• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (WPPNRI)

N/A
N/A
Andi Etri Pebrianti

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (WPPNRI) "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i MAKALAH

WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (WPPNRI)

NAMA: ANDI MISNAWATI (04) PRODI: TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

MATA KULIAH: UUD PERIKANAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS MARITIM BALIK DIWA MAKASSAR

2024

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang

"wilayah pengelolaan perikanan negara republik indonesia ( wppnri)".

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah yang disusun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 4 Januari 2023

Andi Misnawati

(3)

iii DAFTAR ISI

SAMPUL... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. WPPNRI Atau Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia ... 3

B. Batas-Batas Wilayah Penangkapan Di Dalam WPPNRI ... 4

C. Jenis-Jenis Alat Tangkap Yang Umumnya Digunakan Dan Cara Pengoperasiannya ... 6

D. Alat penangkapan ikan yang di perbolehkan dan yang dilarang ... 10

E. Izin yg dimiliki oleh kapal penangkap untuk beroperasi ... 13

BAB III PENUTUP... 14

A. Kesimpulan ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, maka wajar jika dua pertiga dari wilayahnya yang luas merupakan perairan laut dengan panjang pantai 95.181 km2 dan luas perairan 5,8 juta km2 , serta memiliki pulau yang banyak, yakni sekitar 17.500 pulau. Di samping itu, dalam catatan geografis hampir 70 persen (70%) wilayah indonesia merupakan perairan yang sangat berpotensi.

Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa indonesia memiliki kandungan kekayaan dan sumber daya alam hayati laut yang sangat berlimpah, seperti ikan, terumbu karang, hutan mangrove dan sebagainya.

Pemerintah telah menentukan asas dan tujuan dalam melakukan pengelolaan terhadap sumber daya alam yang dimiliki bangsa indonesia. Pengelolaan yang dilakukan diarahkan untuk tidak merusak potensi keragaman sumber daya laut yang dimiliki. Pengelolaan terhadap potensi laut yang dimiliki diarahkan agar pengelolaan perikanan yang dilakukan dapat meningkatkan pendapatan nelayan yang seoptimal mungkin tetap dalam rangka menjaga keberlangsungan ikan dan sumber perikanan.

Kesenjangan tersebut salah satu faktornya adalah disebabkan tingginya tingkat penyimpangan usaha pemanfaatan sumber daya laut, dan hal itu tak dapat dinafikan akan menimbulkan masalah-masalah bagi kelestarian sumber daya alam yang ada. Seperti halnya illegal fishing yang semakin marak terjadi dan para pelaku nelayan dengan kapal besar serta peralatan alat tangkap yang tidak sesuai (trawl dan seine nets) bahkan dapat merusak lingkungan. Sebagaimana yang dinyatakan suwarman, bahwa alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets) merupakan alat tangkap ikan yang tidak selektif.

(5)

2

Daerah memiliki kewenangan dalam pengelolaan perikanan sesuai dengan semangat otonomi yang telah diatur oleh pasal 27 undang-undang nomor 24 tahun 2014. Kewenangan tersebut di atas, diperjelas dengan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, dengan membagi urusan wajib dan urusan pilihan. Pada intinya, pemerintah provinsi diberikan otoritas atau kewenangan untuk mengatur dan menyelenggarakan urusan bidang kelautan dan perikanan dalam jarak 12 mil laut yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas. Sementara pemerintah kabupaten/kota berwenang mengatur dan menyelenggarakan urusan bidang kelautan dan perikanan pada wilayah perairan laut dalam jarak 4 mil.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wppnri atau wilayah pengelolaan perikanan negara republik indonesia?

2. Apa saja batas-batas wilayah penangkapan di dalam WPPNRI?

3. Apa jenis-jenis alat tangkap yang umumnya digunakan dan bagaimana cara pengoperasiannya?

4. Apa saja alat tangkap ikan yang di perbolehkan dan yang dilarang?

5. Bagiamana izin yg dimiliki oleh kapal penangkap untuk beroperasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian wppnri atau wilayah pengelolaan perikanan negara republik indonesia.

2. Untuk mengetahui batas-batas wilayah penangkapan di dalam WPPNRI.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis alat tangkap yang umumnya digunakan dan cara pengoperasiannya.

4. Untuk mengetahui alat tangkap ikan yang di perbolehkan dan yang dilarang.

5. Untuk mengetahui izin yg dimiliki oleh kapal penangkap untuk beroperasi.

(6)

3 BAB II

PEMBAHASAN

A. WPPNRI Atau Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia

WPPNRI adalah wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan yang meliputi perairan indonesia, zee, sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainnya yang potensial untuk diusahakan di wilayah negara indonesia (PERMEN No 18 Tahun 2021). WPPNRI bertujuan untuk mengatur penangkapan ikan, menjaga ekosistem laut, dan mendukung keberlangsungan mata pencaharian nelayan serta industri perikanan. Dalam rangka optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan di seluruh wilayah perairan indonesia, pemerintah pusat menetapkan wppnri yang meliputi di perairan laut dan perairan darat. Dalam peraturan menteri kelautan dan perikanan republik indonesia nomor 18/permen-kp/2014 tentang wilayah pengelolaan perikanan negara republik indonesia, wppnri dibagi menjadi 11 (sebelas) wilayah pengelolaan perikanan.

Pada semester ii tahun 2021 perikanan menyumbang 67,7 triliun rupiah sedangkan pada triwulan ii tahun 2021 atau sebesar 2,44 persen total pdb. Serta mencatat nilai ekspor tertinggi selama enam tahun pada tahun 2020 yaitu sebesar 5,2 miliar us$.15 nilai ini belum optimal apabila dihubungkan dengan potensi kekayaan laut dan perikanan indonesia. Hambatan dalam pengoptimalan tersebut salah satunya pada pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap seperti adanya illegal, unreported and unregulated fishing (iuu fishing) dan overfishing.

Meskipun telah ditetapkan wppnri dan telah dibentuk satgas 115 yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden no. 115 tahun 2015 tentang satuan tugas pemberantasan ikan secara ilegal, dengan tujuan penegakan adanya iuu fishing, namun belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut mengingat luasnya

(7)

4

wilayah laut indonesia. Akibatnya iuu fishing ini berdampak pada berbagai sektor.

Mulai dari aktivitas ekspor perikanan illegal dan tidak tercatat tinggi, penerimaan negara dari perikanan rendah bahkan iuu fishing mengakibatkan kerusakan ekosistem dan keaneragaman hayati laut.

Permasalahan sektor tangkap ikan lainnya, diuraikan dalam lampiran rencana strategis kkp tahun 2020-2024, ialah:

1. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya ikan secara berkelanjutan dan adanya degradasi sumber daya ikan (sdi) akibat ekploitasi melebihi batas kemampuan ikan untuk melakukan regenerasi;

2. Tingkat produktivitas kapal perikanan dan alat penangkapan ikan yang masih perlu ditingkatkan;

3. Infrastruktur dan konektivitas pelabuhan perikanan serta sarana dan prasara lainnya yang belum memadai;

4. Belum optimalnya akses nelayan terhadap faktor produksi termasuk permodalan serta sistem perlindungan yang harus terus dikembangkan.

Wppnri yang digunakan sebagai basis dalam pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan, juga perlu dididukung dengan kebijakan pemerintah lainnya yakni estimasi potensi sumber daya ikan, jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan, tingkat pemanfaatan sumber daya ikan dan alokasi sumber daya ikan di setiap wppnri. Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian digagas oleh pemerintah melalui kementerian kelautan dan perikanan republik indonesia (kkp ri) dalam bentuk penangkapan ikan terukur.

B. Batas-Batas Wilayah Penangkapan Di Dalam WPPNRI

Menurut peraturan menteri kelautan dan perikanan republik indonesia nomor 18 tahun 2021 Tentang Jalur Penangkapan Ikan.

• Pasal 2 ayat 1-5:

1) Jalur penangkapan ikan terdiri atas:

a. WPPNRI; dan b. Laut lepas

(8)

5

2) WPPNRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. WPPNRI di perairan laut; dan b. WPPNRI PD.

3) WPPNRI di perairan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. Jalur penangkapan ikan i;

b. Jalur penangkapan ikan ii; dan c. Jalur penangkapan ikan iii.

4) WPPNRI PD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri atas:

a. Sungai;

b. Danau;

c. Waduk;

d. Rawa; dan

e. Genangan air lainnya.

5) Genangan air lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf e meliputi:

a. Kolong atau bekas galian;

b. Situ; dan c. Embung.

• Pasal 3 Ayat 1- 3:

1) Jalur Penangkapan Ikan I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf aterdiri atas:

a. Jalur Penangkapan Ikan IA meliputi perairan sampai dengan 2 (dua) mil laut diukur dari garis pantai ke arah luar ke Laut Lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; dan

b. Jalur Penangkapan Ikan IB meliputi perairan di luar Jalur Penangkapan Ikan IA sampai dengan 4 (empat) mil laut.

2) Jalur Penangkapan Ikan II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b meliputi perairan di luar Jalur Penangkapan Ikan I sampai dengan 12 (dua belas) mil laut.

(9)

6

3) Jalur Penangkapan Ikan III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf c meliputi perairan di luar Jalur Penangkapan Ikan I dan Jalur Penangkapan Ikan II, termasuk zona ekonomi eksklusif Indonesia.

C. Jenis-Jenis Alat Tangkap Yang Umumnya Digunakan Dan Cara Pengoperasiannya

Menurut peraturan menteri kelautan dan perikanan republik indonesia nomor 18 tahun 2021.

 Jenis penangkapan ikan yaitu: (pasal 5) jenis api dibedakan menjadi 10 (sepuluh) kelompok, yang terdiri atas:

1. Jaring lingkar

Alat penangkapan ikan berupa jaring berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari badan, dilengkapi pelampung, pemberat, tali ris atas dan bawah, memakai/tidak memakai tali kerut dan sayap, salah satu bagiannya berfungsi sebagai kantong. Target ikan yang ditangkap dengan cara melingkari gerombolan ikan pelagis. Standar kelompok alat tangkap ini terdapat pada seri sni 7277.3:2008.

Jaring lingkar dioperasikan di perairan yang tidak terlalu dalam sekitar 50- 100 meter. Dioperasikan dengan melingkari dan mengurung kumpulan ikan jenis- jenis ikan pelagic (hidup diperairan permukaan).

2. Jaring tarik

Jaring tarik adalah kelompok api yang bersifat aktif, berupa jaring berbentuk keruvut yang terdiri dari sayap, badan, kantong (cod-end), dilengkapi dengan pelampung pemberatkelompok api yang bersifat aktif, berupa jaring berbentuk kerucut yang terdiri dari sayap, badan, kantong (cod-end), dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas, tali ris bawah, tali selambar dan tanpa alat pembuka mulut jaring.

Pengoperasiannya dengan cara dilingkarkan untuk mengurung ikan demersal atau gerombolan ikan pelagis, kemudian menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui kedua bagian tali selambar dan sayapnya. Jenis api jaring tarik (kode: 02.)

(10)

7 3. Jaring hela

Alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) adalah alat penangkapan ikan terbuat dari jaring berkantong yang dilengkapi dengan atau tanpa alat pembuka mulut jaring dan pengoperasiannya dengan cara dihela di sisi atau di belakang kapal yang sedang melaju (sni 7277.5:2008). Alat ini memiliki mulut yang bisa dibuka berupa papan terbuat dari besi dan disebut otter board.

Alat ini dioperasikan dengan cara menarik jaring / menghela di sisi kapal atau di butitan kapal (belakang) yang sedang berjalan dengan kecepatan sekitar 2- 3 knot. Umumnya digunakan untuk menangkap ikan yang hidup di perairan demersal seperti jenis ikan dasar, udang, crustacea dan ikanikan pelagis.

4. Penggaruk

Alat penangkapan ikan penggaruk /dredges adalah alat penangkapan ikan berbingkai kayu/besi yang bergerigi/bergancu di bagian bawahnya, dilengkapi atau tanpa jaring / bahan lainnya, dioperasikan dengan cara menggaruk di dasar perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap kekerangan dan biota menetap (sesuai sni 7277.2:2008).

Alat tangkap ikan ini dioperasikan dengan cara menggaruk bagian dasar perairan baik menggunakan kapal maupun tidak. Ikan yang menjadi sasaran hasil tangkap adalah ikan ikan demersal atau yang hidup di dasar perairan.

5. Jaring angkat

Alat penangkapan ikan tipe jaring angkat adalah kelompok alat penangkapan ikan berbahan jaring bentuk segi empat dilengkapi terbingkai oleh bambu atau bahan lainnya sebagai rangka, yang dioperasikan dengan cara ditenggelamkan dalam perairan saat setting dan diangkat ke permukaan saat hauling yang dilengkapi dengan atau tanpa lampu pengumpul ikan digunakan untuk menangkap ikan pelagis (sni 7277.9:2008).

Alat tangkap tipe jaring angkat ini dioperasikan dengan cara menenggelamkan jaring saat penurunan jaring (setting) dan diangkat lagi ke permukaan (hauling). Saat jaring diturunkan dalam air, diperluan alat bantu berupa lampu utuk mengumpulkan ikan. Alat tangkap ini dioperasikan di perairan yang jauh dari pantai.

(11)

8 6. Alat yang dijatuhkan atau ditebarkan

Alat penangkapan ikan yang dijatuhkan atau ditebarkan adalah kelompok alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring, besi, kayu, dan/atau bambu yang cara pengoperasiannya dijatuhkan/ditebarkan untuk mengurung ikan pada sasaran yang terlihat maupun tidak terlihat (sni 7277.12:2008).

Cara mengoperasikan alat penangkap ikan ini dengan menjatuhkan/

menebarkan jaring pada suatu perairan tempat target sasaran tangkapan berada.

Pada alat tangkap jala jatuh berkapal pengoperasian dilanjutkan dengan menarik tali kerut pada bagian bawah jala, sedangkan pada jala tebar bagian bawah jala akan menguncup dengan sendirinya karena pengaruh pemberat rantai. Jala tebar dioperasikan di sekitar pantai yang dangkal untuk menangkap ikan-ikan kecil sedangkan jala jatuh berkapal dioperasikan di perairan yang lebih jauh dari pantai dengan atau tanpa alat bantu penangkapan berupa lampu umumnya menangkap ikan pelagis bergerombol dan cumi-cumi.

7. Jaring insang

Alat tangkap tipe ini merupakan kelompok jaring yang berbentuk segi empat lengkap dengan pelampung dan pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah untuk menghadang pergerakan ikan yang melawan arus, yang diharapkan nantinya ikan yang tertangkap terjerat atau terpuntal. Pengoperasian alat ini pada perairan bagian permukaan (surface), pertengahan (midwater) dan dasar (bottom), alat ini dipasang secara menetap (fix), hanyut (drift) serta melingkar (encircling) untuk tujuan menangkap ikan pelagis dan demersal. (sni 7277.8:2008).

Tipe jaring insang cara mengoperasikannya dengan menghadang arah pergerakan gerombolan ikan pelagis atau demersal yang melawan arus perairan, ikan yang menjadi sasaran tangkapan dengan cara terjerat dan terpuntal pada jaring. Pemasangan jaring ini ada yang mentep tempatnya dan ada yang dihanyutkan. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal.

8. Perangkap

Alat dan tipe perangkap ini terbuat dari bahan jaring, besi alat penangkapan ikan perangkap adalah kelompok alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring

(12)

9

benang / besi, kayu, bambu, yang berbentuk silinder, trapesium dan bentuk lainnya dioperasikan secara pasif pada dasar atau permukaan perairan, dilengkapi atau tanpa umpan (sni 7277.10:2008).

Alat tangkap tipe perangkap ini, dioperasikan secara pasif berdasarkan tingkah laku ikan diposisikan pada suatu perairan dengan atau tanpa umpan sehingga ikan terperangkap atau terjebak masuk dan tidak dapat ke luar dari perangkap. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan maupun dasar perairan umumnya menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis perangkap. Bubu bersayap, togo, ambai, jermal, pengerih dan sero dioperasikan di daerah pantai untuk menangkap ikan yang beruaya dengan mamanfaatkan pasang surut perairan. Set net dipasang di wilayah pantai secara menetap untuk menangkap ikan pelagis maupun demersal yang bermigrasi secara regular atau musiman. Pukat labuh dioperasikan di wilayah pantai dengan memanfaatkan arus perairan, umumnya untuk menangkap ikan ukuran kecil di daerah pasang surut.

Bubu dipasang di dasar perairan umumnya untuk menangkap ikan demersal dan ikan karang. Alat penangkapan ikan peloncat ditempatkan pada permukaan air mengikuti tingkah laku ikan yang meloncat apabila merasa terhalang.

9. Pancing

Alat penangkapan ikan tipe pancing merupakan alat penangkapan ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing dan atau sejenisnya dilengkapi dengan umpan alami, umpan buatan atau tanpa umpan. (sni 7277.4:2008).

Alat tangkap ikan tipe pancing ini, dioperasikan dengan cara menurunkan tali dan mata pancing dan atau sejenisnya, menggunakan atau tanpa joran yang dilengkapi dengan umpan alami, umpan buatan atau tanpa umpan.

Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan, kolom maupun dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis pancing. Huhate dioperasikan di permukaan perairan umumnya menangkap gerombolan ikan pelagis perenang cepat (tongkol dan cakalang). Tonda dan pancing layanglayang dioperasikan di permukaan perairan dengan cara ditarik secara horizontal dengan menggunakan kapal umumnya menangkap ikan pelagis. Squid jigging dioperasikan pada kolom perairan umumnya untuk

(13)

10

menangkap cumi-cumi. Rawai hanyut (termasuk rawai tuna dan rawai cucut) dioperasikan di kolom perairan sampai dasar perairan umumnya menangkap ikan pelagis dan demersal. Pancing ulur, pancing berjoran dan rawai dasar dioperasikan di kolom perairan sampai dasar perairan umumnya menangkap ikan pelagis dan demersal.

10. Api lainnya

Api lainnya adalah api yang secara bentuk, kontruksi, dan metode pengoperasian tidak termasuk dalam kelompok jaring lingkar, jaring tarik, jaring hela, penggaruk, jaring angkat, alat yang dijatuhkan/ditebarkan, jaring insang, perangkap dan pancing, antara lain: tombak, ladung, panah, pukat dorong, seser, muro ami, dan pocongan.

 Sifat alat penangkapan ikan menurut permen 18/2021, pasal 22 ayat 2 yaitu:

1. Statis, merupakan api yang memiliki bangunan yang dipasang menetap dan tidak dipindahkan untuk jangka waktu paling sedikit 1 (satu) tahun.

2. Pasif, merupakan api yang dioperasikan menetap dalam jangka waktu tertentu.

3. Aktif, merupakan api yang dioperasikan dengan cara digerakkan.

D. Alat penangkapan ikan yang di perbolehkan dan yang dilarang

Menurut peraturan menteri kelautan dan perikanan ri no. 18 tahun 2021 tentang alat penangkapan ikan yang diperbolehkan:

• Kelompok api jaring lingkar terdiri atas: pasal 6 ayat 1 huruf a 1. Pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal

2. Pukat cincin pelagis besar dengan satu kapal 3. Pukat cincin teri dengan satu kapal

4. Pukat cincin pelagis kecil dengan dua kapal 5. Jaring lingkar tanpa tali kerut

• Kelompok api jaring tarik terdiri atas: pasal 6 ayat 1 huruf b 1. Jaring tarik pantai;

2. Jaring tarik sempadan;

(14)

11 3. Payang; dan

4. Jaring tarik berkantong.

• Kelompok api jaring hela terdiri atas: pasal 6 ayat 1 huruf c 1. Jaring hela udang berkantong; dan

2. Jaring hela ikan berkantong.

• Kelompok api penggaruk terdiri atas: Pasal 6 ayat 1 huruf d 1. Penggaruk Berkapal

2. Penggaruk Tanpa Kapal.

• Kelompok api jaring angkat terdiri atas : Pasal 6 ayat 1 huruf e 1. Anco

2. Bagan berperahu atau bagan apung 3. Bouke ami

4. Bagan tancap

• Kelompok api alat yang dijatuhkan dan ditebarkan terdiri atas: Pasal 6 ayat 1 huruf f

1. Jala jatuh berkapal 2. Jala tebar

• Kelompok api jaring insang terdiri atas: Pasal 6 ayat 1 huruf g 1. Jaring insang tetap

2. Jaring insang hanyut 3. Jaring insang lingkar 4. Jaring insang berpancang 5. Jaring insang berlapis 6. Jaring insang kombinasi

• Kelompok api perangkap terdiri atas: Pasal 6 ayat 1 huruf h 1. Set net

2. Bubu

3. Bubu bersayap 4. Pukat labuh 5. Togo 6. Ambai

(15)

12 7. Jermal

8. Pengerih 9. Sero

• Kelompok api pancing terdiri atas: Pasal 6 ayat 1 huruf i 1. Pancing ulur

2. Pancing ulur tuna 3. Pancing berjoran 4. Pancing cumi

5. Pancing cumi mekanis 6. Pancing layang-layang 7. Huhate

8. Huhate mekanis 9. Rawai dasar 10. Rawai tuna 11. Tonda

• Kelompok api lainnya terdiri atas: Pasal 6 ayat 1 huruf j 1. Tombak

2. Ladung 3. Panah

4. Pukat dorong 5. Seser

6. Pocongan

Menurut peraturan menteri kelautan dan perikanan ri no. 18 tahun 2021 tentang alat penangkapan ikan yang dilarang:

• Kelompok api jaring lingkar terdiri atas: pasal 7 ayat 3 1. Pukat hela dasar berpalang;

2. Pukat hela dasar udang;

3. Pukat hela kembar berpapan;

4. Pukat hela dasar dua kapal;

5. Pukat hela pertengahan dua kapal; dan

(16)

13 6. Pukat ikan.

• Kelompok api jaring tarik terdiri atas: pasal 7 ayat 3 1. dogol

2. pair seine 3. cantrang 4. lampara dasar

• Kelompok api perangkap terdiri atas: Pasal 7 ayat 3 1. Perangkap Ikan Peloncat

• Kelompok api lainnya terdiri atas: Pasal 7 Ayat 3 1) Muro ami

E. Izin yg dimiliki oleh kapal penangkap untuk beroperasi

Menurut Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 58/PERMEN-KP/2020 Tentang Usaha Perikanan Tangkap.

Pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 18-20 yaitu:

18) Surat Izin Usaha Perikanan yang selanjutnya disingkat SIUP adalah izin tertulis yang harus dimiliki Setiap Orang untuk melakukan Usaha Perikanan Tangkap dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut.

19) Surat Izin Penangkapan Ikan yang selanjutnya disingkat SIPI adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap Kapal Perikanan untuk melakukan Penangkapan Ikan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SIUP.

20) Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan yang selanjutnya disingkat SIKPI adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap Kapal Perikanan untuk melakukan Pengangkutan Ikan hasil tangkapan.

(17)

14 BAB III

PENUTUP A. Kesimpulan

WPPNRI adalah wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan yang meliputi perairan indonesia, zee, sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainnya yang potensial untuk diusahakan di wilayah negara indonesia (PERMEN No 18 Tahun 2021). WPPNRI bertujuan untuk mengatur penangkapan ikan, menjaga ekosistem laut, dan mendukung keberlangsungan mata pencaharian nelayan serta industri perikanan.

Terdapat berbagai jenis alat tangkap ikan, seperti jaring lingkar, jaring tarik, jaring hela, penggaruk, jaring angkat, alat yang dijatuhkan/ditebarkan, jaring insang, perangkap, dan pancing. Masing-masing jenis alat tangkap memiliki cara pengoperasian yang berbeda, dan penggunaannya diatur oleh peraturan menteri kelautan dan perikanan.

Kapal penangkap perikanan harus memiliki Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 58/PERMEN-KP/2020. Surat izin tersebut menjadi syarat utama untuk melaksanakan usaha perikanan tangkap, menangkap ikan, dan mengangkut hasil tangkapan.

(18)

15

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, i., suhaidi, s., siregar, m., & akbar, f. (2022). Kewenangan dinas perikanan dan kelautan kabupaten asahan dalam pelarangan penggunaan alat tangkap trawl berdasarkan peraturan menteri kelautan perikanan nomor 71 tahun 2016 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan diwilayah pen. Eduyustisia, 1(2), 8-13.

Pratiwi, y. D., saputra, d. E., tallo, d. K. O., & dewanti, e. T. (2022). Politik hukum penetapan wilayah pengelolaan perikanan dan penangkapan ikan terukur dalam pembangunan sumber daya perikanan berkelanjutan. Bina hukum lingkungan, 6(3), 362-385.

Admin diskan. 2023. Jenis-jenis alat penangkapan ikan. Diakses pada tanggal 4 desember 2023 dari https://dkp.lebakkab.go.id/berita/detail/jenis-jenis-alat- penangkapan-ikan.

Hadi, e p. 2019. Bahan dan alat tangkap penangkap ikan. Diakses pada tanggal 4

desember 2023 dari

https://www.smkwirabahari.sch.id/fm/source/bahan%20dan%20alat%20tan gkap.pdf.

Salam, M A. 2022. Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan. PERMEN 18/2021.

Peraturan.go.id. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2021. Diakses pada tanggal 4 desember 2023 dari https://peraturan.go.id/files/bn628-2021.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penangkapan ikan demersal di Selat Sunda dengan menggunakan alat tangkap jaring arad menangkap ikan biji nangka, peperek, kurisi, tiga waja, layur,

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian P4KSI tentang ikan tongkol abu-abu di perairan WPPNRI 711 berbasis produksi alat penangkapan ikan jaring insang diperoleh

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2011 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di

Jaring insang (Gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung,

Jaring insang (gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali

2/PERMEN-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Tangkap Ikan Pukat Hela ( trawls ) dan Pukat Tarik ( seine nets ) terdapat perkembangan jenis-jenis alat penangkapan ikan

(5) Bentuk dan format hasil pemeriksaan teknis dan nautis kapal perikanan, alat penangkapan ikan, dan alat bantu penangkapan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat

Seiring dengan pelatangan penggunaan alat penangkapan ikan jaring Trawl maka sanksi yang diberikan kepada pengguna alat tangkap jaring Trawl adalah sebagai