MAKALAH PROYEK FARMAKOGNOSI DAUN INSULIN
Disusun oleh:
KELOMPOK B
PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES KARYA PUTRA BAGSA
TULUNGAGUNG 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa membuat pembaca mengerti nyatanya dalam kehidupan sehari-hari .
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Tulungangung, 12 Desember 2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
………
I Daftar
Isi……….
II
BAB I
PENDAHULUAN………...
1.1 Latar Belakang...
………
1
1.2 Rumusan
Masalah………..
2
1.3 Tujuan
Pembelajaran……….
2
BAB II
PEMBAHASAN………
2.1 Definisi Daun
Insulin……….
3 2.2 Kandungan Fitokimia Daun Insulin …………. .
………
4
2.3 Kegunaan Daun Insulin………..
………
5
2.4 Macam Macam Ekstraksi…...
………
5
2.5 Pembuatan sediaan Pil ...
………
7
BAB III
PENUTUP………....
3.1
Kesimpulan………
9 3.2
Saran………..
9 DAFTAR
PUSTAKA……….
10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Daun insulin (Smallanthus sonchifolius) atau yang dikenal sebagai daun insulin merupakan salah satu spesies tanaman yang secara efektif dapat menurunkan kadar gula darah. Berdasarkan hasil penelitian Baroni et al. (2008), pemberian 400 mg/kg BB/hari ekstrak daun yakon selama 14 hari dapat menurunkan hiperglikemia pada tikus diabetes. Daun yakon dapat menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pelepasan insulin dari sel beta pankreas, sehingga ada perlawanan terhadap hormon yang mampu meningkatkan laju pelepasan glukosa, meningkatkan jumlah dan sensitivitas reseptor insulin, serta meningkatkan penyerapan glukosa oleh jaringan dan organ. Manfaat dari daun yakon, diperoleh dari kandungan yang ada pada daun yakon, seperti flavonoid, asam firulat, asam klorogenik, kafein, serta protein. Pelepasan insulin di dalam tubuh dipicu oleh asam amino arginin, alanin, asparagin, fenilalanin, glisin, leusin (Floyd et al., 1966).
Daun insulin memiliki manfaat yang baik bagi penderita penyakit diabetes.
Salah satu kelemahan daun yakon adalah rasanya yang pahit, menjadikannya kurang diminati oleh konsumen. Pengaplikasian daun insulin dalam produk pangan belum banyak dilakukan, masih sekedar dimanfaatkan sebagai teh atau diambil ekstraknya (Baroni et al., 2008).
Penderita diabetes dianjurkan memilih makanan dengan indeks glikemik yang rendah. Indeks glikemik sendiri merupakan angka yang menunjukkan potensi peningkatan kadar gula darah dari karbohidrat yang terkandung di dalam makanan yang diserap oleh tubuh. Makanan dengan indeks glikemik rendah merupakan makanan dengan kandungan karbohidrat yang lambat diserap oleh tubuh (sehingga kadar gula darah lebih stabil) (Arif et al., 2013). Oleh karena itu penderita diabetes melitus cenderung mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik yang tergolong rendah. Untuk mengetahui pengaruh sorbet berbahan dasar pisang ambon dengan penambahan isolat protein daun yakon terhadap penurunan kadar gula darah, maka perlu dilakukan penelitian secara in vivo dengan menggunakan hewan coba terkait aplikasi daun yakon pada bidang pangan..
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan daun insulin ? 1.2.2 Apa saja kandungan daun insulin ?
1.2.3 Apa saja kegunaan daun insulin ? 1.2.4 Apakah saja Macam macam ekstraksi ? 1.2.5 Bagaimana Tehnik pembbuatan pil ? 1.3. TUJUAN
1.3.1 Mengetahui definisi daun insulin
1.3.2 Mengetahui kandungan pada daun insulin 1.3.3 Mengetahui berbagai kegunaan daun insulin 1.3.4 Mengetahui macam macam ekstraksi
1.3.5 Mengetahui Teknik pembuatan
BAB II PEMBAHSAN
2.1. DEFINISI DAUN INSULIN
Daun Insulin atau smallanthus sonchifolius merupakan tananam asli dari Andes yang masuk dalam famili Asteraceae. Yakon memiliki daun berwarna hijau tua dan tinggi antara 1,5-3 m. Tanaman ini memiliki bunga berwarna kuning hingga orange. Tanaman daun insulin memiliki umbi berwarna cokelat dengan daging umbi berwarna putih kekuningan dan hampir mirip dengan singkong (Taylor, 2006).
