• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Theory of Planned Behavior

N/A
N/A
Milla Kurniasih

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH Theory of Planned Behavior "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Theory of Planned Behavior

Dosen Pengampu : Mensy Otelyo Kastanya, SE., M.Ak

Disusun Oleh:

Milla Kurniasih (202162201034) Chintia Wulan Dari (202162201036) Windi Nathalia Sanda (202162201097)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah tentang Theory of Planned Behavior.

Kami telah menyusfun Makalah tentang Akuntansi Perilaku dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Dosen kami Ibu Mensy Otelyo Kastanya, SE., M.Ak yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Akuntansi Perilaku dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Merauke, 14 Maret 2023

Tim Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. LATAR BELAKANG...1

B. RUMUSAN MASALAH...1

C. TUJUAN...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. DEFINISI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR...2

B. KOMPONEN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR...4

C. PENERAPAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR...6

D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR...6

BAB III PENUTUP...9

A. KESIMPULAN...9

KATA PENGANTAR...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Perilaku yang ditampilkan oleh setiap individu sangatlah beragam dan unik. Keberagaman dan keunikan tersebut menarik perhatian para ahli untuk meneliti tentang perilaku manusia. Terdapat banyak teori yang menjelaskan tentang determinan perilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya tentang bagaimana suatu perilaku terbentuk dan faktor apa saja yang mempengaruhi.

Teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action) yang diusulkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980), dan diperbaharui dengan teori perilaku direncanakan (theory of planned behavior) oleh Ajzen (1991), telah digunakan selama dua dekade masa lalu untuk meneliti keinginan dan perilaku berbagi. Teori tindakan beralasan Ajzen dan Fishbein, (1980), mengasumsikan perilaku ditentukan oleh keinginan individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu atau sebaliknya.

Keinginan ditentukan oleh dua variabel independent termasuk sikap dan norma subyektif.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Definisi Theory Of Planned Behavior?

2. Komponen Theory Of Planned Behavior?

3. Penerapan Theory Of Planned Behavior ?

4. Kelebihan dan Kelemahan Theory Of Planned Behavior?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Definisi Theory Of Planned Behavior.

2. Mengetahui Komponen Theory Of Planned Behavior 3. Mengetahui Penerapan Theory Of Planned Behavior.

4. Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Theory Of Planned Behavior.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Sejarah Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior Teori ini awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA), dikembangkan Tahun 1967, selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun 1980 teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih mengena. Pada Tahun 1988, hal lain ditambahkan pada model reasoned action yang sudah ada tersebut dan kemudian dinamai Theory of Planned Behavior (TPB), untuk mengatasi kekurangan yang ditemukan oleh Ajzen dan Fishbein melalui penelitian-penelitian mereka dengan menggunakan TRA.

Icek Ajzen adalah seorang professor psikologi di University of Massachusetts. Ia menerima gelar Ph.D di bidang psikologi sosial dari University of Illinois dan selama beberapa tahun menjadi Visiting Professor at Tel-Aviv University di Israel. Ia banyak menulis artikel, dan bersama Martin Fishbein menulis berbagai paper, jurnal dan buku-buku mengenai Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior.

Ajzen dan Fishbein menulis buku Understanding Attitude and Predicting Social Behavior yang telah banyak dipakai di kalangan akademik dan di wilayah psikologi sosial, yang diterbitkan pada tahun 1980.

Martin Fishbein adalah seorang profesor pada Department of Psychology and the Institute of Communications Research pada University of Illinois di Urbana. Ia seorang konsultan pada the International Atomic Energy Agency, The Federal Trade Commission and Warner Communications, Inc. Bersama dengan Ajzen, ia telah menulis buku Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research pada tahun 1975. Ia juga telah banyak menulis buku-buku teks, dan artikel-artikel. Ia mulai berfikir mengenai peran sikap dalam mempengaruhi perilaku di awal 1960-an dan di awal 1970- an

(6)

berkolaborasi dengan Ajzen mengembangkan Theory of Reasoned Action dan Theory of Planned Behavior.

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan sebelumnya oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Ajzen’s mengatakan TPB telah diterima secara luas sebagai alat untuk menganalisis perbedaan antara sikap dan niat serta sebagai niat dan perilaku. Dalam hal ini, upaya untuk menggunakan TPB sebagai pendekatan untuk menjelaskan whistleblowing dapat membantu mengatasi beberapa keterbatasan penelitian sebelumnya, dan menyediakan sarana untuk memahami kesenjangan luas diamati antara sikap dan perilaku (Park dan Blenkinsopp 2009). Ajzen dan Fishben (1988) menyempurnakan Theory of Reasoned Action (TRA) dan memberikan nama TPB. TPB menjelaskan mengenai perilaku yang dilakukan individu timbul karena adanya niat dari individu tersebut untuk berperilaku dan niat individu disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal dari individu tersebut.

Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subyektif, kepercayaan normatif dan motivasi untuk patuh (Sulistomo dan Prastiwi 2011). Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat pengungkapan kecurangan (whistleblowing), dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan didasarkan pada proses psikologis yang sangat kompleks (Gundlach, Douglas, dan Martinko 2003). TPB menjelaskan bahwa niat individu untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor, yaitu : attitude toward the behavior, norma subyektif dan persepsi control perilaku.

Dari beberapa definisi Theory of Planned Behavior menurut beberapa peneliti diatas maka dapat disimpulkan bahwa Theory of Planned Behavior adalah niat yang timbul dari individu tersebut untuk berperilaku dan niat tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dari internal maupun eksternal dari individu tersebut. Niat untuk melakukan suatu perilaku

(7)

tersebut dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu attitude toward the behavior, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku.

B. KOMPONEN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Penjelasan singkat dari teori perilaku direncanakan dapat digunakan untuk memprediksi apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Teori perilaku direncanakan ini menggunakan tiga konstruk sebagai anteseden dari intensi, yaitu sikap kita terhadap perilaku tersebut, norma subjektif, dan perasaan kita mengenai kemampuan mengontrol segala sesuatu yang mempengaruhi apabila hendak melakukan perilaku tersebut:

1. Sikap Terhadap Perilaku

Ajzen (2005) mengemukakan bahwa sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh keyakinan yang diperoleh mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau disebut juga behavioral beliefs. Belief berkaitan dengan penilaian-penilaian subjektif seseorang terhadap dunia sekitarnya, pemahaman mengenai diri dan lingkungannya. Bagaimana cara mengetahui belief, dalam teori perilaku direncanakan ini, Ajzen menyatakan bahwa belief dapat diungkapkan dengan cara menghubungkan suatu perilaku yang akan kita prediksi dengan berbagai manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh apabila kita melakukan atau tidak melakukan perilaku itu. Keyakinan ini dapat memperkuat sikap terhadap perilaku berdasarkan evaluasi dari data yang diperoleh bahwa perilaku itu dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya.

2. Norma Subjektif

Norma subjektif adalah perasaan atau dugaan-dugaan seseorang terhadap harapan-harapan dari orang-orang yang ada di dalam kehidupannya tentang dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tertentu, karena perasaan ini sifatnya subjektif maka dimensi ini disebut norma subjektif (subjective norm). Hubungan sikap terhadap

(8)

perilaku sangat menentukan, maka norma subjektif juga dipengaruhi oleh keyakinan, bedanya adalah apabila hubungan sikap terhadap perilaku merupakan fungsi dari keyakinan terhadap perilaku yang akan dilakukan (behavioral belief) maka norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan seseorang yang diperoleh atas pandangan orang-orang lain yang berhubungan dengannya (normative belief).

3. Perspektif Kontrol Perilaku

Persepsi kontrol perilaku atau disebut juga dengan kontrol perilaku adalah perasaan seseorang mengenai mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu, (Ajzen, 2005). Ajzen menjelaskan tentang perasaan yang berkaitan dengan perilaku kontrol dengan cara membedakannya dengan locus of control atau pusat kendali yang dikemukakan oleh keyakinan seseorang yang relatif stabil dalam segala situasi. Persepsi control perilaku dapat berubah tergantung situasi dan jenis perilaku yang akan dilakukan. Pusat kendali berkaitan dengan keyakinan individu bahwa keberhasilannya melakukan segala sesuatu tergantung pada usahanya berkaitan dengan pencapaian yang spesifik, misalnya keyakinan dapat menguasai keterampilan menggunakan computer dengan baik disebut kontrol perilaku (perceived behavioral control).

Konsep lain yang agak dekat maksudnya dengan persepsi kontrol perilaku adalah self efficacy atau efikasi diri yang dikemukakan Bandura (dalam Ajzen, 2005). Efikasi diri adalah keyakinan individu untuk berhasil menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas- tugas tertentu. Konsep persepsi control perilaku yang dikemukakan oleh Ajzen ini banyak sekali dipengaruhi oleh riset yang dilakukan oleh Bandura mengenai efikasi diri.

Dalam teori perilaku direncanakan, Ajzen (2005) mengemukakan bahwa persepsi kontrol ditentukan oleh keyakinan individu mengenai ketersediaan sumberdaya berupa peralatan, kompatibilitas, kompetensi, dan kesempatan (control belief strength) yang

(9)

mendukung atau menghambat perilaku yang akan diprediksi dan besarnya peran sumber daya tersebut (power of control factor) dalam mewujudkan perilaku tersebut. Keyakinan yang kuat terhadap tersedianya sumberdaya dan kesempatan yang dimiliki individu berkaitan dengan perilaku tertentu dan semakin besar peranan sumberdaya tersebut maka semakin kuat persepsi kontrol individu terhadap perilaku tersebut. Individu yang mempunyai persepsi kontrol yang tinggi akan terus terdorong dan berusaha untuk berhasil karena yakin dengan sumberdaya dan kesempatan yang ada, kesulitan yang dihadapinya dapat diatasi.

D. PENERAPAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Penerapan Theory Of Planned Behavior sering diterapkan pada penelitian-penelitian yang berkaitan dengan keperilakuan, untuk memahami individu terkait perilaku yang memengaruhi kinerja individu, seperti kepatuhan terhadap peraturan, pengambilan keputusan, dan memahami believe (keyakinan), sikap, dan persepsi individu.

E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

1. KELEBIHAN

Adanya berbagai penelitian yang menggunakan theory of planned behavior sebagai dasar teori, menunjukkan betapa fleksibelnya teori tersebut untuk digunakan dalam berbagai bidang kajian. Artinya, meskipun awalnya teori tersebut dicetuskan untuk memprediksi perilaku- perilaku sosial dalam kajian psikologi sosial, ternyata teori ini dapat diaplikasikan secara luas. Hal tersebut cukup dapat dimengerti, karena memang hampir tidak ada perilaku yang tidak berimplikasi sosial.

Dalam penelitian-penelitian tersebut, pada umumnya para peneliti hanya menggunakan theory of planned behavior sebagai landasan teori,

(10)

sebagai kerangka kerja dan atau memverifikasi teori tersebut dalam setting yang berbeda dan di tempat yang berbeda pula, untuk kemudian menyatakan bahwa teori tersebut benar adanya. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Kolvereid 1996, Chiou 1998, Okun Sloane 2002, Martin Kulinna 2004, Marrone 2005, Godin dkk. 1992, Higgins Marcum 2005, Billary Philipov 2005, Tang Wong 2005 dan Kouthouris Spontis 2005.

Penelitian-penelitian tersebut juga menggunakan theory of planned behavior untuk memprediksi niat perilaku tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh penggagasnya Achmat, 2010.

Theory of planned behavior juga berguna untuk meramalkan dan memahami pengaruh- pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Selain itu, teori ini berguna untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi untuk perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia seperti mengapa seseorang membeli mobil baru, memilih seorang calon dalam pemilu, dan sebagainya Achmat, 2010.

