• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seni Musik

N/A
N/A
Nova Nrftriah

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Seni Musik"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SENI MUSIK ( GENDANG )

Dosen Pengampuh : Sulaiman S.Sn., M.Sn.

Disusun oleh KELOMPOK 6 :

1. Nova Nur Fitriah ( 2201414122 ) 2. Suci Nilan Sari ( 2201414158 )

MATA KULIAH SENI BUDAYA DAN PRAKARYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seni Musik “ dengan baik tanpa kurang suatu apapun.

Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat bantuan dari seluruh pihak sehingga kendala - kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kita semua serta menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca sehingga meningkatkan ilmu pengetahuan kita.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka segala kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

25 April 2024

Penulis

(3)

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR PUSTAKA...3

BAB I PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

BAB II PEMBAHASAN...6

2.1 Pengertian Seni Musik...6

2.2 Sejarah Kendang...9

2.3 Jenis – Jenis Kendang...10

2.4 Anatomi Kendang...13

2.4 Teknik Memainkan Kendang...16

2.5 Peran Kendang dalam Musik Tradisional...16

2.6 Pentingnya Kendang dalam Budaya dan Identitas Bangsa...17

BAB III PENUTUP...19

3.1 Kesimpulan...19

3.2 Saran...19

BAB IV DAFTAR PUSTAKA...20

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Sumarsam. (2016) seni musik adalah manifestasi budaya yang mencakup ekspresi emosi, ide, dan identitas melalui penggunaan suara, ritme, dan melodi. Sejak zaman prasejarah, manusia telah menggunakan musik sebagai alat untuk berkomunikasi, merayakan, dan mengungkapkan perasaan. Dalam konteks budaya Indonesia, seni musik menjadi bagian integral dari kehidupan se hari-hari, mengikat berbagai aspek kehidupan sosial, agama, dan kebudayaan.

Salah satu alat musik yang memiliki peran penting dalam seni musik Indonesia adalah kendang menurut Kartomi, M. (2012). Kendang adalah alat musik perkusi tradisional yang digunakan dalam berbagai jenis musik tradisional, termasuk gamelan, wayang kulit, dan musik daerah. Sejarah kendang mencakup rentang waktu yang panjang, dimulai masa prasejarah hingga zaman modern, dan telah mengalami berbagai perkembangan serta adaptasi dalam berbagai budaya di Indonesia. Kartomi, M. (1991). Alat musik yang biasa dijumpai dalam pertunjukan sení tradisional ini dimainkan dengan cara dipukul. Ada beberapa teknik memainkan alat musik gendang. secara umum caranya sebagai berikut hal pertama yang harus dilakukan ketika bermain alat musik ini yaitu dengan meletakkan tangan kanan dibagian permukaan instrument berukuran kecil. Sedangkan tangan kiri diposisikan berukuran lebih besar.Upayakan posisi tangan senyaman mungkin, jangan terlalu tegang karena dapat mempengaruhi permainan serta kualitas suara yang dihasilkan. Tangan bagian kanan memukul permukaan instrument menggunakan jari telunjuk dan jari manis pada bagian badan instrumentnya. Ketukan harus disesuaikan dengan lagu. Untuk mengetahui ketukan yang tepat pada sebuah lagu, dilakukan dengan cara menghayati lagu tersebut lebih dulu. Kemudian mengingat ketukan tersebut lalu menuangkannya kedalam permainan. Teknik memukul pada tangan bagian kiri berbeda dengan tangan bagian kanan.

Produksi suara bertujuan untuk menghasilkan suara yang dihasilkan pada alat musik ketipung (gendang), suara yang dihasilkan pada instrument ketipung (gendang) adalah membrane atau kulit sapi dan kambing. Ketipung (gendang) di klasifikasikan sebagai alat musik golongan membranophone karena di bagian badan ketipung (gendang) diikatkan tali agar tegang dan menghasilkan suara yang bagus dan enak didengar serta bunyi khas dari ketipung (gendang).

Menurut Soeharto, M (1992:80) bahwa membranophone golongan alat-alat musik yang sumber bunyinya berupa membran, kulit atau sejenisnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesenian tradisional, termasuk alat musik seperti Ketipung (Gendang), memiliki nilai budaya yang tinggi namun seringkali kurang dikenal di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kita harus mempelajari asal usul, sejarah, teknik pemainan, dan proses produksi suara alat musik tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman kita tentang warisan budaya dan kesenian yang ada di berbagai daerah, serta meningkatkan apresiasi terhadap keberagaman budaya Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

(5)

1. Apa yang dimaksud dengan seni musik ?

2. Bagaimana sejarah perkembangan kendang dari masa ke masa.?

3. Bagaimana anatomi kendang dan bagaimana setiap bagian memengaruhi suara yang dihasilkan.?

4. Apa saja jenis-jenis kendang yang ada di berbagai daerah dan budaya.?

5. Bagaimana teknik memainkan kendang serta pentingnya keahlian dalam menguasai teknik tersebut.?

6. Bagaimana peran kendang dalam musik tradisional ?

7. Bagaiaman pentingnya kendang dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya serta identitas suatu bangsa atau daerah melalui musik tradisional ?

