1
Manajemen Aset (Inventarisai, Legal Audit, Dan Penilaian Aset) Terhadap Optimalisasi Aset Pada
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Hakim Fauzi1
1Universitas BSI Bandung, [email protected]
ABSTRAK
Pengelolaan (manajemen) aset yang baik merupakan salah satu indikasi perusahaan yang mempunyai kinerja usaha yang sehat. Penelitian ini dilakukan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang memiliki fungsi sebagai penyedia transportasi perkeretaapian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen aset terhadap optimalisasi aset. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
inventarisasi, legal audit dan penilaian aset. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 30 responden, dan dipilih berdasarkan metode sampling incidental pada unit Non Transport Commerciallization (CCC). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif dan menggunakan metode analisis regresi berganda yang diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS v.20). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), adapun secara parsial inventarisasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, legal audit tidak terdapat pengaruh yang signifikan, sedangkan penilaian aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi aset.
Kata Kunci : Manajemen Aset, Inventarisasi, Legal Audit, Penilaian Aset, Optimalisasi Aset
ABSTRACT
Good asset management is an indication of a company that has healthy business performance. This research was conducted at PT Kereta Api Indonesia (Persero) which has a function as a railroad transportation provider. The purpose of this study is to determine the effect of asset management on asset optimization. The variables used in this study are: inventory, legal audit and asset valuation. Data collection techniques used are questionnaire with a number of research samples of 30 respondents, and selected based on the sampling incidental method in the Non Transport Commercialization (CCC) unit.
This type of research is quantitative with descriptive and verification approaches and uses multiple regression analysis methods which are processed using the Statistical Package for Social Sciences (SPSS v.20) program. The results of this study indicate that simultaneous inventory, legal audit, and asset valuation together have a positive and significant effect on optimizing the assets of PT Kereta Api Indonesia (Persero), as for the partial inventory has a positive but doesn’t have significant effect, legal audit doesn’t have significant effect, while the valuation of assets has a positive and significant effect on asset optimization.
Keywords : Asset Management, Inventory, Legal Audit, Asset Valuation, Asset Optimization
PENDAHULUAN
Ditengah terjadinya persaingan usaha antara perusahaan satu dengan lainnya, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang pada dasarnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Nuryayi &
Bernadin, 2015). Setiap perusahaan baik swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN) tentunya memiliki aset yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan, baik aset yang mempunyai nilai ekonomis jangka pendek ataupun jangka panjang, sebagai penunjang perusahaan tentunya aset yang dimiliki harus dikelola dengan efektif dan efisien sehingga diharapkan akan memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan (Novita, 2017).
Manajemen aset merupakan suatu ilmu yang penting dan makin diakui sekarang ini, tidak kalah penting dari peran majemen keuangan dan manajemen sumber daya manusia, karena setiap aset yang dimiliki organisasi swasta maupun pemerintah harus dikelola dengan efektif dan efisien baik untuk aset yang berwujud (tangble) maupun tidak berwujud (intangible), sehingga aset tersebut memberikan manfaat bagi sektor swasta maupun publik (Pratama & Pangayow, 2016). Kendala yang sering muncul dalam pengelolaan barang (aset) yaitu ketidaktertiban dalam pengelolaan data barang (aset), hal ini yang menyulitkan perusahaan mengetahui secara pasti aset yang dikuasai/dikelolanya, sehingga aset- aset perusahaan tidak optimal dalam penggunaan dan pemanfaatannya (Antoh, 2017).
Konsekuensi logis dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER- 13/MBU/09/2014 dalam rangka optimalisasi nilai perusahaan, BUMN diwajibkan melakukan pendayagunaan aset tetap yang dimiliki dan/atau dikuasai, pendayagunaan aset tetap dapat dilakukan sendiri oleh BUMN atau melalui kerjasama dengan pihak ketiga sesuai kewenangan direksi dengan mekanisme internal perusahaan. Setiap BUMN wajib melakukan pemetaan terhadap aset-aset
yang dimilikinya sehingga memiliki daftar aset yang kurang atau tidak optimal.
Pelaksanaan pendayagunaan aset tetap harus dilakukan berdasarkan prinsip- prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan asas manfaat.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau sering dikenal sebagai PT KAI atau
“Perseroan” adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga merupakan perusahaan BUMN Non Listed sehingga baik masyarakat, direksi maupun dewan komisaris PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak mempunyai kepemilikan saham atas Perseroan, keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang memiliki aset yang banyak yang terbagi menjadi dua wilayah operasi, pertama wilayah kerja di Pulau Jawa dibagi berdasarkan Daerah Operasi (Daop) yang terdapat sembilan daerah operasi, sedangkan wilayah kerja di Sumatera dibagi berdasarkan Divisi Regional (Divre) yang terdapat empat devisi regional. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pendayagunaan aset yang dikatakan sebagai manajemen aset yang merupakan bagian pengelolaan kekayaan yang mencakup proses merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, mem- baharukan atau menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif dan efesien (Sugiama 2013:15).
Fenomena yang terjadi di beberapa perusahaan tentang pengelolaan aset salah satunya mengenai sistem manajemen aset yang belum berjalan sesuai dengan standar, sehingga aset-aset yang dimiliki membuat biaya operasional dan pemeliharaan menjadi besar (Nasution, dkk., 2015).
Kesulitan selanjutnya yang dihadapi oleh suatu perusahaan tentang penilaian aset pada umumnya karena adanya prosedur penatausahaan inventarisasi dan identifikasi aset secara fisik dan yuridis
belum terlakasana dengan baik dan benar.
Ketidaktertiban dalam pengelolaan data base aset sehingga aset-aset yang dikelola cenderung tidak optimal dalam penggunaannya. Hal ini yang mengakibatkan perusahaan sulit untuk mengembangkan dalam mengoptimalkan dan pemanfaatan aset dimasa yang akan datang, akibatnya dari pengelolaan yang tidak optimal adalah tidak diperolehnya nilai tambah yang terkandung dalam aset itu sendiri. Tingkat pengembalian rendah dan tidak sesuainya pendapatan yang diperoleh dari besarnya aset yang dimiliki merupakan salah satu contoh akibat dari pengelolaan aset yang buruk (Hasanuddin, 2016).
Berikut ini gambar grafik pertumbuhan pendapatan optimalisasi aset PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk periode tahun 2009-2018.
Gambar 1.
Pertumbuhan Pendapatan Optimalisai Aset Tahun 2009-2018 Sumber: Annual Report PT KAI (Persero)
Berdasarkan data pada gambar 1.
Diatas, optimalisasi aset dari tahun 2009- 2018 mengalami kenaikan. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2016- 2017. Adapun terdapat kenaikan yang fluktuatif dikarenakan optimalisasi aset yang dilakukan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan bentuk kerjasama dengan pihak lain dengan sistem perjanjian kontrak ataupun sewa yang mempunyai periode waktu yang berbeda- beda, dimana ketika suatu aset dilakukan perjanjian kerjasama atau sewa pada tahun tertentu maka pendapatan optimalisasi aset pada tahun tersebut akan bertambah yang akan mengakibatkan perbedaan atau selisih
pendapatan optimalisasi aset pada tiap tahunnya.
Banyaknya aset yang dimiliki PT Kereta Api Indonesia (Persero), harus dikelola dengan baik agar mampu menjaga keberlanjutan bisnisnya dan mewujudkan tata kelola yang baik, proses seperti ini sangat relevan dilakukan bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero), karena selama perjalanan perseroan aset-aset yang dimiliki tidak sepenuhnya dikelola sesuai tata kelola yang baik, terdapat banyak aset PT KAI yang digunakan pihak-pihak lain karena tumpang tindihnya status kepemilikan aset dan belum bersertifikat, terutama aset tanah dan bangunan perusahaan (Novita, 2017). Dari fenomena yang terjadi di PT Kereta Api Indonesia (Persero) mendorong peneliti melakukan penelitian terkait pengaruh manajemen aset terhadap optimalisasi aset pada PT KAI.
Penelitian ini akan menggunakan tiga variabel yang terdiri dari inventarisasi, legal audit, serta penilaian aset untuk mengetahui pengaruh variabel manajemen aset terhadap optimalisasi aset. perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian serta populasi pada PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Manajemen Aset (Inventarisasi, Legal Audit, Dan Penilaian Aset) Terhadap Optimalisasi Aset Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero)”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana inventarisasi aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
2. Bagaimana legal audit di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
3. Bagaimana penilaian aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
4. Bagaimana optimalisasi aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
5. Bagaimana inventarisasi aset, legal audit, dan penilaian aset secara parsial berpengaruh terhadap
optimalisasi aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
6. Bagaimana inventarisasi aset, legal audit, dan penilaian aset secara simultan berpengaruh terhadap optimalisasi aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero)?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis inventarisasi aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
2. Untuk mengetahui dan menganalisis legal audit di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
3. Untuk mengetahui dan menganalisis penilaian aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
4. Untuk mengetahui dan menganalisis optimalisasi aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inventarisasi aset, legal audit, dan penilaian aset secara parsial terhadap optimalisasi aset PT Kereta Api Indonesia (Persero).
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inventarisasi aset, legal audit, dan penilaian aset secara simultan terhadap optimalisasi aset PT Kereta Api Indonesia (Persero).
KAJIAN LITERATUR
Menurut Gima Sugiama (2013), mendefinisikan bahwa manajemen aset adalah suatu ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan kekayaan mencakup proses perencanaan kebutuhan aset, mendapatkan, inventarisasi, legal audit, penilaian, mengoperasikan, pemeliharaan, mem- baharukan atau menghapus aset hingga pengalihan aset secara efektif dan efisien.
Dalam tahapan ini harus senantiasa terus diukur kinerjanya sehingga kinerja dari suatu aset dapat diketahui.
Menurut teori siklus aset yang dikemukakan oleh A. Gima Sugiama, tahapan manajemen aset yang menjelaskan mengenai inventarisasi,
legal audit, dan penilaian aset yaitu sebagai berikut:
1. Inventarisasi Aset, yaitu serangkaian kegiatan mengidentifikasi kualitas dan kuantitas aset secara fisik non fisik, dan secara yuridis atau legal, melakukan kodefikasi dan mendokumentasikannya untuk kepentingan pengelolaan aset bersangkutan.
2. Legal Audit, yaitu kegiatan pengauditan tentang status aset, sistem dan prosedur pengadaan, sistem dan prosedur pengalihan, pengidentifikasian adanya indikasi permasalahan legalitas, pencarian solusi untuk memecahkan masalah legalitas yang terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset.
3. Penilaian Aset, yaitu kegiatan untuk menentukan nilai aset yang dimiliki, sehingga dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki, atau yang akan dialihkan maupun yang akan dihapuskan.
Berdasarkan uraian kajian literatur diatas, maka hipotesis penelitian ini yaitu : 1. Inventarisasi aset berpengaruh
terhadap optimalisasi aset.
2. Legal audit berpengaruh terhadap optimalisasi aset.
3. Penilaian aset berpengaruh terhadap optimalisasi aset.
4. Inventarisasi aset, legal audit, serta penilaian aset berpengaruh terhadap optimalisasi aset.
Manajemen Aset : (X)
Gambar 2.
Kerangka Pemikiran Optimalisasi Aset
(Y) Inventarisasi (X1)
Legal Audit (X2) Penilaian Aset (X3)
METODE PENELITIAN Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan penulis adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2017:8), menyatakan bahwa:
“Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif, karena ada variabel-variabel yang akan ditelaah adanya hubungan, serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya variabel satu dengan variabel lainnya.
Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2017:86), adalah
“Suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.
Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui manajemen aset (inventarisasi, legal audit dan penilaian aset) dan optimalisasi aset di PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sedangkan metode verifikatif menurut Sugiyono (2017:55), yaitu:
“Metode verifikatif adalah metode penelitian yang pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 dan X2, terhadap Y.
Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak”.
Metode verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat (kausal) antara variabel independen dan variabel dependen yaitu mengenai pengaruh manajemen aset
(inventarisasi, legal audit dan penilaian aset) terhadap optimalisasi aset.
Operasionalisasi Variabel
Untuk menguji hipotesis dan mendefinisikan variabel-variabel yang akan diteliti diperlukan operasionalisasi variabel yang digunakan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel- variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
Dalam menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti perlu diberi batasan-batasan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas/ Independen (X) Pengertian variabel independen adalah variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (sugiyono 2017:39).
Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel X1 inventarisasi, X2 legal audit dan X3 adalah penilaian aset.
Dalam operasionalisasinya variabel ini di ukur oleh instrument pengukur dalam bentuk skala.
2. Variabel terikat/ Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel terikat, dimana variabel ini merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel independen (bebas) (sugiyono 2017:39).
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah optimalisasi aset (Y).
Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu Non Probability Sampling, menurut Sugiyono (2017:84), Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, sampling insidental, purposive, jenuh dan snowball. Sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampling incidental, menurut Sugiyono (2017:122) “sampling incidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel karyawan PT KAI (Persero) yakni unit Non Transport Commerciallization (CCC), suatu unit yang bertugas untuk melakukan optimalisasi aset-aset non-transport dan yang berhubungan dengan manajemen aset yang berjumlah 30 orang.
Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data untuk bahan analisis dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Kuesioner (Angket)
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017:
142).
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan jika peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2017:145).
3. Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku sumber, undang-undang dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan maksud dan tujuan penelitian.
Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan, untuk memudahkan melakukan analisis data maka peneliti mempergunakan bantuan
komputer dengan perangkat lunak Statistic Program Social Sciencei (SPSS) Version 20.0 For Windows. Metode analisis kuantitatif menggunakan analisis deskriptif dan analisis verifikatif, adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Metode Deskriptif
Menurut Sugiyono (2017:22), analisis deskriptif merupakan analisis yang mengemukakan tentang data diri responden, yang diperoleh dari jawaban responden melalui kuesioner. Kemudian, data yang diperoleh dari jawaban responden tersebut dihitung presentasinya.
