MAKALAH TUNAGRAHITA
Di S U S U N Oleh:
Kelompok 4:
Kadek Yuratni (2201414134)
Suci Nilan Sari (2201414158)
Inda Pratiwi (2201414131)
Hajirah (2201414123)
PENDIDIKAN INKLUSI
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus.
Dalam penulisan
mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Imam
Yuwono, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pendidikan anak Berkebutuhan Khusus.
2. Semua pihak yang
terlibat dan yang telah
memberikan bantuan
dalam penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih
banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran
dari semua pihak terutama
kepada dosen
pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah
yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus.
Dalam penulisan
makalah ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak
yang telah membantu
dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini,
1. Bapak Dr. Imam
Yuwono, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pendidikan anak Berkebutuhan Khusus.
2. Semua pihak yang terlibat dan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih
banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak terutama
kepada dosen
pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus.
Dalam penulisan
makalah ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Imam
Yuwono, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pendidikan anak Berkebutuhan Khusus.
2. Semua pihak yang
terlibat dan yang telah
memberikan bantuan
dalam penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih
banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran
dari semua pihak terutama
kepada dosen
pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah
yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus.
Dalam penulisan
makalah ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak
yang telah membantu
dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Imam
Yuwono, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pendidikan anak Berkebutuhan Khusus.
2. Semua pihak yang terlibat dan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih
banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak terutama
kepada dosen
pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah
ini
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus.
Dalam penulisan
mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Imam
Yuwono, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pendidikan anak Berkebutuhan Khusus.
2. Semua pihak yang
terlibat dan yang telah
memberikan bantuan
dalam penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih
banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran
dari semua pihak terutama
kepada dosen
pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah
yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus.
Dalam penulisan
makalah ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak
yang telah membantu
dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini,
1. Bapak Dr. Imam
Yuwono, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pendidikan anak Berkebutuhan Khusus.
2. Semua pihak yang terlibat dan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih
banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak terutama
kepada dosen
pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas
penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“Tunagrahita”. Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anak Berbakat Dan Berkebutuhan
Khusus
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat- Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Tunagrahita”.Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak terutama kepada dosen pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Palopo, 09 November 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………. ii DAFTAR ISI ………. iii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……… 1 B. Rumusan Masalah ………..…. 1 C. Tujuan ………. 1
D. Karakteristik Tunagrahita
………..5 E. Cara penanganan Tunagrahita
………..7 BAB III PENUTUP
A. Simpulan ……… 10 B. Saran …..………... 11 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah tunagrahita (intellectual disability) atau dalam perkembangan sekarang lebih dikenal dengan istilah developmental disability, sering keliru dipahami oleh masyarakat, bahkan sering terjadi pada para professional dalam bidang pendidikan luar biasa didalam memahami konsep tunagrahita.Perilaku tunagrahita yang kadang-kadang aneh, tidak lazim dan tidak cocok dengan situasi lingkungan seringkali menjadi bahan tertawaan dan olok-olok
gila, perilaku aneh dan tidak lazim itu sebetulnya merupakan manifestasi dari kesulitan meraka didalam menilai situasi akibat dari rendahnya tingkat kecerdasan. Dalam pengertian lain terdapat kesenjangan yang signifikan antara kemampuan berfikir dengan perkembangan usia.
Keterbelakangan mental yang biasa dikenal dengan anak tunagrahita biasa dihubungkan dengan tingkat kecerdasan seseorang.Tunagrahita memiliki arti menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ.Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya pada kemampuan adaptif seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian anak tunagrahita?
2. Bagaimanakah klasifikasi anak tunagrahita?
3. Bagaimanakah factor ketunagrahitaan?
4 .Bagaimana Penanganan tunagrahita?
5. Bagaimana karakteristik tunagrahati?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anak tunagrahita.
2. Untuk mengetahui klasifikasi anak tunagrahita.
3. Untuk mengetahui bagaimana factor ketunagrahitaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana penanganan anak tunagrahita.
