50
Analisis Harga Pokok Produksi pada Penambangan Elektrifikasi
Electric Shovel Komatsu PC 3000E-6 Berpasangan dengan
Dump Truck RT Belaz 75135 di Tambang Batubara X
Unit Production Cost Analysis in Electrification Mining of
Electric Shovel Komatsu PC 3000E-6 with Dump Truck RT Belaz 75135
at the Coal Mine X
Dandung Rahmad Baskoro1*1Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti,
Jalan Kyai Tapa No.1, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11440 *E-mail untuk korespondensi (corresponding author): dandung.rahmad@hotmail.com
ABSTRAK – Salah satu opsi yang dapat dilakukan perusahaan tambang untuk memaksimalkan keuntungan adalah
dengan melakukan efisiensi biaya produksi. Penambangan elektrifikasi merupakan rekayasa teknis yang dilakukan oleh Tambang Batubara X untuk memperkecil biaya pengupasan overburden dengan memanfaatkan tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik sendiri. Penambangan elektifikasi akan dilakukan sendiri oleh Tambang Batubara X. Penelitian dilakukan untuk mengetahui berapa harga pokok produksi (HPP) dengan penambangan elektrifikasi menggunakan pasangan alat Electric Shovel Komatsu PC 3000E-6 dengan Dump Truck RT Belaz 75135. Kemudian, dilakukan analisis sensitivitas pada variabel-variabel yang berpengaruh terhadap HPP pengupasan overburden. Dari perhitungan, didapatkan nilai HPP sebesar Rp 44.420,-/BCM di Bulan Februari 2019, nilai ini lebih besar dari HPP dari kontraktor penambangan Tambang Batubara X, yaitu sebesar Rp 27.802,-/BCM. Hal ini dikarenakan rendahnya produksi aktual yang disebabkan karena jam kerja di bulan Februari 2019 yang kecil. Dari analisis sensitivitas dapat terlihat bahwa fluktuasi harga BBM sangat perbengaruh terhadap HPP pengupasan overburden. Selain upaya untuk memperkecil HPP dengan menaikkan jam kerja efektif, perusahaan juga harus melakukan rekayasa teknis untuk membuat harga bahan bakar menjadi lebih murah.
Kata kunci: produksi, biaya penambangan, harga pokok produksi, analisis sensitivitas
ABSTRACT – One of the options that mining companies can take to maximize profits is by making production cost efficiencies. Electrification mining is a technical engineering undertaken by the X Coal Mine to reduce the cost of overburden removal by utilizing the electric power generated by its own steam power plant (PLTU). Electrification mining will be carried out by X Coal Mine itself. The research was conducted to determine the cost of production (HPP) with electrification mining using Electric Shovel Komatsu PC 3000E-6 pairing with Dump Truck RT Belaz 75135. Then, a sensitivity analysis was carried out on the variables, which affects the HPP of overburden stripping. From the calculation, the HPP value is Rp 44.420,-/BCM on February 2019, this value is greater than the HPP of the X Coal Mining contractor, which is Rp 27.802,-/BCM. This is due to the low actual production due to the small working hours in February 2019. From the sensitivity analysis, it can be seen that the fluctuation of the fuel price greatly affects the HPP of overburden stripping. In addition to efforts to reduce HPP by increasing effective working hours, companies must also carry out technical engineering to make fuel prices cheaper.
Keywords: actual production, total mining cost, unit production cost, sensitivity analysis
PENDAHULUAN
Tambang Batubara X melakukan penambangan dengan metode tambang terbuka. Kegiatan pengupasan overburden merupakan salah satu dari tahapan penambangan batubara. Pengupasan overburden dilakukan dengan menggunakan alat muat gali Shovel Electric Komatsu PC 3000E-6 dan
51 alat angkut Dump Truck RT Belaz 75135. Terdapat 4 (empat) fleet yang dianalisis pada penelitian ini. Data diambil pada periode Bulan Februari 2019.
Tahap pengupasan overburden dilakukan oleh satuan kerja khusus yang dinamakan “Satuan Kerja Penambangan Elektrifikasi”. Istilah elektrifikasi digunakan karena alat muat gali Shovel Electric Komatsu PC 3000E-6 mempunyai karakteristik khusus, yakni input energi utama berasal dari listrik, dimana listrik tersebut disambungkan melalui kabel yang terhubung dengan PLTU milik sendiri.
Penambangan elektrifikasi merupakan suatu rekayasa teknis yang diharapkan dapat meningkatkan target produksi, serta merupakan program efisiensi operasional penambangan dengan tujuan membuat HPP pengupasan overburden menjadi lebih murah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui berapa HPP pengupasan overburden dengan diadakannya program elektrifikasi penambangan di Tambang Batubara X. Selain itu, dilakukan analisis sensitivitas pada HPP guna mengetahui variabel-variabel mempengaruhi nilai HPP.
