• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER TERAPI AKUPRESUR

N/A
N/A
Moh. Haerul 52

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER TERAPI AKUPRESUR "

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER TERAPI AKUPRESUR

JULIANTI B300222021

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BARAMULI KABUPATEN PINRANG

TAHUN 2024

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Terapi komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan individu. Terapi komplementer bermanfaat untuk memperbaiki fungsi dari sistem- sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit ( Hidayah, 2019).

Terapi komplementer dan alternatif saat ini digencarkan di berbagai negara. Di Indonesia upaya ini juga mendapatkan dorongan dari pemerintah maupun nonpemerintah. Penggunaan terapi komplementer diharapkan semakin mendekatkan jangkauan kemampuan masyarakat terhadap upaya pengobatan tanpa mengurangi peran terapi modern. Terapi komplementer dapat dimanfaatkan hanya sebagai alternatif, hingga terapi konvensional, sebagai penyerta terapi konvensional menyertai terapi medis (Nasronudin, 2019).

Pengobatan yang menggunakan terapi komplementer banyak dijadikan alternative masyarakat, karena lebih aman dan lebih bebas dari bahan kimia. Salah satu terpai yang menjadi pilihan adalah terapi akupresur.

Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupunktur yang memiliki tujuan sama yang digunakan untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh dan menekan hingga masuk ke sistem saraf dengan menggunakan gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik dan tekan lurus.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan terapi Akupresur?

2. Apa saja klafisikasi dari terapi Akupresur?

3. Apa saja komponen dasar dari terapi Akupresur?

4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi terapi Akupresur?

5. Bagaimana mekanisme kerja terapi Akupresur?

6. Bagaimana keefektifan terapi Akupresur sebagai terapi komplementer?

(3)

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memahami tentang terapi Akupresur.

2. Tujuan Khusus

a. Memahami tentang klasifikasi terapi Akupresur.

b. Memahami tentang komponen dasar dari terapi Akupresur.

c. Memahami indikasi dan kontraindikasi terapi Akupresur.

d. Memahami mekanisme kerja terapi Akupresur.

e. Memahami keefektifan terapi Akupresur sebagai terapi komplementer.

(4)

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian

Terapi akupresur adalah sistem pengobatan dengan cara menekan- nekan pada titik- titik tertentu pada tubuh (meridian) untuk memperoleh efek rangsang pada energi vital (QI) guna mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan (Ikhsan, 2019). Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di bagian tubuh yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi chi) dengan penekanan menggunakan tangan terutama jempol sehingga dengan penekanan tersebut akan mempengaru chi (energi), xie (darah), dan organ-organ tubuh baik organ padat (cang) dan organ berongga (fu) sehingga keseimbangan panas dan dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh meningkat sehingga pathogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (wei chi).

Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan turunan dari ilmu akupunktur yang menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupunktur (Hartono, 2012).

Akupresur adalah suatu tindakan penekanan secara tepat pada titik khusus bagian tubuh untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan mencegah atau mengurangi mual (NIC, 2004 dalam Satrya, 2018).

Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupunktur yang memiliki tujuan sama yang digunakan untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh dan menekan hingga masuk ke sistem saraf dengan menggunakan gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik dan tekan lurus.

B. Tujuan Terapi Akupresure

Teknik pengobatan akupresur bertujuan untuk membangun kembali sel-sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat sistem pertahanan dan meregenerasikan sel tubuh. Pengobatan akupresur memberikan jalan keluar meregenerasikan sel- sel agar daya tahan tubuh kuat untuk mengurangi sel- sel abnormal (Fengge, 2012).

(5)

C. Manfaat Terapi Akupresure

Akupresur terbukti bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasi (pemulihan) serta meningkatkan daya tahan tubuh. Melalui terapi akupresur dapat digunakan untuk menyembuhkan keluhan sakit, sebagai rehabilitasi (pemulihan) akupresur dipraktekan untuk meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit. Selain itu, akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang dalam keadaan sakit (Fengge, 2012).

D. Klasifikasi Akupresur

Banyak ragam akupresur yang telah berkembang, terdapat klisifikasi akupresur:

1. Shiatsu

Shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu), serangkaian penekanan menggunakan jari secara berirama, keseluruhan bagian tubuh sepanjang meridian energi. Titik- titik tekan hanya disentuh abtara 3-5 detik. Penanganan ini bisa merangsang sekaligus menenangkan.

