dari PBL yang hanya merupakan bagian dari kurikulum.
Proyek Profil Mahasiswa Pancasila adalah seperangkat nilai dan keterampilan yang ditanamkan pada setiap siswa setiap hari dan dijadikan bagian dari kehidupan mereka melalui etos institusi, pengalaman kelas siswa, kegiatan ekstrakurikuler, dan proyek yang dirancang untuk membentengi Pelajar Pancasila Profil. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, Proyek Penguatan Profil Mahasiswa Pancasila merupakan kegiatan
2
ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memperkuat upaya mahasiswa mencapai kompetensi
dan karakter yang dituangkan dalam Profil Mahasiswa Pancasila. Proyek untuk meningkatkan profil Pancasila siswa dilaksanakan dengan kelonggaran yang cukup dalam hal apa yang mereka liput, bagaimana mereka menutupinya, dan berapa lama mereka diizinkan melakukannya (Kemdikbud, 2022).
Merdeka Belajar Episode Lima Belas: Kurikulum Mandiri dan Landasan Mengajar Mandiri dirilis secara daring oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam upaya mengatasi persoalan pembelajaran. Menurut Menteri Nadiem yang mengutip sejumlah kajian baik dari dalam maupun luar negeri, krisis pendidikan di Tanah Air sudah berlangsung bertahun-tahun.
Penyebaran pandemi Covid-19 telah memperparah masalah pembelajaran dengan berkurangnya capaian pendidikan dan melebarnya ketimpangan capaian. Pentingnya memodifikasi desain dan metode pelaksanaan kurikulum yang lebih komprehensif ditekankan oleh Nadiem, yang mencatat bahwa keberhasilan kurikulum dalam keadaan yang tidak biasa mendukung kasus ini.
Kurikulum Mandiri memiliki banyak manfaat, yang digarisbawahi oleh Menteri Nadiem. Sebagai permulaan, kurikulum ini bersifat lebih mudah diatur dan lebih komprehensif, karena akan mengutamakan pengetahuan dasar dan menyediakan minat dan kebutuhan siswa yang terus berkembang. Siswa sekolah menengah tidak berpartisipasi dalam program khusus; sebaliknya, mereka memilih kursus berdasarkan minat, kekuatan, dan tujuan karier masing-masing. Instruktur akan menyusun pelajaran tentang perkembangan perilaku kriminal dan pertumbuhan individu siswa. Hal ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan instruksi dengan spesifikasi pengaturannya dan siswanya.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apa itu pembelajaran projek ?
2. Bagaimana proses pembelajaran pada P5 ?
3. Bagaimana pembentukan karakter profil pelajar Pancasila ? 4. Bagaimana implementasi pembelajaran pada P5 ?
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran projek
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran pada P5
3. Untuk mengetahui pembentukan karakter profil pelajar Pancasila 4. Untuk mengetahui dari implementasi pembelajaran pada P5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran Project
Belajar melalui pengalaman langsung adalah tujuan dari pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PBL) untuk pendidikan. Siswa dapat bertanya, mengevaluasi, memahami, dan memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran PJBL. Siswa di PJBL diberikan tugas yang menantang dan canggih yang pada akhirnya didasarkan pada kenyataan. Kemudian, siswa akan menerima jumlah bantuan yang sesuai untuk menyelesaikan tugas. Model ini juga dimaksudkan untuk mengarahkan siswa melalui proyek-proyek kelompok yang memanfaatkan berbagai sumber pengajaran; proyek semacam itu memberi siswa kesempatan untuk menggali lebih dalam materi kursus, untuk bekerja sama dalam penelitian yang bermakna, dan untuk mendapatkan wawasan berharga dari keahlian rekan-rekan mereka.
