• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENYIDIKAN new new

N/A
N/A
Theresia Rumsowek

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PENYIDIKAN new new"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Setiap komponen SPP mempunyai tugas tertentu sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang KUHAP. Penyidik ​​adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia atau pejabat tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan menurut syarat dan cara yang diatur dalam undang-undang ini.

Penyidik ​​adalah pejabat kepolisian Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara-cara yang diatur dalam undang-undang ini. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan putusan hakim.

Demikian pula penuntutan terhadap seseorang tidak dapat dilakukan apabila pelakunya belum ditentukan siapa yang melakukan tindak pidana tersebut melalui proses penyidikan. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan dengan syarat dan cara yang diatur dalam undang-undang, untuk mencari dan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat menjelaskan tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya. Namun jika perilaku tidak sesuai norma, maka sangat rentan menimbulkan masalah dan merugikan masyarakat.

Penyidikan adalah penyidikan awal yang dilakukan oleh pejabat yang ditentukan atau dinyatakan dalam undang-undang.

PEMBAHASAN

Pengertian Penyidikan

Pengertian penyidikan tertuang dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP yaitu pada Bab I tentang Penjelasan Umum, yaitu: “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik ​​dengan syarat dan cara yang diatur dalam hukum ini untuk mencari informasi. Sedangkan KUHAP sendiri diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Tujuan penyidikan adalah untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti, dimana alat bukti tersebut dapat memberikan petunjuk mengenai tindak pidana yang dilakukan dan mengidentifikasi tersangka.

Pengertian penyidikan diutarakan Soesilo dalam kata-katanya sebagai berikut: “Penyidikan berasal dari kata ‘sidik’ yang berarti ‘jelas’. Berasal dari dua kata ‘ringan’ dan ‘bekas’ dalam arti kata sidik jari, penyidikan mempunyai arti Pengertian Penyidikan atau tindakan penyidikan adalah upaya dan tindakan untuk mencari dan menemukan kebenaran tentang apakah suatu kejahatan benar-benar terjadi, siapa pelakunya.

Penyidikan adalah tindak lanjut dari kegiatan penyidikan dengan persyaratan yang ketat dan pembatasan penggunaan tindakan yang bersifat memaksa, setelah diperoleh bukti permulaan yang cukup untuk memperjelas suatu peristiwa yang patut diduga merupakan suatu tindak pidana. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penyidikan… adalah suatu proses atau langkah awal, suatu proses penyelesaian suatu tindak pidana yang harus diusut dan diselidiki secara menyeluruh dalam sistem peradilan pidana. Bagian-bagian hukum acara pidana yang berkaitan dengan penyidikan dalam hal ini adalah ketentuan tentang alat bukti, ketentuan tentang terjadinya suatu tindak pidana, penyidikan di tempat kejadian perkara, pemanggilan tersangka atau terdakwa, penahanan praperadilan, penggeledahan, interogasi dan interogasi. , berita acara, penyitaan, menyisihkan perkara, melimpahkan perkara kepada penuntut umum dan mengembalikannya kepada penyidik ​​untuk diselesaikan.

Fungsi Dan Tujuan Penyidikan

Penyidikan dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup, dengan penyidikan terbuka dilakukan apabila informasi/data yang bersangkutan relatif mudah diperoleh dan apabila dinilai cara tersebut tidak akan mengganggu/menghalangi proses penyidikan selanjutnya adalah dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, hal-hal yang penting , bukti dan mengoreksi fakta mengenai peristiwa yang terjadi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, kami kemudian mencoba menciptakan kembali gambaran tentang apa yang terjadi. Fakta-fakta yang masih kurang harus dilengkapi agar gambaran peristiwa yang terjadi pada akhirnya menjadi lengkap. Tujuan penyidikan adalah untuk mengetahui siapa yang melakukan tindak pidana tersebut dan untuk memberikan bukti atas apa yang dilakukannya.

Penyidikan yang diatur dalam undang-undang dapat dilakukan menurut . Diketahui suatu tindak pidana dilakukan dalam suatu peristiwa yang mana Pasal 1 Ayat 2 KUHAP menyebutkan bahwa penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik ​​untuk mengumpulkan alat bukti yang dapat memperjelas tindak pidana yang terjadi, untuk.

Pejabat penyidik, Tugas dan Kewenangannya

Tugas penyidik ​​yang dilakukan aparat kepolisian merupakan tugas yang paling berat, karena harus mencari alat bukti dan saksi, selain juga memperhatikan hak-hak tersangka dan melakukan penyidikan sebagai subjek yang tidak boleh ditekan. . inspeksi. Dalam pemeriksaan ini, setiap perkara pidana yang dilakukan oleh penyidik, dalam hal ini kepolisian, tidak boleh menganggap bahwa seorang tersangka bersalah sebelum putusan hakim mempunyai kekuatan tetap, oleh karena itu pemeriksaan pendahuluan dilakukan dengan sangat hati-hati, karena lebih lanjut dapat dikatakan bahwa itu melanggar hak asasi manusia. Apalagi perkembangan kriminalitas yang semakin meningkat, apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Potensi kejahatan yang selalu ada, bahkan semakin meningkat, apalagi dalam situasi seperti ini membuat aparat kepolisian semakin tangguh.

Tersangka ditahan dalam waktu satu hari setelah perintah penahanan dilaksanakan, penyidik ​​harus memulai penyidikan. Menunjukkan benda yang akan disita kepada keluarganya dan meminta keterangan mengenai benda yang akan disita di hadapan Kepala Desa atau ketua lingkungan dengan didampingi dua orang saksi. Dalam menangani suatu perkara, kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa pihak yang berwenang melakukan penyidikan, karena dalam KUHAP sudah jelas siapa penyidiknya.

Jadi, dengan adanya tugas dan wewenang penyidik ​​yang diamanatkan oleh ketentuan undang-undang, maka hal tersebut memberikan hak dan kewajiban kepada mereka.

Tugas Dan Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pasal 2 (1) Dalam melaksanakan penegakan Perda, Satpol PP

Tugas dan Wewenang Penyidik Pembantu

Tugas dan wewenang penuntut umum

Jaksa penuntut negara mengadili perkara pidana dalam wilayah hukumnya sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Tahap Penyidikan

Tersangka harus dianggap tidak bersalah berdasarkan asas hukum “praduga tak bersalah” sampai ada keputusan. Perlindungan harkat dan martabat tersangka, termasuk saksi dan ahli, tetap harus dihormati. Penyidik ​​memberitahukan kepada penuntut umum melalui surat tentang dimulainya penyidikan suatu perkara yang pada pokoknya merupakan tindak pidana.

Menurut Pasal 8 ayat (3), setelah penyidikan selesai, penyidik ​​menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. Tujuan penyidikan adalah untuk mendapatkan keputusan dari penuntut umum apakah memenuhi syarat penuntutan. Memerintahkan atau menghasut orang lain untuk melakukan tindakan kekerasan di luar proses hukum atau sewenang-wenang c.

Terdapat juga pembatasan mengenai tindakan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik ​​dalam rangka acara penyidikan.

Tinjauan Pengawasan Penyidikan A. Pengawasan

Pengawasan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, dan tujuan dari pembagian tersebut adalah untuk mengidentifikasi proses-proses yang efektif dalam pelaksanaan pengawasan. Tergantung subjek dan lingkungan pengawasannya, yang meliputi: 1) Pengawasan eksternal, pengawasan ini dilaksanakan oleh satuan/perangkat pengawasan yang berada di luar organisasi yang diawasi. Tanpa rencana dan petunjuk pelaksanaan yang disusun, maka tidak akan ada pengawasan yang baik.

Fungsi pengawasan dalam manajemen merupakan upaya sistematis untuk menetapkan standar kerja dan berbagai tujuan yang direncanakan, merancang sistem informasi umpan balik.