2. Jin Shin

Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik- titik akupresur yang penting pada meridian dan jalur- jalur yang terpilih, setiap titik ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditatif untuk menyeimbangkan chi, sang energi vital.

3. Do-in

Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik- titik meridian. Do- in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan pernafasan.

4. Tui-Na

Tui-Na adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik- titik akupresur dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.

(6)

E. Komponen Dasar Terapi Akupresure Ada tiga komponen dasar Akupresur, yaitu:

1. Chie Sie atau energi vital

Chie adalah zat sari makanan dan Sie adalah darah, secara singkat disebut Energi vital.

Ada dua sumber energi vitsl, yaitu energi vital bawaan dan energi vital didapat.

Energi vital bawaan, berasal dari orang tua seperti watak, bakat, rupa, kesehatan fisik dan mental.Energi vital bawaan ini disimpan di dalam ginjal. Energi vital berasal dari sari makanan yang diperoleh dari ibu selama di kandungan, maupun diperoleh saat sudah lahir dari makanan, air, udara, serta dukungan sosial dan lingkungan.

2. Sistem Meridian dan lintasanya.

Dalam ilmu penyembuhan akupresur, sistem meridian adalah sebuah sistem yang mengatur lalu lintas energi vitaldi dalam tubuh. Meridian adalah saluran energi vital yang melintasi seluruh bagian tubuh seperti jaring laba- laba yang membujur dan melintang dan menghubungkan semua bagian tubuh.

Fungsi meridian adalah:

a. Menghubungkan bagian tubuh satu dengan bagian lainya seperti, muka- belakang, atas- bawah, samping kiri- kanan, bagian luar- bagian dalam.

b. Menghubungkan organ tubuh dengan pancaindra, dan jaringan tubuh lainya.

Sifat hubungan tersebut adalah bolak balik.

c. Menghubungkan titik- titik akupunktur dengan organ, jaringan tubuh dan pancaindra.

d. Merupakan saluran untuk menyampaikan kelainan fungsi organ ke permukaan tubuh, yang dapat diketahui melalui kelainan keadaan titik pijat, panca indra atau jaringan tubuh lainya.

e. Merupakan saluran bagi penyebab penyakit masuk ke dalam organ, baik penyebab dari luar tubuh maupun penyebab dari dalam tubuh.

(7)

Meridian didiklasifikasikan menjadi meridian umum dan meridian istimewa.

Meridian umum adalah meridian paru- paru, usus besar, lambung, limpa, jantung, usus kecil,kantong kemih, ginjal, selaput jantung, tripemanas, kantong empedu, hati. Meridian istimewa adalah meridian tu dan meridian ren yang melintas di garis tengah tubuh. Meridian istimewa merupakan pengikat atau penghubung semua meridian, sehingga keempat belas meridian merupakan mata rantai yang tidak terputus (Sukanta, 2008 dalam Salsuda 2018).

1) Meridian Paru- paru

Meridian paru- paru dimulai dari ruang tengan perut (pusar), kemudian naik ke atas mencapai lambung menembus diafragma, terus kedua paru- paru, langsung ke tenggorokan dan keluar di sela iga I dan II di daerah dada, lau melintasi lengan menuju ibu jari tangan.

Di daerah pergelangan tangan ada cabang menuju jari telunjuk untuk berhubungan dengan meridian usus besar.

2) Meridian Usus Besar

Meridian usus besar dimulai dari pangkal kuku jari telunjuk kiri dan kanan, naik ke bahu. Sampai dibahu berbelok dan bercabang sampai ke tengkuk mencapai benjolan persendian tulang leher 7 dan tulang punggung 1, dan kembali ke bahu.

(8)

Di bahu meridian ini bercabang turun ke bawah melintasi paru- paru mencapai usus besar. Sedangkan cabang yang lain naik dari tulang selangka pipi, melintasi bibir, dan naik ke tepi hidung sampai bawah mata bertemu dengan meridian lambung.

3) Meridian Lambung

Meridian lambung dimulai dari titik terakhir meridian usus besar, naik mencapai pangkal hidung, keluar di bawah tulang mata dan pipi, melintasi pipi hingga ujung bibir, rahang, dan naik sampai di samping kepala. Dari rahang bawah ada cabang menuju leher depan dan luar. Sampai di tulang selangka, meridian pecah menjadi dua cabang yang berjalan sejajar di kiri kanan garis tengah tubuh, dari dada sampai ke rambut kemaluan. Sebuah cabang yang lain masuk mencapai lambung dan limpa, terus ke bawah dan bertemu dengan meridian luar di pangkal paha, menjulur ke paha hingga bawah lutut, dan bercabang kembali.

Sebuah cabangnya sebelum sampai di jari kaki kedua bercabang juga ke jari jempol untuk menyambung dengan meridian limpa. Cabang satunya berakhir pada jari tengah kaki.

(9)

4) Meridian Limpa

Meridian limpa dimulai dari ibu jari kaki, terus naik sampai perut melintasi kaki bagian dalam. Di perut, meridian ini bercabang, sebuah cabangnya ke limpa, lambung, terus ke jantung, paru- paru dan mencapai pangkal lidah. Cabang yang lain menuju sisi luar payudara, naik ke arah tulang rusuk ke 3, dan turun ke samping badan, sampai di antara tulang rusuk ke 6 dan 7.

(10)

5) Meridian Jantung

Meridian jantung dimulai dari ketiak, sebuah cabangnya turun menuju lengan sampai di kelingking, sedang cabang lain ke atas melintasi dada menuju jantung.di jantung, cabang tersebut bercabang dua. Sebuah cabang ke atas sampai di bola mata dengan melintasi leher dan pangkal lidah. Adapun cabang lainya ke bawah menuju usus kecil.

6) Meridian Usus Kecil

Meridian usus kecil dimulai dari kelingking tangan, belok ke titik T14, dipangkal tulang leher ke 7 lalu naik ke bahu. Sampai di bahu bercabang dua, sebuah cabang naik ke leher, pipi, pelipis, telinga, dan pangkal hidung menyambung dengan meridian kantong kemih. Cabang lainya ke bawah menembus jantung menuju usus kecil.

(11)

7) Meridian Kantong Kemih

Meridian kantong kemih dimulai dari sudut mata bagian dalam, naik ke kepala bertemu dengan titik meridian Tu 20 (puncak kepala). Cabang lain menuju otak dan keluar lagi menuju tengkuk, berjalan menuju tulang belikat bagian dalam. Kedua meridian kantong kemih (kanan dan kiri) berjalan sejajar dengan tulang punggung sampai daerah pinggang, lalu masuk ke dalam tubuh berhubungan dengan gunjal dan kantong kemih.

Dari pinggang, meridian bercabang ke daerah pinggul, ke bawah sampai lipat lutut. Cabang lainya dari daerah tengkuk berjalan sejajar dengan cabang pertama. Menjepit tulang punggung melewati daerah pinggulterus ke lipatan paha, bertemu dengan cabang pertama di lipatan lutut, turun ke betis dan berakhir di jari kelingking kaki seblah luar.

(12)

8) Meridian Ginjal

Meridian ginjal dimulai dari telapak kaki terus melingkar di mata kaki bagian dalam, naik ke paha. Di paha, meridian becabang dua, sebuah cabang ke meridian luar, sedangkan cabang lain masuk ke tulang ekor, naik menyusuri tulang tersebut sampai ginjal, kantong kemih, hati, paru- paru, dan pangkal lidah. Meridian luar menjalar ke atas perut di antara meridian lambung dan garis tengah badan, berakhir di bawah tulang selangka.

(13)

9) Meridian Selaput Jantung

Meridian selaput jantung dimulai dari dada selebar 4 jari di atas puting susu dan dua jari ke samping, menelusuri lengan bagian dalam sampai di telapak tangan, kemudian bercabang dua. Cabang yang satu menuju jari tengah sedangkan yang lainya ke jari manis. Di dada, sebuah cabangnya masuk ke selaput jantung. Dari jantung terus ke bawah menembus diafragma, ke ruang tengah, dan perut bagian dalam.

(14)

10) Meridian Tri Pemanas

Meridian Tri pemanas dimulai dari pangkal jari manis hingga ke punggung tangan, naik ke belakang siku terus mencapai bahu, tulang selangka dan bercabang dua. Sebuah cabang menuju leher, melewati belakang telinga, pipi, dan berakhir di ujung alis luar. Adapun cabang yang lain melintasi dada sampai di ujung, kemudian turun menembus ketiga ruang tubuh, yaitu ruang atas dari diafragma ke atas, ruang tengah diafragma ke bawah sampai pusar dan ruang bawah pusar sampai di ruang perut bawah.