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Seni Musik

Kata seni dalam bahasa Inggris disebut art, dan kata art berasal dari bahasa Latin yang mengandung arti keteram- pilan atau kepandaian. Dewasa ini pengertian seni sangatlah luas yang mencakup segala aspek kehidupan manusia karena seni merupakan ungkapan perasaan jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk karya yang memiliki unsur kehalusan dan keindahan.

Dapat disimpulkan bahwa seni memiliki arti segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang memiliki unsur kehalusan dan keindahan dan dapat menggugah perasaan orang lain yang menikmatinya.

Seni musik adalah karya seni manusia sebagai ungkapan isi hati manusia yang diwujudkan dalam bentuk bunyi/suara yang teratur, memiliki irama, melodi dan memiliki harmonisasi dan dapat menggugah perasaan pendengarnya. Dapat pula diartikan bahwa musik merupakan keindahan nada yang menimbulkan kepuasan estetis melalui indra pendengaran. Tidaklah semua bunyi atau jenis suara bisa disebut seni musik atau termasuk kedalam seni suara, akan tetapi terbatas pada suara yang indah, merdu dan harmonis yang memiliki frekuensi suara yang dapat diterima oleh indra pendengar.

Intensitas suara normal dalam skala desibel (db) dapat dijabarkan sebagai berikut a. Intensitas 160 db, merupakan suara yang nyeri didengar.

b. Intensitas 140 dh, merupakan suara yang tak enak didengar.

c. Intensitas 80 db, meupakan suara normal yang enak didengar.

d. Intensitas 40 db, merupakan suara berbisik.

Frekuensi suara yang dapat didengar oleh manusia. secara normal yaitu suara yang frekuensinya antara 20 - 20.000 Hertz (Hz). Dari frekuensi tersebut manusia mampu membedakan suara dengan baik pada frekuensi antara 1000- 3000 nz.Beraneka ragam jenis musik muncul dan berkembang di Indonesia, namun secara garis besamya bahwa perkembangan seni musik di Indonesia dapat dibedakan menjadi musik tradisional dan musik modern.

Istilah "musik" berasal dari bahasa Yunani yakumousike (tekhne) yang diterjemahkan ke dalat bahasa Latin menjadi musica. Kata mousike berarti salah satu dari ilmu-ilmu seni yang diatur oleh Muses. Musik adalah salah satu cabang kesenian yang dapat dinikmati melalui bunyi dengan unsur-unsur melodi, harmoni, ritme dan irama sehingga menghasilkan nada-nada yang harmonis. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2002: 80) mengatakan "Musik" disebut ajaib karena kemampuannya menempah sambung rasa antara hati setiap manusia melalui irama, suara dan nada".

Hal yang sama juga sesuai dengan pendapat Soeharto (1992: 86) yang menyatakan bahwa :

"Pengertian musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama dan harmoni, dengan unsur pendukungnya berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya sering masih terpadu dengan unsur-unsur lain seperti Bahasa, gerak, ataupun warna. Melodi adalah rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi yang ditanggapi

(7)

berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau naik turunnya. Dapat merupakan satu bentuk ungkapan penuh, atau hanya berupa penggalan ungkapan. Irama adalah gerak yang teratur mengalir, karena munculnya aksen secara tetap, keindahannya akan lebih terasa oleh adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyinya (duration). Disebut juga ritme, rytme ataupun rhythm. Harmoni adalah perihal keselarasan bunyi dengan sesamanya, atau dengan bentuk keseluruhan”.

Musik tradisional berasal dari kata musik dan tradisional, di mana pengertian ini dilansir dari Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990: 413) disebutkan bahwa kata musik berasal dari bahasa Yunani mousike yang diambil dari nama dewa mitologi Yunani yaitu Mousa yang memimpin seni dan ilmu, sedangkan kata tradisional berasal dari bahasa latin yaitu Traditio yang artinya kebiasaan masyarakat yang sifatnya turun temurun. Pengertian tradisional menurut Sedyawati (1992: 26) dalam perkembangan seni pertunjukan adalah proses penciptaan seni di dalam kehidupan. masyarakat yang menghubungkan subjek manusia itu sendiri terhadap kondisi lingkungan.

Musik Tradisional merupakan jenis musik yang lahir dan berkembang dari budaya daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun. Musik tradisional juga merupakan musik asli dari suatu daerah yang tumbuh karena pengaruh adat istiadat, kepercayaan dan agama, sehingga musik daerah memiliki ciri khasnya masing- masing yang membedakan daerah satu dengan yang lainnya. Jenis peralatan yang digunakan sangat sederhana. begitu pula bahan maupun teknik yang digunakan.

Bangsa Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya.

Seni musik tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun karena pengaruh waktu dan semakin ditinggalkanya spirit seni tradisi tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai- nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis.

begitu banyaknya seni tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik dan gesek.

a. Ciri-ciri Musik Tradisional Indonesia 1. Dipelajari Secara Lisan

Sebagai bagian dari kebudayaan, musik daerah diwaris- kan secara turun temurun.

