• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Terapi komplementer

N/A
N/A
Tiffanny Alayyah

Academic year: 2024

Membagikan " MAKALAH Terapi komplementer"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN PALIATIF

Disusun untuk memenuhi absensi mata kuliah keperawatan paliatif Dosen pengampu : Devi Ratnasari M.Kep

Disusun oleh : Tiffanny Alayyah

KHGC21065

KELAS 3B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

TAHUN 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang “Terapi Komplementer Dalam Keperawatan Paliatif” disusun untuk memenuhi absensi Keperawatan Paliatif

Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Pembahasan di dalamnya saya dapatkan dari kuliah, browsing internet, dll. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan ini kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman- teman dan saya khususnya.

Garut,21 Januari 2024

Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB IPENDAHULUAN...2

1.1 Latar Belakang...2

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Masalah...3

BAB II PEMBAHASAN...4

2.1 Pengertian palliatif care...4

2.2 Tujuan keperawatan paliatif...4

2.3 Peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif...4

2.4 Konsep terapi komplementer...5

2.5 Klasifikasi terapi komplementer...5

2.6 Hubungan terapi komplementer pada keperawatan paliatif...11

BAB III PENUTUP...14

3.1 Kesimpulan...14

DAFTAR PUSTAKA...15

iii

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan harus dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam arahan atau konseling pasien dalam penggunaan berbagai terapi. Terapi Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapi komplementer, cakupan terapi komplementer sendiri masih agak terbatas

Thomas Friedman (2005) mengatakan saat ini, dunia kesehatan, termasuk salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer. Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting untuk perawatan kesehatan yang kompeten. Dengan demikian sangat penting bagi perawat profesional kesehatan untuk melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk menentukan arah yang luas dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka jalankan.

Kemudian perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana, seringkali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai prose normal, tidak mempercepat atau menunda keamatian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual, mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan membantu mengatasi duka cita pada keluarga. Reaksi emosional pada klien paliatif tersebut ada lima yaitu denail, anger, bergaining, depression dan acceptance (Kubler-Ross,2003).

1.2Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan paliatif?

b. Apa tujuan perawatan paliatif?

(5)

c. Apa fungsi perawat dalam asuhan keperawatan paliatif ? d. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer?

e. Apa klasifikasi terapi komplementer?

f. Bagaimana proses terapi komplementer pada paliatif?

1.3Tujuan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan paliatif?

b. Apa tujuan perawatan paliatif?

c. Apa fungsi perawat dalam asuhan keperawatan paliatif ? d. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer?

e. Apa klasifikasi terapi komplementer?

f. Bagaimana proses terapi komplementer pada paliatif?

v

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1Pengertian palliatif care

Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan, dan “Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan. Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2011).

Kemudian menurut kemenkes RI No. 812 (2007) paliatif care (perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui penceghan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit masalah lain, fisik, psikososial, spirirtual.

2.2Tujuan keperawatan paliatif

Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya.

2.3Peran fungsi perawat pada asuhan keperawatan paliatif

Pelaksana perawat yaitu pemberi asuhan keperawatam, penddikan kesehatan, koordinator, advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan, kemudian pengelola yaitu manajer kasus, konsultan, koordinasi. Pada penddik yaitu di pendidikan / dipelayan, perawat juga berperan sebagai peneliti.

(7)

2.4Konsep terapi komplementer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan. melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.

Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non- konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).

2.5Klasifikasi terapi komplementer 1. Sistem medis alternatif

a. Akupuntur

Akupuntur merupakan salah satu komponen dari obat tradisional Cina. Hal ini didasarkan pada keyakinan di qi (kekuatan hidup), yang merupakan energi yang mengalir melalui tubuh sepanjang jalur yang dikenal sebagai meridian. Setiap ketidakseimbangan dalam qi diduga mengakibatkan kesulitan atau penyakit. Ada 12 meridian utama diyakini sebagai titik akupuntur yang sesuai dengan setiap bagian tubuh dan organ.

Untuk menyeimbangkan aliran qi, jarum sekali pakai yang sangat halus dimasukkan ke dalam acupoints di bawah kulit. Dasar biologis dari qi belum ditemukan, namun diperkirakan bahwa akupuntur menstimulus endorfin dan neurotransmiter lain di otak. Akupunktur telah terbukti

vii

(8)

efektif untuk nyeri dan kemoterapi terkait mual dan muntah.

Risiko akupunktur berhubungan dengan ketidaknyamanan ringan.

Hanya jarum sekali pakai yang digunakan. Hal ini penting untuk mengetahuiseorang praktisi akupuntur yang berkualitas. Ahli akupunktur harus memiliki pengalaman sebelumnya dengan pasien kanker. Di New York State ahli akupunktur harus memiliki lisensi dan harus memiliki 40 sampai 50 jam pelatihan.

Kontraindikasi akupuntur pada lymphedema (risiko infeksi), alat pacu jantung (tidak ada electroacupuncture; bisa mengganggu irama jantung), dan kehamilan (perlu menghindari titik-titik tertentu yang bisa merangsang rahim). Dana-Farber Cancer Institute di Boston, kontraindikasi akupunktur adalah ANC <500 / µL, trombosit <25.000 / µl, demam neutropenia, situs metastasis, situs iradiasi (berkelanjutan untuk 4 minggu setelah), INR> 3,5-4,0, dan transplantasi sel induk (2 minggu sebelum 3 bulan setelah itu).

Akupuntur tidak akan mengganggu obat nyeri.

b. Akupresur

Akupresur adalah teknik pengobatan Cina tradisional yang didasarkan pada ide-ide yang sama seperti akupunktur. Akupresur melibatkan penempatan tekanan fisik dengan tangan pada titik-titik akupuntur yang berbeda pada permukaan tubuh. Ada tiga titik akpresur yang perawat dapat gunakan atau ajarkan pada pasien kanker untk menstimulasi diri. Titik pada usus besar dapat diakses oleh pasien/keluarga/perawat. Lokasi bagian berdaging dari kedua tangan antara ibu jari dan jari telunjuk dan kemudian tekan dengan ibu jari tangan berlawanan sampai pasien merasakan tekanan. Titik perut terletak di sisi lateral lutut antara patella dan puncak tibia. Titik mual dan muntahterletak dua inci proksimal ke puncak melintang dari pergelangan tangan antara dua tendon. Tekan dengan ibu jari secara melingkar selama 1 sampai 2 menit.

2. mind – body medicine

(9)

a. Meditasi

Meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri secara sengaja. Ada dua kategori meditasi: konsentrasi dan kesadaran. Metode konsentrasi menumbuhkan kemanunggalan perhatian dan mulai dengan mantra (suara diulang, kata, atau frase) seperti dalam meditasi transendental. Praktek pengurangan stres berbasis kesadaran mulai dengan pengamatan pikiran, emosi, dan sensasi tanpa penilaian yang muncul di bidang kesadaran.

Meditasi telah membantu untuk pasien kanker yang sakit parah untuk menghilangkan rasa sakit fisik dan emosional. Banyak pasien kanker meninggal menemukan bahwa ketenangan dan tenang pada meditasi menimbulkan perasaan yang mendalam dari penerimaan, kesejahteraan, dan kedamaian batin. Sebuah studi yang dilakukan pada pasien rawat jalan dengan nyeri kronis dengan program 10- minggu menunjukkan penurunan 50% rasa sakit. Meditasi mengurangi tingkat stres yang berpotensi dapat mengurangi pengalaman rasa sakit.

b. Hipnosis

Hipnosis adalah keadaan penuh perhatian, konsentrasi reseptif ditandai dengan perubahan sensori, keadaan psikologis diubah, dan minim fungsi motorik. Instruksi yang biasa diberikan menyarankan relaksasi fisik seperti mengambang bersama dengan gambar yang mengalihkan perhatian dari rasa sakit. Hipnosis dapat diinduksi dalam beberapa menit untuk mempertahankan analgesia yang sedang berlangsung dan relaksasi dalam menghadapi tekanan emosional dan fisik. Ada bukti dari tinjauan sistematis bahwa hipnosis dapat membantu mengurangi kecemasan dan nyeri pada pasien kanker yang terminal.

c. Guided imagery

Ini mengalihkan fokus mental dari rangsangan menyakitkan untuk pengalaman yang lebih menyenangkan, gambaran, dan relaksasi. Guided imagery adalah intervensi yang perawat dapat lakukan dengan pengaturan yang berbeda (rumah sakit, rumah, hospice), dapat digunakan dengan

ix

(10)

pasien dan keluarga untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan.

d. Pelatihan relaksasi

Pelatihan relaksasi melibatkan napas dalam, relaksasi otot progresif, dan pencitraan. Modalitas ini telah menghasilkan penurunan yang signifikan dalam nyeri secara subjektif pada pasien dengan kanker stadium lanjut.

e. Terapi distraksi

Terapi distraksi adalah teknik di mana rangsangan sensorik diberikan kepada pasien dalam rangka untuk mengalihkan perhatian mereka dari pengalaman yang tidak menyenangkan.