Daun insulin memiliki kegunaan utama untuk mengobati diabetes dan gula darah yang tinggi, sebagai antimikrobial pada ginjal dan mengobati infeksi saluran kemih, obat kuat untuk masalah hati, dan sebagai antioksidan. Rebusan daun yakon dilaporkan telah dapat menurunkan tingkat gula darah menjadi normal pada tikus yang menderita diabetes (Taylor, 2006). Daun insulin mengandung bahan aktif yang memiliki efek farmakologis. Daun dan batang tanaman insulin memiliki kandungan protein yang cukup banyak dan senyawa fenolik seperti flavonoid, asam firulat, asam klorogenik, dan kafein. Beberapa studi melaporkan bahwa teh yang dibuat dari daun insulin dapat menurunkan glikemia daan meningkatkan konsentrasi insulin pada plasma darah tikus yang menderita diabetes (Baroni et al., 2008). Berdasarkan penilitian yang telah dilakukan sebelumnya, daun insulin basah memiliki kandungan protein sebesar 2,87%, sedangkan daun insulin kering memiliki kandungan protein sebesar 17,12%
hingga 21,18%. Kandungan protein yang cukup tinggi dalam daun insulin dapat dikaitkan dengan pemicu pengeluaran insulin oleh sel beta pankreas yang dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes (Lachman et al., 2003).
2.1.1 Taksonomi daun insulin adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Smallanthus
Spesies : Smallanthus sonchifolius
Tumbuhan insulin terdiri dari akar, batang, dan daun. Di daerah Andean, akar insulin dianggap sebagai buah dan dijual bersama buah lainnya seperti apel, alpukat, dan nanas. Akarnya lezat dan manis rasanya, gurih dan penduduk asli daerah tersebut sering menjemurnya di bawah panas matahari agar rasanya menjadi lebih manis. Mereka mengonsumsi, mengupasnya, dan menyampurkannya dengan buah lain sebagai salad serta bentuk lainnya. Akar insulin telah digunakan sebagai obat tradisional penduduk Peru untuk mengobati hiperglikemia, masalah ginjal, dan peremajaan kulit. Di Brazil, daun yacon yang digunakan sebagai obat dalam bentuk teh. Di Jepang, daun dan buahnya dicampur dengan daun teh (Rao, 2010).
2.2. KANDUNGAN FITOKIMIA DAUN INSULIN
Fitokimia adalah salah satu cabang ilmu kimia organik yang mengkaji mengenai senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang berhubungan dengan zat-zat aktif struktur kimia, biosintesis, metabolisme, efek biologis dan farmakologis. Fitokimia dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tumbuhan yang bersifat antioksidan. Tumbuhan yang mengandung antioksidan secara kemotaksonomi ditandai dengan adanya senyawa-senyawa kimia turunan fenolat seperti flavonoid, kumarin, santon, benzofenon, tannin, lignin dan antrakuinon (Ersam, 1999).
Daun insulin juga mengandung protein, lipid, serat dan sakarida, catechone, terpenes, dan flavonoid. Daun tersebut memiliki efek seperti insulin, yaitu menurunkan produksi glukosa di hepatosit. Daun insulin mempunyai kandungan seperti flavonoid, glikosida, saponin, tannin dan steroid menuru hasil skrining fitokimia oleh Purba (2003).
2.3. KEGUNAAN DAUN INSULIN
Daun insulin juga mengandung protein, lipid, serat dan sakarida, catechone, terpenes, dan flavonoid. Daun tersebut memiliki efek seperti insulin, yaitu menurunkan produksi glukosa di hepatosit. Daun insulin mempunyai kandungan seperti flavonoid, glikosida, saponin, tannin dan steroid menurut hasil skrining fitokimia oleh Purba (2003).