Proses pewarisan musik ini biasanya dilakukan secara lisan. Generasi tua mengajarkan komposisi musik daerah kepada generasi muda. Anak-anak itu akan meneruskannya pula kepada anak-anak mereka. Demikian seterusnya, sehingga tradisi musik tersebut tetap dikenal oleh masyarakat. Atau orang yang telah mahir memainkan instrumen musiknya atau terampil menyanyikan lagu-lagu daerah akan memberikan contoh kepada pengikutnya untuk kemudian ditirukan. Orang yang belajar harus menghapalkannya tanpa ada catatan. Dengan terus berlatih, ia akan menguasai semakin banyak lagu dan teknik.

2. Anonim

(8)

Anonim artinya bahwa orang yang menciptakan seni musik tradisional biasanya tidak pernah mencantumkan nama pencipta. Lumrahnya, nama pencipta lagu dicantumkan di bagian pojok kanan atas notasi lagu, namun jika lagu tersebut anonim, inisialnya disingkat dengan NN. Para pencipta lagu atau musik pada saat itu menganggap apa yang mereka ciptakan sudah menjadi milik bersama dan menjadi bagian masyarakat tersebut.

3. Tidak Memiliki Notasi

Proses pembelajaran yang berlangsung secara lisan membuat partitur (naskah musik) menjadi suatu hal yang tidak terlalu penting. Oleh karena itu, sangat lazim jika musik tradisional daerah tidak memiliki partitur notasi tertentu. Walau demikian, ada beberapa daerah yang memiliki notasi musik seperti di Pulau Jawa dan Bali. Namun, notasi ini tetap tidak memiliki partitur, tapi dipelajari secara lisan. Sebenarnya, hal ini dikemudian hari dapat menimbulkan masalah. Jika orang-orang yang belajar tentang kesenian itu semakin sedikit atau malah tidak ada, kesenian tersebut bisa punah. Tanpa catatan tertulis, orang.

lain tidak bisa melestarikannya.

4. Bersifat Informal

Musik Tradisional sangat lazim digunakan sebagai suatu bentuk ekspresi masyarakat.

Musik ini banyak digunakan dalam kegiatan rakyat biasa sehingga bersifat lebih sederhana dan informal/santai. Hanya jika digunakan di kalangan istana saja jenis musik ini menjadi lebih kompleks dan formal/serius.

5. Pemainnya tidak terspesialisasi

Sistem yang dikembangkan dalam proses belajar instru- men musik daerah biasanya bersifat generalisasi. Pemain musik tradisional belajar untuk dapat memainkan setiap instrumen yang ada dalam suatu jenis musik daerah. Mereka akan belajar memainkan instrumen mulai dari yang termudah sampai yang terumit. Jadi, pemain musik daerah yang sudah mahir mempunyai kemampuan untuk memainkan semua instrumen musik tersebut.

6. Syair lagu berbahasa daerah

Selain syair yang menggunakan bahasa daerah, musik tradisional juga menggunakan alunan melodi dan irama yang menunjukkan ciri khas kedaerahan. Misalnya, syair lagu dari daerah Jawa. Alunan melodinya pun mengguna kan nada-nada dari tangga nada pelog dan slendro. Contoh lainnya, syair lagu dari daerah Jakarta umumnya berbahasa Betawi dan alunan melodinya tersusun atas tangga tangga nada diatonis.

7. Lebih melibatkan alat musik daerah.

Umumnya, permainan musik dalam lagu-lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat-alat musik khas dari daerah-daerah itu sendiri. Contoh, lagu lagu daerah Jawa umumnya diiringi oleh alat musik khas Jawa, yaitu gamelan. Contoh lainnya, lagu-lagu daerah Sulawesi Utara umumnya diiringi alat musik khas Sulawesi Utara, yaitu Kulintang.

8. Merupakan bagian dari budaya dan tradisi masyarakat.

(9)

Musik tradisional merupakan salah satu bentuk kebu- dayaan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, setiap ciri kebudayaan masyarakat Sang Penciptanya pasti sudah melekat erat di dalamnya. Musik daerah merupakan salah satu bentuk gambaran kebudayaan suatu daerah, selain tarian, pakaian, dan adat kebiasaan lainnya. Melalui musik daerah, kita dapat mengenali daerah asal musik itu dan ciri budaya masyarakatnya. Misalnya, ketika kita mendengarkan permainan gamelan Jawa kita akan langsung mengetahui kalau itu adalah musik daerah Jawa Tengah, bukan Sunda. Kita dapat mengenalinya lewat karakter permainan gamelan terutama lewat suara, irama, dan lagunya. Karakter inilah yang menggambarkan ciri khas adat Jawa. Salah satu contohnya adalah irama musik gamelan Jawa yang umumnya terdengar melantun halus dan lembut. Hal ini menunjukkan budaya orang Jawa yang menekankan tutur kata yang halus, ramah, dan sopan.

9. Bersifat eksklusif

Musik tradisional biasanya tidak dapat dinikmati secara maksimal dan luas oleh masyarakat di luar kebudayaan yang melahirkan musik tersebut. Komposisi, fungsi, nilai, dan karakteristik syair musik tradisi suatu masyarakat sangatlah khas sehingga tidak mudah untuk dinikmati atau diterima sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat lain. Oleh karena itu, musik tradisi cenderung kurang dapat berkembang.