Misalnya dengan melihat pemandangan alam, video game, dll.

f. Terapi musik

Terapi musik adalah pengunaan music yang diatur/dikontrol untuk perubahan klinis. Terapi musik digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan. Ada perbedaan antara penggunaan musik dan terapi musik. Terapi musik menggunakan bakat dari seorang profesional terlatih yang memfasilitasi kontak pasien, interaksi, kesadaran diri, dan ekspresi diri melalui alat musik. Sebuah sesi terapi musik dapat seperti mendengarkan, bernyanyi, bermain drum, mengembangkan lirik, atau merekam untuk keluarga. Musik yang disediakan oleh terapis musik telah terbukti lebih efektif daripada penggunaan pra rekaman musik sendiri dalam mengurangi skor kecemasan.

g. Terapi Seni

Terapi seni menggunakan proses kreatif untuk memungkinkan kesadaran dan ekspresi emosi individu. Untuk pasien kanker, seringkali sulit untuk mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan seseorang tentang diagnosis, rawat inap, pengobatan, penyakit berulang, keluarga, dan kematian. Ini adalah seni itu sendiri yang memfasilitasi kesadaran emosi dan pengurangan gejala melalui penggunaan bahan-bahan seni.

Beberapa penelitian telah meneliti penggunaan terapi seni dalam

(11)

mengendalikan gejala kanker.Dalam sebuah penelitian pasien kanker, sebagian besar dengan leukemia dan limfoma, terapi seni menyediakan penurunan signifikan secara statistik pada rasa sakit dan gejala umum lainnya, kecuali untuk mual. Dengan menggunakan garis tubuh dan pastel berwarna dan spidol, pasien kanker yang membantu untuk memvisualisasikan rasa sakit mereka, mengkomunikasikan emosi mereka, berurusan dengan citra tubuh, dan mencari makna dan spiritualitas.

3. Manipulative and body-based practices a. Pijat atau massase

Pada pasien kanker, sentuhan membuat koneksi, kenyamanan, dan peningkatan kualitas hidup. Sentuhan berupa pijat menjadi bagian dari perawatan sehari-hari yang diberikan kepada setiap pasien yang dirawat di rumah sakit. Terapi pijat digunakan untuk meringankan gejala pada pasien kanker. Ini menggunakan teknik manual menggosok, membelai, menekan, atau memijat jaringan lunak tubuh untuk mempengaruhi seluruh tubuh.

Pada suatu waktu, pijat itu diduga menyebabkan penyebaran kanker dengan meningkatkan sirkulasi sistemik. Sampai saat ini tidak ada bukti untuk mendukung ini. Sentuhan dapat menjadi intervensi terhadap nyeri. Berbagai penjelasan untuk efektivitas pijat telah diusulkan:

pengurangan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi, relaksasi umum, dan efek memelihara sentuh.

Pijat umumnya aman untuk pasien kanker, tetapi membutuhkan modifikasi teknik khusus untuk pasien individu. Ada kontraindikasi khusus untuk pasien hamil. Hal ini kontraindikasi pada daerah dengan metastase tulang (untuk risiko patah atau pecah tulang) atau tumor (untuk risiko perdarahan); untuk pasien dengan jumlah trombosit dari <50.000 (untuk risiko memar); di titik bekuan darah (untuk risiko melepas trombus dalam vena), dan di situs bedah atau ruam. Pijat dalam jaringan tidak boleh diberikan pada pasien dengan kanker; tekanan ringan adalah pijat

xi

(12)

yang paling tepat untuk pasien ini. Izin terapis pijat terlatih yang telah memiliki pengalaman dengan pasien kanker.

c. Gentle massase

Untuk memberikan kenyamanan tempatkan telapak tangan seluas mungkin dengan seluruh tangan berkontak dengan bagian tubuh pasien seperti lengan atau punggung. Jangan menggunakan ujung jari atau jempol karena dapat memberikan banyak tekanan terlalu spesifik. Tekanan harus ringan dan tersebar luas. Pilihan pola pijat bias seperti lingkaran, dua lingkaran, oval, atau dua oval besar. Hal ini penting untuk memindahkan tangan pada kecepatan dan tekanan yang konsisten.

d. Refleksi

Refleksi adalah terapi sentuh yang didasarkan pada keyakinan bahwa ada titik refleks atau titik energi pada kaki, tangan, dan telinga yang sesuai dengan setiap kelenjar, organ, dan bagian tubuh. Dengan stimulasi terampil dari daerah-daerah dan poin dengan tangan, jari, dan teknik praktis, sistem tubuh yang difasilitasi untuk keseimbangan yang lebih besar. Ini memfasilitasi pasien dalam keadaan yang lebih santai di mana mereka dapat fokus pada kesehatan daripada penyakit. Hal ini digunakan untuk menstimulasi relaksasi dan tidur, untuk mengurangi kecemasan, untuk mencegah dan mengurangi neuropati perifer sekunder untuk kemoterapi, dan untuk mengurangi pengalaman rasa sakit secara keseluruhan. Refleksi kaki adalah noninvasif, dapat dilakukan dalam pengaturan apapun, tidak memerlukan peralatan, dan tidak mengganggu privasi pasien.

Refleksi harus dihindari jika pasien memiliki trombosis vena di kaki / tangan untuk mencegah bergerak dari trombus ke dalam sirkulasi.

Kontraindikasi lainnya adalah infeksi, ruam, memar, luka, dan lymphedema kaki atau kaki. Perawat dan orang awam dapat diajarkan pijat refleksi. Keluarga dapat diajarkan untuk melakukan refleksi untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada keluarganya yang sakit.

e. Energy medicine (Reiki)

(13)

Reiki adalah energi getaran atau halus paling sering difasilitasi oleh sentuhan yang sangat ringan. Rei berarti yang universal atau energi tertinggi, dan ki berarti energi kekuatan hidup. Terapi Reiki diduga mendukung kesejahteraan kita dan untuk memperkuat kemampuan alami kita untuk menyembuhkan dengan mendorong keseimbangan dalam tubuh, pikiran, dan jiwa.

Reiki yang ditawarkan oleh seorang praktisi Reiki dilatih untuk individu dan melibatkan penempatan tangan yang sangat ringan pada tubuh pasien: kepala hingga ujung kaki, depan dan belakang, dan di titik nyeri jika ditoleransi. Sentuhan lembut dari Reiki adalah menenangkan, dan menstimlasi relaksasi yang mendalam. Hal ini dapat diberikan kepada setiap pasien karena sentuhan yang sangat ringan. Sebagian besar pasien kanker dapat menerima Reiki. Karena itu adalah sentuhan ringan, tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Selama pasien terbuka untuk menerima sentuhan yang sangat ringan, dapat dilakukan.

f. Biological Based Practice

Karena terapi komplementer adalah pengobatan untuk mendukung pengobatan medis atau konvensional. Jadi herbal, vitamin dan suplemen yang diberikan akan berinteraksi dengan obat-obatan yang di berikan oleh dokter atau tenaga medis lainnya. Namun, adanya interaksi antara obat herbal, vitamin, atau suplemen dengan obat-obatan harus diwaspadai.

Contoh pengobatan komplementer dalam bentuk herbal yaitu herbal Sinshe Fengshui, yaitu metode pengobatan yang memadukan obat- obatan herbal yang berkhasiat tinggi dengan resep pengobatan Cina Kuno yang telah berusia ribuan tahun. Selain itu ada tanaman herbal, yaitu gingseng yang berasal dari daerah pegunungan Cina Utara yang bermanfaat untuk pengobatan yang bisa untuk menyegarkan tubuh dan jiwa juga bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan gangguan lainya.

xiii

(14)

2.6Hubungan terapi komplementer pada keperawatan paliatif

Masyarakat cenderung menggunakan terapi komplementer karena banyak terapi yang menjanjikan kesembuhan 100% dan bisa mengobati berbagai jenis penyakit namun belum banyak penelitian yang membuktikannya. Salah satu penyakit paliatif yang bisa dilakukan terapi komplementer adalah penyakit kanker. Pengobatan kanker yang baik harus memenuhi fungsi menyembuhkan (kuratif), mengurangi rasa sakit (paliatif) dan mencegah timbulnya kembali (preventif). Pengobatan komplementer alternatif adalah salah satu pelayanan kesehatan yang akhir-akhir ini banyak tubuh pasien: kepala hingga ujung kaki, depan dan belakang, dan di titik nyeri jika ditoleransi. Sentuhan lembut dari Reiki adalah menenangkan, dan menstimlasi relaksasi yang mendalam. Hal ini dapat diberikan kepada setiap pasien karena sentuhan yang sangat ringan. Sebagian besar pasien kanker dapat menerima Reiki. Karena itu adalah sentuhan ringan, tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Selama pasien terbuka untuk menerima sentuhan yang sangat ringan, dapat dilakukan. diminati oleh masyarakat maupun kalangan kedokteran konvensional (Hasanah & Widowati, 2016).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan, Rahayuwati & Yani (2017) menunjukkan bahwa pengguna terapi modern sering mengeluh mual muntah terutama pasca kemoterapi. Pengguna terapi modern dan komplementer (pijat) mengatakan penggunaan pijat mengurangi lelah dan nyeri pasca terapi modern dilakukan. Pengguna terapi modern dan komplementer (herbal) mengatakan penggunaan herbal mengurangi mual muntah dan mempercepat penyembuhan pasca terapi modern dilakukan. Pengguna terapi modern dan komplementer (herbal dan pijat) mengatakan penggunaan herbal dan pijat untuk mengurangi efek samping terapi modern.