Kandungan senyawa aktif seperti fructooligosakarida, fenol, chlorogenic, dan flavonoid dari daun insulin (Smallanthus sonchifolius) yang mampu menurunkan kadar glukosa darah. Oleh karena itu, daun insulin atau daun yacon dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam pengobatan antidiabetes karena berperan dalam penurunan kadar glukosa darah.
2.4. MACAM-MACAM EKSTRAKSI
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia, sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut. Beberapa metode yang banyak digunakan untuk ekstraksi bahan alam antara lain:
1. Maserasi
Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu ruangan. Prosedurnya dilakukan dengan merendam simplisia dalam pelarut yang sesuai dalam wadah tertutup. Pengadukan dilakukan dapat meningkatkan kecepatan ekstraksi. Kelemahan dari maserasi adalah prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Ekstraksi secara menyeluruh juga dapat menghabiskan sejumlah besar volume pelarut yang dapat berpotensi hilangnya metabolit. Beberapa senyawa juga tidak terekstraksi secara efisien jika kurang terlarut pada suhu kamar (27oC). Ekstraksi secara maserasi dilakukan pada suhu kamar (27oC), sehingga tidak menyebabkan degradasi metabolit yang tidak tahan panas (Departemen Kesehatan RI, 2006).
2. Perkolasi
Perkolasi merupakan proses mengekstraksi senyawa terlarut dari jaringan selular simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampaisempurna yang umumnya dilakukan pada suhu ruangan. Perkolasi cukup sesuai, baik untuk ekstraksi pendahuluan maupun dalam jumlah besar (Departemen Kesehatan RI, 2006)
3. Soxhletasi
Metode ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan di luar sel. Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada didalam sitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke atas dan melewati pendingin udara yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan ekstrak yang baik (Departemen Kesehatan RI, 2006).
4. Refluks
Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan.
Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih.
Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan Kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut. Ekstraksi ini biasanya
dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam (Departemen Kesehatan RI, 2006).
6. Infusa
Infusa Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada suhu penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih), suhu terukur (96- 98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit) Infusa merupakan salah satu ekstraksi dengan pelarut
terukur (96- 98 °C) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Departemen Kesehatan RI, 2006).
7. Dekok
Salah satu metode ekstraksi untuk mengekstrak metabolit sekunder yaitu dekok. Dekok merupakan cara ekstraksi menggunakan pelarut air dan dipanaskan pada suhu 90 oC selama 30 menit.Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan suhu sampai titik didih air, yaitu pada suhu 90-100°C selama 30 menit (Departemen Kesehatan RI, 2006).
2.5. PEMBUATAN PIL 2.5.1. DEVINISI PIL
Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian melalui mulut (secara oral). Walaupun pembuatan dan pemakaian pil pada suatu waktu cukup merata, tapi pada waktu sekarang ini kebanyakan pil telah digantikan oleh kapsul dan tablet (Ansel, 1989)
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500 mg. Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mg disebut granula dan pil yang beratnya lebih dari 500 mg di sebut boli.
Pembuatan pil diperlukan zat tambahan seperti zat pengisi untuk memperbesar volume, zat pengikat dan
pembasah dan bila perlu ditambah penyalut. (Ansel, 1989) Adapun syarat pil antara lain sebagai barikut:
1. Pada penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras sehingga dapat hancur dalam saluran pencernaan dan pil salut enterik tidak hancur dalam usus halus.
2. Memenuhi keseragaman bobot.
3. Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compressi yaitu dalam air 360-380 selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk pil bersalut. (Anief, 2000).
2.5.2 CARA MEMBUAT SEDIAAN PIL
-Langkah pertama siapkan alat dan bahan yg akan digunaKan.
-Bersihkan alat pencetak pil menggunakan alkohol dan lap kering atau tisu
- Langkah bedua timbang bahan, bahan pertama ekstrak daun insulin ditimbang sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan insulin
- Bahan kedua serbuk daun insulin ditimbang sebanyak 1g.
- Bahan ketiga PGA ditimbang sebanyak 0.5 9.
