• Tidak ada hasil yang ditemukan

manaj kredit lanjutan-2

N/A
N/A
arnold flo

Academic year: 2023

Membagikan "manaj kredit lanjutan-2"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Selain itu, dengan tujuan yang terarah berarti bahwa kredit yang diberikan akan digunakan untuk tujuan yang ditentukan dalam permohonan kredit dan sesuai dengan peraturan dan kontrak, ketika perjanjian kredit menghendakinya. Kualitas data yang baik dan obyektif merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh para akuntan dalam menjamin kualitas kredit yang baik. Tujuan dari analisis kredit juga untuk memastikan bahwa kredit yang diberikan dapat mencapai tujuannya, yaitu secara aman dan tepat sasaran.

Dalam hal itu terarah, artinya kredit yang diberikan dipergunakan untuk tujuan-tujuan yang tertuang dalam permohonan kredit dan sesuai dengan peraturan-peraturan dan perjanjian-perjanjian yang disyaratkan dalam perjanjian kredit. Imbal hasil di sini juga dapat diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh kreditur dari kredit yang diberikan kepada debitur.

Aspek Pemasaran

Aspek Manajemen dan Organisasi

Aspek Teknis

Apakah lokasi yang ada dalam penilaian terkait lokasi usaha ini memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan operasional usaha sesuai dengan kegiatan usaha yang bersangkutan, dan tidak bertentangan dengan agama, moral, sosial budaya, dampak lingkungan, dan lain-lain. Penilaian difokuskan pada sifat dan jenis tenaga kerja/tenaga ahli yang ada dan dibutuhkan, cara pemenuhannya, dari mana sumbernya berasal, apakah tenaga kerja yang ada/perencanaan penggunaan tenaga kerja baru sesuai dengan rencana kerja/produksi dan segera. Yang dimaksud disini adalah pengalaman menjalankan usaha baik dulu maupun sekarang untuk menjalankan usaha sejenis sesuai rencana dan bagaimana reputasi dunia usaha terhadap kegiatan/usaha tersebut.

Kapasitas di sini dipahami sebagai kekuatan atau kemampuan teknis yang dimiliki suatu perusahaan untuk merealisasikan rencana kerjanya. Pemilihan tersebut tentunya harus sesuai dengan karakteristik produksi dan berkaitan erat dengan jenis proses produksi yang dipilih serta volume produksinya. Hal ini harus menjelaskan apakah ada fasilitas pemeliharaan yang mencakup pelanggan, seperti apa peralatannya, dll.

Yang dilihat disini adalah apakah sarana dan prasarana serta faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk kegiatan usaha yang dilakukan tersedia secara ekonomi.

Aspek Keuangan

Aspek Jaminan

Untuk jaminan terhadap nasabah lainnya dapat juga berupa penyerahan barang/barang milik nasabah yang bersangkutan, selain itu juga dapat berupa jaminan perorangan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, jaminan yang dibutuhkan oleh bank dapat berupa jaminan individu. Sebagaimana disebutkan di atas, jaminan yang diberikan nasabah kepada bank merupakan perlindungan atas pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabah di kemudian hari apabila nasabah tersebut wanprestasi.

Oleh karena itu, jaminan yang diberikan hendaknya bernilai tinggi dibandingkan dengan nilai pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah. Biasanya, bank hanya menerima perjanjian atau pernyataan yang ditandatangani oleh penjamin atau penjamin perorangan. Personal Guarantee adalah jaminan perorangan yang diberikan oleh seseorang sebagai perseorangan, misalnya Pak Joko memberikan jaminan perorangan atas pinjaman Pak Budi kepada Bank Mandiri, Tbk. Pak. Joko tidak menyerahkan barang tersebut ke Bank Mandiri, Tbk, namun hanya menyatakan menjamin pinjaman Pak Budi ke Bank Mandiri. Tbk.

Agunan material adalah jaminan agunan yang memberikan hak kendali dan retensi dari nasabah kepada bank. Apabila agunan yang bersifat material dinilai tentu berbeda dengan agunan yang bersifat individual. Namun dalam praktiknya, ternyata ada beberapa jenis agunan yang tidak bisa dikaitkan dengan lembaga penjaminan.

Agar agunan dapat disusutkan, harus dilakukan revaluasi minimal setiap enam bulan sekali.

Aspek Sosial Ekonomi dan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

Jaminan tambahan ialah jaminan tambahan sebagai tambahan kepada jaminan utama yang akan dibiayai oleh bank kepada pelanggan. Apabila menilai jaminan tambahan ini, bank sentiasa menganggarkan nilai jaminan melebihi nilai pembiayaan/pinjaman yang bank berikan kepada pelanggan. Ini dilakukan oleh pihak bank sebagai pelindung atau alat keselamatan daripada pelanggan kepada bank apabila pelanggan ingkar dan kemudian pihak bank boleh segera menjual/melelongnya pada harga yang berpatutan untuk mendapatkan semula pinjaman tertunggak.

Dasar penilaian bank dalam hal ini dinilai berdasarkan harga yang realistis dan paling konservatif adalah setelah mempertimbangkan harga yang dikemukakan nasabah, harga pasar lokal dan harga patokan. Bank juga harus memperhatikan daya jual agunan sehingga jika penyaluran kredit bermasalah maka eksekusi agunan tidak mengalami kendala. Perlu diperhatikan juga bahwa agunan yang tidak dapat dijadikan agunan kredit seperti hak pakai dan hak sewa sebaiknya dihindari dan agunan tersebut berupa HGB (Hak Guna Bangunan), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Pakai/menyewa, sebaiknya perhatikan masa berlakunya, karena harus lebih lama dari masa kredit.

Pendekatan – Pendekatan dalam Analisis Kredit

Perlu dipastikan juga bahwa apabila sumber pelunasan berasal dari pihak ketiga, maka calon debitur harus menyampaikan Instruksi Tetap atas tagihan piutang dari pemberi kerja yang menyatakan bahwa tagihan/piutang tersebut telah disetorkan langsung ke rekening calon debitur. Bank yang mengkredit atau menyetorkan ke rekening escrow segera mengurangi saldo. Pendekatan kelayakan usaha yang penulis ambil disini dalam artian proyek usaha tersebut jelas dan layak untuk dilaksanakan serta terjamin pembayarannya, misalnya proyek dari pemerintah, proyek kerjasama penyaluran kredit dengan departemen pemerintah (program pinjaman dari Kementerian Keuangan dan Kementerian). Pertanian). Pendekatan ini lebih fokus pada penetapan harga kepada nasabah dan pemberian fasilitas kepada nasabah, misalnya kredit instan, penawaran nilai tukar khusus, dan lebih didasarkan pada besar kecilnya volume hubungan antara bank dan nasabah, misalnya negosiasi pemberian fasilitas lainnya. untuk debitur lama, seperti harga produk dan jasa yang ditawarkan bank.

Pengertian Risiko Kredit

Pada umumnya margin yang diperhitungkan untuk mengantisipasi risiko kredit hanya sebagian kecil dari total kredit yang diberikan suatu bank, sehingga kerugian kredit dapat menghancurkan modal suatu bank dalam waktu yang singkat. Krisis ekonomi akan berdampak langsung pada menurunnya pendapatan dari penjualan perusahaan, sehingga perusahaan akan kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Menurut Ferry dan Sugiart dijelaskan bahwa: “Risiko kredit diartikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan kenyataan bahwa peminjam (counterparty) tidak mampu dan tidak mau memenuhi kewajibannya untuk melunasi seluruh dana pinjaman pada saat jatuh tempo atau setelahnya. ."

Menurut Kasmir: “Risiko kredit akibat tidak tertagihnya kredit karena adanya jangka waktu pelunasan (term).” Risiko kredit merupakan risiko terpenting yang dihadapi bank, dan keberhasilan usahanya bergantung pada pengukuran yang akurat serta tingkat efisiensi yang lebih tinggi dalam mengelola risiko ini dibandingkan risiko lainnya. Risiko kredit akan dihadapi bank ketika nasabah gagal membayar utang atau kredit yang diterimanya pada saat jatuh tempo.

Besar kecilnya kredit yang disalurkan kepada masyarakat (nasabah) tercermin dari besar kecilnya rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR). Oleh karena itu, risiko kredit merupakan akibat pemberian kredit kepada nasabah yang tidak mampu membayar sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh bank. Kemudian pihak bank menyetujui kredit Dimas dengan mensyaratkan tingkat bunga sebesar 10% per tahun dan Dimas wajib melunasi hutang beserta bunganya dalam jangka waktu 10 tahun.

Karena skor risiko kredit Dimas cukup rendah, maka pengajuan KPR Dimas disetujui pihak bank.

Jenis Risiko Kredit

Sovereign credit risk

Corporate credit risk

Retail customer credit risk

Dimas memutuskan untuk mengajukan kredit ke bank sebesar Rp 800 juta untuk membayar sisa pembayaran rumah tersebut. Jenis risiko kredit berikutnya adalah risiko kredit konsumen, yaitu ketika debitur perorangan tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar kembali pinjaman pada saat jatuh tempo. Ciri-ciri usaha yang beresiko tinggi adalah perputaran perusahaan relatif tinggi, spesifikasi usaha lebih tinggi, investasi modal kerja lebih besar dibandingkan investasi barang modal, usaha dijalankan padat modal, ketergantungan pada alam sangat tinggi. .

