Wawasan Nusantara Dalam Meningkatkan Rasa
Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Oleh :
Faridotul Salam
024516811
I.
PENDAHULUAN
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan dengan demikian wawasan nusantara merupakan sebuah alat untuk dapat mengetahui keadaan bangsa dan negara dilihat dari berbagai macam segi.
seperti kita ketahui bahwa Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan
pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wasantara dinilai sebagai cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang berfariasi dan beraneka ragam Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah : wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:
1. Satu kesatuan wilayah 2. Satu kesatuan bangsa 3. Satu kesatuan budaya 4. Satu kesatuan ekonomi 5. Satu kesatuan hankam.
2. PEMBAHASAN
Dengan dikuasainya wawsan nusantra dengan baik maka Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang kokoh sebagai pondasi dalam menyikapi ganguan gangguan yg datang dari luar bahkan senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman yg dinamis. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang berkesinambungan terus menurus.
seperti kita ketahui Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yg tentunya merupakan potensi yg memiliki kemanfaatan sebagai sumber budaya yg tinggi tapi juga dapat mengandung resiko untuk dapat terpecah belah. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia, sehingga diperlukan pemahaman atas Wawasan Nusantara yg kuat sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa sehinggga resiko terpecah belahnya nusantara dapat dihindari cukuplah Timor Timur merupakan satu satunya bagian dari negara indonesia yg lepas ini merupkan pelajaran berharga yg semoga tidak terulang kembali.
tidak dapat dipungkiri saat ini banyak kita menyaksikan bahwa budaya-budaya bangsa Indonesia diklaim sebagai budaya-budaya bangsa lain seperti halnya kekayaan bangsa indonesia, sebutlah kasus Sipadan atau klaim batik oleh negara tetangga atau klaim klain lain semoga dengan memupuk rasa cinta terhadap bangsa dan negara kejadian kejadian tersebut tidak dapat terulang kembali.
Saat ini sering kita mendengar terjadi kerusuhan-kerusuhan antar etnis di Indonesia yang mengatasnamakan suku maupun agama, misalnya yang terjadi di Sampit dan Poso. Bahkan, terkadang pemicu kerusuhan itu hanya masalah-masalah sepele yang tidak semestinya mengikutsertakan golongan-golongan tertentu. Sebagai bangsa yang menjadikan persatuan dan kesatuan sebagai dasar negara, sudah seharusnya kita mencegah hal hal yg demikian kita harus menjadi bangsa yg dewasa secara pemikiran kita harus menerima perbedaan karna bangsa indonesia adalah bangsa yg majemuk, kita harus mampu menghargai orang lain dan mampu menerima perbedaan, perbedaan diskriminasi harus dipahami sebagai keanekaragaman bangsa indonesia dan hindarilah sikap sikap fanatisme dan merasa benar sendiri, kebenaran mutlak hanyalah milik tuhan, hindarilah sikap sukuisme kedaerahan yang sempit yang membelenggu kebebasan individu dalam mengembangkan kualitasnya sebagai bangsa yang majemuk. oleh karena itu, diperlukan kesadaran
masyarakat dalam menerima keanekaragaman yang ada, serta saling
menghormati dan menghargai perbedaan itu sebagai karunia Sang Pencipta, disini dapat kita lihat wawasan nusantra juga melibatkan peranan lembaga adat dan para pemuka agama dalam mewujudkan suasana aman dan
kondusif guna menjalin kerukunan bangsa dan negara. Kita harus ingat tujuan mulia bangsa indonesia yg merdeka berdaulat adil dan makmur berdasarkan pancasila jadikanlah mempelajari Wawasan Nusantara menjadi sarana untuk memantapkan sikap Nasionalisme yang tinggi dan tekad mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi dan golongan untuk mencapai tujuan nasional .
Kita harus ingat bahwa untuk menjadi bangsa yg madani berdaulat dan makmur indonesia harus terus membangun, segala potensi yg dimiliki oleh bangsa indonesia itu sendiri sehingga dapat dipergunakan sebesar besarnya dalam memperbaiki keadaan bangsa indonesia kearah yg lebih baik di masa yg akan datang dan sebagai warga negara yg baik kita harus ikut
cinta terhadap bangsa negara dengan cara mempelajari wawasan nusantara dengan mendalam sehingga tercipta suatu ketahanan nasional yg tinggi dengan demikian segala masalah rintangan dan guncangan yg terjadi baik yg datangnya dari luar ataupun dari dalam negri seperti invasi bangsa lain
ataupun peperangan yg terjadi antar suku dapat terhindari, kita harus berpegangan teguh terhadap cita cita para founding father kita guna mewujudkan masyarakat indonesia yg adil dan makmur dan menjadikan masyarakat indonesia menjadi masyarakat yg maju dan berdaulat.
3. KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Sartini,dkk, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,Paradigma, Yogyakarta
Santoso Budi, dkk,2005, Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cristine, dkk, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, PT Prandnya Paramita, Jakarta
Subadi Tjipto, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan, BP-FKIP UMS, Surakarta
Zubaidi Achmad, dkk, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paradigma, Jokjakarta
Effendi Sutenang,12 Oktober 2010,Wawasan Nusantara, http://www.google.com