- Bahan keempat gliserin, tuangkan gliserin me BG secukupnya
- bahan kelima talkum, tuangkan ke wadah secukupnya. Bahan yg sudah disiapkan dan ditimbang
- Langkah ketiga pembuatan pil, pertama masukkan ekstrak daun insulin, kedua masukkan serbuk daun insulin dan gerus ad halus dan homogen
- ketiga masukkan PGA dan gerus ad halus & homogen.
- Tambahkan gliserin sedikit demi sedikit sambil ditekan sampai terbentuk masa pil Pastikan sediaan mudah dibentuk dan tidak terlalu basah.
-Papan pil dan pemotongnya ditaburi dengan talkum
- Taburi dengan talkum secara merata agar sediaan pil tidak menempel pada papan pil
- Gulung pil hingga berbentuk memanjang , gulungan pil digulungkembali menggunakan papan penggulung pil dan sesuaikan panjangnya dengan jumlah yg akan dipotong.
- Gulungan pil diletakkan diatas papan pemotong pili letakkan penjepit pemotong pil di atas pil dan ditekan lalu didorong perlahan hingga diperoleh potongan yg maksimal
- Selanjutnya potongan pil diletakkan diatas papan pembulat pil. Lakukan secara lembut agar menghasilkan bulatan pil yg baik
- Hasil pil yang diperoleh - Berat pil rata-rata 0,2 g
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikitmenurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, Daun insulin (Smallanthus sonchifolius) atau yang dikenal daun insulin merupakan tumbuhan yang berasal dari pegunungan Andes, Peru. Di Indonesia tanaman ini baru dikenal 2-3 tahun terakhir dan banyak dibudidayakan di daerah Wonosobo. Kadar flavonoid dalam ekstrak etanol 96% daun insulin (Tithonia diversifolia) yang diperoleh metode ekstraksi maserasi adalah sebesar 90,58 mg/gram ekstrak dan kadar fenolik sebesar 67,41 mg/gram ekstrak. Kadar Flavonoid total dalam ekstrak etanol 96% daun Insulin lebih tinggi daripada kadar Fenolik total. Daun insulin yang memiliki efek antidiabetik ini dianggap mampu menurunkan kadar gula darah dengan menghambat proses glikogenolisis dan glukoneogenesis Daun insulin mengandung fructooligosacarida, flavonoid, Smallanthaditepenic acids A, B, C dan D yang berperan dalam regulasi gula darah. Daun insulin juga mengandung komponen phenol, chlorogenic, caffeic, dan ferulic merupakan antioksidan yang pada tikus DM dapat memperbaiki sel β pankreasdan menekan kadar gula dalam darah.
3.2 Saran
Kami sangat menyadari bahwa masih banyak nya kekurangan dan kesalahan dalam mengerjakan penulisan tugas makalah ini, oleh karena itu kami selaku penyusun makalah ini sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara lisan maupun tulisan guna untuk memperbaiki dan penyempurnaan hasil penulisan makalah yang kami buat berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alip Desi Suyono Saputri, Agustin Hani Murniasari Suharyanto Penetapan Kadar Flavonoid Total Rebusan Dan Seduhan Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Ilmiah Farmasi Simplisia, Juni 2022 Vol 2 Nomor 1:8-15.
Agustina, Dian and Satria, Fandi (2018) MUTU FISIK SEDIAAN GRANUL EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius).
Departemen kesehatan RI 2008.macam macam Cara Ekstraksi Daun Insulin.
Farindya Dwi Cahyaningtyas and Prima Retno Wikandari, Potensi Fruktooligosakarida Dan Inulin Bahan Pangan Lokal Sebagai Sumber Prebiotik.UNESA Journal of Chemistry Vol. 11, No. 2, May 2020
Melati Aprilliana Ramadhani, Anita Kumala Hati, Novel Fibriani Lukitasari, Armin Hari Jusman, Skrining Fitokimia Dan Penetapan Kadar Flavonoid Total Serta Fenolik Total Ekstrak Daun Insulin (Tithonia diversifolia) Dengan Maserasi Menggunakan Pelarut Etanol 96%.Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product 3 (1), 2020
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product 3 (1), 2020
Prizka Putri Pahlawan & Dwita Oktaria Pengaruh Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) sebagai Antidiabetik. 2019.