Tugas dari Tri pemanas adalah mendistribusikan cairan hasil olahan makanan dan minuman. Mengolah cairan di dalam tubuh dan membuang ampasnya. Mengatur peredaran cairan di dalam tubuh bersama ginjal, kantong kemih, paru- paru, dan jantung.

11) Meridian Kantong Empedu

Meridian kantong empedu dimulai dari sudut mata bagian luar menuju kepala, dan tengkuk. Sebuah cabang dari pipi menyusup ke dada dan berhubungan dengan organ dalam kantong empedu, terus ke perut bagian bawah. Cabang lainya tampak seperti meridian luar, berjalan di bagian sisi luar tubuh sampai ke punggung kaki untuk kemudian bercabang. Sebuah cabangnya

(15)

menuju ibu jari kaki dan lainya ke jari empat kaki berakhir di ujung jari kaki tersebut.

12) Meridian Hati

Meridian hari dimulai dari pangkal kuku jempol kaki bagian luar dekat jari kaki kedua, naik ke paha bagian dalam, masuk daerah kemaluan, terus ke atas mencapai hati. Di daerah ruangan tengah perut timbul cabang menuju lambung, dan naik ke paru- paru. Cabang lain dari hati langsung ke leher, pangkal lidah, mengitari bibir, menembus mata hingga di puncak kepala.

(16)

13) Meridian Ren

Meridian Ren dimulai dari depan lubang dubur masuk ke perut bagian bawah, daerah kelamin, merambat ke atas di tengah garis tubuh sampai di leher dan rahang bawah, melingkari bibir, kemudian terpecah menjadi dua cabang yang masing- masing melintasi pipi sampai di bawah mata kiri dan kanan.

(17)

14) Meridian Tu

Meridian Tu dimulai dari belakang dubur, masuk ke dalam tubuh berhubungan dengan organ reporduksi ginjal, naik ke tulang ekor, menyusuri tulang punggung, ke depan sampai di gusi rahang atas. Meridian ini berjalan di garis tengah tubuh hingga kepala. Di bagian kepala ada sebuah cabang yang masuk meyusup ke otak. Cabang lainya ke tengah dahi, hidung, dan berakhir di bibir atas.

3. Titik akupuresur

Titik akupresur merupakan suatu area kecil di permukaan tubuh yang mempunyai karakteristik sifat fisika betegangan tinggi dengan hambatan rendah dibandingkan dengan jaringansekitarnya dan kepekaan terhdap rangsangan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Menurut lokasi titik, ada tiga macam titik pijat:

a. Titik meridian atau titik umum

Titik ini berhubungan langsung dengan organ dan daerah tubuh yang dilintasi oleh meridianya.

b. Titik istimewa yang umumnya berada di luar lintasan meridian

(18)

Titik ini mempunyai indikasi atau kegunaan khusus, tidak tergantung pada tempatnya.

c. Titik nyeri atau yes pint

Titik nyeri jika dipijat akan terasa sakit atau linu. Titik ini berfungsi sebagai titik terapi untuk mengurangi keluhan lokal/ setempat.

F. Indikasi dan Kontraindikasi 1. Indikasi

Beberapa indikasi dilakukan akupresur antara lain pada kondisi sakit kepala tipe tegang, migren, ketegangan otot, depresi, kecemasan, membantu lebih rileks, mengatasi nyeri misal nyeri sendi, nyeri tulang belakang.

2. Kontraindikasi

Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan efek samping yang minimal. Namun, akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar.

Selain itu hindari melakukan terapi pada pasien dengan kondisi gawat, misalnya terjadi serangan jantung, gagal nafas, dan penyakit pada saraf otak (stroke, pecah pembuluh darah).

G. Prinsip Ilmiah yang digunakan atau Mekanisme Kerja Akupresur

Akupresur bisa menggunakan ujung ibu jari untuk menekan, beberapa orang ada yang lebih cocok memberikan tekanan dengan telunjuk atau jari tengah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan akupresur:

1. Pasien tidak boleh dalam keadaan emosional, terlalu sedih atau gembira, perut terlalu lapar atau kenyang, kondisi tubuh terlalu lemah.

2. Sebaiknya tidak melakukan akupresur dalam keadaan berdiri, posisi terbaik adalah duduk santai atau tidur santai, posisi senyaman mungkin.

(19)

3. Tekanan pijatan hendaklah tidak terasa sakit, apalagi sampai mengakibatkan memar, untuk menghindari luka sebaiknya kuku jari pendek dan tumpul.

4. Selain dengan jari, pemijatan dapat dilakukan dengan pangkal telapak tangan, siku, kepalan, atau benda tumpul yang halus. Pijatan hendaknya menimbulkan rasa aman dan nyaman.

Cara memijat:

Dalam pemijatan akupresur sebaiknya dilakukan jangan terlalu keras dan membuat pasien kesakitan. Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih, kesemutan dan lain sebagainya). Apabila sensasi rasa dapat tercapai maka disamping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) lancar, juga dapat merangsang keluarnya hormon endorphin yaitu hormone sejenis morfin yang dihasilkan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang (Hartono, 2012).

Cara kerja:

Sasaran akupresur adalah merangsang kemampuan tubuh dalam menyembuhkan diri sendiri. Sang terapis akan memegang atau menekan berbagai titik pada tubuh atau sistem otot untuk merangsang energi dari tubuh sendiri. Rangsangan tersebut menyingkirkan sumbatan energi dan rasa lelah.

Ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot atau hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang.

Keseimbangan membawa kesehatan yang baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu jalur tersumbat, maka perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat menggunakan jari untuk mengendurkan ketegangan otot, membuat sirkulasi darah lancar, dan menstimulasi atau menyeimbangkan aliran energi.

Menurut jurnal Renintyas (2017) dalam hal ini peneliti memberikan intervensi acupressure pada titik L1 4, pada pasien dengan keluhan dysmenorhoe. Acupressure digunakan untuk pasien tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri haid. Dengan acupressure dapat meningkatkan kadar endorfin yang berguna untuk pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida endogeneus di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan

(20)

endorphin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat menstruasi.

H. Keefektifan Akupresure sebagai Terapi Alternatif dan Terapi Komplementer

Sebagai pengobatan yang bersifat holistic atau keseluruhan, akupresur tidak hanya mengatasi keluhan yang timbul, akupresur dapat berfungsi baik sebagai pencegahan, penyembuhan, rehabilitasi, menghilangkan rasa sakit serta mencegah kekambuhan penyakit. Menurut kemenkes (2015) menjelaskan bahwa akupresur dapat digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh, melancarkan peredaran darah, mengurangi rasa sakit, serta mengurangi stress atau menenangkan pikiran. Penelitian uji klinis telah ditemukan dari berbagai publikasi jurnal terhadap efektifitas pengunaan terapi akupresur dalam berbagai gangguan, salah satu gangguan yang umumnya ditemukan adalah problem nyeri yang dirasakan oleh remaja puteri ketika memasuki siklus dismenorhea. Berikut ini adalah bukti penelitian secara ilmiah yang dilakukan oleh beberapa jurnal sebagai bukti keefektifan dari tindakan terapi akupresure:

Jurnal Judul Nama Jurnal Pengarang Tahun

Jurnal 1 Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhea

Jurnal

Kebidanan dan Kesehatan Tradisional

Diyah Tepi

Rahmawati, Ronalen Br. Situmorang, dan Syami Yulianti

2019

Jurnal 2 Pengaruh Tehnik Akupresur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Siswi Kelas X Yang Mengalami Dismenore Primer Di Sma Neg. 2 Kota Sungai Penuh Tahun 2015

Jurnal Menara Ilmu

Sarni Yati 2019

Jurnal 3 Efektifitas Perbedaan Efektifitas Terapi Akupresur Dan Muscle Stretching Exercise Terhadap Intensitas

Jurnal Kebidanan

Nurhayati Wahyu Trianingsih, Tjahjono Kuntjoro dan Sri Wahyuni

2016

(21)

Nyeri Pada Remaja Putri Dengan Dismenore

Jurnal 4 Efektifitas Titik Accupresure Li4 Terhadap

Penurunan Nyeri

Dysmenorrhoe Pada Remaja Putri

Jurnal Kesehatan

Nevy Norma Renityas 2017

Jurnal 5 Pengaruh Terapi Akupresur Titik Sanyinjiao Terhadap Skala Dismenore

Jurnal Kesehatan Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo

Januari Kristining Tyas, Apolonia Antonilda Ina, dan Probo Tjondronegoro

2018

Jurnal 6 Akupresure Sanyinjiao Point

Mampu Menurunkan

Intensitas Nyeri

Dismenorhea Primer

Jurnal SMART Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (stikes) Karya Husada