Risiko ini berkaitan dengan rentannya bentuk usaha terhadap bencana alam, gempa bumi, banjir, penolakan masyarakat dari lokasi usaha. Risiko ini dapat berupa persaingan antar bank, antar bank dengan perusahaan keuangan lain, atau persaingan antar badan usaha yang dibiayai oleh bank. Persaingan yang semakin besar berarti semakin kecilnya risiko kredit dari faktor tersebut, dan sebaliknya jika persaingan semakin lemah maka risiko kredit akan terjadi.

Metode Pengelolaan Risiko Kredit

Dalam mengelola risiko kredit, bank menggunakan beberapa cara dan peraturan atau disebut dengan pengurangan risiko kredit. Cara mengelola risiko kredit yang pertama adalah dengan membuat model pemeringkatan kredit yang berguna untuk menentukan kemungkinan gagal bayar. Perusahaan mengukur portofolio kredit untuk memastikan keyakinan bahwa kredit yang diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada satu bidang.

Dengan cara ini, perusahaan dapat mendiversifikasi portofolio pinjamannya sehingga risiko kesalahan sistem dapat dikurangi. Agunan adalah suatu harta yang menjanjikan kepada debitur untuk memperoleh kredit dan dapat diambil alih apabila terjadi wanprestasi. Beberapa bank dengan tingkat gagal bayar yang tinggi mengurangi risiko kredit dengan membatasi eksposur dan memastikan nasabah merespons dengan cepat terhadap perubahan keadaan.

Metode manajemen risiko kredit yang terakhir adalah manajemen pemulihan, yaitu ketika suatu pinjaman yang mengalami gagal bayar dapat dipulihkan hingga jumlah yang lebih besar dari tingkat kerugiannya.

Manajemen Risiko Kredit

  • Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
  • Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit
  • Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit
  • Sistem Pengendalian Intern

Kriteria pemberian kredit yang sehat melalui bank harus memuat informasi yang cukup untuk membantu bank menilai profil risiko nasabah secara tepat. Bank hendaknya memastikan bahwa dalam kerangka atau mekanisme kepatuhan prosedur delegasi dalam pemberian kredit, terdapat pemisahan fungsi antara pihak yang melakukan persetujuan, analisis, dan administrasi kredit. Bank harus menetapkan batasan untuk semua nasabah sebelum melakukan transaksi kredit, dan batasan ini mungkin berbeda dari satu nasabah ke nasabah lainnya.

Bank harus memiliki sistem informasi manajemen yang menyediakan laporan dan data yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan. Bank harus memiliki dan menerapkan prosedur pengelolaan kredit bermasalah secara efektif, termasuk sistem deteksi masalah tertulis. Apabila bank mempunyai kredit bermasalah yang signifikan, maka harus memisahkan fungsi penyelesaian kredit bermasalah dari fungsi yang memutuskan penyaluran kredit.

Sebagai alat untuk memilih alternatif-alternatif yang akan diambil bank dalam mewujudkan keuntungan optimal dari pengelolaan faktor-faktor produksi yang dikuasainya. Anggaran layanan perbankan ini merupakan gambaran pelaksanaan layanan perbankan yang akan diberikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, bank harus benar-benar bisa memilih layanan perbankan mana yang akan diandalkan setelah disesuaikan dengan kemampuan bank yang bersangkutan.

Seluruh ruang kerja yang dibutuhkan bank akan diuraikan dalam uraian anggaran ruang kerja bank.

Pengertian Usaha Kecil

Kredit Usaha Kecil

Referensi

Dokumen terkait

Apabila persyaratan sudah lengkap dan berdasarkan analisa kredit usaha calon debitur layak untuk dibiayai maka bank menyanggupi permohonan kredit debitur, selanjutnya bank

Akan tetapi, tidak demikian dalam membuat perjanjian kredit bank, kedudukan nasabah peminjam dana (calon debitur) dalam kedudukan yang lemah dan kurang

Kredit yang akan diberikan oleh koperasi didasarkan atas kepercayaan lembaga kredit terhadap debitur (nasabah), ini berarti suatu lembaga kedit baru akan memberikan pinjaman

Menurut Sinthadan Thamrin (2018, hal. 112) mengemukakan bahwa Kredit diartikan sebagai kepercayaan. Maksud dari percaya adalah pihak bank percaya kepada calon debitur

A/O juga memberikan penjelasan kepada calon debitur berdasarkan pengajuan kredit yang telah dibuat tentang plafond kredit dan jangka waktu kredit sesuai

perjanjian kredit bank adalah suatu pinjaman yang diberikan oleh bank

Sebelum kredit diberikan kepada pengguna dana atau dalam hal ini debitur maka bank terlibih dahulu akan melakukan analisa-analisa yang mendalam terhadap permohonan kredit yang

Calon debitur mempunyai double pinjaman dengan bank yang lain. Solusi dalam pemberian kredit BRIguna Umum dan BRIguna