• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TENTANG WAWASAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Rizqy Pangestu

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH TENTANG WAWASAN LINGKUNGAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

WAWASAN LINGKUNGAN

MAKALAH

Dosen Pembina Dr. Sueb, M.Kes Farid Akhsani, S.Si., M.Si.

Oleh

Nur Laili Wahyu C. 200342616849 Putri Ritna Sari 200342616849 Sabina Amelya 200342616839 Tiara Raras Wanodya 200342616828

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI

OKTOBER 2020

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah teori yang berjudul Wawasan Lingkungan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah teori ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Sueb, M.Kes dan Bapak Farid Akhsani, S.Si, M.Si pada mata kuliah Dasar Dasar Ilmu Lingkungan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai Wawasan Lingkungan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada tugas Bapak Dr. Sueb, M.Kes dan Bapak Farid Akhsani, S.Si, M.Si, selaku Dosen Mata Kuliah Dasar Dasar Lingkungan yang telah memberikan tugas makalah teori ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, baik yang memberikan ide, saran referensi dan menyusun makalah teori ini.

Kami menyadari, apabila makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Balikpapan, 05 Oktober 2020

Tim Penyusun

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

DAFTAR LAMPIRAN ... 4

BAB I PENDAHULUAN ... 5

1.1 Latar Belakang ... 5

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 5

1.4 Hipotesis ... 6

1.10Manfaat ... 6

BAB II Kajian Pustaka ... 7

2.1 Pengertian Lingkungan ... 7

2.2 Wawasan Lingkungan (Worldview) ... 7

2.3 Limbah ... 8

2.4 Sampah ... 10

2.5 Hubungan Wawasan Lingkungan Terhadap Kerusakan Lingkungan ... 11

BAB III HASIL ANALISIS ... 13

3.1 Wawasan Lingkungan ... 13

3.2 Faktor Masyarakat Kurang Memahami Wawasan Lingkungan ... 14

3.3 Hubungan Memahami Wawasan Lingkungan Dengan Kerusakan Lingkungan .... 16

3.4 Perbedaan Sampah Dan Limbah Menurut Undang-Undang ... 18

BAB IV PENUTUP ... 23

4.1 Simpulan ... 23

4.2 Saran ... 23 DAFTAR PUSTAKA

(4)

4

DAFTAR LAMPIRAN

1. Contoh Pembangunan dan PengelolaanWawasan Lingkungan ... 11 2. Kerusakan Akibat Kurangnya Pemahaman Berwawasan Lingkungan ... 16

(5)

5 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberlanjutan hidup selama beberapa dekade kedepan merupakan tantangan yang sangat besar untuk kita hadapi. Tantangan ini dikarenakan kerusakan lingkungan yang akhir-akhir ini menjadi lebih sering di bicarakan. Kerusakan lingkungan ini timbul akibat manusia yang kurang memahami ataupun tidak melakukan pembangunan serta pengelolaan berwawasan lingkungan. Seperti yang disebutkan dalam UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup pasal (1) ayat 16 bahwa “Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.” dan pada ayat 17 bahwa “Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.”

Wawasan lingkungan yang diaplikasikan dalam pembangunan ataupun pengelolaan, berupa pemerhatian dampak dari pembangunan serta pengelolaan limbah sisa industri. Analisis mengenai dampak lingkungan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup menimbang huruf (c) bahwa “analisis mengenai dampak lingkungan hidup diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.” Namun, sering kali pemberitaan menyebutkan bahwa limbah sisa industri mencemari wilayah perairan. Limbah ini sengaja dibuang ke perairan maupun karena kebocoran tempat yang menampung limbah.

Wawasan lingkungan juga diperlukan untuk masyarakat awam. Masyarakat mengerti bahwa membuang limbah akan merusak lingkungan. Tapi, kurang memahami bentuk dari kerusakan lingkungan tersebut. Jadi, beberapa diantara mereka masih membuang limbah domestik tidak pada tempatnya. Selain limbah, masyarakat juga membuang sampah sembarangan.Jadi, wawasan lingkungan diperlukan sebagai dasar pengolahan limbah dan sampah secara benar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wawasan lingkungan?

2. Apa saja faktor yang menyebabkan masyarakat kurang memahami mengenai wawasan lingkungan?

3. Apa hubungan dari mengetahui wawasan lingkungan dengan kerusakan lingkungan?

4. Apa perbedaan dari sampah dan limbah menurut undang-undang?

5. Bagaimana pembangunan serta pengelolaan yang berwawasan lingkungan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wawasan lingkungan

(6)

6

2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan masyarakat kurang memahami mengenai wawasan lingkungan

3. Untuk memahami hubungan dari memahami wawasan lingkungan dengan kerusakan lingkungan

4. Untuk mengetahui perbedaan antara sampah dengan limbah menurut undang-undang 5. Untuk mengetahui mengenai pembangunan serta pengelolaan yang berwawasan

lingkungan.

1.4 Hipotesis

Wawasan lingkungan adalah pengetahuan mengenai penggunaan dan pengelolaan sumber daya secara tepat dan bijaksana. Wawasan lingkungan ini diperlukan bagi masyarakat.

Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat kurang memahami wawasan lingkungan, yaitu ketidakpedulian masyarakat akan lingkungan sekitar, penyuluhan mengenai wawasan lingkungan kurang mengena pada masyarakat, serta masyarakat yang mengerti mengenai wawasan lingkungan tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat ataupun badan usaha yang mengetahui dan memahami wawasan lingkungan, akan melakukan upaya meminimalisir kerusakan pada lingkungan. Kerusakan itu dikarenakan pembuangan sampah dan limbah yang masih sembarangan. Ketika memahai wawasan lingkungan, maka sampah dan limbah akan dikelola secara tepat.