5.Untuk mengetahui bagaimana karakteristik anak tunagrahita.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Tunagrahita
Batasan anak berkelainan mental subnormal atau tunagrahita, para ahli dalam beberapa referensi mendefinisikan secara berbeda. Seseorang dikatakan berkelainan mental subnormal atau tunagrahita jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah normal), sehingga untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik, termasuk dalam program pendidikannya. (Bratanata, 1979).
Penafsiran yang salah sering kali terjadi di masyarakat awam bahwa keadaan kelainan mental subnormal atau tunagrahita dianggap seperti suatu penyakit sehingga dengan memasukkan ke lembaga pendidikan atau perawatan khusus anak diharapkan dapat normal kembali. Penafsiran tersebut sama sekali tidak benar sebab anak tunagrahita dalam jenjang manapun sama sekali tidak ada hubungannya penyakit atau sama dengan penyakit (Kirk, 1970).
Edgar Doll berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika: (1) Secara social tidak cakap, (2) secara mental dibawah normal, (3) kecerdasanya terhambat sejak lahir atau pada usia muda, (4) kematangannya terhambat (Kirk, 1970). Sedangkan menurut The American Assotiation on Mental Deficiency (AAMD), seseorang dikatakan tunagrahita apabila kecerdasannya secara umum dibawah rata-rata dan mengalami kesulitan penyesuaian social dalam setiap fase perkembangannya (Hallahan dan Kauffman, 1986).
Tunagrahita merupakan kondisi yang kompleks, menunjukkan kemampuan intelektual yang rendah dan mengalami hambatan dalam perilaku adaptif.Seseorang tidak dapat dikegorikan sebagai tunagrahita apabila tidak mempunyai dua hal tersebut yaitu, perkembangan intelektual yang rendah dan kesulitan dalam perilaku adaptif. Dalam pengertian lain seseorang baru dapat dikategorikan tunagrahita apabila kedua syarat tadi dipenuhi.
Istilah perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
memikul tanggungjawab social menurut ukuran normal social tertentu, dan
bersifat kondisi sesuai dengan tahap perkembangannya. Hambatan dalam
perilaku adaptif pada tunagrahita dapat dilihat dalam tujuh area yaitu; (1)
terhambat dalam perkembangan keterampilan sensorimotor, (2) terhambat
dalam keterampilan komunikasi, (3) terhambat dalam keterampilan menolong
diri, (4) terhambat dala sosialisasi, (5) terhambat dalam mengaplikasikan
keterampilan akedemik dalam kehidupan sehari-hari, (6) terhambat dalam
menilai situasi lingkungan secara tepat dan (7) terhambat dalam menialai
keterampilan sosial. Aspek 1 sampai dengan 4 dapat diobservasi pada masa bayi
dan kanak-kanak, sementara aspek 5 sampai dengan 7 dapat diobservasi pada
Karakteristik anak dengan hendaya perkembangan (tunagrahita), meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial, dan emosional sama seperti anak-anak yang tidak menyandang tunagrahita.
b. Selalu bersifat eksternal locus of control sehingga mudah sekali melakukan kesalahan (expectancy for filure).
c. Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan (outerdirectedness).
d. Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri.
e. Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial (social behavioral).
f. Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar.
g. Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan.
h. Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik.
i. Kurang mampu untuk berkomunikasi.
j. Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.
k. Mempunyai masalah berkaitan dengan psikiatrik, adanya gejala-gejala depresif menurut hasil penelitian dari Meins tahun 1995 (Smith, et al.. 2002:
278-289).
B.Karakteristik Tunagrahita
Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap
perkembangan yang optimal. Menurut Somantri (2006), karakteristik anak tunagrahita adalah sebagai berikut:
a. Keterbatasan Inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan untuk mempelajari informasi dan ketrampilan- ketrampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-situasi kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berfikir abstrak, kreatif, dapat menilai secara kritis, menghindari kesalahan-kesalahan, mengatasi kesulitan- kesulitan, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan. Anak tunagrahita memiliki kekurangan dalam hal tersebut.Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti menulis, berhitung, dan membaca juga sangat terbatas.
b. Keterbatasan Sosial
Disamping memiliki keterbatasan inteligensi, anak tunagrahita juga memiliki
dibimbing dan diawasi.Mereka juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
c. Keterbatasan Fungsi Mental
Anak tunagrahita memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya.Mereka memperlihatkan reaksi terbaiknya bila
mengikuti hal-hal yang rutin dan secara konsisten dialaminya dari hari ke hari.Anak tunagrahita tidak dapat menghadapi suatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang lama.
Anak tunagrahita juga memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa. Mereka bukannya mengalami kerusakan artikulasi, akan tetapi pusat pengolahan
(perbendaharaan kata) yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Karena alasan itu mereka membutuhkan kata-kata konkret yang sering
didengarnya.Persamaan dan perbedaan harus ditujukan secara berulang-
ulang.Latihan-latihan sederhana seperti mengajarkan konsep besar dan kecil, keras dan lemah, perlu menggunakan pendekatan yang konkrit.Selain itu mereka juga kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu, membedakan yang baik dan yang buruk.
Selain itu menurut Nur'aeni (1997), anak tunagrahita juga memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Perkembangan senantiasa tertinggal dibanding teman sebayanya.
2. Tidak mampu mengubah cara hidupnya, ia cenderung rutin. Jika terjadi hal baru di lingkungannya, ia menjadi bingung dan risau.
3. Perhatiannya tidak dapat bertahan lama, amat singkat.
4. Kemampuan berbahasa dan berkomunikasinya terbatas, umumnya anak gagap.
5. Sering tidak mampu menolong diri sendiri.
6. Motif belajarnya rendah sekali.
7. Irama perkembangannya tidak rapi, suatu saat meningkat tinggi, tapi saat yang lain menurun drastis.
8. Tidak peduli pada lingkungan.
C.Faktor Penyebab Tunagrahita
Menurut Apriyanto (2012), terdapat berbagai faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tunagrahita, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Keturunan. Terjadi karena adanya kelainan kromosorn (inversi, delesi, duplikasi) dan kelainan gen (kekuatan kelainan, lokus gen).
2. Gangguan Metabolisme Gizi. Kegagalan dalam metabolisme dan kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan gizi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisik maupun mental pada individu, seperti: Gangguan metabolisme asam amino (phenylketonuria), gangguan metabolisme saccharide (gargolism), kelainan hypothyroidism (cretinism).
tetapi lewat penyakit-penyakit yang dialami ibunya, diantaranya adalah penyakit rubella, syphilis bawaan, syndrome gravidity yang beracun.
4. Trauma dan Zat Radioaktif. Ketunagrahitaan dapat juga disebabkan karena terjadinya trauma pada beberapa bagian tubuh khususnya pada otak ketika bayi dilahirkan dan terkena zat radioaktif selama hamil. Trauma otak terjadi pada kepala dapat menimbulkan pendarahan intracranial yang
mengakibatkan terjadinya kecacatan pada otak.
5. Masalah pada Kelahiran. Kelainan dapat juga disebabkan oleh masalah- masalah yang terjadi pada waktu kelahiran (prenatal), misalnya kelahiran yang disertai hyposia dapat dipastikan bahwa bayi yang dilahirkan menderita kerusakan otak, menderita kejang dan nafas yang pendek. Kerusakan otak pada prenatal dapat disebabkan oleh trauma mekanis terutama pada kelahiran yang sulit.
6. Faktor Lingkungan (Sosial Budaya). Terdapat bermacam-macam
pengalaman negatif atau kegagalan dalam melakukan interaksi yang terjadi selama periode perkembangan menjadi salah satu penyebab
ketunagrahitaan. Anak tunagrahita banyak ditemukan pada daerah yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah, hal ini disebabkan ketidakmampuan lingkungan memberikan stimulus yang diperlukan selama masa
perkembangannya.
D.Klasifikasi Tunagrahita
Pengelompokan anak tunagrahita pada umumnya berdasarkan pada taraf
intelegensinya. Menurut Somantri (2006), anak tunagrahita dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Tunagrahita Ringan
Tunagrahita ringan disebut juga maron atau debil.Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet.Sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) Anak tunagrahita ringan merupakan salah satu klasifikasi anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan intelektual/ IQ 69-55.Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana sampai tingkat tertentu.Biasanya hanya sampai pada kelas IV sekolah dasar (SD).