Siswa di sekolah Pancasila dapat belajar bekerja sama dan berpikir kreatif melalui penggunaan pembelajaran berbasis proyek, yang mengajarkan mereka untuk merencanakan dan menghasilkan proyek yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah secara metodis. Untuk menumbuh kembangkan berpikir tingkat tinggi atau HOTS (higher order thinking skill), dalam konteks pembelajaran abad 21 dan metode ilmiah (observasi, asosiasi, eksperimentasi, diskusi, dan komunikasi), model Pembelajaran Berbasis Proyek ini menitikberatkan pada proyek otentik, langsung, dan kolaboratif (4C: pemikiran kritis, kolaborasi, kreativitas, komunikasi). Siswa tidak hanya diharapkan untuk membaca dan mengerjakan tes dengan baik, tetapi juga untuk membuat karya orisinal sebagai bagian dari proses pembelajaran berbasis proyek.
Pola pikir dan keterampilan kolaboratif yang diperlukan untuk menerapkan Pancasila dapat dipupuk melalui pembelajaran berbasis proyek. Guru dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa dengan menggunakan kerangka PjBL.
Setiap siswa Indonesia harus memiliki semua alat yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi akademik dan pribadi mereka sepenuhnya, memajukan negara mereka, dan mengatasi masalah lokal berkat penekanan Profil Mahasiswa Pancasila pada sifat etis dan pemecahan masalah. Jati diri dan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila harus ditopang seiring dengan kebutuhan pembangunan sumber daya manusia di abad ke-21, dan profil mahasiswa Pancasila harus mencerminkan hal tersebut, serta upaya mahasiswa itu sendiri untuk mewujudkannya. melanjutkan pendidikan mereka dan tumbuh sebagai manusia.
2.2 Proses Pembelajaran P5
Dengan landasan pembelajaran terpadu, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan profil siswa Pancasila. Sesuai Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020– 2024, Profil Mahasiswa Pancasila sejalan dengan visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Enam ciri utama Profil Mahasiswa Pancasila adalah: iman, takut akan Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia; keragaman global; gotong royong; kemerdekaan;
penalaran kritis; dan kreativitas; dan komitmen untuk belajar sepanjang hidup seseorang. Tujuan dari pendidikan terpadu adalah untuk menghilangkan sekat-sekat artifisial antar bidang topik yang berbeda, seperti PAI, PKn, Bahasa Indonesia, dll.
Alur perencanaan pembelajaran projek antara lain : a. Identifikasi tingkat kesiapan sekolah
b. Pemilihan tema umum c. Penentuan tema spesifik
d. Pemilihan sub-elemen profil pelajar Pancasila e. Membentuk tim fasilitasi projek
f. Penentuan alokasi waktu g. Eksplorasi dan pengembangan h. Menentukan alur projek dan asesmen
i. Memastikan faktor pendukung projek sesuai dengan perencanaan.
Tema projek yang sudah ditentukan oleh pemerintah ada 7 tema diantaranya : a. Kearifan lokal
b. Bhineka tunggal Ika
c. Bangunlah jiwa dan raganya d. Suara demokrasi
e. Berekasa dan beteknologi untuk membangun NKRI f. Kewirausahaan
g. Perubahan iklim global.
Tahapan alur pembelajaran projek :
a. Asesmen diagnostik , mendiagnosis kemampuan dasar dan mengetahui awal peserta didik.
b. Tahap pengenalan(feel)
c. Tahapan imagine (konstektual) d. Tahapan Do (Aksi)
e. Tahapan share ( refleksi, evaluasi dan tindak lanjut).
2.3 Pembentukan Karakter Profil Pelajar Pancasila
Ada enam indikator yang dipetik dari profil mahasiswa Pancasila, seperti disampaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Yang termasuk dalam enam indikator yang digariskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan dijelaskan kembali oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut:
Untuk itu perlu ditekankan pentingnya peserta didik beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Siswa yang memiliki standar moral yang tinggi akan berperilaku terhormat bahkan ketika berhadapan dengan Yang Maha Esa. Siswa dapat menerapkan pengetahuan umum mereka untuk mempelajari doktrin dan praktik keagamaan. Siswa yang sesuai dengan profil Pancasila memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep seperti etika, tanggung jawab sosial, dan dimensi spiritual, dan mereka juga menghargai komunitas, alam, dan spiritualitas.