Hasil penelitian yang lain menunjukkan terapi modern telah terbukti secara medis dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit kanker dapat dikurangi dengan terapi modern dan komplementer sehingga secara global kualitas hidup penderita kanker meningkat.

Salah satu dari terapi komplementer yang dapat digunakan pada keperawatan paliatif adalah akupuntur. Akupunktur yang digunakan pada terapi kanker bukan ditujukan untuk mengobati penyakit kankernya karena penusukan pada lesi merupakan kontraindikasi. Hal ini dilakukan untuk pengobatan paliatif yaitu mengurangi nyeri

(15)

kronis, mengurangi efek samping kemoterapi ataupun radioterapi seperti nyeri, mual, muntah, serta mengurangi dosis obat anti-nyeri sehingga kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan.

Pelayanan kesehatan komplementer alternatif merupakan pelayanan yang menggabungkan pelayanan konvensional dengan kesehatan tradisional dan atau hanya sebagai alternatif menggunakan pelayanan kesehatan tradisional, terintegrasi dalam pelayanan kesehatan formal. Keberhasilan masuknya obat tradisional ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal hanya dapat dicapai apabila terdapat kemajuan yang besar dari para klinisi untuk menerima dan menggunakan obat tradisional (Hasanah &

Widowati, 2016).

Penyelenggaran pengobatan komplementer alternatif diatur dalam standar pelayanan medik herbal menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.121/Menkes/SK/II/2008 yang meliputi melakukan anamnesis; melakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) maupun Jamu pada pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, EKG);

menegakkan diagnosis secara ilmu kedokteran; memberikan obat herbal hanya pada pasien dewasa; pemberian terapi berdasarkan hasil diagnosis yang telah ditegakkan;

penggunaan obat herbal dilakukan dengan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai contoh yang selama ini telah digunakan di beberapa rumah sakit dan PDPKT;

mencatat setiap intervensi (dosis, bentuk sediaan, cara pemberian) dan hasil pelayanan yang meliputi setiap kejadian atau perubahan yang terjadi pada pasien termasuk efek samping (Kepmenkes, 2008).

Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini adalah kecenderungan kembali ke alam dan terapi alternatif. Dengan banyaknya pilihan tanaman obat yang ditawarkan, mahalnya biaya pengobatan keperawatan paliatif secara konvensional, ketidakberhasilan dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan konvensional, serta adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan tanaman obat mendorong makin banyak masyarakat yang memilih

pengobatan alternatif antara lain dengan tanaman obat dan terapi komplementer

xv

(16)

BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan

Terapi medis adalah meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien.

Optimalisasi terapi medis harus aman, efektif, pemilihan terapi secara bijak dan pelayanan kesehatan secara akurat serta adanya kesepakatan antara pasien dan pemberi pelayanan berdasarkan informasi terkini. Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi nonbiomedis. Hasil penelitian tentang psikoneuroimunologi mengungkapkan bahwa proses interaktif pada manusia dengan tubuh, pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan seseorang dapat dipengaruhi oleh terapi komplementer secara garis besar di dasarkan sebagai kategori terapi pikiran penghubung tubuh (mind – body terapies) sementara terapi biomedis lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan berfokus pada dampak terapi terhadap respon tubuh dan psikis terutama pada pasien paliatif yang bertujuan untuk meningkatkan quality of life.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, S. N. & Widowati, L. (2016). Jamu pada pasien tumor / kanker sebagai terapi komplementer. Jurnal Kefarmasian Indonesia.

Irawan, E., Rahayuwati, L., & Yani, D. I. (2017). Hubungan penggunaan terapi modern dan komplementer terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara. JKP.

xvii

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Peyelenggaraan Pengobatan Tradisional berdasarkan Bab IV ketentuan umum

...(sebut nama fasilitas dengan alamat lengkap), sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan pola swamedikasi menggunakan obat tradisional dan cara pengobatan tradisional sebagai terapi komplementer pada

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pekerjaan Kefarmasian di Apotek.. Jakarta: Menteri

Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/Menkes/SK/IX.2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, dengan ini saya yang bertanda

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436/Menkes/K/VI/1993 tentang Pemberlakuan Pemakaian Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medik;

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam