1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indoensia merupakan negara yang memiliki banyak sekali sumberdaya alam yang sangat melimpah yang merata dari sabang sampai Merauke seperti nikel, emas, tembaga, Batubara dan masih banyak lagi. Untuk mengambil sumberdaya yang melimpah tersebut dilakukan kegiatanlah pertambangan. Sering berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi juga makin berkembang dalam dunia pertambangan salah satunya yaitu metode dalam penambangan (Rambe, dkk., 2016).
Secara umum metode penambangan dibagi menjadi 3 yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air. Tambang terbuka merupakan metode penambangan yang melakukan aktivitas penambangannya dipermukaan bumi dan tempat kerjanya bersentuhan langsung dengan udara luar.
Penambangan menggunakan sistem tambang terbuka, hal yang pertama dilakukan adalah pengupasan tanah penutup atau overburden untuk mengambil bahan galian yang terkubur di dalamnya. Biasanya overburden tersebut tidak langsung dibuang begitu saja tetapi disimpan untuk digunakan untuk menimbunan lubang-lubang bekas tambang. Tambang terbuka sendiri dibagi manjadi 4 yaitu ada open pit/open cast/open mine, quarry, alluvial mine, dan strip mine. Open pit biasanya digunakan dalam penambangan bahan galian yang berlogam seperti emas, perak dan tembang. Sedangkan untuk Batubara biasanya menggunakan strip mine.
1.2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu Batubara dan ganesanya ?
2
2. Mengetahui keuntungan dan kerugian memakai metode strip mine 3. Mengetahui apa itu sistem penambangan strip mine
4. Mengetahui ap aitu metode contour mining dalam strip mine
5. Mengetahui tahapan penambangan mulai dari tahap persiapan hingga reklamasi
1.3.Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini sebagai berikut :
1. Memberikan wawasan kepada penulis dan pembaca tentang penambangan batubara menggunakan sistem penambangan strip mine dengan metode counter mining. Mulai dari penambangan hingga reklamasi.
2. Penulisan ini diharapkan mampu menjadi refrensi bagi penelitian atau penulisan selanjutnya dan dikembang menjadi lebih sempurna.
3
BAB II
METODE PENAMBANGAN
2.1. Batubara
Secara umum batubara didefinisikan sebagai batuan organik berwarna gelap yang terbentuk dari jasad tumbuh-tumbuhan. Kandungan utama batubara adalah atom karbon, hidrogen, dan oksigen.
Beberapa ahli mendefinisikan Batubara sebagai berikut :
• Batubara adalah batuan yang diturunkan dari jasad tumbuh- tumbuhan yang telah mengalami perubahan fisik dan kimiawi dalam kurun waktu yang panjang oleh Winans & Crelling.
• Batubara adalah batuan sedimen yang tersusun dari maceral dan mineral oleh Davidson. Laceral tersebut meliputi: vitrinite, exinite dan innernite.
Sementara pengertian menurut (Pasymi, 2008) tentang batubara dari berbagai sudut pandang bidang ilmu diberikan berikut ini:
1. Bidang Kimia Sains
Batubara adalah sumber bahan kimia alami karena batubara tersusun lebih dari ratusan jenis senyawa berharga. Pengembangan rute rute isolasi senyawa berharga dari batubara sudah dilakukan oleh para ahli kimia dari abad ke 19.
2. Bidang Teknik Kimia
Batubara adalah senyawa alam yang dapat dikonversi ke dalam bentuk lainnya. Batubara dapat dikonversi menjadi bentuk briket (coal briquetting process), bentuk arang/kokas (coal carbonizationprocess), bentuk cair (coal liquifaction process) dan bentuk gas (coal gasification process). Pengembangan pabrik-pabrik komersial untuk proses-proses diatas juga sudah dilakukan oleh para ahli teknik kimia sejak awal abad ke 19.
4 3. Bidang Energi
Batubara merupakan sumber energi yang sangat melimpah dan murah. Sebelum ditemukannya cadangan minyak bumi dan gas pada abad ke 19, batubara merupakan sumber energi primer utama di dunia.
4. Bidang Lingkungan
Batubara merupakan pencemar lingkungan yang sangat besar. Flue gas hasil pembakaran batubara mengandung COx, SOx dan NO. dalam jumlah yang besar. Disamping itu abu terbang batubara (fly ash) juga merupakan penyumbang total suspended solid ke udara.