Akhlak yang baik meliputi lima rukun iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: akhlak beragama, akhlak sebagai individu, akhlak sebagai warga negara, akhlak sebagai warga alam semesta, dan akhlak sebagai warga bangsa dan negara.
a. Berkebhinekaan global, Keanekaragaman dalam skala global diajarkan dengan tujuan membantu siswa melestarikan warisan budaya mereka sendiri, yang mencakup tradisi bangsa dan komunitas mereka sendiri serta rasa identitas unik mereka sendiri, dan untuk mendorong mereka agar mau menerima dan menghormati ketika menjalin ikatan. dengan orang-orang dari budaya lain.
Hormati yang terbaik dari warisan budaya Indonesia dan jangan menyimpang terlalu jauh dari cara tradisionalnya! Menghormati perspektif unik satu sama lain adalah inti dari apa artinya hidup di dunia yang beragam. Alhasil, kita bisa dengan bebas mengakui dan merayakan segudang nuansa budaya dan bahasa dunia, tanpa takut dicap etnosentris. Keanekaragaman tersebut tidak hanya relevan bagi Amerika Serikat, tetapi juga memberikan landasan untuk mempelajari dan menghargai budaya negara lain.
b. Bergotong royong, Upaya kooperatif menunjukkan bahwa siswa telah mengembangkan kemampuan yang diperlukan di bidang ini, yaitu kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan dengan jujur dan tulus, memungkinkan penyelesaiannya dengan relatif mudah. Dengan mempelajari Pancasila, kita belajar untuk bekerja sama, dan kita belajar untuk bekerja sama dengan teman- teman kita. Dan, tentu saja, kita hidup di abad ke-21, di mana kerja tim adalah yang terpenting. Berkolaborasi, peduli satu sama lain, dan keinginan untuk berkontribusi adalah komponen penting dari kerja sama timbal balik.
c. Mahasiswa di Indonesia dikenal dengan kemandiriannya. konteks di mana siswa merasa memiliki usaha pendidikan mereka dan kontribusi mereka untuk produk akhir. Memahami diri sendiri, lingkungan seseorang, dan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengannya adalah komponen penting dari kemandirian.
d. Kemampuan bernalar secara kritis dan objektif berarti siswa dapat memecahkan masalah yang melibatkan data kualitatif dan kuantitatif, membuat hubungan antar
potongan informasi yang berbeda, mengevaluasi dan menarik kesimpulan berdasarkan temuan mereka, dan sebagainya. Menerima dan mencerna informasi dan ide, menilai dan mengevaluasi penalaran, serta merenungkan proses mental dalam berpikir dan pengambilan keputusan merupakan komponen penalaran kritis.
e. Siswa di lembaga ini memiliki kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan mengembangkan solusi untuk masalah yang belum pernah ditangani sebelumnya.
Pelajar Pancasila adalah pemikir proaktif dan mandiri yang dapat memecahkan masalah sendiri dan menghasilkan solusi orisinal. Proses kreatif melibatkan munculnya konsep-konsep baru, serta mempraktikkan konsep-konsep tersebut melalui produksi karya dan upaya baru.
2.4 Implementasi Pembelajaran P5
Ketika suatu rencana berhasil dilaksanakan, berarti langkah-langkah yang dituangkan dalam rencana tersebut telah dilaksanakan secara utuh atau sudah berhasil di implementasikan. Memiliki generasi muda yang tangguh dan tangguh sebagai calon pemimpin suatu negara merupakan hal yang krusial bagi kemajuan peradaban di Era Industri 4.0. Seperti yang disarankan oleh akronim VUCA, masa depan penuh dengan pasang surut, kompleksitas, dan ambiguitas. Oleh karena itu, proses pendidikan yang akan mengantarkan anak-anak kita ke era ini tercermin dalam tiga hal: 1) penekanan pada kecakapan hidup berbasis kompetensi literasi dan numerasi; 2) penekanan pada penguatan sikap positif berorientasi masa depan; dan 3) penekanan pada dorongan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk membiasakan diri melakukan kegiatan literasi. Seorang siswa yang bakatnya muncul dengan cara-cara yang telah diuraikan di atas akan memiliki karakter yang kokoh dan handal.
Pembelajaran melalui kegiatan proyek akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif menggali isu-isu aktual seperti lingkungan, kesehatan, dan isu- isu lain yang mendukung pengembangan karakter dan kemampuan profil siswa Pancasila, menjadikan Kurikulum Mandiri sebagai alternatif yang menarik.
Pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum pembelajaran mandiri pembentukan profil Pancasila tidak sama dengan pembelajaran tradisional berbasis proyek. Tidak ada yang namanya pelajaran PAI dalam kurikulum mandiri pembelajaran proyek; melainkan semua pengajaran dilakukan dalam bahasa Indonesia dan disebut sebagai pembelajaran terpadu. Apa yang dibutuhkan dalam pendidikan abad 21 adalah agar siswa lebih terlibat, imajinatif, dan peka terhadap lingkungannya, yang semuanya dapat dipupuk melalui proyek pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat profil siswa Pancasila.
Prinsip utama dalam melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
1. Holistik
Istilah "holistik" mengacu pada pendekatan yang memperhitungkan semua aspek masalah daripada berfokus pada satu aspek saja. Untuk lebih memahami sifat
masalah yang dihadapi ketika mengembangkan Proyek Penguatan Profil Mahasiswa Pancasila, kita dapat mengambil manfaat dari mengadopsi paradigma berpikir holistik. Oleh karena itu, setiap tema proyek bukanlah forum tematik yang menyatukan berbagai tema, melainkan merupakan lokasi integrasi integratif dari beberapa pandangan dan kumpulan pengetahuan. Sebagai bonus tambahan, mengadopsi sudut pandang yang lebih mencakup semua membantu kita memahami sifat elemen proyek yang saling berhubungan termasuk pelajar, guru, ruang kelas, sekolah, lingkungan sekitar, dan kehidupan secara umum.
2. Kontekstual
Pembelajaran yang tidak didasarkan pada pengalaman dunia nyata tidak seefektif pembelajaran yang sebenarnya. Dengan pemikiran panduan ini, baik guru maupun siswa didorong untuk menjadikan lingkungan terdekat dan pengalaman sehari-hari mereka sebagai fokus utama pekerjaan kelas mereka. Dengan demikian, satuan pendidikan, dalam perannya sebagai penyelenggara proyek, harus memberikan kebebasan dan dukungan kepada siswa yang mereka perlukan untuk menyelidiki topik dan gagasan yang berada di luar lingkup unit tersebut.
Tema proyek yang diusulkan masing-masing daerah mencoba untuk mengatasi masalah mendesak yang dihadapi daerah itu. Tujuan membumikan proyek dalam skenario dunia nyata adalah untuk membantu siswa terlibat dalam pembelajaran yang lebih bermakna saat mereka secara aktif memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka.
3. Berfokus pada peserta didik
Pengakuan siswa terhadap prinsip-prinsip panduan ini merupakan indikasi bahwa mereka memiliki skema pembelajaran yang terinternalisasi yang mendorong mereka untuk berperan sebagai mata pelajaran aktif dalam pendidikan mereka sendiri. Dalam pelajaran di mana ada banyak konten yang harus dibahas dan instruksi yang harus diberikan, guru diharapkan tidak memainkan peran sentral. Guru, di sisi lain, perlu berubah menjadi "fasilitator pembelajaran", atau orang yang menciptakan banyak kesempatan bagi siswa untuk belajar sendiri. Setiap pelajaran hendaknya membantu siswa menjadi lebih mandiri, lebih percaya diri dalam kemampuan mereka untuk membuat keputusan dan menemukan solusi untuk tantangan yang mereka hadapi.
4. Eksploratif
Semangat terhubung dengan prinsip eksplorasi untuk menyediakan jendela besar bagi perjalanan penemuan dan pertumbuhan diri. Tidak ada hubungan formal antara Proyek Penguatan Profil Mahasiswa Pancasila dan salah satu dari beberapa kerangka kerja intrakurikuler yang digunakan untuk memilih mata kuliah mana yang diambil mahasiswa. Akibatnya, ada banyak ruang untuk eksperimen dalam proyek ini dalam hal topik yang dibahas, jumlah waktu yang diberikan, dan perubahan tujuan pembelajaran. Akan tetapi, hal ini dimaksudkan agar guru dapat menggunakan pendekatan yang lebih metodis dan terkontrol
untuk pembuatan proyek agar prosesnya lebih mudah dikelola di kelas. Peran Proyek Penguatan
Profil Mahasiswa Pancasila juga dimaksudkan untuk didorong oleh prinsip eksplorasi, yang akan membiarkan siswa menggunakan dan membangun keterampilan yang mereka peroleh dalam sesi intrakurikuler.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mempersiapkan Pengajaran Ada sejumlah langkah yang terlibat dalam proyek untuk meningkatkan profil siswa Pancasila dalam menerapkan kurikulum abad ke-21 yang berfokus pada otonomi siswa. Langkah-langkah tersebut meliputi:
a.) tahap kesiapan sekolah; b) mengidentifikasi tema yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; c.) menentukan tema yang lebih spesifik sesuai dengan keadaan di lingkungan sekolah; d.) menentukan alokasi waktu; e.) membuat modul proyek; dan f.) membuat bahan pelengkap (sumatif dan formatif).
2. Proses pembelajaran proyek memiliki beberapa tahapan, antara lain a) tahap Fell (perkenalan) dengan mengundang narasumber, c.) kontekstual, disini didampingi fasilitator untuk membuka kiprah siswa, dan d.) Do (Action), yang mana berisikan desain sesuai tema yang telah ditentukan yaitu Craft Preneur, selanjutnya dirinci menjadi 3 sub tema.
3. Implementasi pembelajaran 5P memiliki 5 prinsip utama yaitu 1) holistik 2) Konstekstual 3) berfokus pada peserta didik dan 4) Eksploratif.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Oleh karena itu, saya berpikir bahwa studi ini akan membantu kita mendapatkan pengetahuan dan pemahaman lebih lanjut. Tentunya banyak hal yang dapat diperbaiki dalam makalah ini, baik dari segi penulisannya sendiri maupun dari sumber yang dikutipnya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah saya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditomo, A. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Retrieved from kurikulum.kemdikbud.go.id: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-Profil-Pancasila.pdf
Baro'ah, S. (2020). Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Tawadhu, Vol. 4 No. 1.
Daryanto, S. K. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Halimah, L. (2017). Keterampilan Mengajar, Sebagai Inspirasi Untk Menjadi Guru Yang Excellent Di Abad Ke-21. Bandung, PT. Refika Aditama.
Istianah, A. (2021). Integrasi Nilai-Nilai Pancasila Untuk Membangun Karakter Pelajar Pancasia Di Lingkungan Kampus. Jurnal Politik, Hukum, Sosial Budaya dan Pendidikan, 19.1, 59-68.
Rosmalia, M. (2022). Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning Untuk Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kurikulum Merdeka. Jurnal UPI, 215.
Sugiri, W. A., & Priatmoko, S. (2020). Perspektif Asesmen Autentik Sebagai Alat Evaluasi Dalam Merdeka Belajar. Jurnal At-Thulab, Vol. 4 No.1, 54.
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke-21 : Keterampilan Yang Diajarkan Melalui Pembelajaran.
Seminar Nasional Pendidikan.