2. KELEMAHAN

Meskipun demikian, para peneliti tersebut tetap melihat adanya beberapa kelemahan dari theory of planned behavior sehingga perlu ditindak lanjuti dengan. penelitian berikutnya. Pada umumnya mereka menyoroti tentang kesenjangan antara niat berperilaku dengan perilaku yang aktual. Misalnya, Kolvereid 1996 dan Godin dkk. 1992 yang mempertanyakan hubungan antara niat dengan perilaku aktual. Godin dkk.

secara khusus mempertanyakan peran perceived behavioral control yang berkontribusi dalam memprediksi niat tetapi tidak bisa memprediksi perilakunya itu sendiri.

Okun Sloane 2002 menyatakan perlunya suatu strategi memperkuat niat agar terwujud dalam perilaku nyata. Sejalan dengan pemikiran Okun Sloane, Kouthouris Spontis 2005 menyatakan perlunya

(11)

menemukan alasan teoritis dan praktis mengapa niat tidak terwujud dalam perilaku aktual. Dan karenanya ia melihat bahwa perceived behavioral control yang memegang peranan penting dalam hal tersebut. Pendapat ini bertentangan dengan atau justru menjawab pertanyaan Godin dkk.

Kouthouris dan Spontis kemudian menyarankan agar penelitian-penelitian berikutnya lebih difokuskan pada faktor-faktor penyela antara niat dengan perilaku aktualnya.

Beberapa peneliti juga melihat pentingnya mengaitkan theory of planned behavior dengan konteks budaya, karena teori ini banyak berbicara mengenai beliefs dan norma. Misalnya Chiou 1998 dalam pembahasan penelitiannya menyampaikan pentingnya memperhatikan masalah budaya tersebut, terkait dengan budaya individualistik dan kolektivistik. Budaya sering berujud dalam bentuk tekanan sosial dan tekanan sosial yang berbeda akan berpengaruh pada berbedanya norma subjektif dan persepsi terhadap kontrol Achmat, 2010.

(12)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Definisi Theory of Planned Behaviour menurut beberapa peneliti dapat disimpulkan bahwa Theory of Planned Behaviour adalah niat yang timbul dari individu tersebut untuk berperilaku dan niat tersebut disebabkan oleh beberapa faktor dari internal maupun eksternal dari individu tersebut. Niat untuk melakukan suatu perilaku tersebut dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu attitude toward the behavior, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Maryani. (n.d.). THEORY OF REASONED ACTION DAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR. 13-23.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), Ajzen (1991) menyatakan bahwa selain faktor sikap dan norma subyektif, niat terhadap suatu perilaku.. juga ditentukan oleh

Topik dalam kertas ini adalah Pengujian Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Menggunakan Theory Of Planned Behavior dan Shame and Guilt Theory (Studi Pada Wajib Pajak

Beberapa penelitian terdahulu tentang Theory of Planned Behavior terbukti mampu memprediksi dan menjelaskan perilaku konsumen organik Republik Ceko (Zagata, 2012), dan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa theory of planned behavior mempunyai implikasi secara langsung terhadap perilaku individu untuk memberikan infak dan sedekah melalui Go-Pay..

This study uses factors in the theory of planned behavior, namely attitude toward whistleblowing, perceived subjective norms, and perceived behavioral control Ajzen, 1991, also

Sudiartana dan Mendra 2018 dalam penelitian yang berjudul Taxpayer Compliance in SMEs Sector: A Theory of Planned Behavior mengambil kesimpulan di antaranya sikap, norma subjektif,

Predicting Entrepreneurial Intention among University Students Using Theory of Planned Behavior Norzhaahirah Abdullah1, Zulnaidi Yaacob2 1School of Distance Education, Universiti

The method used in this study is Theory of Planned Behavior User Behavior Theory which is an extension of Theory of Reasoned Action TRA aims to look at user behavior in JMO – Jamsostek