Sehingga, ketika terjadi kebocoran tempat pengolahan limbah atau sampah dapat ditangani dengan segera dan membuat kerusakan lingkungan yang terjadi tidak meluas. Pada pembangunan, wawasan lingkungan menjadi patokan dasar. Seperti, membangun rumah yang berjarak beberapa meter dari saluran pembuangan air.

Seperti yang dijelaskan di dalam undang-undang, bahwa definisi sampah dengan limbah itu berbeda. Sehingga, pengolahannya pun memiliki tahap awal dan akhir yang berbeda juga.

Pembangunan dan pengelolaan berwawasan lingkungan adalah pembangunan terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup dengan pengelolaan yang didasarkan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan. Pembangunan ini memanfaatkan sumber daya dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya tersebut kedepannya. Dalam pengelolaan yang berwawasan lingkungan, limbah dan sampah dikelola sesuai dengan jenis bahan dan dampak kerusakan terhadap lingkungan.

1.5 Manfaat

1. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai wawasan lingkungan yang diperoleh dari referensi yang diambil dari beberapa sumber. Juga sebagai pengalaman tambahan dalam membuat makalah.

2. Bagi pembaca

Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dari rangkuman materi di dalam makalah. Ilmu tersebut mengenai wawasan lingkungan.

(7)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PengertianLingkungan

Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat dilihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Dari manakah didapatkan oksigen dan makanan?

Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya, seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia (Budiman Chandra, 2006)

Lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya dan mempengaruhi alam itu sendiri. Dalam ilmu ekologi, alam dilihat sebagai jalinan sistem kehidupan yang saling terkait satu sama lainnya. Artinya setiap makhluk hidup berada dalam suatu proses penyesuaian diri dalam sistem kehidupan yang dipengaruhi oleh asas-asas dalam kelangsungan kehidupan ekologi tersebut (Muhammad Erwin, 2008)

Menurut Munadjat Danusaputro lingkungan hidup adalah Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidupnya serta kesejahteraan manusia (Munadjat Danusaputro, 1985).

Pengertian lingkungan menurut Otto Soemarwoto tentang lingkungan hidup ialah ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersamadengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya tumbuhan, hewan, manusia dan jasad renik menempati ruang tertentu (Otto Soemarwoto, 2001)

Pengertian lingkungan hidup dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan umum serta makhluk hidup lain. Berdasarkan pengertian diatas, pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

2.2 Wawasan Lingkungan (Worldview)

Manusia memandang dan menyikapiapa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor tersebut seperti ekonomi, adat istiadat, serta kegiatan masyarakat lainnya. Luas nyapandangan manusia tergantung faktor yang mempengaruh imanusia tersebut.

Wawasan lingkungan adalah pengetahuan mengenai penggunaan dan pengelolaan sumber daya secara tepat dan bijaksana.

(8)

8

Worldview adalah term yang dipakai dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa Jerman yang semakna yakni, weltanschauung dengan arti “pandangan hidup” atau

“pandangan dunia”, dengan pengertiannya tentang realitas sebagai suatu keseluruhan atau pandangan. Pandangan umum tentang dunia ini berarti pandangan yang menyangkut soal hakikat, nilai, arti, dan tujuan dunia serta hidup manusia.

Worldview pada hakikatnya lebih dari sekedar gambaran yang hanya merupakan synopsis dan perluasan konseptual hasil-hasil dari ilmu-ilmu alam kedalam suatu pandangan ilmiah atas dunia. Pandangan ilmiah tetap teoritis murni dan tidak mengajukan pertanyaan metafisis dan mendalam mengenai eksistensi dan arti dunia sebagai suatu keseluruhan (Lorens Bagus, Kamus Fisafat, 1178).

Menurut Ninian Smart worldview adalah kepercayaan, perasaan, dan apa-apa yang terdapat dalam fikiran orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan perubahan sosialdan moral.

Lebih luas dari kedua definisi diatas Prof. Alparslan mengartikan worldview sebagai asas bagi setiap perilaku manusia, termasuk aktifitas-aktifitas ilmiah dan teknologi. Setiap aktifitas manusia akhirnya dapat dilacak pada pandangan hidupnya, dan dalam pengertian itu maka aktifitas manusia dapat direduksi menjadi pandangan hidup (Alparslan Acikgence, 1996).

2.3 Limbah

1. Pengertian

Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya (Mahida, 1984).

Menurut UU no.32 tahun 2009 pasal 1 ayat (22) limbah adalah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung B3.

2. Jenis Jenis Limbah

Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan wujud limbah yang dihasilkan, limbah terbagi 3 yaitu :

a. Limbah padat

Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan lain-lain.

b. Limbah cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini selalu larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak).

Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah cair dari industri, dan lain-lain.

(9)

9 c. Limbah gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh dari limbah gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil industri.

Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan- bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan, ataupun air hujan (Soeparman dan Suparmin, 2002).

Menurut Chandra (2005), limbah cair merupakan salah satu jenis sampah.

Adapun sampah (waste) adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.

Secara umum limbah cair dapat dibagi menjadi : Human excreta (feses dan urine), sewage (air limbah), industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).Menurut Soeparman dan Suparmin (2002), limbah cair bersumber dari aktivitas manusia (human sources) dan aktivitas alam (natural sources).