2.2 Sejarah Kendang

Kendang atau kendhang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar.

Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.

Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang. sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.

Fungsi gendang yaitu sebagai penentu tempo pada musik untuk mengiringi tarian atau silat, gendang juga dipakai untuk mengiringi arak-arakan penganten, upacara. menyambut tamu, bahkan gendang juga digunakan sebagai alat musik utama dalam proses rekaman lagu dangdut selain suling.

Kendang, kendhang, atau gendang adalah salah satu alat musik dalam gamelan jawa yang berfungsi mengatur irama dan termasuk dalam kelompok "membranofon" yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari selaput kulit atau bahan lainnya,

Menurut bukti sejarah, kelompok membranofon telah populer di Jawa sejak pertengahan abad ke-9 Masehi dengan nama: padahi, pataha (padaha). murawaatau muraba, mrdangga, mrdala, muraja, panawa, kahala, damaru, kendang. Istilah *padahi tertua dapat dijumpai pada prasasti Kuburan Candi yang berangka tahun 821 Masehi (Goris, 1930). Seperti yang tertulis

(10)

pada kitab Nagarakrtagama gubahan Mpu Prapanca tahun 1365 Maschi (Pigeaud, 1960), istilah tersebut terus digunakan sampai dengan jaman Majapahit..

Sejak zaman dahulu, manusia suka memukul benda untuk mengekspresikan kebahagiaan, seperti setelah berburu, dan kendang muncul sebagai akibat dari kebiasaan tersebut. kendang tertua ditemukan berasal dari masa neolitikum dan hanya berupa sebuah batang kayu berongga dengan ujung tertutup kulit ikan atau reptil yang dimainkan dengan ditepuk

Penyebutan kendang dengan berbagai nama menunjukkan adanya berbagai macam bentuk, ukuran serta bahan yang digunakan, antara lain: kendang berukuran kecil, yang pada arca dilukiskan sedang dipegang oleh dewa kendang ini disebut "damaru", Bukti keberadaaan dan keanekaragaman kendang, dapat dilihat pada relief candi-candi sebagai berikut:

1. Candi Borobudur (awal abad ke-9 Masehi), dilukiskan bermacam-macam bentuk kendang seperti bentuk silindris langsing, hentuk tong asimetris, bentuk kerucut (Haryono, 1985;

1986),

2. Candi Siwa di Prambanan (pertengahan abad ke-9 Masehi). pada pagar langkan candi.

kendang ditempatkan di bawah perut dengan menggunakan semacam tali.

3. Candi Tegawangi, candi masa klasik muda (periode Jawa Timur), sekitar abad 14), dijumpai relief seseorang membawa kendang bentuk silindris dengan tali yang dikalungkan pada kedua bahu.

4. Candi Panataran, candi masa klasik muda (periode Jawa Timur), sekitar abad 14, relief kendang digambarkan hanya menggunakan selaput satu sisi dan ditabuh dengan biasanya dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti: ketawang. gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada. pembukaan lagu jenis lancaran, ladrang irama tanggung.

5. Khusus untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek..

Kendang, dimainkan hanya dengan menggunakan tangan, tanpa alat bantu lainnya. Ditangan para pemain gamelan professional yang sudah cukup lama menyelami budaya jawa, kendang adalah alat musik yang dimainkan dengan menggunakan naluri. Oleh sebab itu, selalu ada perbedaan nuansa, bunyi, tergantung kepada orang yang memainkannya.

2.3 Jenis – Jenis Kendang

1. Jenis Kendang Berdasarkan Bahan

Terdapat dua jenis kendang yang dapat dikenali dari bahan pembuatannya, yaitu kendang dari kayu dan kendang dari tembaga. Kendang dari kayu lebih banyak diproduksi dan digunakan oleh masyarakat dibandingkan dengan kendang dari tembaga. Ini dikarenakan bahan dasar kayu mudah didapatkan dan diproses, sehingga para pengrajin lebih memilih untuk membuat kendang dari bahan tersebut. Ketersediaan bahan ini juga didukung oleh luasnya hutan, perkebunan, dan lahan pertanian di wilayah Indonesia khususnya Jawa Barat.

Kayu dianggap sebagai bahan paling baik untuk membuat kendang karena memiliki kualitas suara yang baik dan awet. Kayu nangka dianggap sebagai bahan terbaik karena seratnya

(11)

yang halus sehingga kendang tidak mudah pecah saat terkena panas matahari atau saat digunakan dalam gamelan.

Jenis kendang yang lain yang terbuat dari bahan tembaga. Pengrajin di Sunda belum banyak membuat atau menggunakan kendang bahan dasar tembaga. Kehadiran kendang ini merupakan hasil dari kreativitas para seniman yang membutuhkan perkembangan dan warna bunyi baru.

Kendang ini hanya digunakan oleh beberapa seniman seperti dalam grup musik Pataruman Bandung yang dipimpin oleh Ubun Kubarsah. Kendang ini disebut dengan nama

"kendang taga" dan memiliki bentuk mirip dengan kendang kulanter. Meskipun dari bahan tembaga, bagian yang digunakan untuk memukul (wangkis) masih menggunakan kulit hewan kerbau atau sapi.

2. Jenis Kendang Berdasarkan Ukurannya

Jenis kendang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan ukurannya menjadi besar dan kecil. Kendang besar disebut sebagai kendang indung, sementara kendang kecil disebut kendang anak atau kulantér.

Kedua jenis kendang ini digunakan dalam berbagai jenis kesenian, seperti Jaipongan, Wayang Golék, Pencak Silat, dan lain-lain. Kendang indung memiliki dua bagian yaitu bagian bawah (disebut pula dengan beungeut gedug) dan bagian atas (disebut sebagai beungeut kumpyang).

Kendang kulantér terbagi menjadi dua, yaitu kendang kutiplak yang berada di samping beungeut kumpyang kendang indung dan kendang katipung yang berada di samping beungeut gedug kendang indung.

3. Jenis Kendang Berdasarkan Fungsinya

Pembagian kendang berdasarkan fungsinya merupakan pembagian jenis kendang sesuai dengan tujuannya dalam karawitan Sunda. Kendang digunakan untuk berbagai jenis kesenian, seperti Jaipongan, Sisingaan, Ketuk Tilu, Pencak Silat, dan lain-lain, dan masing-masing jenis disebut sesuai dengan penggunaannya.

Berdasarkan ukuran, kendang dibagi menjadi beberapa jenis, seperti Kendang Ketipung yang kecil, Kendang Ciblon atau Kebar yang sedang, dan Kendang Gedhe atau Kendang Kalih yang besar. Ada pula jenis kendang khusus untuk pewayangan yaitu Kendang Kosek. Ada juga beberapa versi lain dari alat musik kendang di Indonesia.

Alat musik memiliki fungsi yang dapat digolongkan menjadi 3 fungsi utama, diantaranya adalah fungsi melodi, fungsi ritmis, dan fungsi harmonis. Penggolongan dari fungsi alat musik tersebut dilihat dari unsur yang menyusunnya.

4. Jenis Kendang Berdasarkan Asal Daerahnya

(12)

Ada beberapa jenis kendang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usul atau tempatnya, berikut jenis – jenisnya :

a. Kendang Sunda

Kendang Sunda atau Gendang Sunda adalah alat musik yang umum ditemukan dalam kesenian Jawa Barat dan juga dikenal dengan nama Kendang atau Gendang Sunda. Kendang yang berkualitas terbaik biasanya dibuat dari kayu nangka atau menggunakan kayu asem karena memiliki kepadatan yang sama.

Menurut ukurannya, kendang Sunda dibagi menjadi dua jenis, yaitu Kendang Indung yang memiliki ukuran terbesar dan Kendang Anak atau Kendang Kulanter yang memiliki ukuran terkecil.

Kendang Sunda juga terbagi menjadi dua berdasarkan fungsinya, yaitu kendang jaipongan dan kendang kliningan. Kendang jaipongan digunakan untuk mengiringi tarian Jaipongan, sedangkan kendang kliningan dipakai dalam pertunjukan Kliningan.

Kendang ketuk tilu juga ada yang digunakan dalam tarian Ketuk Tilu. Selain itu, ada jenis kendang Sunda yang dimainkan dalan kesenian Rampak Kendang dan Degung, dimana para pemain bermain bersama dengan alat musik kendang.

b. Kendang Jawa Timur

Di Jawa Timur ada pula jenis kendang yang dikenal seperti kendang Sentul yang berasal dari Desa Sentul di Blitar. Kendang ini terbuat dari kayu mahoni dan tutupnya terbuat dari kulit hewan sapi, Di Banyuwangi, terdapat kendang khas Jawa Timur yang dibuat dari glugu atau kayu kelapa tua dan kayu nangka. Kendang ini digunakan dalam kesenian Gandrung dan juga disebut sebagai kendang gandrung.

Ada jenis kendang yang digunakan dalam kesenian Janger, seperti Ketoprak di Jawa Tengah, dan disebut gendang Janger. Ada juga kendang yang dimainkan dalam pertunjukkan Reog Kendang khas Tulungagung, dengan ukuran besar dan kecil yang biasa disebut ketipung. Dalam kesenian Jawa Timur, kendang lebih sering dipakai untuk mengiringi tarian, berbeda dengan Jawa Tengah dan Jawa Barat yang lebih sering menggunakannya dalam ansambel Dengung atau Gamelan.

c. Kendang Jawa Tengah

Di Jawa Tengah, kendang memiliki peran yang sangat penting dalam kesenian Karawitan Jawa.

Dalam permainan Gamelan, kendang memiliki peran sebagai pemimpin irama dan memastikan bahwa irama gendhing berjalan dengan cepat atau lambat yang sesuai, serta membuka atau mengakhiri permainan.

Di beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Surakarta, atau Sola, terdapat berbagai jenis kendang yang digunakan dalam kesenian Jawa Tengah. Contohnya adalah kendang ageng

(13)

dengan ukuran besar, kendang wayangan yang biasa dipakai dalam pertunjukan wayang kulit, kendang ciblon yang memproduksi nada yang tinggi, hingga kendang ketipung.

d. Kendang Riau

Ada juga kendang dari Kepulauan Riau yang merupakan alat musik tradisional.