METODE
Produktivitas merupakan kemampuan produksi selama 1 (satu) periode produksi. Produktivitas alat mekanis yang digunakan dalam produksi penambangan dinyatakan dalam satuan BCM/Jam. Produktivitas alat mekanis dapat dihitung menggunakan persamaan 1 dan 2.
𝑃 = 𝐶 𝑥 60 𝐶𝑚𝑡 𝑥 𝐸𝑡 𝑥 𝑀
(1)
𝐶 = 𝑛 𝑥 𝑞
1𝑥 𝐾
(2)
Keterangan:
P
= Produktivitas (BCM/jam)
C
= Produksi per siklus (BCM)
C
mt= Cycle time dari dump truck (menit)
E
t= Faktor kerja dump truck
M
= Jumlah unit dump truck yang dioperasikan
n
= Jumlah passing (mangkuk) untuk mengisi satu dump truck
q
1= Kapasitas bucket (BCM)
K
= Fill factor
Ketersediaan alat secara aktual terbagi atas 4 (empat) kategori. Ketersediaan alat yang dimaksud adalah ketersediaan alat dari sisi waktu alat. Waktu menjadi faktor penting di dalam perhitungan produksi aktual. Terdapat 3 (tiga) variabel yang digunakan untuk menghitung nilai ketersediaan alat. Variabel tersebut adalah waktu kerja (W), waktu perbaikan alat (R) dan waktu standby alat (S). Data ketiga variabel waktu diperoleh dari data sekunder hasil pencatatan waktu alat yang dibuat oleh Tambang Batubara X. Ke-4 kategori tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mechanical Availability (MA)
Ketersediaan mekanis ialah faktor yang menunjukkan ketersediaan alat dalam melakukan pekerjaan dengan memperhitungkan kehilangan waktu karena adanya perbaikan mesin, perawatan mesin, dan alasan mekanis lainnya. Jika ketersediaan mekanis kecil maka dapat dikatakan bahwa kondisi mekanis alat kurang baik sehingga jam perbaikan tinggi dan hanya digunakan sebagai cadangan.
𝑀𝐴 = 𝑊
52
2. Physical Availability (PA)
Ketersediaan fisik ialah faktor yang menunjukkan ketersediaan alat untuk melakukan pekerjaan dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena jalan yang rusak, hujan lebat, kabut dan lainnya.
𝑃𝐴 = 𝑊+𝑅+𝑆𝑊+𝑆 𝑥 100% (4)
3. Use of Availability (UA)
Penggunaan Ketersediaan menunjukkan persentase dari waktu yang digunakan alat untuk beroperasi dalam keadaan alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan alat yang tidak rusak dimanfaatkan dan menjadi alat manajemen untuk melihat pengaturan penggunaan peralatan yang paling baik. Apabila persentase rendah berarti pengoperasian alat tidak maksimal.
𝑈𝐴 = 𝑊+𝑆𝑊 𝑥 100% (5)
4. Effective Utilization (EU)
Penggunaan efektif alat yang dihitung berdasarkan perbandingan waktu kerja yang digunakan alat untuk beroperasi dengan waktu yang direncanakan untuk alat dapat bekerja.
𝐸𝑈 = 𝑊
𝑊+𝑅+𝑆 𝑥 100% (6)
HPP adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam proses produksi. Semua unsur biaya produksi selama kegiatan pengupasan overburden berlangsung diperhitungkan dalam penentuan HPP. Metode penentuan HPP adalah dengan menjumlahkan total biaya, disebut dengan metode harga pokok penuh (full costing), yang terdiri dari unsur biaya produksi, antara lain: biaya tetap, biaya variabel dan depresiasi.
HPP per BCM (Rp/BCM) overburden yang dikupas, dihitung dengan membagi total biaya produksi, BP (Rp/Bulan) dengan produksi, P (BCM/Bulan). Persamaan 7 digunakan untuk menghitung biaya operasi per BCM overburden.
HPP=BP/P (7)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi aktual dari 4 (empat) fleet selama Bulan Februari 2019 adalah sebesar 270.255 BCM atau 439 BCM/Jam. Jumlah tersebut hanya 45,04% dari target pemindahan overburden di bulan Februari 2019, yaitu sebesar 600.000 BCM. Hal tersebut dikarenakan rendahnya jam kerja alat selama periode Bulan Februari 2019.
Didapatkan biaya total produksi per jam sebesar Rp19.488.322,-; dengan rician biaya variabel sebesar Rp 10.433.229,-; biaya tetap sebesar Rp 3.625.600,-; serta depresiasi alat sebesar Rp 5.429.494,-. Biaya total produksi ini sebagian besar berasal dari biaya penggunaan bahan bakar untuk Dump Truck RT Belaz 75135, alat penunjang tambang (APT), serta biaya sewa alat penunjang itu sendiri.
HPP per BCM pada bulan Februari 2019 diperoleh sebesar Rp 44.420,-/BCM. Nilai tersebut diperoleh dari pembagian total biaya dalam satu bulan dengan total produksi (BCM) overburden yang dihasilkan. Nilai ini lebih mahal Rp 16.619/BCM dari HPP yang dikerjakan oleh kontraktor penambangan Tambang Batubara X. Hal tersebut terjadi karena produksi aktual overburden hanya sebessar 448 BCM/jam, nilai tersebut hanya mencapai 45,04% dari target pemindahan overburden per jam, yaitu sebesar 974 BCM/jam.
53 Tabel 1. Produksi aktual per jam
Keterangan Simbol Nomor Unit Satuan
PC 3004 PC 3005 PC 3006 PC 3007
Cycle time Electric Shovel
Komatsu PC 3000E-6 Cms 31,0 38,7 33,5 31,7 detik 0,52 0,64 0,56 0,53 menit Physical availability PA 100 98,4 99,7 97,6 % Use of Availability UA 24,2 29,2 20,9 25,5 % Effective utilization EU 24,2 28,7 20,8 24,8 % Swell factor SF 0,72 0,72 0,72 0,72 - Fill factor K 1 1 1 1 -
Kapasitas Electric Shovel Komatsu
PC 3000E-6 q1
16 16 16 16 m3
33,28 33,28 33,28 33,28 ton
Jumlah passing bucket (aktual) n 4 4 4 4 -
Jumlah passing bucket (teori) n 3,31 3,31 3,31 3,31 -
Jarak D 1,7 1,5 0,5 0,8 km
1700 1564 500 800 m
Rerata kecepatan bermuatan V1 11,6 10,2 6,0 7,3 km/jam
193,2 169,3 99,7 121,6 m/menit Rerata kecepatan kosong V2 213,3 218,5 189,6 211,3 m/menit
Rerata waktu dumping t1 1,06 1,14 1,32 1,19 menit
Rerata Waktu Tunggu t2 3,45 6,69 3,14 4,95 menit
Cycle Time Belaz 23,34 26,80 14,34 18,62 menit
Jumlah Aktual Belaz 5 5 3 4 Unit
Efisiensi kerja E 85,2 75,1 78,1 73,4 %
Kapasitas Vessel Dump Truck RT
Belaz 75135 qv
110 110 110 110 ton
52,88 52,88 52,88 52,88 m3
MF 0,86 0,70 0,55 0,58 -
Produksi per Ritase Belaz (q) q 64 64 64 64 m3
Produktivitas Aktual Belaz (Q) Q 701 538 628 605 LCM/jam
505 387 452 436 BCM/jam
Total Produktivitas 1.780 BCM/jam
Dari Tabel 2 diketahui bahwa depresiasi merupakan komponen biaya terbesar. Hal tersebut disebabkan karena waktu kerja yang sedikit. Waktu kerja yang sedikit mempengaruhi jumlah biaya variabel. Tabel 2 juga memperlihatkan penggunaan BBM menempati urutan biaya terbesar ke-2, apabila konsumsi BBM dari alat angkut dan alat penunjang tambang dijumlahkan. kegiatan penelitian ini dilakukan. Yang mana alat tersebut diperlukan untuk perbaikan medan kerja karena pengaruh hujan yang cukup banyak. Penggunaan biaya terbesar ketiga ditempati oleh biaya penyewaan alat penunjang tambang. Besarnya biaya ini dikarenakan oleh penggunaan alat tersebut pada waktu musim penghujan, seperti ketika kegiatan penelitian ini dilakukan. Yang mana alat tersebut diperlukan untuk perbaikan medan kerja karena pengaruh hujan yang cukup banyak.
54
Tabel 2. Biaya kepemilikan dan operasional (per jam)
Gambar 1 merupakan hasil plot pada grafik sensitivitas. Grafik tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa variabel yang paling sensitif pada perubahan HPP adalah fluktuasi harga BBM yang dapat dilihat dari gradien paling terjal pada grafik sensitivitas tersebut. Penyebab hal tersebut adalah konsumsi BBM berkontribusi sebesar 22,72% dari total biaya penambangan selama satu jam.
Gambar 1. Pengaruh perubahan harga terhadap HPP
Feb-19 Jumlah Satuan / Jam BIAYA / Jam 1
Variable cost 326.388 0,99 Jam 321.832 Pemakaian Listrik (kwh) 1.474 502 Kwh 740.300 TOTAL FMC SHOVEL
2
Variable cost 182.758 4,53 jam 827.663 Pemakaian BBM (liter) 11.000 268 Liter 2.947.808
TOTAL FMC TRUCK 3.775.471
3
SUPPORT
SEWA ALAT PENUNJANG
* PC 200 (Kosindo) 1 216.700 0,38 Jam 82.494 * PC 200 (Kosindo) 1 315.500 0,57 Jam 178.493 * D85ss (Lematang 5958) 1 334.400 0,47 Jam 156.071 * CS533E Compact (Lematang 5958)1 292.600 0,26 Jam 76.950 * D 155 (Lematang 7286) 6 695.750 2,97 Jam 2.068.152 * 14M Motor Grader (Lematang) 2 1.149.000 0,95 Jam 1.090.555 * BBM APT 11.000 130,9 Liter 1.440.068 TOTAL SUPPORT
4
BLASTING
1. Bahan Peledak 4.567 19,5 Kg 88.881 2. Biaya Blasting Service 158.279 173 Bcm 158.279 3. Biaya Drilling Service 255.682 173 Bcm 255.682
TOTAL BLASTING 502.842
5
Jasa Borongan Operator 37.241 24 jam 893.773 6
Fixed cost 20 34.723 20 Unit 694.456 7
Fixed cost 4 426.989 4 Unit 1.707.956 8
SEWA TETAP ALAT PENUNJANG
* V4W Tower Lamp (Kosindo) 6 21.006 6 Unit 126.039 * P270 Water Truck 1 112.143 1 Unit 112.143 * DT 30 Ton (Kosindo) 1 91.234 1 Unit 91.234
TOTAL SEWA TETAP ALAT PENUNJANG 329.416
Total Fix Cost 3.625.600
8 Rigid Truck 20 166.239 20 Unit 3.324.790 9 Shovel PC 3000 4 526.176 4 Unit 2.104.704 5.429.494 5.092.784 10.433.229 19.488.322 Owning Cost
Total Operating & Owning Cost PAKET FMC RIGID TRUCK SPPH 3041 PAKET FMC SHOVEL SPPH 3040
20
Total Variabel Cost
4 1.062.132 NO KOMPONEN BIAYA JUML AH UNIT TARIF (Rupiah) per Jam KETERANGAN Bulan
55
KESIMPULAN
Produksi aktual pemindahan overburden pada Bulan Februari 2019 adalah sebesar 344.967,56 BCM, hanya 57,49% dari target yang direncanakan. Biaya total pengupasan overburden pada Bulan Februari 2019 sebesar Rp 11.897.553.840,- dan HPP sebesar Rp 34.488,-/BCM dengan jarak rerata pemindahan tanah penutup sejauh 1,1 km. Terdapat Pengaruh yang sangat signifikan antara kenaikan harga BBM dengan HPP produksi, dan HPP dapat diperkecil dengan peningkatan produksi atau dengan efisiensi waktu kerja.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Prodi Teknik Pertambangan yang telah mendukung dalam melakukan dan menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014). Estimating Owning & Operating Costs, 44th Edition, Caterpillar Performance Handbook.
Anonim. (2015). Specification and Aplication Handbook, 31th Edition, Komatsu, Ltd.
Anonim. 2015. Belaz 75135 OJSC Handbook & HM400-2 Specification, “Belarusian Autoworks” Belarusian.
Anonim. (2017). Atlas Copco expands light tower range with HiLight V4, Atlas Copco Portable Energy Division.
Indonesianto, Y. (2005). Pemindahan Tanah Mekanis. UPN Veteran, Yogyakarta.
Kepdirjen Minerba. (2016) Biaya Produksi Untuk Penentuan Harga Dasar Batubara. Jakarta. Mulyadi. (1993). Akuntansi Biaya, Cetakan III, Ed. 5. Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.
Prodjosumarto, Partanto. (1995). Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Penerbit Jurusan Teknik Pertambangan ITB, Bandung.
Rudeno. V. (2009). Mining Valuation Handbook. 3rd Edition. Melbourne. Australia : Wrightbooks. Thompson, R.J (2005). Surface Strip Coal Mining Handbook. Published by SACMA. South Africa. Wahono, Damayanti, Kusdarini. (2017). Pengaruh Fragmentasi Peledakan Terhadap Digging Time
Optimal Excavator PC 3000 Pada Pembongkaran Lapisan Overburder A-1 Di Pit Bangko Barat PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Tanjung Enim, Sumatra Selatan.