5. Bidang Ekonomi
Batubara adalah suatu komoditas yang mempunyai prosfek ekonomi yang sangat baik. Karena potensi yang dimilikinya; baik sebagai bahan bakar maupun sebagai sumber bahan kimia, batubara sudah sejak lama menjadi sebuah komoditas ekonomi yang sangat penting.
Struktur kimia batubara diperkirakan berbentuk polimer padat yang tidak larut dalam pelarut organik. Batubara tersusun dari group aromatik dan group polisiklik yang masing-masingnya dihubungkan oleh struktur alifatik dan gugus fungsional oksigen (Pasymi, 2008)
2.2. Ganesa Batubara
Proses pembentukan induk batubara (peat) dari fosil tumbuh-tumbuhan dinamakan proses koalifikasi. Proses ini memerlukan kondisi-kondisi tertentu, karena itu proses koalifikasi hanya terjadi pada tempat-tempat dan era-era tertentu saja sepanjang sejarah geologi.
Era/zaman karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah era pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk pada era tersebut. Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di pelbagai belahan bumi lainnya.
5
Ada tiga teori tentang proses pembentukan induk batubara yang dikemukakan oleh para ahli yakni :
• Teori Taylor
Menurut Taylor pembetukan induk batubara diawali dengan perubahan tingkat kebasaan lapisan tanah yang disebabkan oleh perubahan senyawa komplek kalsium alumino menjadi senyawa komplek natrium alumino. Senyawa ini selanjutnya dihidrolisa oleh air membentuk larutan alkali yang menyebabkan lapisan tanah menjadi impermeable terhadap gas dan air. Setelah lapisan impermeable ini terbentuk maka bakteri anaerob akan melakukan aksi dekomposisi membentuk humid acid. Humid acid yang terbentuk akan dinetralkan oleh larutan alkali yang terdapat pada lapisan tanah tersebut. Proses ini terus berlanjut sampai terbentuk induk batubara (peat).
• Teori Bergious
menurut Bergious pembentukan batubara dalam lapisan tanah diawali dengan tumbang/robohnya tumbuh-tumbuhan, kemudian jasad tumbuhan tersebut tertimbun oleh lapisan tanah disekitarnya.
Dengan berjalannya waktu maka jasad tumbuhan tersebut akan semakin jauh tertimbun dari permukaan bumi, dimana temperatur dan tekanan juga semakin tinggi, sehingga jasad tumbuhan akan terdekomposisi membentuk batubara. Kualitas batubara akan ditentukan oleh temperatur dan tekanan dekomposisi yang dialami oleh jasad tumbuhan serta biasanya berbanding lurus dengan perjalanan waktu.
• Teori Kombinasi
Menurut teori kombinasi pembentukan batubara diawali dari proses biokimia yakni proses pembusukan kayu oleh bakteri. Proses ini dipengaruhi oleh peredaran air, temperatur, keasaman, dan toksisitas dari lingkungan tempat terjadinya pembusukan. Proses pembusukan ini dikenal juga dengan proses penggambutan (peatification) yang akan menghasilkan induk batubara. Tahap penggambutan adalah
6
tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 meter.
Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus.
Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Susilawati dalam Pasymi, 2008).
Setelah peat terbentuk dalam tahap biokimia, selanjutnya proses pembentukan batubara diikuti oleh tahap dinamokimia yakni proses penimbunan peat oleh lapisan tanah disekitarnya sehingga peat akan mendapatkan tekanan dari lapisan tanah diatasnya (overburden) dan dari samping sebagai akibat dari pergeseran kulit bumi. Pada tahap ini terjadi proses dekomposisi terhadap peat sehingga prosentase karbonnya akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan oksigennya akan berkurang (Susilawati dalam Pasymi, 2008). Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya mulai dari lignit (brown coal), sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasi.
2.3. Strip Mine
Strip mining berarti pertambangan kupas atau baris. Pertambangan kupas sendiri merupakan prosedur penambangan yang dilakukan dengan cara mengupas atau mengangkat lapisan tanah maupun batuan, sehingga lapisan batubara yang tadinya tertutup dapat tersingkap. Bentuk pengupasan lapisan tanah atau batuan tersebut berupa baris-baris sejajar. Strip mining pada umumnya diterapkan pada area pertambangan batubara dengan karakteristik kemiringan endapan (dip) kecil atau relatif landai (Agincourt Resources, 2022).
Strip mining merupakan pertambangan kupas atau pertambangan baris yang dilakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau sedikit miring.
Dalam metode ini yang harus diperhitungkan adalah cara nisbah pengupasan (stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu perbandingan
7
banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang harus dikupas untuk mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini sering diterapkan pada penambangan batubara, atau endapan garam-garam (Andhisa, dkk., 2016)
Gambar 2.1. Strip mine
2.4. Keuntungan Dan Kekurangan Strip Mine
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada metode strip mining, yaitu (Andhisa, dkk., 2016):
1. Kelebihan
• Produksi tinggi.
• Relative lebih aman.
• Ongkos per ton atau per BCM endapan mineral/bijih lebih murah karena tidak perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan penerangan. 10
• Kondisi kerjanya baik, karena berhubungan langsung dengan udara luar dan sinar matahari.
• Penggunaan alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa, sehingga produksi bisa lebih besar.
• Pemakaian bahan peledak bisa lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik, karena di daerah yang terbuka.
2. Kekurangan
8
• Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat atau suhu yang tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga hasil kerja juga menurun.
• Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan semakin banyak tanah penutup (overburden) yang harus digali.
• Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang jumlah cukup banyak.
• Alat-alat mekanis letaknya menyebar.
• Pencemaran lingkungan hidup relative lebih besar.
2.5. Metode Countour Mining
Metode countour mining biasanya digunakan pada penambangan batubara yang relatif datar dan terperangkap pada lereng penggunungan atau bukit. Cara penambangan pada tahap pertama yaitu dengan pengupasan tanah penutup (Overburden) di sepanjang lereng daerah yang terdapat batubara dengan mengikuti garis-garis ketinggian (Kontur), Overburden yang telah dikupas tadi dibuang kearah tebing lereng untuk disimpan dan digunakan Ketika reklamasi (Robert, 1983). Setelah itu barulah Batubara yang tersingkap diambil dan diangkut oleh Dump Truck untuk dibawah menuju Stock Yard. Ada empat cara penambangan untuk metode countour mining yaitu :
1. Conventional Contour Mining
Cara ini dilakukan dengan penggalian overburden disepanjang sisi daerah yang tersingkap Batubara dengan cara peledakan. Kemudian hasil peledakan overburden di dorong dengan dozer atau ripper. Oleh sebab peledakan biasanya cara menghasilkan medan yang bergelombang.
Gambar 2.2. Conventional Coutour Mining
9 2. Bclock Cut- Countour Mining
Cara ini yaitu dengan membagi daerah penambangan menjadi beberapa block. Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing (highwall) yang diizinkan tingginya. Tanah penutup tersebut ditimbun sementara, batubaranya kemudian diambil. Setelah itu lapisan blok 2 digali kira-kira setengahnya dan ditimbun di blok 1.sementara batubara blok 2 siap digali, maka lapisan tanah penutup blok 3 digali dan berlanjut ke siklus penggalian blok 2 dan menimbun tanah buangan pada blok awal, dan seterusnya sampai selesai.
Gambar 2.3. Block Cut-Countour Mining 3. Haulback Contour Mining
Cara ini adalah modifikasi dari cara block-cut, yang memerlukan alat muat angkut untuk memuat dan mengangkut overburden jadi bukan langsung menimbunnya. Cara ini sangat-sangat teliti dan butuh kerja sama untuk menangani Batubara dan overburden secara efektif.
Gambar. 2.4. Teknik Haulback Truck dengan menggunakan Front-End Loader
Gambar. 2.5. Haulback dengan menggunakan kombinasi scraper dan truk
10 4. Box-Cut Contour Mining
Pada cara ini lapisan tanah penutup yang sudah digali ditimbun pada daerah yang sudah rata di sepanjang garis singkapan hingga membentuk suatu tanggul- tanggul yang rendah yang akan membantu menyangga porsi terbesar dari tanah. timbunan.
Gambar. 2.6. Box-Cut Countour Mining
11
BAB III
TAHAPAN PENAMBANGAN
3.1. Tahap Persiapan
Tahap Persiapan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan guna untuk menunjang aktivitas penambangan.