Umumnya digunakan untuk mengiringi lagu daerah atau acara pesta pernikahan bersama dengan alat musik lain.

Bentuknya mirip dengan kendang pada umumnya, hanya saja ukurannya berbeda- beda pada setiap sisi. Terbuat dari kayu merbau, kendang ini memiliki sisi induk dan sisi anak. Sisi induk memiliki diameter yang lebih besar dan dibuat dari kulit kerbau, sedangkan sisi anak dibuat dari kulit kambing:

Riau juga memiliki jenis kendang lain yang bernama gedombak. Jenis kendang gedombak ini memiliki bentuk yang mirip seperti kendang lainnya dan terbuat dari kayu, rotan serta kulit hewan. Pada umumnya, kendang gedombak di Riau digunakan untuk mengiringi penampilan dari teater Mak Yong yang tengah populer di Riau pada saat itu. Selain itu, ada pula jenis kendang yang digunakan untuk mengatur irama ketika sedang mengiringi sebuah lagu. Kendang tersebut disebut dengan nama kendang silat.

2.4 Anatomi Kendang

Secara umum, kendang kendang siki bonteng dan bentuk kendang beungeut nyere. Bentuk kendang siki bonteng mempunyai ciri muka kumpyang (kecil), gedug (besar) dan beuteung kuluwung (kembung, tidak datar, bentuknya menyerupai buah ketimun).

Bentuk beungeut nyere memiliki bentuk seperti lidi. Jarak antara gedug dengan kumpyang tidak terlalu jauh perbedaan lebarnya, posisi beuteung kuluwung lurus atau tidak terlalukembung, bahkan hampir datar. Untuk membedakannya, dapat dilihat dari besar kecilnya beungeut gedug dan kumpyang.

a. Bagian – Bagian Kendang

(14)

Kendang indung yaitu kendang Sunda yang paling besar ukurannya dibandingkan dengan kendang lainnya. Biasanya terdiri dari satu kendang indung dalam satu perangkat GAMELAN

Kuluwung yaitu badan kendang dari kayu yang dibuat rongga di dalamnya, berfungsi sebagai resonator suara.

Gedug yaitu beungeut atau muka kendang paling besar dari kendang indung. Posisinya berada di bagian bawah kendang

berdekatan dengan lantai jika disimpan menggunakan jangka kendang

Kumpyang yaitu beungeut atau muka kendang bagian atas, bagian paling kecil dari kendang indung

Kutiplak yaitu beungeut kendang terkecil pada bagian atas dari kendang kulanter

(15)

Wangkis yaitu tutup muka kendang bagian atas dan bawah, berbentuk bulat, terbuat dari kulit sapi atau kerbau, berfungsi sebagai penutup muka kendang.

Katipung yaitu beungeut kendang paling besar dari Kendang kulanter

Wengku yaitu anyaman berbentuk lingkaran terbuat dari rotan atau bamboo. Fungsinya untuk menggulung kulit atau wangkis kendang.

Simpay (ali-ali) yaitu pengikat tali kendang yang telah dianyam berbentuk an ting- anting, berfungsi untuk menentukan tinggi rendahnya nada kendang

Rarawat yaitu tali terbuat dari kulit memanjang dari ujung kendang ke ujung lainnya, berfungsi sebagai penegang beungeut kendang atau sebagai alat melaras beungeut.

Bujal atau udel atau hawa yaitu lubang udara yang terdapat pada badan kendang. biasanya terdapat di tengah-tengah kuluwung dengan tujuan untuk

(16)

menghasilkan suara lebih nyaring/udara suara lebih bebas keluar.

Kendang anak atau kulariser yaitu kendang Sunda yang paling kecil ukurannya. Satu set kendang Sunda terdin dan dua kendang kulanter

2.4 Teknik Memainkan Kendang

Ada beberapa teknik memainkan alat musik kendang, secara umum caranya seperti berikut:

1. Hal pertama yang harus dilakukan ketika bermain alat musik ini yaitu dengan meletakkan tangan kanan di bagian permukaan instrumen berukuran kecil. Sedangkan tangan kiri diposisikan pada bagian permukaan instrumen berukuran lebih besar. Upayakan posisi tangan senyaman mungkin, jangan terlalu tegang karena dapat memengaruhi permainan serta kualitas suara yang dihasilkan.

2. Tangan bagian kanan memukul permukaan instrumen menggunakan jari telunjuk dan jari manis pada bagian badan instrumennya. Ketukan harus disesuaikan dengan lagu. Untuk mengetahui ketukan yang tepat pada sebuah lagu, dilakukan dengan cara menghayati lagu tersebut lebih dulu. Kemudian mengingat ketukan tersebut lalu menuangkannya ke dalam permainan.

3. Teknik memukul pada tangan bagian kiri berbeda dengan bagian kanan. Cara memukulnya menggunakan ujung jari telunjuk dan jari manis, lalu diikuti menggunakan tangan bagian dalam (telapak tangan sebagai perpaduan.