Semarang

Heni Wijayanti dan Selviana

2019

Problem, Population :

Problem pada penelitian jurnal Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhea adalah terkait pengaruh akupresur terhadap penurunan ambang nyeri dysmenorhea, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh akupresur terhadap penurunan nyeri dysmenorhea. Dismenore mempengaruhi 40% sampai 70% dari wanita usia reproduksi dan merupakan salah satu penyebab yang paling sering untuk absen dari pekerjaan dan sekolah. 10% sampai 12% dari wanita, terganggu aktivitas sehari-harinya oleh karena dismenore.

Populasi dalam penelitian jurnal Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhea ini yaitu remaja puteri yang memiliki nyeri dysmenorhea di Kota Bengkulu.

Peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini sejumlah 33 responden (total sampling).

Sampel remaja puteri yang mengalami dysmenorhea di wilayah Kota Bengkulu diperoleh

(22)

dengan tehnik purposive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah remaja puteri yang memiliki dysmenorhea, bersedia menjadi responden dan kriteria eksklusinya adalah remaja puteri yang memiliki riwayat penyakit/komplikasi.

Intervensi:

Intervensi pada jurnal ini adalah kelompok pada penelitian ini diukur nyeri dysmenorhea sebelum dan sesudah dilakukan akupresur. Akupresur dilakukan sebanyak 7 kali oleh terapis dan dilanjutkan mandiri oleh remaja puteri sampai haid berikutnya. Khusus dysmenorhea, titik Sanyinjiao (SP6) adalah titik-titik meridian untuk melakukan akupresur pada penderita dysmenorrhea.

Menurut Nevy Norma Renityas (2017) akupresur dapat dilakukan dengan penekanan pada satu titik (tunggal) maupun gabungan atau kombinasi terbukti dapat digunakan untuk menangani dismenore. Penelitian terkait penekanan titik tunggal yaitu penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan titik Taichong (LR3), dari hasil penelitian ini didapat bahwa terjadi penurunan intensitas nyeri sebesar 1,03 poin setelah diberi terapi akupresur.

Penekanan pada titik akupresur LR-3 merupakan titik penting yang juga berfungsi untuk meredakan nyeri (analgesik) dan relaksasi di seluruh tubuh. Skor intensitas nyeri pada kelompok intervensi akupresur dan kelompok muscle stretching exercise mengalami penurunan pada saat intervensi tetapi penurunan yang terbesar pada kelompok akupresur, hal ini disebabkan karena muscle stretching exercise merupakan olah tubuh yang bertujuan meningkatkan kualitas fungsi organ, meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan fleksibilitas otot sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal memerlukan proses yang lama, keteraturan dalam melakukan muscle stretching exercise.

Comparasion:

Teknik akupresure ini dapat diberikan pada pasien atau klien yang mengalami nyeri seperti pada jurnal dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengurangan nyeri pada kasus dysmenorea. Pada penelitian ini telah terbukti bahwa akupresur efektif terhadap penurunan nyeri dysmenorhea. Selain itu, akupresur juga merupakan terapi yang mudah dipelajari (praktis),aman dan tanpa biaya serta perlu dilakukan secara mandiri dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan.

Seperti yang disampaikan oleh Sarni Yati (2019) dalam penelitiannya terapi akupresur banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi dismenore primer. Akupresur

(23)

memiliki angka keberhasilan cukup tinggi dengan sedikit atau tanpa komplikasi jika kelainan hanya bersifat fungsional, diagnosa tepat, teknik baik serta prognosa yang memungkinkan.

Selain itu, akupresur juga mudah dilakukan dengan biaya yang murah. Berdasarkan hasil penelitian Pada jurnal yang telah dilakukan peneliti tentang Pengaruh Teknik Akupresur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Siswi Kelas X Yang Mengalami Dismenore Primer. Kurang dari separuh siswi berada pada skor 4-6 yaitu sebanyak 48% siswi sebelum dilakukannya teknik akupresur, kurang dari separuh siswi berada pada skor 1-3 dan 4-6 yaitu 32% siswi sesudah dilakukannya tehnik akupresur, adanya pengaruh pelaksanaan akupresur antara nyeri sebelum dan nyeri sesudah, dengan nilai signifikansi 0.000, dan beda rata-rata sebelum dan sesudah 0,645.