Melalui bimbingan dan pendidikan yang baik, anak terbelakang mental ringan pada saatnya dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.Anak terbelakang mental ringan dapat dilatih menjadi tenaga kerja semi-skilled seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga, bahkan jika dilatih dan bimbingan dengan baik anak tunagrahita ringan dapat bekerja di pabrik-pabrik dengan sedikit pengawasan.
b. Tunagrahita Sedang
seperti menghindari kebakaran, berjalan dijalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya.
Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti menulis, membaca, dan berhitung walaupun mereka masih dapat menulis secara sosial, misalnya menulis namanya sendiri, alamat rumahnya, dan lain- lain.Masih dapat dididik mengurus diri, seperti mandi, berpakaian, makan, minum, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya.Dalam kehidupan sehari- hari, anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan yang terus-menerus.
Mereka juga masih dapat bekerja ditempat kerja terlindung (sheltered workshop).
c. Tunagrahita Berat
Kelompok anak tunagrahita berat sering disebut idiot.Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan sangat berat.Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler (WISC).Tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut Skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut Skala Weschler
(WISC).Kemampuan mental atau MA maksimal yang dapat dicapai kurang dari tiga tahun atau empat tahun.
Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam
berpakaian, mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.Perawatan khusus dan keikhlasan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh mereka.Biasanya keadaan idiot ini diikuti dengan berbagai kelainan dan kelemahan dalam fungsi tubuh lainnya.Mereka perlu perawatan khusus dan dibantu dalam setiap aktivitasnya.Untuk bertahan hidup saja rasanya
membutuhkan banyak bantuan.
Menurut Aqila (2010), selain dibedakan berdasarkan tingkat intelegensinya, anak tunagrahita juga diklasifikasikan berdasarkan tipe klinis, yaitu sebagai berikut:
a. Down Syndrom (dahulu disebut mongoloid)
Anak tunagrahita jenis ini disebut demikian karena raut mukannya seolah-olah menyerupai orang mongol dengan ciri-ciri: bermata sipit dan miring, lidah tebal dan berbelah, biasanya suka menjulur ke luar, telinga kecil, tangan kering, makin dewasa kulitnya semakin kasar, kebanyakan mempunyai susunan gigi geligi yang kurang baik sehingga berpengaruh pada pencernaan, dan lingkar tengkoraknya biasanya kecil.
b. Kretin
Dalam bahas Indonesia disebut kate atau cebol. Ciri-cirinya: badan gemuk dan pendek, kaki dan tangan pendek dan bengkok, badan dingin, kulit kering, tebal dan keriput, rambut kering, lidah dan bibir tebal, kelopak mata, telapak tangan, dan kuduk tebal, pertumbuhan gigi terlambat, serta hidung lebar.
Anak ini memiliki ciri-ciri: kepala besar, raut muka kecil, tengkoraknya ada yang membesar ada yang tidak, pandangan dan pendengaran tidak sempurna, mata kadang-kadang juling.
d. Microcephal, Macrocephal, Brahicephal, dan Scaphocepal
Keempat istilah tersebut menunjukkan bentuk dan ukuran kepala.Seorang dengan tipe Microcephal memiliki ukuran kepala yang kecil.Kebanyakan dari mereka menyandang tunagrahita yang berat atau sedang.Namun penderita Macrocephal kebanyakan tidak menyusahkan orang, dengan ukuran kepala besar.Sedangkan penderita Brahicephal memili ukuran kepala yang panjang, dan Scaphocepal memiliki ukuran kepala yang lebar.
E.CARA PENANGANAN TUNAGRAHITA
1. Tetapkan rutinitas secara konsisten
Mengutip dari dsaw.org, menetapkan jadwal dan rutinitas sangat membantu anak-anak tunagrahita.Sebab umumnya mereka sulit sekali menerima dan mengingat perintah yang diberikan. Membuat jadwal aktivitas sederhana seperti berpakaian, mandi, makan, akan membantu anak belajar melakukannya dengan baik.
Lakukan hal-hal tersebut sesuai aturan yang berlaku dan minta atau bujuk anak untuk melakukannya secara perlahan.Rutinitas juga membantu anak bersiap melakukan aktivitas selanjutnya.
Aktivitas rutin anak sebaiknya dilakukan secara konsisten.Mengapa begitu? Sebab ini dapat membantu anak merekam aktivitas baik apa yang perlu mereka lakukan setiap harinya.
Ketika anak mama berhasil melakukannya dengan baik, kamu dapat memberikan mereka hadiah atau reward berupa makanan yang mereka sukai, atau bahkan mainan baru.Selain memberikan hadiah, kamu juga dapat memberikan anakk pilihan dalam menjalankan rutinitas
kesehariannya.Berikan anak pilihan sederhana seperti baju yang ingin mereka kenakan, dan lainnya.
2. Memasukkan anak ke sekolah khusus
Anak dengan kondisi tunagrahita membutuhkan dukungan pendidikan
dari sekolah khusus. Sebab anak-anak ini memiliki kemampuan intelektual
yang cukup rendah dan membutuhkan orang lain untuk menemaninya di
sekolah.
Ada beberapa cara mendidik anak tunagrahita di sekolah yang perlu Mama perhatikan. Diantaranya ialah:
Mama sebaiknya membantu merinci materi pembelajaran sekolah anak dengan jelas agar membantu mereka memahami dan
mendapat keterampilan yang bermanfaat.
Pembelajaran anak tunagrahita sebaiknya dilakukan dengan strategi diindividualisasikan, dimana anak-anak belajar bersama-sama dalam satu kelas tetapi materinya disesuaikan dengan kemampuan
mereka.
Menggunakan alat/media yang mendukung pembelajarannya, tidak mudah rusak, tidak abstrak, tidak berbahaya, mudah digunakan, dan mudah di peroleh.
Evaluasi pembelajaran perlu dilakukan setelah anak mempelajari salah satu bagian kecil dalam materi pembelajarannya.
3. Mendidik anak perlahan dan sabar
Mengingat anak-anak ini memiliki keterbatasan dalam mengingat, Mama perlu mendidiknya dengan sabar dan perlahan. Di samping hal-hal yang mereka kelak peroleh di sekolah, ada hal penting yang perlu kamu ajarkan sendiri.
Sebenarnya sebagian besar anak penyandang tunagrahita dapat hidup bersama masyarakat lain nantinya. Tidak jarang bahkan penyandang disabilitas ini memiliki pekerjaan dan hidup mandiri, namun mereka
membutuhkan bimbingan darimu.
Mama perlu mengenalkan dan mengajarkan anak bagaimana mereka berinteraksi serta keterampilan yang mereka butuhkan, seperti makan, berpakaian, membersihkan diri, melindungi diri, menggunakan uang, merespon orang lain dengan baik, dan bersikap terhadap orang lain.
4. Berikan anak aturan
Mengutip dari webmd.com, aturan tetaplah hal penting yang perlu Mama buat guna membantu anak mengatur aktivitasnya. Ini menjadi sangat penting bagi anak tunagrahita sebab dapat membantu mereka hidup dengan lebih baik.
Parhatikan, aturan yang Mama tetapkan sebaiknya dibuat bukan
untuk mengekang si Kecil, tetapi membantu mereka lebih memahami dan
mengingat apa yang perlu mereka lakukan.
mereka dukungan dalam mengatasi masalah yang tidak dapat mereka
selesaikan sediri.
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Anak tunagrahita yaitu anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya sehingga untuk meniti tugas perkembangannya. Indikasinya dapat dilihat pada angka tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan imbecil, dan IQ 50-75 kategori debil atau moron. Ketunagrahitaan disebabkan karena faktor endogen dan faktor eksogen.Keterlambatan perkembangan kognitif pada anak tunagrahita menjadi masalah besar bagi anak tunagrahita ketika meniti tugas perkembangannya.Maka butuh pengembangan kemampuan bahasa dan bicara dan membantu penyesuaian sosial anak tunagarahita serta modifikasi tingkalaku agar mampu mengembangkan intelektualnya.
B. Saran
Anak tunagrahita memang memiliki kemampuan yang rendah dibandingkan dengan anak normal lainnya, maka perlu adanya perhatian khusus terhadap mereka untuk dilatih, dibimbing, dan diberi kesempatan serta dukungan agar mereka mampu mengembangkan seluruh potensinya agar dapat mandiri dan memiliki harga diri dihadapan orang lain disekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rochyadi, Endang. 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.
006. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: PT Refika Aditama.
Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.