Ketiga poin diatas merupakan teknik dasar dalam permainan alat musik kendang. Akan tetapi, untuk jenis kendang Sunda terdapat teknik pukulan khusus. Teknik memainkan kendang Sunda disebut dengan istilah Tepak. Tepak bisa juga diartikan sebagai teknik pukulan (tepuk, tepukan). Tepak merupakan gaya seseorang ketika memainkan instrumen, pola dalam sebuah lagu, ragam, atau motif dalam instrumen tersebut.

(17)

2.5 Peran Kendang dalam Musik Tradisional

Kendang, sebagai salah satu alat musik perkusi yang paling penting dalam musik tradisional Indonesia, memiliki peran yang sangat signifikan. Selain sebagai alat pengiring, kendang juga berperan sebagai pengatur irama, struktur, dan suasana musik secara keseluruhan.

Keberadaannya tidak hanya sekadar menambah warna suara, tetapi juga mengendalikan dinamika musik yang dimainkan.Lindsay, J. (1992)

Dalam musik gamelan Jawa, kendang memiliki peran yang sangat penting sebagai pengatur irama dalam sebuah ansambel gamelan. Secara tradisional, seorang pemain kendang memiliki tanggung jawab untuk mengatur tempo musik dan mengarahkan perubahan irama yang disebut dengan kendangan. Dengan demikian, kendang tidak hanya berfungsi sebagai pemacu tempo, tetapi juga sebagai pengarah utama dalam menentukan perkembangan musik yang dimainkan. Kartomi, M. (1990)

Selain itu, kendang juga memiliki peran penting dalam memberikan warna dan karakteristik tertentu pada musik yang dimainkan. Teknik pukulan kendang yang beragam, seperti pukulan terbuka, tertutup, dan gesekan, memungkinkan pemain untuk menciptakan berbagai nuansa suara yang khas. Hal ini memperkaya pengalaman mendengarkan musik gamelan dan memberikan dimensi ekspresif yang lebih dalam. Tenzer, M. ( 2000 )

2.6 Pentingnya Kendang dalam Budaya dan Identitas Bangsa

Kendang, sebuah alat musik berbentuk silinder, menandai keberagaman penggunaannya dalam konteks budaya Indonesia. Sejak awalnya, kendang bukan hanya alat musik, melainkan juga bagian dari seni bela diri pencak silat. Tradisi ini masih hidup dan dijaga hingga sekarang di beberapa daerah di Indonesia, menunjukkan keberlanjutan dan relevansinya dalam warisan budaya. Selain perannya dalam seni bela diri, kendang memainkan peran penting dalam konteks kebudayaan lebih luas.

Penggunaannya meluas ke dalam kegiatan pernikahan, di mana kendang menjadi musik pengiring yang memberikan nuansa khusus pada momen tersebut. Yang paling penting lagi bermain kendang itu harus ikhlas, karena dengan ikhlas kita akan dapat merasakan sesuatu dalam tarian yang sedang disajikan. Sehingga dampaknya akan dirasakan oleh penonton atau orang yang mendengarkannya menjadi terkesima oleh tepakan kendang kita (wawancara, 2017).

Kendang juga hadir dalam menyambut tamu dan berbagai acara kebudayaan lainnya.

Kemampuannya untuk beradaptasi dan berperan dalam berbagai konteks budaya menunjukkan fleksibilitas kendang sebagai alat musik yang sangat dihargai dan digunakan secara luas.

Kendang, sebagai instrumen musik tradisional, tetap memiliki relevansi nilai budaya yang tinggi di masa kini seperti memainkan peran penting dalam memelihara dan mewariskan identitas budaya. Pemeliharaan tradisi musik kendang membantu menjaga kekayaan warisan budaya dan mencegah kehilangan nilai-nilai tradisional. Dalam era globalisasi, kendang dapat diintegrasikan ke dalam kolaborasi musik antarbudaya. Menggabungkan kendang dengan elemen

(18)

musik dari budaya lain dapat menciptakan pengalaman unik dan mendukung pemahaman lintas budaya.

Kendang menghubungkan generasi modern dengan masa lalu. Pemeliharaan dan penggunaan kendang memungkinkan masyarakat untuk merasakan dan memahami aspek-aspek sejarah dan kehidupan budaya leluhur. Pemeliharaan dan penggunaan kendang juga dapat menjadi sumber pemberdayaan ekonomi dan sosial bagi komunitas lokal yang terlibat dalam pembuatannya, pengajaran, dan pertunjukan

Kendang memiliki nilai komunikasi antarbudaya yang signifikan karena menjadi perwakilan dari kekayaan budaya Indonesia. Kendang dapat menjadi medium untuk pertukaran budaya antar komunitas. Dengan memainkan kendang dalam konteks musik yang melibatkan unsur-unsur budaya lain, terjadi pertukaran pengalaman dan nilai- nilai antarbudaya. Kendang memiliki potensi untuk menjembatani perbedaan budaya. Dalam konteks musik, kendang dapat menjadi elemen yang menghubungkan antara berbagai unsur budaya, menciptakan keselarasan dan keharmonisan.