Menurut Nevy Norma Renityas (2017) dalam hal ini peneliti memberikan intervensi acupressure pada titik L1 4, pada pasien dengan keluhan dysmenorhoe. Acupressure digunakan untuk pasien tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri haid. Intensitas nyeri dysmenorrhoe setelah dilakukan acupressure di titik Li 4 adalah skala nyeri 1 (9 orang), Skala nyeri 2(8 orang), skala nyeri 4 ( 5 orang). Pada kelompok intervensi peneliti melakukan terapi akupresur pada titik LI4 sebanyak tiga kali dalam satu hari selama 30 menit dengan jeda 10 menit setiap perlakuan. LI-4 (Hegu) memiliki aksi (peranan) sebagai penenang dan antispasmodic yang sangat kuat, sehingga digunakan dalam banyak kondisi yang menyakitkan, baik pada meridian dan juga organ, khususnya pada Lambung, Usus dan Uterus(dalam hal ini bisa juga digunakan untuk penurunan nyeri dysmenorhoe)., LI-4 secara luas digunakan sebagai titik distal pada sindrom gangguan nyeri pada tangan atau bahu, karena ia menghilangkan gangguan dari meridian. LI-4 memiliki pengaruh yang kuat pada pikiran dan dapat digunakan untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan kecemasan, dalam hal ini dysmenorhoe bisa disebabkan oleh stress, dan gannguan psikologis. Dengan titik Li 4 dapat mengatasi hal tersebut.

Berdasarkan jurnal Januari Kristining Tyas, Apolonia Antonilda Ina, dan Probo Tjondronegoro (2018) dari hasil observasi 3 jam setelah perlakuan didapatkan terdapat penurunan skala nyeri, dimana penelitian yang dilakukan pada siswi SMA Mardisiswa Semarang menghasilkan bahwa terapi akupresur titik Sanyinjiao dapat menurunkan skala dismenore. Skala dismenore pada 80 responden sebelum dilakukan terapi akupresur paling banyak pada skala sedang (skala 4-6) yaitu skala 5. Ada pengaruh terapi akupresur titik Sanyinjiao terhadap penurunan skala dismenore pada siswi SMA Mardisiswa Semarang.

(24)

Didukung dari data jurnal Heni Wijayanti dan Selviana (2019) ada pengaruh terapi akupresur Sanyinjiao Point terhadap intensitas nyeri dismenorea primer di SMAN 11 Semarangdengan p value 0.000.

Outcome:

Pada penelitian ini telah terbukti bahwa akupresur efektif terhadap penurunan nyeri dysmenorhea. Selain itu, akupresur juga merupakan terapi yang mudah dipelajari (praktis),aman dan tanpa biaya serta perlu dilakukan secara mandiri dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan. Penelitian mengenai pengaruh akupresur SP6 terhadap dysmenorea dysmenorhea di Indonesia masih terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan dan lainnya untuk hasil yang lebih valid dan relevan.

Pada jurnal dapat dilihat bahwa dari 31 siswi yang mengalami dismenore primer, kurang dari separuh siswi berada pada skor 1-3 dan skor 4-6 yaitu sebanyak 32% siswi.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa intervensi akupresur dengan intervensi muscle stretching exercise sama-sama efektif dalam menurunkan intensitas dismenore. Tetapi penurunan terbesar terjadi pada kelompok akupresur, sehingga akupresur dapat menjadi alternatif pilihan yang aman dan tanpa efek samping dalam mencegah nyeri menstruasi. Diharapkan bagi remaja yang mengalami dismenore primer dapat melaksankan tehnik akupresur karena tekhnik akupresur dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan sehingga rasa nyaman dapat terpenuhi dan dapat meningkatkan aktivitas sehari-hari. Selain itu diharapkan masyarakat khusunya wanita untuk meningkatkan pengetahuan tentang mengatasi dismenorea dengan terapi akupresure sanyinjiao point serta dapat menerapkannya saat mengalami dismenorea primer.