3.1.1. Pembuatan Jalan Rintas
Pembuatan jalan rintas berguna untuk jalur lewatnya alat-alat berat ke lokasi tambang, kemudian dikembangkan sebagai jalan angkut material dari front penambangan ke lokasi pabrik premukan. Alat berat yang biasa digunakan adalah Bulldozer dan Motor Grader
Gambar 3.1. Pembuatan Jalan Rintas Ke Lokasi Tambang
3.1.2. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan bertujuan untuk membersihkan daerah pertambangan dari tumbuhan-tumbuhan yang ada di daearh penambangan supaya tidak mengganggu kegiatan penambangan nantinya. Alat yanh biasa digunakan antara lain : Bulldozer dan Excavator
12
Gambar 3.2. Pembersihan Lahan Menggunakan Bull Dozer 3.1.3. Pengupasa Tanah Penutup
Pengupasan tanah penutup (overburden) bertujuan membersihkan endapan Batubara yang akan digali dari semua pengotor yang menutupi permukaan sehingga akan mempermudahkan pekerjaan penggaliannya. Jika lapisan batuan yang menutupi endapan Batubara terlalu keras untuk excavator gali maka akan dilakukan pengeboran atau peledakan. Alat berat yang digunakan ; excavator, Wheel Loader, Bulldozer, Dump truck, Dinamit.
Gambar. 3.3. Pengupasan Tanah Penutup Pada Endapan Batubara 3.1.4. Persiapan Peralatan Penambangan Yang Akan Dilakukan Difokuskan Dengan Menggunakan Peralatan Mekanis.
Dalam kegiatan penambangan kita membutuhkan alat mekanis untuk menunjang kegiatan penambangan, Adapun alat yang digunakan diperlukan untuk menunjang kegiatan pertambangan, yaitu :
13
1. Bulldozer, Untuk Pembersihan lahan dan pengupasan lapisan tanah penutup.
Gambar. 3.4. Bulldozer
2. Wheel Loader, untuk memuat bongkahan Batubara keatas alat angkut.
Gambar. 3.5. Wheel Loader
3. Dump Truck, untuk mengangkut hasil front penambangan ke tempat pabrik peremukan.
Gambar 3.6. Dump Truck
14
4. Excavator, digunakan untuk menggali Batubara yang terendap dan memuat Batubara tersebut keatas dump truck.
Gambar 3.7. Excavator
5. Pembangkit Listrik, digunakan untuk sebagai sumber tenaga Listrik yang akan dipakai sebagai penerangan, untuk alat pengolahan dan menggerakan alat-alat yang bekerja didala pabrik.
Gambar 3.8. Pembangkit Listrik
6. Pompa air dan Sumber air, Pompa air digunakan untuk mengalirkan air keseluruh daerah Perusahaan. air adalah sumber sarana vital bagi suatu proyek yang melibatkan banyak tenaga kerja. Dikegiatan pertambangan air biasanya digunakan dalam pemboran dan juga untuk mengendalikan debu yang ada di front penambangan.
15
Gambar 3.9. Sumber Air Dan Pompa Air
7. Prasarana Penunjang Lainnya, Prasaran yang dipakai untuk kepentingan umum dan dapat digunakan oleh Perusahaan juga dapat dipakai oleh masyrakat setempat. Prasaran lainnya meliputi saran olahraga, tempat peribadatan, poliklinik, power house, dan pos keamanan
Gambar 3.10. Prasaram Penunjang
3.1.5. Persiapan Pabrik Peremukan
Dalam kegiatan pertambangan setelah Batubara dari front penambangan akan disimpan di ROM(tempat penyimpanan sementara Batubara) dan akan di remukan di pabrik peremukan. Maka dari itu harus mempersiapkan pabrik peremukan dan alat yang akan dibutuhkan di pabrikan peremukan. Yang pertama kita lakukan yaitu membangun pabrik peremukan Dimana tempat itu tempat Batubara diremukan dan disimpan. Kedua kita harus mempersiapkan alat peremukan yang terdiri dari hopper, feeder, crusher, screen, secondary crusher, conveyor.
16
Gambar 3.11. Pabrik Peremukan
3.2. Operasi Penambangan
Tujuan dari kegiatan penambangan adalah pengambilan endapan Batubara dari batuan induknya, supaya mudah untuk diangkut dan di proses pada proses lanjutnya. Operasi penambangan dibagi menjadi 3 yaitu pembongkaran Batubara, pemuatan Batubara, dan pengangkutan Batubara.
3.2.1. Pembongkaran.
Pada tahap ini Batubara dipisahkan dengan batuan induknya. Tahap ini dilakukan setelah dilakukan pengupasan tanah penutup. Setelah pengupasan tanah penutup dilakukanlah pemboran dan peledakan pada endapan Batubara supaya lepas dengan batuan induknya menggunakan alat blasting rock.
Pengeboran Peledakan
Gambar 3.12. Pembongkaran
17 3.2.2. Pemuatan
Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasuki dan mengisikan metarial atau endapan Batubara yang hasil dari pembongkaran sebelumnya ke dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan penggusuran, pemuatan Batubara dilakukan dengan alat muat Excavator.