Melalui musik kendang, masyarakat dari luar Indonesia dapat diperkenalkan pada kekayaan budaya Indonesia. Kendang dapat menjadi jembatan untuk memahami aspek- aspek budaya, termasuk nilai-nilai, tradisi, dan sejarahnya. Penggunaan kendang dalam konteks antarbudaya dapat meningkatkan apresiasi terhadap keunikan dan keindahan budaya Indonesia.

Ini membantu membangun rasa hormat terhadap perbedaan budaya.

(19)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Kendang merupakan salah satu alat musik perkusi yang memiliki peran penting dalam musik tradisional Indonesia. Melalui bidang kajian organologi, kita memahami bahwa kendang tidak hanya sekadar alat pengiring, tetapi juga sebagai pengatur irama, struktur, dan suasana musik secara keseluruhan.

Dalam musik gamelan Jawa, kendang menjadi pusat perhatian sebagai pengatur irama atau kendangan, yang bertanggung jawab dalam menetapkan tempo dan mengarahkan perubahan irama. Selain itu, kendang juga memberikan warna dan karakteristik tertentu pada musik melalui beragam teknik pukulan yang dimiliki.

Dengan demikian, melalui pemahaman mengenai peran kendang dalam musik tradisional, kita dapat lebih menghargai kekayaan seni dan budaya Indonesia. Kendang tidak hanya merupakan alat musik, tetapi juga merupakan simbol dari keberagaman musik tradisional yang kaya akan nuansa dan ekspresi. Oleh karena itu, penting untuk terus mempelajari, melestarikan, dan mengapresiasi peran kendang dalam musik tradisional Indonesia agar warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang dalam masa yang akan datang.

3.2 Saran

Saran penulis setelah menulis makalah ini kepada setiap pembaca ialah :

1. Mendalami lebih lanjut tentang berbagai teknik memainkan kendang dalam musik tradisional Indonesia, seperti pukulan tertentu dan pola irama yang khas.

2. Memperluas pemahaman tentang peran kendang dalam musik di berbagai daerah Indonesia, termasuk jenis-jenis kendang yang digunakan dan perbedaan dalam gaya bermainnya.

3. Meneliti lebih lanjut tentang pengaruh kendang dalam pengembangan musik kontemporer dan modern di Indonesia.

4. Melakukan wawancara atau observasi langsung dengan pemain kendang atau ahli musik tradisional untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam tentang peran dan signifikansi kendang dalam konteks budaya Indonesia.

(20)

5. Mengeksplorasi lebih lanjut tentang upaya pelestarian dan pengembangan kendang sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia, termasuk peran masyarakat dalam mendukung keberlanjutan seni musik tradisional.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Sumarsam. (2016). Gamelan: Cultural Interaction and Musical Development in Central Java.

University of Chicago Press.

Kartomi, M. (2012). The Gamelan Digul and the Prison-Camp Musician Who Built It: An Australian Link with the Indonesian Revolution. University of Rochester Press.

Kartomi, M. (1991). Musical Journeys in Sumatra. University of Illinois Press.

Lindsay, J. (1992). Javanese Gamelan. Oxford University Press.

Kartomi, M. (1990). The Wayang Kulit of Kelantan. Oxford University Press.

Tenzer, M. (2000). Balinese Music. Tuttle Publishing.

Musik Indo "Sejarah Alat Musik Kendang." Tersedia di: http://musik- indo2.blogspot.com/2014/01/sejarah-alat- musik-kendang.html. Diakses pada tanggal 26 April 2024.

Dunia Kesenian. "Pengertian Alat Musik Kendang." Tersedia di: http://dunia- kesenian.blogspot.com/2014/11/pengertian -alat-musik-kendang-kendang.html. Diakses pada tanggal 26 April 2024.

Gramedia Literasi. "Alat Musik Kendang." Tersedia di:

https://www.gramedia.com/literasi/alat- musik-kendang/. Diakses pada tanggal 26 April 2024.

Wikipedia. "Kendhang." Tersedia di: https://id.wikipedia.org/wiki/Kendhang. Diakses pada tanggal 26 April 2024.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tulisan-tulisan di atas tersebut dari sisi perspektif belum ada yang membahas tentang pendidikan seni musik Islami dalam pandangan Muhammadiyah, adapun

JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIK PERTUNJUKAN DAN POP-JAZZ).. JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIKOLOGI DAN

menurut Muhammad Yahmin Sinulingga musik pengiring gendang tungkat adalah gendang telu sedalanen yang terdiri dari alat musik keteng-keteng (idiochordophon) sebagai

Pada pembelajaran pendidikan seni musik di sekolah dasar kemampuan guru tidak dituntut harus mahir memainkan seluruh alat musik secara profesional layaknya seorang pekerja seni

Alat musik tersebut terdiri dari janggu (gendang yang berbentuk jam pasir), kkwaenggwari (gong kecil), buk (gendang besar), dan jing (gong besar). Keempat alat musik

Seni musik sufistik membawa dimensi spiritual dan budaya yang kaya dalam pendidikan pondok pesantren, menciptakan lingkungan yang memungkinkan santri untuk mengembangkan pemahaman agama

Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya Seni Musik Kelas XI Semester : 3/Ganjil Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis konsep musik Barat 4.2 Mempresentasikan hasil analisis musik Barat ●

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di kelas VIII semester genap dengan materi Alat Musik