(25)

BAB III KESIMPULAN

Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupunktur yang memiliki tujuan sama yang digunakan untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh dan menekan hingga masuk ke sistem saraf dengan menggunakan gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik dan tekan lurus. Akupresur adalah terapi dengan menekan titik di bagian tubuh yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh yang dilewati energi chi) dengan penekanan menggunakan tangan terutama jempol sehingga dengan penekanan tersebut akan mempengaru chi (energi), xie (darah), dan organ-organ tubuh baik organ padat (cang) dan organ berongga (fu) sehingga keseimbangan panas dan dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh meningkat sehingga pathogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (wei chi). Teknik akupresur dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan sehingga rasa nyaman dapat terpenuhi dan dapat meningkatkan aktivitas sehari-hari, contohnya adalah nyeri haid.

(26)

DAFTAR PUSTAKA Hidayah, N. (2019). Buku Seri Keperawatan Komplementer. MSC.

Ikhsan, M. (2019). Dasar Ilmu Akupresur dan Moksibasi. Cimahi: Bhimaristan.

L, I. (2016). Stroke Cegah dan Obati Sendiri. Jakarta: Penebar Plus.

Nasronudin. (2019). Penyakit Infeksi di Indonesia & Solusi Kini dan Mendatang. Surabaya:

Pusat Penerbit dan Percetakan Unair.

Pratiwi, Subur, & Sanistioro. (2017). Buku saku 1 petunjuk prkatis toga dan akupresure.

Jakarta: Kemenkes RI.

Ramawati., Situmorang., & Yulianti. (2019). Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorhea. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional, 4(2), 9-9.

Renityas, N. (2018). Efektifitas Titik Accupresure Li4 Terhadap Penurunan Nyeri Dysmenorrhoe Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan, 1(2).

Salsuda, R. (2017). Keperawatan Jiwa II Terapi Akupresur. Fakultas Kedokteran Univesitas Sriwijaya.

Satrya, A. (2018). Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney Disiase (CKD) Dengan Efek Pemberian Terapi Akupresur dan Aromaterapi Bunga Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan di Ruang Hemodialisa RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Kalimantan Timur: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah.

Setiowati, W & Pawestri, N,D. (2018). Efektivitas Terapi Akupresur Terhadap Frekuensi Enuresis Pada Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Darul Azhar, 94-102.

Sukananta, P. (2011). Pijat Akupresure Untuk Kesehatan . Jakarta: Penebar Plus.

Trianingsih., Kuntjoro, & Wahyuni. (2016). Efektifitas Perbedaan Efektifitas Terapi Akupresur Dan Muscle Streching Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Dengan Dismenorhe. Jurnal Kebidanan, 5(10), 7-17.

Tyas., Ina., & Tjondronegoro. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur Titik Sanyinjiao Terhadap Skala Dismenore. Jurnal Kesehatan, 7(1), 1-8.

(27)

Wijayanti & Selviana. (2019). Akupresure Sanyinjiao Point Mampu Menurunkan Intensitas Nyeri Dismenorhea Primer. Jurnal Smart Kebidanan, 5(2), 70-76.

Yati, S. (2019). Pengaruh Tehnik Akupresur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Siswi Kelas X Yang Mengalami Dismenore Primer Di Sma Neg. 2 Kota Sungai Penuh Tahun 2015. Menara Ilmu, 13(5).

Referensi

Dokumen terkait

Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dan dapat mengetahui penerapan teknik nafas dalam terhadap penurunan nyeri dismenore pada remaja

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan tentang pengaruh kombinasi yoga dan aromaterapi lavender terhadap tingkat nyeri dismenore pada remaja putri di Pondok Pesantren

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas demonstrasi terapi massage effleurage dan abdominal stretching terhadap nyeri haid (Dysmenorhe) pada remaja

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat intensitas nyeri haid (dismenore) setelah Intervensi latihan Abdominal Stretching remaja putri di SMK Kesehatan BIM Jombang

Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan,

Bagi remaja putri yang mengalami dismenore dapat menggunakan terapi kompres air hangat atau kompres air dingin secara mandiri saat mengalami nyeri dismenore sehingga dapat mengurangi

KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan nyeri dismenore pada remaja putri di Desa Pulau Jambu Wilayah

Penyelenggaran pengobatan komplementer alternatif diatur dalam standar pelayanan medik herbal menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.121/Menkes/SK/II/2008 yang meliputi melakukan