Visum Et Repertum

Visum et repertum adalah istilah yang dikenal dalam kedokteran forensik, yang biasa dikenal dengan “Visum”. Ketentuan Staatsblad menyatakan: “Visum et Repertum adalah laporan tertulis untuk kepentingan peradilan (pro justisia) atas permintaan orang yang berwenang, dibuat oleh dokter. Visum et Repertum diklasifikasikan menurut subjek pemeriksaannya, sebagai berikut.

Visum et repertum diberikan kepada penyidik ​​bagi korban yang tidak memerlukan perawatan lebih lanjut. Visum et repertum sementara diberikan apabila korban memerlukan penanganan lebih lanjut karena belum dapat menegakkan diagnosis dan luasnya luka. Dalam pelaksanaan visum et repertum, apabila korban meninggal dunia, penyidik ​​mengajukan permintaan tertulis kepada Kedokteran Forensik untuk dilakukan otopsi.

Psikiatri Visa et repertum adalah otopsi terhadap terdakwa yang pada pemeriksaan di pengadilan menunjukkan gejala penyakit jiwa. Visa merupakan kumpulan barang bukti, misalnya otopsi terhadap barang bukti yang ditemukan berkaitan dengan tindak pidana, misalnya darah, noda air mani, selongsong peluru, pisau. Dalam penulisan skripsi ini yang dimaksud dengan repertoar visum adalah repertoar visum orang yang masih hidup, khususnya yang dibuat oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap korban tindak pidana perkosaan.

Di pojok kiri atas tertulis “PRO JUSTISIA” yang artinya isi otopsi dan perbendaharaan hanya untuk keperluan peradilan saja. Di tengah atas tulis jenis Visa Et Repertum dan nomor Visa Et Repertum. Bagian terakhir adalah pernyataan dokter bahwa Visum Et Repertum dibuat atas dasar sumpah dan janji pada saat menjabat.

Peran Visum Et Repertum dalam proses penanganan tindak pidana, Visum et Repertum mempunyai peranan sebagai berikut. Visum Et Repertum yang dibuat oleh dokter dapat digunakan oleh penyidik ​​sebagai alat bukti pengganti. Walaupun bagian kesimpulan Visum Et Repertum tidak mengikat hakim, namun apa yang dijabarkan dalam bagian pelaporan Visum Et Repertum merupakan alat bukti adanya akibat suatu tindak pidana, kecuali bagian laporan ini dapat dianggap sebagai suatu tindak pidana. pengganti bukti yang telah dilihat dan ditemukan oleh dokter.

PENUTUP

Adapun landasan hukum peranan visa et repertum dalam fungsinya membantu penegakan hukum dalam menangani perkara pidana didasarkan pada ketentuan KUHAP yang memberikan kemungkinan untuk menggunakan bantuan ahli untuk lebih lanjut pengungkapannya. memudahkan. dan penyidikan suatu perkara pidana. Pengertian penyidikan tercantum dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP yaitu pada Bab I tentang Penjelasan Umum yaitu: “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik ​​menurut syarat dan cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari. dan mengumpulkan bukti-bukti yang, dengan bukti-bukti itu, dapat memperjelas kejahatan yang terjadi dan untuk menemukan tersangkanya.” Sedangkan Hukum Acara Pidana sendiri diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. Dalam penyidikan ini, setiap perkara pidana yang dilakukan oleh penyidik, dalam hal ini kepolisian, tidak boleh menganggap tersangka bersalah sampai ada putusan hakim yang mempunyai kekuatan tetap. Inilah sebabnya dalam ujian tingkat.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 1 butir 2 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menguraikan bahwa: Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam

Pengertian Penyidikan menurut UU No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini

Menurut KUHAP, proses penyidikan ini merupakan serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan

penyidikan berdasarkan Pasal 1 angka 2 KUHAP adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini untuk mencari serta

penyidikan berdasarkan Pasal 1 angka 2 KUHAP adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini untuk mencari serta

Menurut Pasal 1 ayat 2 KUHAP penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari

KUHAP memberi defenisi penyidikan sebagai berikut: “serangkaian tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari

Penyidikan berdasarkan Pasal 1 butir 16 UU No 37 Tahun 1997 “Serangkaian tindakan Penyidik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam