• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ZAKAT DAN PAJAK PDF

N/A
N/A
Ade Elfhina Pilisia

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH ZAKAT DAN PAJAK PDF"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ZAKAT DAN PAJAK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah: MASAIL AL-FIQHIYAH

Dosen Pengampu: Dr. Zaenal Abidin, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Nama: ZULFI (ES.211030)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

STIE SYARI’AH AL-MUJADDID TANJUNG JABUNG TIMUR

2023

(2)

i KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, nikmat sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada sang junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW Tidak lupa pula penyusun ucapakan terimakasih kepada Bapak Dr.Zaenal Abidin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing mata kuliah Masail Al-Fiqhiyah. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang hal- hal yang berkaitan dengan makalah yang ber judul “Zakat Dan Pajak”.

Penyusun menyadari walaupun makalah ini telah disusun semaksimal mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak disengaja.

Maka dari itu penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Terima kasih.

Muara Sabak Barat, 13 September 2023

Zulfi

(3)

ii

ZAKAT DAN PAJAK

Disusun oleh: Zulfi

ABSTRAK

Di banyak Negara, pajak merupakan salah satu devisa utama dalam menunjang pembangunan nasional sehingga menjadi pemungutan yang memiliki konsekwensi logis dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai pencerminan suatu keadilan dan kesejahteraan. Pajak dibebankan kepada setiap warga Negara yang memiliki kewajiban membayar pajak. Dalam ajaran Islam terdapat kelompok orang yang berkewajiban mengeluarkan sebagian kecil hartanya sebagai zakat yakni mereka yang sudah dikatagorikan mampu untuk berzakat.

Zakat berarti mengeluarkan jumlah tertentu dari harta yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, secara material zakat dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi bagi orang-orang miskin.Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebajikan, zakat juga bisa menumbuhkan kebersihan dan keberkahan pada harta yang dimiliki.

Pada masa Rasulullah dan Khulafaurrosidin zakat dikenakan kepada penduduk yang beragama Islam, sedang pajak dikenakan kepada penduduk non muslim, sehingga tidak ada penduduk yang terkena kewajiban rangkap berupa zakat dan pajak. Pada dasarnya, tujuan pajak dan zakat adalah sama, yaitu sebagai sumber dana untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata dan berkesinambungan antara kebutuhan material dan spiritual.

Pajak pada dasarnya dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dalam bidang dan sektor pembangunan, begitupun penyaluran zakat kepada mustahik terutama fakir dan miskin diharapkan dapat menunjang kehidupan ekonomi sehingga dapat membantu pembangunan ekonomi nasional.

Kata kunci: Zakat, Pajak, Hukum Islam

(4)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Masalah ... 3

BAB II PEMBAHASAN ... 4

A. Zakat ... 4

B. Macam – Macam Zakat ... 7

C. Hukum Orang Menolak Zakat ... 7

D. Hikmah zakat ... 8

E. Pajak ... 8

F. Pajak Penghasilan ... 9

G. Konsep Pajak dan Zakat dalam Islam ... 10

H. Persamaan dan perbedaan zakat dan pajak ... 11

I. Asas Pemungutan Pajak ... 12

J. Hubungan Zakat dan Pajak dalam Perspektif Islam ... 12

BAB III PENUTUP ... 14

A. Kesimpulan ... 14

B. Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan ajaran Islam adalah untuk membebaskan manusia dari penyakit mental spiritual serta mengatur tingkah laku perbuatan manusia agar tidak terjerumus kejalan yang tidak benar, sehingga tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, baik dunia dan akhirat. Islam juga sebagai dasar-dasar pokok yang diambil dari Al-Quran dan Hadits yang landasan hukum perbuatan manusia yang taat kepadaNya tentang cara-cara memenuhi kebutuhannya tersebut, karna tidak semua cara tersebut sesuai dengan syariat islam.

Dibentuknya suatu negara pada umumnya dimaksudkan untuk melindungi dan mensejahterakan warga atau rakyatnya. Sumber pendapatan didalam suatu negara islam adalah zakat, shadaqah, kharaj (pajak bumi atau tanah), jizyah (penerimaan negara yang dibayar oleh warga Non muslim), khumus (harta rampasan perang) dan sumber-sumber penerimaan lain. Zakat merupakan ajaran yang melandasi bertumbuh kembangnya sebuah kekuatan sosial ekonomi islam. Ajaran zakat beberapa dimensi yang kompleks meliputi nilai privat-publik, vertical-horizontal, serta ukhrawi- duniawi.

Islam mengajarkan, bahwa harta kekayaan itu bukan merupakan tujuan hidup, tetapi sebagai wasilah untuk saling memberi manfaat dan memenuhi kebutuhan. Bagi orang yang berwawasan demikian, maka harta kekayaannya akan membawa kebaikan bagi dirinya maupun bagi masyarakat, dan sebaliknya bagi orang yang memandang harta kekayaan sebagai tujuan hidupnya dan sebagai sumber kenikmatannya, maka akan berubah menjadi inti syahwat yang berimplikasi merusak dan membuka berbagai kemungkinan penderitaan.

Ajaran Islam tidak menyukai adanya penumpukan kekayaan (taksid al-amwal) hanya terpusat pada beberapa gelintir orang saja dalam suatu masyarakat, karena akan melahirkan pola kehidupan mewah pada sekelompok kecil, juga dapat mendorong timbulnya penindasan dan penderitaan. Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial, manusia (umat Islam) harus mengeluarkan atau memberikan sebagian harta

(6)

2 kekayaannya ketika sudah mencapai satu nishab kepada mereka yang berhak (mustahiq), sebagai pelaksanaan atas perintah Allah.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap orang Islam. Ada lima macam harta yang sudah disepakati untuk dikeluarkan zakatnya, yaitu uang emas atau perak (nuqud); barang dan modal dagang (‘urudh altijarah); ternak unta, sapi dan kambing yang dipelihara tanpa memerlukan biaya makanannya (sawa’im); hasil pertanian dan buah-buahan tertentu (zuru’ dan tsimar);

dan harta terpendam (rikaz).1

Mengeluarkan zakat harus dilaksanakan setiap muslim, jika telah memenuhi syarat untuk dikeluarkan. Orang yang enggan mengeluarkan zakat dengan berbagai alasan, seperti menganggap bahwa membayat pajak dan cukai merupakan pengganti zakat atau menganggap bahwa cukai dan pajak merupakan bagian dari zakat, maka mereka termasuk orang-orang yang belum melaksanakan hukum Allah.

Wajib bagi orang Islam melaksanakan hukum Allah dalam mengeluarkan zakat, dengan kesadaran sendiri tanpa tekanan atau paksaan dari orang lain, wajib mengetahui kadar zakat dan dikeluarkan tepat waktu, sebagaimana melaksanakan shalat cukup syarat-syaratnya dan tepat waktunya. Bahkan bila perlu harus dipaksa untuk mengeluarkannya, jika orang tersebut tidak bersedia membayarnya, dan orang tersebut dapat dikenakan hukuman ta’zir. Demikian dalam qaul qadim dan qaul jadid-nya Imam Syafi’i2.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :

1.

Apa yang dimaksud dengan zakat?

2.

Apa yang dimaksud dengan pajak?

3. Apa perbedaan dan persamaan antara pajak dan zakat?

4. Bagaimana hubungan zakat dan pajak?

1 Muhammad Tholchah Hasan,Islam Dalam Perspektif Sosial Budaya, (Jakarta: Galasa Nusantara, 1987), h. 130.

2 Lahmuddin Nasution, Pembaharuan Hukum Islam Dalam Mazhab Syafi’i, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 195.

(7)

3 C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan makalah diatas maka tujuan dalam makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui penjelasan zakat.

2. Untuk mengetahui apa itu pajak.

3. Menjelaskan apa saja persamaan dan perbedaan antara zakat dan pajak, 4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara zakat dan pajak dalam

perspektif islam.

(8)

4 BAB II

PEMBAHASAN

A. Zakat

1. Makna Zakat

Zakat berarti ”tumbuh dan bertambah” juga bisa berarti, berkah, bersih, suci, subur dan berkembang maju. Zakat adalah salah satu Rukun Islam yang lima, Selaku umat Islam telah diwajibkan oleh Allah Swt untuk mengeluarkan zakat.

َل ْوُس َّرلا اوُعْيِطَا َو َةوٰك َّزلا اوُتٰا َو َةوٰلَّصلا اوُمْيِقَا َو َن ْوُمَح ْرُت ْمُكَّلَعَل

Artinya:

Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat.

Allah menjelaskan bahwa orang yang menaati perintah Allah khususnya dalam menunaikan zakat niscaya Allah akan memberikan rahmat kepada kita dan akan dikembalikanya, kepada kesucian/fitrah seperti bayi yang baru dilahirkan kedunia ini. Firman Allah. Istilah yang digunakan Alquran selain zakat juga disebut shadaqah sebagaimana firman Allah.

Para ulama menafsirkan dari akar kata zakat yaitu :

1) Zakat bermakna at-thahuru (membersihkan atau mensucikan ) menurut abuhasan alwahidi dan imam nawawi.Qs. At-taubah ayat 103

2) Zakat yang bermakna al-barakatu ( berkah )

3) Zakat yang bermakna an-numuw (tumbuh dan berkembang ) 4) akat bermakna as-shalahu ( bagus atau beres).

Sebagaimana diketahui bahwa zakat adalah salah satu sumber pemasukan keuangan negara (negara Islam). Berbeda dengan di Indonesia, pada umumnya anggota masyarakat langsung menyerahkan zakatnya kepada yang berhak (mustahiq), walaupun sudah berjalan penyerahan zakat kepada BAZIS (Badan

(9)

5 Amil Zakat Infaq dan Sedekah) dan sejenisnya. Walaupun proses pengaturan zakat oleh lembaga-lembaga tersebut.

Di dalam masyarakat zakat akan melindungi dari kemiskinan dan dapat memelihara supaya tidak adanya penganiayaan serta kelemahan. Orang-orang yang memberikan zakat berarti dia telah memberikan kemudahan serta melapangkan kesempitan di dunia bagi sesama umat islam maka dari itu allah pun akan memberikan kelonggaran dari kesempitan di dunia dan akhirat bagi orang yang membayar zakat.3

Untuk memperluas wawasan mengenai masalah zakat dan pajak ini, ada baiknya dikemukakan pendapat beberapa ulama terkemuka sebagaimana yang dikutip oleh Hasan, antara lain sebagai berikut:

1. Pendapat Syekh Ulaith

Dalam fatwa beliau dari madzhab Maliki disebutkan bahwa beliau pernah memberi fatwa mengenai orang yang memiliki ternah yang sudah sampai nisabnya. Kepada orang tersebut dipungut uang setiap tahunnya, tetapi tidak atas nama zakat. Apakah orang itu boleh berniat atas nama zakat, dan apakah kewajiban berzakat telah gugur karena itu? Beliau dengan tegas menjawab: “Ia tidak boleh berniat zakat. Jika dia berniat berzakat, maka kewajibannya tidak menjadi gugur, sebagaimana yang telah difatwakan oleh Nasir alHaqani dan al-Hatab”.

2. Fatwa Sayyid Rasyid Ridha

Sayyid Rasyid Ridha pernah ditanya mengenai pungutan orang Nasrani (Inggris) di India terhadap tanah, ada yang separoh dan seperempat dari tanah tersebut. Bolehkah hal itu dianggap sebagai kewajiban agama (zakat), seperti 1/10 atau 1/ 20? Beliau menjawab:

“Sesungguhnya yang wajib dari 1/10 atau 1/20 itu dari hasil bumi adalah dari harta zakat yang wajib dikeluarkan pada delapan sasaran (ashnaf) menurut nash.

Apabila dipungut oleh Amil dari imam dalam negara Islam, maka bebaslah pemilik tanah dari kewajibannya dan imam atau Amilnya wajib

3 Aden rosandi, Zakat & wakaf, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2019) h. 37

(10)

6 membagikaan zakat itu kepada mustahiqnya. Apabila tidak dipungut oleh Amil, maka wajib kepada pemilik harta untuk mengeluarkannya, sesuai dengan perintah Allah. Harta yang dipungut oleh orang Nasrani tadi, dianggap sebagai pajak dan tidak menggugurkan kewajiban zakat. Orang itu tetap mengeluarkan zakat”. Hal ini berarti, bahwa pajak tidak dapat dianggap sebagai zakat.

3. Fatwa Syekh Mahmud Syaltut

Dalam masalah yang dibicarakan ini beliau mengatakan bahwa zakat bukanlah pajak. Zakat pada dasarnya adalah ibadah harta. Memang antara zakat dan pajak ada persamaannya, tetapi ada perbedaannya dalam banyak hal. Pada prinsipnya pendapat beliau sama dengan ulama-ulama yang mengatakan bahwa zakat dan pajak berbeda asas dan sasarannya.

Zakat kewajiban kepada Allah sedang pajak kewajiban kepada pemerintah (negara).

4. Pendapat Syekh Abu Zahrah

Begitu ditanya orang mengenai pajak dan zakat, beliau menjawab bahwa pajak itu sampai sekarang tidak memiliki nilai-nilai khusus, yang dapat memberikan jaminan sosial, padahal tujuan pokok pajak adalah menaggulangi masalah sosial kemasyarakatan. Zakat dapat memenuhi tuntutan sebagai pajak.

Tetapi pajak tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan zakat, karena pajak tidak menanggulangi kebutuhan fakir miskin yang menuntut untuk dipenuhi. Zakat adalah kewajiban dari Allah dan tidak mungkin dihapuskan oleh hambaNya. Zakat tetap dipungut sepanjang zaman, walaupun fakir miskin telah tiada. Pemanfaatannya disalurkan untuk fi sabilillah.

Dari keempat pendapat ulama tersebut dapat dipahami bahwa zakat harus dikeluarkan sesudah memenuhi persyaratan walaupun seseorang telah membayar pajak. Sebaliknya, pajak boleh dipungut bila diperlukan, walau zakat sudah ditunaikan.

(11)

7 B. Macam-Macam Zakat

Adapun macam-macam zakat yaitu sebagai berikut.

1. Zakat fitrah

Zakat firah yaitu kewajiban yang harus dikeluarkan oleh seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun berzakat zakat fitrah dikeluarkan setaun sekali yakni pada awal bulan ramadhan hingga berakhir bulan ramadhan yakni setelah terbenam nya matahari pada satu syawal, zakat fitrah ini hanya berupa makanan pokok dan uang.Syarat wajib zakat fitrah- beragama islam dan merdeka- menemui dua waktu diantara bulan ramadhan dan bulan syawal- mempunyai harta yang lebih dari pada kebutuhan nya sehari-hari untukdirinya dibawah tanggungan nya pada hari raya dan malamnya

2. Zakat mal (harta)

Zakat mal atau zakat harta yakni kewajiban yang harus dikeluarkan atau dibayarkan jika harta itu adalah harta milik sendiri atau dikuasai sepenuhnya oleh pemiliknya dan juga telah memenuhi syarat-syarat untuk berjakat atau dizakatkan.

C. Hukum Orang yang Menolak Zakat

Orang yang menolak membayar zakat karena mengingkari kewajibannya adalah kafir.Sedangkan orang yang menolak membayar karena kikir tetapi iamengakui kewajibannya sungguh ia telah berdosa dan zakat harus diambilnya secara paksa dengan memberikan teguran kepadanya. Jika tetap membangkang maka perangi hingga tunduk kepada Allah SWT dan menunaikan zakat.4

Maksud dari kata kafir diatas memiliki makna kufur nikmat, sebab seseorang tersebut telah diberi kepercayaan oleh Allah SWT dalam bentuk harta yang lebihsupaya ia mampu membayar zakat namun orang tersebut menolak menafkahkan sebagian hartanya. Dan kalimat “.. zakatnya harus diambil secara paksa dengan memberi teguran…” bermakna bahwa ia tetap memiliki kewajiban berzakat dan harus berzakat maka dari itu, untuk memberi pemahaman lebih lanjut mengenai

4 Abu Bakar Jabir, Minhajul Muslim, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015)h.502

(12)

8 pentingnya zakat maka harus diberi teguran dengan cara yang baik sehingga akan mempermudah proses pemahamannya tentang zakat.

Mengenai kalimat “.. maka perangi hingga tunduk kepada Allah SWT..” makna perang di situ dapat diartikan sebagai berusaha menghilangkan sifat buruknya, yaitu tidak mau berzakat, hinggaia menyadari bahwa itu merupakan perintah Allah SWT yang sudah pasti memiliki manfaat baginya maupun bagi orang lain.

D. Hikmah Zakat

Adapun hikmah yang dapat kita ambil dari zakat yaitu sebagai berikut.

1. Menyucikan jiwa manusia dari sifat kikir, pelit, tamak, dan rakus.

2. Membantu saudara seumat manusia yang sedang membutuhkan bantuan kita.

3. Menegakkan kemaslahatan umum, yang menjadi pondasi kehidupan umat dankebahagiannya.

E. Pajak

Pajak adalah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan sesuatu kepada negara dengan ketentuan, tanpa mendapat prestasi kembali dari negara dan hasilnya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum di satu pihak dan untuk merealisir sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan-tujuan lain yang dicapai oleh negara.5

Apabila seseorang telah membayar pajak 15% dari penghasilan neto 1 tahun, yang melebihi ketentuan zakat yang hanya 2,5%, apakah sah zakatnya apabila pajak yang telah dikeluarkan itu diniati pembayaran zakatnya sekaligus? Jawabannya dengan tegas adalah tidak, karena antara zakat dan pajak terdapat perbedaan- perbedaan yang cukup mendasar, antara lain sebagai berikut:6

a. Beda dasar hukumnya. Dasar hukum zakat adalah al-Qur-’an dan sunnah, sedangkan dasar hukum pajak adalah peraturan perundang-undangan.

5 M. Ali Hasan, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan (Masail Fiqhiyah II), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997), h. 29

6 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 56

(13)

9 b. Beda status hukumnya. Zakat adalah suatu kewajiban terhadap agama,

sedangkan pajak adalah suatu kewajiban terhadap negara.

c. Beda obyek/sasarannya. Wajib zakat adalah khusus orangorang yang beragama Islam, sedangkan wajib pajak adalah semua penduduk tanpa pandangan agamanya.

d. Beda kriteria wajib zakat dan wajib pajak. Kriteria kekayaan dan penghasilan yang terkena zakat dan pajak, dan juga persentasenya tidaklah sama. Persentase penghasilan yang dizakati adalah antara 2,5% - 20% tergantung pada jenis usahanya; sedangkan persentase yang terkena pajak di Indonesia dewasa ini sekitar 15% -35%.

e. Beda dalam pos-pos penggunaannya. Zakat hanya boleh digunakan untuk 8 ashnaf yang sudah ditentukan dalam alQur’an, sedangkan pajak digunakan untuk pos-pos yang sangat luas.

f. Beda hikmahnya. Hikmah zakat terutama untuk membersihkan atau menyucikan jiwa dan harta benda orang yangmengeluarkan zakat (muzakki), untuk meratakan pendapatan di kalangan masyarakat dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; sedangkan hikmah pajak adalah untuk membiayai pembangunan nasional guna mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang diridhai Allah Swt.

F. Pajak Penghasilan

Pajak yang dikenakan atas setiap penghasilan yang diterima yang diperoleh Wajib Pajak. Penghasilan dimaksud adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi dan menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.18 Dengan demikian penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji,honorarium, hadiah, hasil sewa rumah, bunga, deviden, royalti, komisi, gratifikasi,bonus dan lain sebagainya.

(14)

10 G. Konsep Pajak dan Zakat dalam Islam

No Uraian Konsep Zakat Konsep Pajak

1 sifat Kewajiban agama dan suatu bentuk ibadah

Kebijakan ekonomi untuk memperoleh pendapatan bagi pemerintah

2 Subjek Diwajibkan pada seluruh umat Islam di suatu negara.

Diwajibkan pada seluruh masyarakat tanpa melihat agama, kasta, dan lainnya 3 Setatus

kewajiban

Kewajiban yang harus dibayarkan dalam keadaan seperti apapun tanpa dapat dielakkan.

Kewajiban yang dapat ditangguhkan oleh pemerintah yang berkuasa.

4 Tarif Sumber dan besarnya ditentukan oleh Al-Qur’an dan sunnah, tidak boleh diubah oleh siapapun.

Sumber dan besar pajak dapat diubah dari waktu ke waktu sesuai keperluan pemerintah.

5 Pengguna dana

Butir-butir pengeluaran dan mustahik zakat dinyatakan dalam Al- Qur’an dan hadis, tak seorang pun mempunyai hak mengubahnya.

Pembelanjaan pajak dapat diubah atau dimodifikasi

menurut kebutuhan

pemerintah.

6 Penerima manfaat

Zakat diperoleh dari orang kaya dan diberikan pada orang miskin .

Pajak memberikan manfaat kepada orang kaya dan orang miskin. Dalam kondisi tertentu lebih menguntungkan orang kaya.

7 Tujuan perolehan

Zakat dikenakan untuk mencegah ketidakwajaran

Pajak dikenakan dengan tujuan utama untuk memperoleh

(15)

11 dan ketidakseimbangan

distribusi kekayaan serta mencegah penumpukan harta di tangan segelinitir orang.

pendapatan atau pemasukan.

H. Persamaan Dan Perbedaan Zakat Dan Pajak

Mahjuddin menyatakan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan antara zakat dengan pajak.Persamaan antara keduanya antara lain:7

a. Zakat dan pajak sama-sama merupakan bagian dari harta b. benda wajib zakat dan pajak;

c. Keduanya merupakan suatu kewajiban yang harus dibayarkan dalam setiap tahun;

d. Keduanya menuju pada sasaran yang sama, yaitu orangorang yang memiliki harta benda maupun penghasilan;

e. Keduanya berguna untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Sedangkan perbedaan diantara keduanya dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

a. Zakat termasuk salah satu rukun Islam, sedangkan pajak tidak termasuk di dalamnya;

b. Zakat termasuk perintah dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat Islam, sedangkan pajak merupakan perintah kepada wajib pajak atas nama warga Negara;

c. Dalam pajak tidak ada ketentuan yang jelas dalam jumlah nominalnya kecuali ditentukan oleh pemerintah di tempat tertentu, sedangkan dalam zakat telah, ketentuan kadar dalam pemberian sebagian harta untuk zakat telah ditentukan

7 Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 175

(16)

12 oleh Allah SWT bagi orang yang mempunyai harta yang telah sampai nishabnya.

d. Maksud dan tujuan. Zakat memiliki tujuan spiritual dan moral yang lebih tinggi dari pajak. Berdasarkan poin-poin di atas dapatlah dikatakan bahwa

“zakat adalah ibadah dan juga pajak sekaligus”. Karena sebagai pajak, zakat merupakan kewajiban berupa harta yang pengurusannya dilakukan oleh Negara. Bila seseorang tidak mau membayarnya secara sukarela, maka Negara memintanya secara paksa kemudian hasilnya digunakan untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan masyarakat.

I. Asas-Asas Pemungutan Pajak

Adapun asas-asas pemungutan pajak yaitu:

1. Equality, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dimiliki oleh wajib pajak.

2. Certainly, pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas.

3. Convenience of Payment, pajak dipungut pada saat yang paling baik bagi wajibpajak.

4. Economic of Collection, pemungutan dilakukan seefisien mungkin.

(hemat).

J. Hubungan Zakat dan Pajak dalam Perspektif Islam

Di masa kini, pajak merupakan sumber pemasukan terbesar bagi Negara, mengingat semakin bertambahnya pegawai Negara, dan juga bertambahnya kewajiban serta tanggung jawab Negara dibidang ekonomi maupun social.Di tengah menguatnya peranan pajak sebagai pemasukan Negara, secara bersamaan muncul pula kesadaran umat untuk membayar zakat serta peran zakat sebagai sarana untuk menanggulangi permasalahan ekonomi maupun social.

Dua hal ini memantik beberapa permasalahan penting mengingat adanya perbedaan antara keduanya (pajak dan zakat) yaitu timbulnya dualism pemungutan (pajak dan zakat) atas objek yang sama. Dualisme pemungutan ini pada gilirannya tentu akan menyulitkan pemilik harta atau pemilik penghasilan. Kontraksi dana

(17)

13 dengan dualism system ini potensial menimbulkan efek yang kontraproduktif dalam konteks mensejahterakan rakyat.8

8 edi haskar, hubungan pajak dan zakat menurut perspektif islam, jurnal menara ilmu , vol. xiv no.02 april 2020, h.34

(18)

14 BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pajak dan zakat merupakan dua istilah yang berbeda dari segi sumber atau dasar pemungutannya., namun sama dalam hal sifatnya sebagai upaya mengambil atau memungut kekayaan dari masyarakat untuk kepentingan sosial. Zakat untuk kepentingan yang diatur agama atau Allah SWT sedangkan pajak digunakan untuk kepentingan yang diatur Negara melalui proses demokrasi yang sah. Istilah pajak lahir dari konsep Negara, sedangkan zakat lahir dari konsep Islam.

Masalah zakat dan pajak akan senantiasa menjadi polemik yang tak kunjung usai, dikalangan masyarakat muslim. Polemik tersebut akan membawa dampak pada perkembangan yang sangat dinamis seputar pengelolaan dana zakat dan pajak, disemua Negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Umat Islam telah memiliki pengalaman sejarah panjang tentang model terbaik akulturasi antara budaya Barat dan budaya Timur.Sudah bukan saatnya budaya-budaya tersebut dihadap-hadapkan dalam posisi yang bertentangan, sebagaimana masa pra penjajahan dulu.

Tetapi bagaimana agar budaya-budaya tersebut diambil yang terbaik untuk kemaslahatan umat manusia sebanyak-banyaknya. Inilah tantangan nyata para kaum muslim agar mereka dapat memberikan argumentasi yang kuat terhadap seluruh aspek aspek kehidupan, dari sumber hukum Al-Qur’an dan sunnah. Salah satu diantaranya adalah masalah zakat dan pajak ini. Ini akan terus menerus muncul hingga titik tertentu yang berbasis pada kemaslahatan umat manusia seutuhnya, termasuk umat Islam.

B. Saran

Zakat dan pajak merupakan kewajiban yang harus dibudayakan sebagai bentuk kepedulian kepada negara dan agama agar tercipta kesejahteraan ekonomi yang baik terhadap masyarakat. Masyarakat sebaiknya bersikap lebih seimbang baik terhadap pembayaran zakat maupun terhadap pembayaran pajak, karena keduanya merupakan kewajiban.

(19)

15 DAFTAR PUSTAKA

Jabir, Abu Bakar, Minhajul Muslim, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015)

Haskar, edi, hubungan pajak dan zakat menurut perspektif islam, jurnal menara ilmu , vol. xiv no.02 april 2020

Hasan ,Muhammad Tholchah,Islam Dalam Perspektif Sosial Budaya, (Jakarta:

Galasa Nusantara, 1987).

Hasan ,M. Ali, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan (Masail Fiqhiyah II), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997).

Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002).

Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005)

Nasution, Lahmuddin, Pembaharuan Hukum Islam Dalam Mazhab Syafi’i, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001).

Rosandi ,Aden, Zakat & wakaf, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2019)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum umat Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membayar zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau Lembaga Amil Zakat

No Memberdayakan Amil Sintesis Implikasi Kepemimpinan 3 Bertanggungjawa b Bersama Membentuk tanggungjawab sosial umat penerima zakat sebagai bagian umat Islam

memberi rahmat bagi mustahiq secara khusus dan umat Islam secara umum, dan tujuan menjadi ‘ amil zakat adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, karena kekuasaan/jabatan adalah

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut istilah zakat adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh Allah swt untuk diberikan kepada orang

Dengan mewajibkan zakat, berarti Allah memaksa umat Islam yang mampu, untuk mengeluarkan sebagian dari harta kekayaan mereka untuk diberikan kepada umat lain yang

Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin

RI, 2010 Istilah “sedekah” dalam ayat ini mengacu pada zakat wajib yang dikenal sebagai zakat, yang Allah berhutang kepada umat Islam yang telah memenuhi persyaratan untuk menerima

Aplikasi kalkulator zakat mal berbasis PHP untuk memudahkan umat Islam menghitung kewajiban zakat