Menurut Chandra (2005), air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Dampak tersebut antara lain : 1. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang digunakan oleh manusia. 2.

Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air. 3.

Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat anorganik). 4. Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga terjadi penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir.

(10)

10 2.4 SAMPAH

1. Pengertian

Menurut definisi WHO sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah dapat berasal dari kegiatan manusia, hewan dan alam.

Sampah yang berasal dari kegiatan manusia, hewan dan alam akan mengakibatkan timbulan sampah di tempat sampah ataupun TPA. Timbulan sampah yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan beragamnya aktifitas ditengah semakin terbatasnya lahan merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir sebagian kota-kota besar (Purnama & Ciptomulyono, 2011). Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sesi kehidupan, terutama di kotakota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Palembang, dan Medan (Sudrajat, 2006).

2. Jenis Jenis

Menurut Bahrin (2011) menyatakan komposisi dan karakteristik sampah berhubungan langsung dengan sumber sampah. Berdasarkan sifatnya sampah kota dapat dibagi menjadi dua yaitu 1. Sampah organik adalah sampah yang mudah terdegradasi sehingga mudah terurai. Contohnya : sampah sayuran, daun- daunan, bagian tubuh hewan, sisa makanan, kertas, kayu dan lain-lain. 2. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit terdegradasi sehingga sulit terurai.

Contohnya : plastik, kaca, logam, kaleng dan lain-lain. Sampah basah juga disebut sampah yang mudah membusuk (garbage) karena aktivitas mikroorganisme, seperti daun, batang dan ranting pohon, sisa sayur mayur, buah- buahan, kayu bekas bangunan, bangkai binatang, dsb. Sampah kering juga disebut sampah yang sulit membusuk (refuse) seperti kertas, plastik, potongan kain, logam, gelas, karet, dsb (Wardi, 2011). Beragamnya jenis sampah akibat sifat konsumtifnya manusia. Semakin banyak kegiatan atau aktivitas manusia maka semakin banyak populasi sampah yang ada dan beragam jenisnya.

3. Tempat Pembuangan AkhirSampah

Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar dan merupakan isu utama bagi setiap kota di Indonesia. Pertumbuhan penduduk dan kemajuan tingkatperekonomian di suatu kota secara langsung mempengaruhi peningkatan jumlah sampah. Sampah tersebut jika tidak dikelola dengan baik maka akan mempengaruhi tigkat kebersihan dan mencemari lingkungan kota, yang pada akhirnya menurunkan tingkat kesehatan masyarakat (Saleh & Purnomo, 2014).

Salah satu upaya pengelolaan sampah adalah menempatkan sampah pada suatu tempeh pengumpulan akhir, yaitu TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah.

(11)

11

Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah merupakan suatu tempat pembuangan sampah bagi penduduk kota. Setiap hari berbagai jenis sampah penduduk diangkut dari bak-bak sampah yang terdapat di kota, kemudian ditumpuk di TPA. Beberapa bahan organik yang ada di TPA sampah yang bersifat mudah urai (biodegradable) umumnya tidak stabil dan cepat menjadi busuk karena mengalami proses degradasi menghasilkan zatzat hara, zat-zat kimia toksik dan bahan-bahan organik sederhana, selanjutnya akan menimbulkan bau yang menyengat dan mengganggu.

2.5 Hubungan Wawasan Lingkungan Terhadap Kerusakan Lingkungan

Minimnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitar merupakan masalah yang masih berkelanjutan hingga saat ini, dikarenakan kurangnya pengetahuan dan infrastruktur penunjang dalam menjaga lingkungan. Bahkan minimnya kesadaran lingkungan juga terjadi pada perusahaan perusahaan besar yang dengan gampangnya membuang sampah kesungai ataupun laut. Masalah semacam ini bukanlah tanggung jawab individual, melainkan tanggung jawab kolektif yang melibatkan banyak pihak tanpa terkecuali bangsa ini.

Menurut G Tyller Miller dan Scoot Spoolman dalam bukunya yang berjudul Environmental Worldview tiga hukum ilmiah yang mengatur materi, perubahan energi, dan enam prinsip keberlanjutan menyarankan bahwa solusi jangka panjang terbaik untuk masalah lingkungan dan sumber daya kita adalah bergeser dari ekonomi limbah tinggi berbasis materi dan aliran energi yang terus meningkat menuju ekonomi limbah rendah yang akan bekerja dengan alam untuk mengurangi keluaran yang berlebihan, penggunaan materi dan sumber daya energi yang tidak efisien, dan polusi sertalimbah yang dihasilkan. Bisa juga tujuan lain untuk menggunakan kembali, mendaur ulang, dan membuat kompos dari sebagian besar limbah padat. Dorongan untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta menuju kelestarian lingkungan telah tercipta pertumbuhan industri baru bersama dengan jumlah pekerjaan ramah lingkungan yang baru pula.

Di buku tersebut juga dijelaskan dengan adanya wawasan lingkungan kita dapat mengurangi limbah dan sampah dengan cara menjual layanan, bukan barang. Salah satu pendekatan untuk bekerja lebih ramah lingkungan ekonomi yang menguntungkan adalah menjual layanan tertentu sebagai gantinya produk yang menyediakan layanan tersebut. Dengan pendekatan ini, produsen menghasilkan lebih banyak uang jika produknya meminimalisir penggunaan material yang menghasilkan polusi, dan jika produknya tahan lama, hemat energi, menghasilkan polusi sesedikit mungkin sedang,

(12)

12

dan mudah dirawat, diperbaiki, digunakan kembali, atau didaur ulang. Tujuannya untuk menghemat uang, memancarkan sedikit kebisingan, panas, ozon, dan buangan bahan kimia.

(13)

13 BAB III HASIL ANALISIS

3.1 Wawasan Lingkungan

Environmental worldview merupakan cara pandang manusia terhadap lingkungannya atau bisa juga disebut dengan pandangan hidup lingkungan (wawasan lingkungan). Manusia memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap lingkungannya baik itu lingkungan sosial maupun lingkungan alam sekitar. Penyebab utama timbulnya perbedaan pandangan tersebut adalah perbedaan pandangan hidup lingkungan (environmental worldview), terutama tentang bagaimana bumi bekerja dan bagaimana seharusnya peran manusia terhadap bumi.

Selanjutnya G Tyler Miller Scott Spoolman menyatakan ada 3 macam environmental worldview yakni planetary management, stewardship, dan environmental wisdom.

1. Planetary Management

Pandangan ini memiliki kepercayaan bahwa manusia dipisahkan dari alam dan dapat mengelola alam sambil memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia yang terus meningkat. Manusia berpikir bahwa dengan bantuan teknologi dan kecerdikan yang inovatif, manusia dapat mengelola sumber daya dan tidak akan kehabisan sumber daya yang terbatas. Pertumbuhan ekonomi yang tidak terbatas di dunia tidak boleh dibatasi oleh kekhawatiran akan sumber daya alam dan keberhasilan umat manusia bergantung pada seberapa baik manusia dapat menggunakan sumber daya alam bumi untuk kemajuan dan keuntungan manusia.

2. Stewardship

Orang yang menganut pandangan ini akan percaya bahwa kita memiliki tanggung jawab etis untuk peduli dan melakukan penataan terhadap bumi dan sumber dayanya yang terbatas. Pandangan ini percaya bahwa manusia tidak akan kehabisan sumber daya jika menggunakan strategi pengelolaan dan perhatian yang benar. Strategi ini harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan lingkungan. Keberhasilan manusia bergantung pada seberapa baik kita dapat mengelola sistem pendukung kehidupan bumi.

3. Environmental Wisdom

Pandangan ini memiliki kepercayaan bahwa kita semua adalah bagian dari alam dan sepenuhnya bergantung pada alam. Alam ada untuk semua spesies, sehingga manusia harus membuat rencana pengelolaan. Pandangan ini menjelaskan bahwa semua sumber daya sifatnya terbatas dan tidak boleh disia- siakan. Keberhasilan manusia bergantung pada bagaimana sistem alam mempertahakankan diri.

Dengan adanya wawasan lingkungan diharapkan setiap orang dapat berperan serta dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan. Sumber berbagai

(14)

14

persoalan lingkungan karena kurangnya wawasan pada lingkungan. Oleh karena itu, setiap orang dengan latar belakang masing-masing, perlu memahami dan menyikapi hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan berbagai kondisi yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Jika wawasan lingkungan seseorang itu bagus, hal ini akan meningkatkan kualitas lingkungan disekitarnya. Sebaliknya jika wawasan lingkungan seseorang rendah, maka hal ini akan menyebabkan rendahnya kualitas lingkungan sehingga menambah persoalan yang ada di lingkungan.

Terdapat keyakinan bahwa dunia dan segala sumber daya nya untuk manusia. Semua bersifat tidak terbatas dan manusia diberi segalanya. Sehingga harus ada upaya untuk melestarikan sumber daya agar masih bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang. Gagasan ini masih terpusat pada manusia dan keinginan untuk menghindari kerusakan alam hanya untuk keuntungan manusia di masa depan. Harus ada preservasi yang bertujuan untuk mendukung pelestarian sumber daya bagi generasi mendatang. Preservasi dapat lebih luas dari kata konservasi karena konservasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan, sedangkan preservasi adalah kegiatan untuk mempertahankan kondisi suatu objek agar tidak rusak dan terjaga kelestariannya.

3.2 Faktor Masyarakat Kurang Memahami Wawasan Lingkungan

Semua yang ada di alam ini untuk manusia. Namun tidak banyak dari manusia yang sadar tentang pentingnya menjaga alam. Sebagaimana telah dipahami bahwa alam merupakan tempat manusia untuk hidup dan berkembang biak. Hubungan manusia dengan alam memiliki keterkaitan, dari alamlah manusia mendapat penghidupan dan tanpa dukungan dari alam manusia dan makhluk lainnya akan terancam. Ketidakpedulian manusia terhadap alam ini akan berdampak pada terancamnya diri manusia sendiri dan mahluk lainnya.

Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat kurang memahami wawasan lingkungan, yaitu :

a. Rendahnya Rasa Kepedulian terhadaap lingkungan sekitar.

Rendahnya kepedulian masyarakat dengan lingkungan sekitar, merupakan faktor terpenting terjadinya kerusakan lingkungan. Seringkali kita pasti sering melihat lingkungan sekitar kita memprihatinkan. Beberapa tempat terdapat banyak sampah berserakan, jalanan yang rusak, rumah-rumah liar sehingga lingkungan tersebut menjadi kumuh. Penyebab kumuhnya lingkungan itu sendiri bisa karena sampah yang dibuang sembarangan, kurangnya pengawasan aparat pemerintahan, ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungan yang ditinggalinya, dan lain sebagainya.

Kepedulian masyarakat dengan lingkungannya memang merupakan faktor utama dalam meminimalisir kerusakan lingkungan. Karena keadaan lingkungan itu juga mempengaruhi kehidupan masyarakat itu sendiri. Misalnya, jika di sekitar lingkungan itu ada banyak sampah pasti akan menjadi wadah penyakit bagi masyarakat di sana. Tempat yang kotor akan menjadi sarang bagi lalat dan nyamuk yang menjadi sumber berbagai penyakit yang bisa menimpa kita seperti

(15)

15

DBD, malaria, muntaber, dan diare. Selain itu jika hujan deras, lingkungan yang kumuh itu pasti akan mendatangkan bencana bagi masyarakat di sana yaitu salah satunya bencana banjir. Terkadang masyarakat seringkali melimpahkan tugasnya ke orang lain, salah satunya tukang sampah yang seringkali disalahkan karena kurang giat bekerja, padahal sudah menjadi kewajiban mereka untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitarnya karena mereka juga adalah bagian dari masyarakat tersebut.

b. Mementingkan Kepentingan Sendiri

Manusia tidak pernah merasa puas dengan pemenuhan kebutuhannya.

Manusia juga mempunyai keinginan untuk meningkatkan kenyamanan hidup.

Pekembangan teknologi yang mengakomodasi keinginan manusia semakin tidak terkontrol yang menyebabkan perubahan gaya hidup. Contoh paling dekat dapat kita lihat dalam kehidupan rumah tangga. Apabila sebuah keluarga memiliki tempat tinggal yang memenuhi kebutuhan ruang anggota keluarga, maka semakin lama keinginan akan terus meningkat untuk memiliki rumah yang lebih luas.

Rumah yang semakin luas disertai dengan peningkatan jumlah penduduk yang menginginkannya maka berakibat berkurangnya lahan hijau di bumi ini.

Selain itu harga tanah yang semakin tinggi membuat manusia enggan untuk menjadikan tanahnya sebagai lahan hijau terbuka. Sebesar apapun lahan yang dimiliki manusia, pasti nantinya akan dikembangkann menjadi pemukiman agar memperoleh keuntungan. Hal seperti ini tidak hanya membuat keberadaan lahan hijau terbuka semakin menipis, namun juga menimbulkan peningkatan pada konsumsi matreial serta energi untuk bangunan.

c. Terfokus dengan Kemajuan Teknologi dan Tidak Memanfaatkannya dengan Baik Adanya ilmu pengetahuan dan teknologi memang dipergunakan untuk mempermudah hidup manusia. Teknologi menjadi perwakilan raga manusia dalam mengelola alam, mengubah lingkungan dan memperbaruinya menjadi tempat nyaman untuk ditinggali, hingga adanya kendaraan canggih yang memudahkan manusia untuk berpergian kemanapun. Kehebatan teknologi mendorong manusia agar selalu menang dalam kepentingan diri sendiri. Namun penggunaan teknologi sangat bergantung pada niat manusia itu sendiri, karena di samping sangat menguntungkan dan mempermudah kegiatan, disisi lain teknologi juga dapat mengakibatkan malapetaka bagi manusia dan lingkungan bila digunakan untuk maksud yang tidak tepat.

Jika dilihat dari proses pembangunan, mulai dari kegiatan mendapatkan material, pengolahan bahan dan proses pembangunan, higga pemakaian bangunan, manusia terus-menerus mengambil sumber daya alam. Pada waktu yang bersamaan, proses tersebut juga mengakibatkan pelepasan gas pembakaran dalam jumlah yang besar, belum lagi limbahnya yang mencemari lingkungan.

Seharusnya, dalam membangun kita sudah sepantasnya memikirkan resiko apa yang nantinya terjadi, sehingga dapat melakukan pembangunan yang cerdas dan aman bagi lingkungan. Contohnya seperti mengolah ulang limbah pabrik menjadi

(16)

16

sesuatu yang padat dan kemudian menguburnya di dalam tanah sehingga tidak mencemari lingkungan.

d. Masyarakat yang mengerti mengenai wawasan lingkungan tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Di dunia pertanian misalnya, banyak sekali petani yang menginginkan hasil yang bagus dengan waktu yang singkat. Sehingga menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Dibandingkan dengan pupuk kandang, misalnya, pupuk kimia memang dianggap lebih praktis karena mudah di dapatkan dan banyak tersedia di penjualan, sementara pupuk kandang belum tentu bisa didapat dengan mudah, biasanya petani harus membuat dulu dan itu memakan waktu yang lumayan lama. Padahal, penggunaan pupuk kimia memiliki banyak dampak negatif, baik untuk lahan, tanaman, bahkan bagi orang- orang yang mengonsumsi makanan hasil tanaman yang mengandung pupuk kimia tersebut. Mengonsumsi makanan yang terkena zat kimia (pupuk) secara langsung atau tidak langsung sangat berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, saat hujan turun air hujan akan membawa pupuk kimia dari tempat awalnya ke tempat lain (misalnya hingga ke sungai), bukan hanya polusi tanah yang akan dihasilkan, tetapi juga polusi air.

Selain itu, tanah yang terlalu padat akan mematikan atau mengurangi populasi organisme yang menyuburkan tanah. Binatang-binatang seperti cacing dan serangga-serangga tanah tidak akan mampu bertahan hidup di tanah yang unsur haranya rusak. Pupuk Kimia juga tidak hanya mematikan organisme-organisme darat, tetapi juga fauna-fauna perairan. Jika sisa zat kimia di lahan dialirkan ke sungai melalui air hujan, fauna-fauna perairan pasti akan keracunan. Karena air sungan terkontaminasi zat seperti nitrat dan fosfat yang merupakan dua jenis zat kimia yang berbahaya.

3.3 Hubungan Memahami Wawasan Lingkungan dengan Kerusakan Lingkungan Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia karena didalamnya lingkungan itu tersedia segala sumber daya yang dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika lingkungan hidup tidak terpelihara maka akan menyebebkan bencana bagi seluruh spesies yang ada di dalamnya. Selain bencana alam, wabah penyakit juga sering timbul melanda lingkungan hidup yang tidak terpelihara. Kerusakan itu dikarenakan minimnya kepedulian manusia

(17)

17

terhadap lingkungannya. Tetapi jika manusia memiliki wawasan luas tentang lingkungan, segala permasalahan lingkungan akan terminimalisir, karena peran manusia adalah manajer dalam pengelolaan lingkungan ini. Manusia yang berwawasan lingkungan, pasti berpikir jangka panjang, jika lingkungan tidak dilestarikan maka tidak akan bisa dinikmati oleh generasi keturunanya.

Menurut G Tyller Miller dan Scoot Spoolman dalam bukunya yang berjudul Environmental Worldview tiga hukum ilmiah yang mengatur materi, perubahan energi, dan enam prinsip keberlanjutan menyarankan bahwa solusi jangka panjang terbaik untuk masalah lingkungan dan sumber daya kita adalah bergeser dari ekonomi limbah tinggi berbasis materi dan aliran energi yang terus meningkat menuju ekonomi limbah rendah yang akan bekerja dengan alam untuk mengurangi keluaran yang berlebihan, penggunaan materi dan sumber daya energi yang tidak efisien, dan polusi serta limbah yang dihasilkan. Bisa juga tujuan lain untuk menggunakan kembali, mendaur ulang, dan membuat kompos dari sebagian besar limbah padat. Dorongan untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta menuju kelestarian lingkungan telah tercipta pertumbuhan industri baru bersama dengan jumlah pekerjaan ramah lingkungan yang baru pula.

Di buku tersebut juga dijelaskan dengan adanya wawasan lingkungan kita dapat mengurangi limbah dan sampah dengan cara menjual layanan, bukan barang. Salah satu pendekatan untuk bekerja lebih ramah lingkungan ekonomi yang menguntungkan adalah menjual layanan tertentu sebagai gantinya produk yang menyediakan layanan tersebut. Dengan pendekatan ini, produsen menghasilkan lebih banyak uang jika produknya meminimalisir penggunaan material yang menghasilkan polusi, dan jika produknya tahan lama, hemat energi, menghasilkan polusi sesedikit mungkin sedang, dan mudah dirawat, diperbaiki, digunakan kembali, atau didaur ulang. Tujuannya untuk menghemat uang, memancarkan sedikit kebisingan, panas, ozon, dan buangan bahan kimia.

Manusia dengan segala kesempurnaanya dapat memikirkan solusi-solusi untuk mengatasi persoalan lingkungan, tentunya dengan didukung teknologi yang ada, bekal ilmu yang cukup, wawasan yang luas, dan kreatifitas berinovasi.

Contohnya pembuangan sampah dan limbah disembarang tempat. Ketika memahami wawasan lingkungan, maka sampah dan limbah akan dikelola secara tepat sehingga tidak mencemari lingkungan dengan di daur ulang (penerapan 3R) sehingga menjadi suatu barang yang bermanfaat, dialihkan ke tempat yang sesuai, dan yang terpenting tidak tergoda sedikitpun untuk membuang sembarangan.

Sehingga, ketika terjadi kebocoran tempat pengolahan limbah atau sampah dapat ditangani dengan segera dan membuat kerusakan lingkungan yang terjadi tidak meluas.

Kemudian meningkatkan kegiatan reboisasi dengan ikut merealisasikan gerakan penanaman 1000 pohon. Menyusutnya luas hutan memberikan ancaman bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup. Berkurangnya kawasan hutan disebabkan oleh deforestasi secara besar-besaran, tanpa disertai upaya reboisasi yang berkelanjutan. Berkurangnya luas hutan adalah dampak dari berbagai

(18)

18

kegiatan yang tidak bertanggungjawab, seperti alih fungsi hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan, kebakaran hutan, penebangan liar, pemukiman dan lain sebagainya.

Memanfaatkan teknologi dalam melakukan konservasi tanah dan air.

Sehingga ketika air hujan jatuh ke tanah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian secara efisien dan mengatur waktu aliran air dengan meresapkannya ke dalam tanah agar ketika musim hujan tidak terjadi banjir dan ketika kemarau masih terdapat cadangan air tanah.

Sistem budidaya pertanian yang memakai bahan kimia berupa pupuk dan pestisida dapat mengakibatkan pencemaran dan kerusakan pada lingkungan.

Karena itulah manusia berwawasan lingkungan harus ikut menggalakkan penggunakan pupuk organik. Tetapi penggunaan bahan organik yang tidak tepat ternyata juga dapat berdampak buruk pada lingkungan. Penggunaan pupuk organik berupa kotoran hewan yang belum matang justrus turut berperan dalam terjadinya efek rumah kaca. Hal tersebut terjadi karena kotoran hewan yang belum matang merupakan sumber gas metana yang merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca. Sehingga harus dipastikan bahwa pupuk kandang yang digunakan merupakan pupuk kandang yang sudah mengalami proses dekomposisi. Biasanya mempunyai warna yang lebih gelap dibanding pupuk kandang segar dan juga sudah tidak memiliki (sedikit) bau tidak sedapnya, tidak seperti pupuk kandang yang masih segar. Pemakaian pupuk kandang yang benar dapat mengurangi gas metana yang dilepas ke atmosfer bumi.

Dan masih banyak hal lainnya yang dapat dilakukan seorang manusia yang memiliki pandangan luas terhadap lingkungan. Manusia jadi mengerti bahwa eksploitasi alam dan lingkungan hidup untuk kepentingan individu yang tidak terkontrol, suatu saat akan mendatangkan malapetaka bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Tindakan manusia mengelolah alam sekaligus memelihara alam akan menjadikan sumber penghidupan terus menerus dan tak ada habisnya untuk manusia.

3.4 Perbedaan Sampah dan Limbah Menurut Undang-Undang

Masalah sampah memang tidak pernah habis. Tidak hanya di Indonesia, Permasalahan sampah menjadi persoalan serius di seluruh dunia. Berbagai pihak telah memberikan solusi demi solusi untuk mengatasi masalah ini mulai dari negara hingga masing-masing individunya. Ini juga akibat dari Produksi sampah

(19)

19

yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, meningkatnya pertumbuhan daya beli masyarakat, dan pola hidup masyarakat itu sendiri.

Sampah ini pasti akan terus ada, selama manusia memang masih menggunakan barang-barang yang nantinya akan menjadi sampah.

Jika pengelolaan sampah tidak dilaksanakan dengan baik, nantinya akan timbul berbagai masalah baik sosial maupun lingkungan. Seperti pencemaran air, tanah, udara merupakan contoh dari tidak berhasilnya pengelolaan sampah. Oleh karena itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, bukan hanya pemerintah tetapi dari kesadaran masyarakatnya juga agar tercipta lingkungan yang bersih dan indah.

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. (Pasal 1A UU 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Sampah yang diatur dalam UU 18 Tahun 2008 meliputi;

a. Sampah Rumah Tangga, yaitu berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. (Pasal 2 ayat (2) UU 18/2008)

b. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, yaitu sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. (Pasal 2 ayat (3) UU 18/2008) c. Sampah Spesifik, meliputi;

o sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

o sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

o sampah yang timbul akibat bencana;

o puing bongkaran bangunan;

o sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau o sampah yang timbul secara tidak periodik.

Sampah berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar, rumah tangga, pertokoan (kegiatan komersial/perdaganan), pembersihan jalan, taman, atau tempat umum lainnya, dan kegiatan lain seperti dari industri dengan limbah yang sejenis sampah yang dihasilkan manusia sehari-hari kemungkinan mengandung limbah berbahaya, seperti sisa baterai, sisa oli/minyak rem mobil, sisa bekas pemusnah nyamuk, sisa biosida tanaman, dsb.

Berdasarkan cara pengelolaannya, sampah dibagai sebagai berikut

 Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah tangga, sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan lain-lain

 Komponen bervolume besar dan mudah terbakar (bulky combustible): kayu, kertas, kain plastik, karet, kulit dan lain-lain

 Komponen bervolume besar dan sulit terbakar (bulky noncombustible): logam, mineral, dan lain-lain

 Komponen bervolume kecil dan mudah terbakar (small combustible) – Komponen bervolume kecil dan sulit terbakar (small noncombustible)

 Wadah bekas: botol, drum dan lain-lain

(20)

20

 Tabung bertekanan/gas – Serbuk dan abu: organik (misal pestisida), logam metalik, non metalik, bahan amunisi dsb

 Lumpur, baik organik maupun non organik

 Puing bangunan

 Kendaraan tak terpakai

 Sampah radioaktif.

(21)

21

Sedangkan limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. (Pasal 1 poin 2 PP 101/2011 tentang Limbah B3)

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. (Pasal 1 poin 1 PP 101/2011 Tentang Limbah B3)

Dari definisi yang dipaparkan pada PP 101/2011, dapat dijabarkan bahwa limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang memiliki zat, energy, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya dapat mencemarkan dan/atau merusak lingk lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Berdasarkan sumbernya, limbah dibagi menjadi :

 Limbah kegiatan kota (masyarakat)

 Limbah industri

 Limbah pertambangan

 Limbah pertanian.

Berdasarkan fasanya/bentuknya:

 Limbah padat

 Limbah berlumpur (sludge)

 Limbah cair

 Limbah padat.

Berdasarkan sifat bahayanya:

 Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

 Limbah domestik : Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rutin (sehari-hari) manusia, umumnya dalam bentuk cair (hasil mencuci, mandi, kakus (tinja dan air seni), menyiram,dll, dan padat (sampah (domestik)).

Identifikasi limbah dilakukan untuk mengevaluasi resiko yang mungkin ditimbulkan dan untuk mengevaluasi cara penanganannya. Oleh karena itu dalam rangka menangani limbah secara tepat, dilakukan pemilahan berdasarkan bahan terbentuknya misalnya dengan menggunakan tempat sampah lima warna.

Pemilahan sampah dengan menggunakan tempat sampah 5 warna ini diatur dalam PP no 81 Tahun 2012 pasal 18 ayat (4). Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa

“TPS dan/atau TPS 3R sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) harus memenuhi persyaratan:

 tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis sampah;

 luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan;

 lokasinya mudah diakses;

 tidak mencemari lingkungan; dan

 memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan.”

(22)

22 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Wawasan lingkungan merupakan pengetahuan mengenai penggunaan dan pengelolaan sumber daya secara tepat dan bijaksana.

Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat kurang memahami wawasan lingkungan diantaranya ketidakpedulian masyarakat akan lingkungan sekitar, penyuluhan mengenai wawasan lingkungan kurang mengena pada masyarakat, serta masyarakat yang mengerti mengenai wawasan lingkungan namum tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari.

Pada pembangunan, wawasan lingkungan menjadi patokan dasar. Seperti, membangun rumah yang berjarak beberapa meter dari saluran pembuangan air. Seperti yang dijelaskan di dalam undang-undang, bahwa definisi sampah dengan limbah itu berbeda. Sehingga, pengolahannya pun memiliki tahap awal dan akhir yang berbeda juga.

Pembangunan dan pengelolaan berwawasan lingkungan adalah pembangunan terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup dengan pengelolaan yang didasarkan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan.

Pembangunan ini memanfaatkan sumber daya dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya tersebut kedepannya. Dalam pengelolaan yang berwawasan lingkungan, limbah dan sampah dikelola sesuai dengan jenis bahan dan dampak kerusakan terhadap lingkungan.

4.2 Saran

Ketika mengetahui mengenai wawasan lingkungan, kita perlu menerapkannnya dalam aktifitas sehari-hari. Agar tumbuh pemahaman yang baik mengenai wawasan lingkungan tersebut. Wawasan lingkungan perlu diterapkan dalam pembangunan dan pengelolaan. Baik itu dalam suatu badan usaha maupun dalam pendirian bangunan. Penerapan wawasan lingkungan dimulai dari lingkungan kecil, seperti rumah dan sekitarya, sekolah, tempat kerja hingga fasilitas publik. Dengan menerapkan wawasan lingkungan kita dapat meminimalisir hingga mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

Contoh dari penerapan wawasan lingkungan ini adalah membangun rumah dengan menerapkan garis sempadan bangunan. Dengan garis ini rumah memiliki jarak 3-5 meter dengan jalan, tepi pantai, tepi sungai, rel kereta, jaringan tegangan tinggi, ataupun bangunan tetangga. Salah satu manfaat garis sempadan ini adalah area yang tersisa dapat menjadi ruang terbuka. Ruang terbuka ini dapat dimanfaatkan menjadi daerah penghijauan, sirkulasi udara serta daerah resapan air.

Dalam pengelolaan sampah dan limbah, kita juga harus lebih bijak. Dimulai dari membuang sampah pada tempatnya. Menyiapkan kantung untuk menyimpan sampah sementara di dalam tas, agar ketika tidak ada tempat sampah disekitar kita dapat menyimpannya terlebih dahulu. Juga memisah-memilih-memilah sampah berdasarkan jenis

(23)

23

dan tingkat berbahayanya. Pendaur ulangan sampah plastik menjadi suatu produk kebutuhan rumah tangga, seperti tas atau dompet. Untuk limbah kita harus membuat atau membuang pada tempatnya juga. Jika suatu usaha tidak memiliki tempat pemanfaatan limbah, maka ada beberapa perusahaan yang memfasilitasi atau memberikan layanan untuk pengelolaan limbah.

(24)

24

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jdihn.go.id/files/746/158 4953554-2822284.pdf&ved=2ahUKEwjj9ITZ0pXsAhVDg-

YKHaIQDNAQFjACegQIAhAB&usg=AOvVaw0stEj8SrrBtmjhd21jN3yo

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jil.ejournal.unri.ac.id/ind ex.php/JIL/article/viewFile/1492/1467&ved=2ahUKEwj324ul05XsAhVNX30KHQOHCM0QFjA AegQIBBAB&usg=AOvVaw2v3BxI2vswpgN0VeBJUN5N

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.uinsgd.ac.id/inde x.php/kelola/article/download/4128/2423&ved=2ahUKEwiCotO805XsAhUUeysKHTdxB6AQF jALegQICBAB&usg=AOvVaw216cYEhCmsenY7K3YJeI2Z

http://journal.uinsgd.ac.id

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5050/E.%20BAB%20II.pdf?seque nce=6&isAllowed=y

https://pendidikan.co.id/pengertian-limbah-menurut-ahli-jenis-karakteristik-dan- dampaknya/

https://www.researchgate.net/publication/262142058_Environmental_Worldview_Place_A ttachment_and_Awareness_of_Environmental_Impacts_in_a_Marine_Environment/link/54 1c429e0cf241a65a0bd785/download

http://lhoffmanscience.pbworks.com/w/file/119556504/Living%20in%20the%20Environme nt%20(17th%20Edition)%20by%20G.%20Tyler%20Miller%20&%20Scott%20Spoolman%20(1) .pdf

https://b-ok.asia/s/?q=G.+Tyler+Miller&e=1&yearFrom=2015

Referensi

Dokumen terkait

" !overdell,ailll ~1all~," "8Ulkt.~r o~.k\tt1iJ\lIIilnl ri-gOt.lau'l"illl Ill'npl1ll1h.11g1,lIlltiCmenzlchmoeten UVt':.fUlgrndoor.aankleven, da.tdellf.l,~t de ecmge~u~d~lagis,..w8alop

But lack of available materials on this important pastoral concern especially in the context of the Filipino situation in general and in the context o f the Convention of Philippine