Gambar 3.13. Pemuatan Batubara 3.2.3. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau membawa material atau endapan Batubara dari front penambangan dibawa ke tempat pengolahan untuk diproses lebih lanjut.
Kegiatan pengangkutan menggunakan Dump Truck yang kemudian dibawa ke tempat pengolahan untuk dilakukan proses peremukan (crushing), jumlah yang akan digunakan tergantung banyaknya Batubara hasil peledakan yang akan diangkut.
Gambar 3.14. Pangangkutan Batubara Menggunakan Dump Truck
18 3.3. Pengolahan Dan Pemasaran
Proses pengolahan batubara (coal crushing plant) sangat penting dalam batubara karena proses pengolahan ini merupakan salah satu yang menentukan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, pengolahan batubara yang dilakukan adalah proses pengecilan material dengan peremuk sesuai dengan batubara yang diinginkan konsumen dan pasar. Crushing Plant merupakan proses peremukan batubara pada yang terdiri dari beberapa peralatan mekanis yang terangkai menjadi satu rangkaian peralatan yang saling berhubungan dalam satu kegiatan. Secara umum peralatan mekanis yang digunakan adalah sebagai berikut : hopper, feeder, crusher, screen, secondary crusher, conveyor (Danilof Sultan Orfinada, dkk, 2019).
• Hopper, digunakan sebagai wadah penerima untuk Batubara yang berasal dari ROM (tempat penyimpanan sementara batubara.) sebelum dipecahkan.
• Feeder, digunakan untuk mengangkut dan memuat Batubara dari hopper ke crusher.
• Crusher, digunakan untuk menghancurkan Batubara menjadi bagain-bagian kecil sesuatu permintaan.
• Screen, digunakan untuk menyaring Batubara dengan ukuran tertentu yang berasal dari crusher. Batubara yang tidak memenuhi ukuran tertentu akan jatuh dan dibawah ke secondary crusher
• Secondary crusher, digunakan untuk meremukan Batubara yang tidak memenuhi ukuran menjadi ukuran yang sudah ditentukan sebelumnya.
• Conveyor, digunakan untuk membawah Batubara dari secondary crusher ke tongkang/kapal untuk dipasarkan.
Pemasaran adalah suatu proses menyeluruh, terpadu, dan terencana yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau institusi untuk mengakomodir permintaan pasar. Untuk memasarkan Batubara harus memilih pasar yang jelas agar memudahkan dalam penjualan, kedua memperhatikan kualitas dan harga dari Batubara yang dijual supaya konsumen percaya. Jangan juga menjual terlalu murah tetapi kualitas Batubara yang dijual mempunyai kualitas yang bagus. Dalam
19
promosi karena ini yang dijual suatu sumberdaya dan dijual dengan skala besar jadi memakai Teknik personal selling. Penjualan bahan galian biasanya memakai kontrak antara konsumen dan Perusahaan pertambangan dalam jual beli jangka Panjang. Terakhir yang harus diperhatikan adalah sistem distribusi dimana sarana disini sangat berperan penting Untuk mendestribusikan Batubara, dalam mendistrbusikan Batubara menggunakan kapal dan Tongkang.
Gambar 3.15. Distribusi Batubara 3.4. Reklamasi.
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usah pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Kondisi lahan bekastambang batubara berbeda dibandingkan dengan lahan bekas tambang Bijih (ore). Demikian juga dengan sistem tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan perlakuan terhadap lahan-lahan bekas tambang (Iskandar, dkk, 2012)
Penyebab dari kegiatan penambang diantaranya kesuburan tanah yang sangat rendah, erosi dan sedimentasi yang tinggi, tanah pucuk kurang atau tidak tersedia, munculnya air asam tambang, lereng-lereng yang curam, air unhrk menyiram kurang atau tidak tersedia, iklim mikro belum sesuai, pemilihan jenis tanaman, dan lain-lain.
Pada umumnya hal yang pertama dilakukan dalam reklamasi adalah pengisian Kembali lubang-lubang bekas tambang dengan material jika bekas tambang dalam bentuk lubang-lubang. Jika keadaan bekas tambang tidak merata
20
hanya dilakukan penggusuran (Penataan lahan) saja. Setelah lahan bekas tambang rata atau stabil dilakukan panaburan over burden yang diawal kegiatan pertambangan di kupas diikuti juga dengan penaburan pupuk. Setelah media tanam tersedia di lakukanlah revegatasi atau penanaman Kembali, jika lahan bekas tambang berlereng ditanami oleh tanaman penutup jika lahan bekas tambang datar bisa ditanami oleh tanaman pioner.
21
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Batubara adalah batuan yang diturunkan dari jasad tumbuh- tumbuhan yang telah mengalami perubahan fisik dan kimiawi dalam kurun waktu yang Panjang.
Batubara memiliki pengertian dibeberapa sudut padang bidang Ilmu antara lain : 1. Bidang Kimia Sains, Batubara adalah sumber bahan kimia alami karena Batubara tersusun lebih dari ratusan jenis senyawa berharga, 2. Bidang Teknik Kimia, Batubara adalah senyawa alam yang dapat dikonversi ke dalam bentuk lainnya, 3. Bidang Energi, Batubara merupakan sumber energi yang sangat melimpah dan murah, 4. Bidang Lingkungan, Batubara merupakan pencemar lingkungan yang sangat besar. 5. Bidang Ekonomi, Batubara adalah suatu komoditas yang mempunyai prosfek ekonomi yang sangat baik. Proses pembentukan induk batubara (peat) dari fosil tumbuh-tumbuhan dinamakan proses koalifikasi. koalifikasi hanya terjadi pada tempat-tempat dan era-era tertentu saja sepanjang sejarah geologi. Era/zaman karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah era pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk pada era tersebut. Pada Zaman Permian, kira- kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batubara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di pelbagai belahan bumi lainnya.
Strip mining berarti pertambangan kupas atau baris. Pertambangan kupas sendiri merupakan prosedur penambangan yang dilakukan dengan cara mengupas atau mengangkat lapisan tanah maupun batuan, sehingga lapisan batubara yang tadinya tertutup dapat tersingkap
keuntungan memakai sistem penambangan strip mine adalah Produksi tinggi, Relative lebih aman, Ongkos per ton atau per BCM endapan mineral/bijih lebih murah karena tidak perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan penerangan, Kondisi
22
kerjanya baik, karena berhubungan langsung dengan udara luar dan sinar matahari, Penggunaan alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa, sehingga produksi bisa lebih besar, Pemakaian bahan peledak bisa lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik, karena di daerah yang terbuka. Terdapat juga beberapaa kekurangan dalam sistem penambangan strip mine yaitu Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat atau suhu yang tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga hasil kerja juga menurun, Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan semakin banyak tanah penutup (overburden) yang harus digali, Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang jumlah cukup banyak, Alat-alat mekanis letaknya menyebar, Pencemaran lingkungan hidup relative lebih besar.
Metode countour mining sering diterapkan pada penambangan batubara yang relatif datar dan terperangkap pada lereng penggunungan atau bukit. Cara penambangan dimulai dengan pengupasan tanah penutup (Overburden) di sepanjang lereng daerah yang terdapat batubara dengan mengikuti garis-garis ketinggian (Kontur), Overburden yang telah dikupas tadi dibuang kearah tebing lereng untuk disimpan dan digunakan Ketika reklamasi.
Dalam Tahapan penambangan ada beberapa tahap pada tahap yang pertama yaitu Tahap Persiapan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan guna untuk menunjang aktivitas penambangan. kegiatan penambangan adalah pengambilan endapan Batubara dari batuan induknya, supaya mudah untuk diangkut dan di proses pada proses lanjutnya. Operasi penambangan dibagi menjadi 3 yaitu pembongkaran Batubara, pemuatan Batubara, dan pengangkutan Batubara. Proses pengolahan Batubara adalah proses yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas dari hasil penambangan dalam proses penambaangan dilakukan peremukan Batubara sesuai dengan yang dipesan konsumen untuk melakukan peremukan membutuhkan beberapa ala tantara lain yaitu feeder, hopper, crusher, Screen dan conveyor. Dalam memasarkan Batubara harus menentukan pasar yang jelas supaya mempermudah penjualan, juga memperhatikan kualitas dan harga pasar. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunan lahan yang terganggu sebagai akibat
23
kegiatan usah pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Lahan bekas tambang Batubara berbeda dengan lahan bekas tambang logam atau batuan.
4.1. Saran
Bisa dilihat dari pembahasan makalah ini saran dari penulis yaitu untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang metode penambangan strip mine menggunakan metode countuor mining serta melakukan pelatihan lebih lanjut bagi engineer pertambangan agar bisa merencanakan pertambangan Batubara menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode strip mine dan countour mining yang efisien bagi Perusahaan dan aman bagi para pekerja.