MAKALAH
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME GENERASI MUDA DI ERA GLOBALISASI
Disusun untuk memenuhi UAS mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
DOSEN PENGAMPU:
Drs. Albertus Istiarto, M.A.
DISUSUN OLEH:
Stephanie Maura Elva Santoso 22.E1.0056
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2023
Banyak orang mengartikan wawasan nusantara sebagai pengetahuan kita tentang nusantara atau negara Indonesia, akan tetapi apa sebenarnya pengertian wawasan nusantara?
Secara etimologi, wawasan nusantara berasal dari bahasa Jawa, “wawas” berarti pandangan,
“nusa” berarti kesatuan kepulauan, dan “antara” yang bermakna dua samudera. Hal ini berarti secara umum, wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang kesatuan kepulauan yang terletak diantara benua Asia dan Australia, serta dua samudera Hindia dan Pasifik (Yusuf, 2021). Wawasan nusantara merupakan cara pandang kita, masyarakat Indonesia terhadap bangsa Indonesia dengan tujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, yang dapat diwujudkan dengan mengutamakan kepentingan nasional dibandingkan kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan tertentu.
Beberapa ahli telah mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian wawasan nusantara, adapun Prof. Wan Usman (2000) berpendapat wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah air sebagai negara kepulauan dalam segala aspek kehidupan yang beragam. Sedangkan menurut Sumarsono (2002), wawasan nusantara merupakan nilai yang menjiwai segenap peraturan perundangundangan pada setiap strata di seluruh wilayah negara, sehingga menggambarkan sikap dan perilaku, paham serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi dan merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia. Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil, wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa mengenai lingkungan dan diri sendiri dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa demi menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan tujuan mencapai tujuan nasional (Pratama & Najicha, 2022).
Dengan kata lain, wawasan nusantara merupakan bagaimana cara pandang dan sikap kita sebagai rakyat bangsa Indonesia mengenai lingkungan sekitar dan diri sendiri, tentu saja dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, hal ini misalnya cara pandang kita terhadap lingkungan sekitar jika ada orang yang berbeda agama atau kepercayaan dengan kita, tentu saja kita harus saling menghargai dan toleransi, hal ini demi menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang bersatu demi mencapai tujuan nasional kita yang ada dalam Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Wawasan nusantara memiliki tujuan untuk mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan kepentingan nasional atau bersama dibandingkan kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah tertentu (Widayarti dalam Pratama & Najicha, 2022). Selain itu, wawasan nusantara juga memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti faktor wilayah yang meliputi wilayah- wilayah kepulauan di Indonesia, konsep kelautan, juga karakteristik wilayah di Nusantara. Ada pula faktor geopolitik yang merupakan sistem politik atau peraturan yang ada di dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh letak geografis suatu negara. Juga ada faktor perkembangan wilayah Indonesia dan juga dasar hukum yang ada, karena Indonesia seiring berjalannya waktu selalu berubah, hal ini dapat mengakibatkan berubahnya pula konsep wawasan nusantara yang ada.
Di era globalisasi ini, dunia penuh dengan perubahan, tak terkecuali bagi bangsa Indonesia yang juga dihadapkan pada berbagai persoalan juga tantangan baik dari dalam negeri (internal) maupun dari luar negeri (eksternal). Persoalan-persoalan internal yang terjadi akibat rapuhnya pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara berkaitan dengan semakin rendahnya komitmen terhadap nilai-nilai dasar kehidupan dan norma-norma yang telah lama dijadikan sebagai
pedoman. Contoh rendahnya komitmen tersebut ditunjukkan dari melemahnya hukum di Indonesia akibat rendahnya moralitas para penegak hukum, tak hanya itu juga para pejabat yang kini marak melakukan korupsi besar-besaran yang dapat menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan di masyarakat sehingga banyak yang melakukan tindak kriminalitas, selain itu juga terjadinya degradasi moral dan karakter di kalangan anak bangsa, perpecahan dimana- mana akibat perbedaan etnis dan keagamaan yang menyebabkan semakin terancamnya keutuhan serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan persoalan yang berasal dari luar yaitu tantangan globalisasi. Globalisasi memang membawa banyak perubahan dalam berbagai hal seperti teknologi, ilmu pengetahuan, komunikasi jarak jauh, dan juga hal-hal yang sebelumnya langka atau sulit untuk didapatkan sekarang lebih mudah untuk diakses bahkan hampir semua orang. Sekilas kita dapat melihat bahwa globalisasi memberikan berbagai dampak positif dengan segala perubahannya, salah satunya masyarakat kita menjadi lebih dinamis, terhubung, dan berpengetahuan luas terhadap lingkungan sekitarnya. Akan tetapi selalu ada sisi negatif dalam segala hal, termasuk globalisasi, salah satunya adalah westernisasi. Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang meniru atau melakukan aktivitas yang kebarat-baratan, hal ini tentu saja bertentangan dan menyebabkan bentrokan budaya antara budaya Indonesia dengan budaya barat sehingga terjadi akulturasi atau percampuran budaya.
Generasi muda cenderung mudah terpengaruh oleh globalisasi terutama westernisasi karena budaya Indonesia yang lebih mengutamakan moral dan sopan santun jika dibandingkan dengan budaya barat yang jauh berbeda dengan budaya Indonesia karena cenderung lebih bebas. Hal ini menyebabkan seiring berjalannya waktu, generasi muda akan merasa lebih tertarik dengan budaya luar. Saat ini banyak generasi muda yang mengadopsi kebudayaan barat dalam kehidupan mereka, hal ini dapat dilihat dari berbagai perwujudannya, seperti cara berpakaian, selera makanan dan minuman, film yang dilihat, dan masih banyak lagi. Bagi beberapa anak muda, selera makanan dan minuman mereka mengikuti arus perkembangan jaman, tak jarang mereka masih menyukai makanan dan minuman tradisional Indonesia, akan tetapi banyak juga diantara mereka yang lebih menyukai makanan dan minuman yang berasal dari luar. Seperti contohnya adalah fast food, Mc Donalds, KFC, makanan-makanan Jepang, Korea, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, saat ini banyak generasi muda menyukai menonton film atau drama, akan tetapi sekarang tak banyak dari mereka yang masih menyukai film atau drama produksi dalam negeri, sebab banyak diantara mereka berkata bahwa tidak sesuai dengan selera mereka lagi sehingga mereka lebih memilih untuk menonton film dan drama dari luar negeri seperti Korea, Amerika, Jepang, China, Thailand, dan lain-lain. Contoh lainnya yaitu gaya berpakaian, seperti yang kita tahu gaya berpakaian masyarakat Indonesia seharusnya masih berpegang teguh pada norma kesopanan. Akan tetapi semenjak adanya pengaruh budaya barat (westernisasi), semakin banyak orang terutama kaum muda yang kini menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia bahkan terkadang melanggar norma kesopanan, seperti contohnya memakai pakaian yang terbuka, bikini, celana pendek, ketat, dan lain sebagainya.
Seseorang yang telah terpengaruh pengaruh budaya barat ini dapat kehilangan sikap nasionalisme nya, kemungkinan besar lama kelamaan ia akan meninggalkan budayanya sendiri. Bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, hal ini menjadi salah satu hal yang wajar, dimana globalisasi sangat berpengaruh. Lantas, bagaimana cara kita untuk melawan dampak negatif globalisasi tersebut? Tentu saja ada hal yang dapat kita lakukan untuk melawannya secara tidak langsung dengan ikut memunculkan sikap nasionalisme yaitu wawasan nusantara. Wawasan nusantara dapat membangun rasa dan sikap nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia, terutama bagi generasi muda. Pemahaman
akan wawasan nusantara sebenarnya dapat diberikan melalui berbagai cara, akan tetapi salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan tentu saja sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia, sebab sedari kecil kita sudah mulai diajarkan, mulai dari sekolah dasar hingga ke jenjang yang lebih tinggi di perguruan tinggi.
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
“Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan siap terhadap tuntutan perubahan zaman”. Saat kuliah saat ini pun, kita sebagai mahasiswa juga mendapatkan mata kuliah Pancasila dan pendidikan Kewarganegaraan, sebenarnya hal ini tidak hanya membahas dan mempelajari tentang bagaimana kita akan hidup sebagai warga negara Indonesia, bagaimana kita akan menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi kehidupan sehari-hari kita, dan bagaimana UUD yang berlaku di negara kita. Akan tetapi juga mempelajari tentang nilai-nilai keagamaan, serta kebudayaan yang ada di Indonesia, sebab masyarakat Indonesia sangat beragam memiliki banyak agama, kebudayaan, etnis, dan perbedaan itulah yang akan menyatukan kita sebagai rakyat Indonesia.
Sebagai generasi muda yang nantinya akan menjadi penerus bangsa, hal ini penting untuk kita pelajari, ditengah maraknya globalisasi yang bisa saja akan memecah belahkan persatuan bangsa, akan tetapi dengan adanya pendidikan Kewarganegaraan yang juga merupakan salah satu wujud dari wawasan nusantara dapat membangun rasa dan sikap nasionalisme.
Sikap nasionalisme tidak akan terwujud apabila kita tidak memiliki kesadaran akan sesuatu yang patut dibanggakan atau dibela. Seperti misalnya, musik khas dari Indonesia yaitu dangdut, saat ini generasi muda kita lebih menyukai musik-musik luar seperti musik pop, rock, K-Pop, dan masih banyak lagi. Bahkan beberapa dari generasi muda malah sama sekali tidak menyukai musik dangdut atau musik-musik tradisional lainnya. Hal ini merupakan salah santu hal yang cukup memprihatinkan, dimana mereka mulai meninggalkan kebudayaan sendiri dan dapat mengakibatkan jati diri bangsa Indonesia pun ikut memudar. Maka dari itu penting untuk mengimplementasikan konsep wawasan nusantara kepada generasi muda agar semua dampak negatif globalisasi yang telah masuk dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita seperti westernisasi, hedonisme, individualisme, dan lain-lain, dapat dilawan dengan memperkuat rasa nasionalisme itu.
Untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme pada masyarakat, kita dapat mengimplementasikan wawasan nusantara ke dalam kehidupan dengan menjadikan Pancasila sebagai pedomannya dalam bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa. Khususnya nilai Pancasila dalam sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”, sila ini mengandung nilai dan makna bahwa kita semua sebagai generasi muda, sebagai rakyat Indonesia harus selalu menjaga persatuan, kesatuan, dan juga keutuhan negara kita agar tidak mudah terpecah belah karena hal apapun baik faktor dari dalam maupun luar. Rakyat Indonesia terkenal saling bergotong royong dan suka bekerja sama, hal ini harus senantiasa dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat oleh siapapun demi memenuhi nilai sila ketiga tadi mengenai persatuan Indonesia. Rasa persatuan dan membela negara ini merupakan bentuk atau salah satu sikap nasionalisme yang kuat.
Sebenarnya, dengan adanya globalisasi juga memberikan dampak positif, salah satunya dengan adanya teknologi dan perkembangan sosial media yang dapat membantu menyebarkan wawasan nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama bagi generasi muda yang sering menggunakan sosial media. Kini wawasan nusantara tidak hanya dapat diberikan pada pendidikan formal saja akan tetapi juga melalui konten-konten menarik di sosial media, sebab konten-konten tersebut dapat dengan mudah menjangkau generasi muda seperti jika diposting di Instagram, Twitter, Facebook, TikTok, dan media sosial lainnya. Selain media sosial,
sebenarnya wawasan nusantara juga dapat disebarkan melalui event-event seperti event kebudayaan yang dapat dikunjungi oleh banyak orang, nantinya event tersebut dapat mengenalkan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
Jika wawasan nusantara telah berhasil tertanam pada generasi muda, nantinya akan muncul secara sendirinya rasa nasionalisme, awalnya mungkin hanya sekedar pembelaan budaya, misalnya ketika di media sosial ramai diperbincangkan soal negara tentangga yang mengakui kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan mereka, kemudian banyak generasi muda atau pengguna sosial media yang ramai-ramai membela kebudayaan tersebut. Hal tersebut juga termasuk dalam sikap nasionalisme yang tumbuh, lama kelamaan tak hanya membela kebudayaan, bahkan ketika ada ancaman dari luar yang dirasa mulai membahayakan keadaan nasional, akan tumbuh semangat nasionalisme yang mendorong generasi muda untuk berusaha mempertahankan Indonesia dari ancaman bahaya.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu, dengan hadirnya globalisasi memang tak hanya memberikan dampak yang positif tetapi juga negatif salah satunya adalah westernisasi atau perilaku yang terpengaruh oleh budaya barat. Jika dibiarkan secara terus menerus, westernisasi akan dapat mempengaruhi masyarakat termasuk mempengaruhi sikap nasionalisme mereka terutama bagi kaum muda. Oleh sebab itu, penting untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya sikap nasionalisme dengan wawasan nusantara. Sebab dengan begitu, kita dapat mempertahankan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Di era globalisasi ini, wawasan nusantara dapat disebarkan melalui media sosial khususnya bagi kaum muda yang sering menggunakan media sosial sehingga pengetahuan akan wawasan nusantara dapat lebih mudah dan cepat diakses oleh siapa saja.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, M. N. R, & Najicha, F. U. (2022). Implementasi Wawasan Nusantara dalam Meningkatkan Rasa Nasionalisme pada Generasi Muda. Jurnal Civicus, 22(1), 1-6.
Diunduh dari https://doi.org/10.17509/civicus.v22i1.45641
Yusuf, M. A. (2021). Wawasan Nusantara: Pengertian, Asas, Tujuan, Fungsi dan Implementasi.
Gramedia Blog. Diakses melalui https://www.gramedia.com/literasi/wawasan- nusantara/