2. Analisis Verifikatif
Dalam penelitian ini untuk mengetahui manajemen aset (inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset) terhadap optimalisasi aset pada PT KAI (Persero), secara Uji t (parsial) maupun Uji F (simultan) yang menggunakan metode verifikatif yaitu menganalisis secara kuantitatif serta melakukan Uji statistika.
Adapun langkah-langkah dalam analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :
a. Uji asumsi klasik
Menurut Sugiyono & Susanto (2015:18), dalam uji asumsi klasik atau uji prasyarat dimana uji prasyarat merupakan suatu bentuk uji pendahuluan atau syarat terlebih dahulu dipenuhi sebelum menggunakan dari suatu analisis yang digunakan untuk menguji dari hipotesis yang diajukan. Pengujian asumsi klasik yang digunakan terdiri atas:
1) Uji Normalitas 2) Uji Multikolonieritas 3) Uji Heteroskedastisitas 4) Uji Autokorelasi
b. Analisis Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2017:275), mengatakan bahwa “Analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prekdiktor dimanupulasi (dinaik turunkan nilainya)”.
c. Analisis Koefisiensi Korelasi Analisis korelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan,
apabila ada berate seberapa erat hubungan tersebut serta apakah hubungan tersebut berarti atau tidak. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negative, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
d. Analisis Koefisiensi Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) atau adjusted R square bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi vaiabel terikat. Nilai (R2) atau adjusted R square adalah diantara nol atau satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan sebaliknya jika mendekati nol.
PEMBAHASAN Pengujian Instrumen
Hasil uji validitas menunjukan semua butir pertanyaan lulus uji validitas dengan nilai rhitung > rkritis atau lebih besar dari 0.30, dan selebihnya memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam pengujian lebih lanjut. Sementara hasil nilai cronbach aplha variabel penelitian bernilai di atas 0.60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen telah memenuhi persyaratan valid dan reliabel.
Pengujian Analisis Deskriptif
Pengujian hipotesis deskriptif yaitu dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri dan tidak membuat perbandingan atau hubungan. Dengan kriteria pengujian jika presentasi skor > 68% maka variabel tersebut dalam katagori baik. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi tanggapan responden.
Tabel I.
Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden
Variabel Presentase
Skor Kategori
Inventarisasi (X1) 83 % Baik / Tinggi Legal Audit (X2) 82 % Baik / Tinggi Penilaian Aset (X3) 84 % Baik / Tinggi
Optimalisasi Aset
(Y) 85 % Sangat Baik /
Sangat Tinggi
Sumber: Data primer yang telah diolah Berdasarkan tabel 1. Dapat dilihat bahwa semua variabel (inventarisasi, legal audit, penilaian aset, dan optimalisasi aset) mendapatkan presentase skor > 68%. Maka dapat disimpulkan inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset di PT KAI dalam keadaan baik, sedangkan optimalisasi aset sudah berjalan dalam keadaan sangat baik.
Pengujian Hipotesis
Pengaruh Inventarisasi, Legal Audit, Penilaian Aset Terhadap Optimalisasi Aset Secara Parsial (Uji t).
Uji statistik yang digunakan pada pengujian parsial adalah uji t. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial (uji t) sebesar 1,705 yang diperoleh dari tabel t pada α = 0.05 dan derajat bebas 26 untuk pengujian dua pihak. Nilai statistik uji t yang digunakan pada pengujian secara parsial dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.
Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz ed Coefficient
s
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.618 3.514 1.599 .122
Inventarisa
si .302 .168 .387 1.796 .084
Legal_Audi
t -.099 .198 -.117 -.498 .623
Penilaian_
Aset .431 .137 .571 3.140 .004
a. Dependent Variable: Optimalisasi_Aset
Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen yaitu :
1. Pengaruh Inventarisasi Secara Parsial Terhadap Optimalisasi Aset.
Untuk menguji pengaruh inventarisasi terhadap optimalisasi aset maka diperlukan pengujian statistik secara parsial dengan tujuan untuk
memperkuat akan adanya pengaruh yang signifikan antara inventarisasi dengan optimalisasi aset dengan menentukan tingkat signifikansi sebesar α = 0,05 atau 5 % dengan derajat kebebasan (df= n-k-1) df= 30-3-1= 26, dimana nilai ttabel pengujian dua arah sebesar 1,705. Dengan bantuan software SPSS.20, seperti terlihat pada tabel 2 diperoleh nilai thitung variabel inventarisasi sebesar 1,796. Maka hasil yang diperoleh dari perbandingan thitung
dengan ttabel adalah thitung > ttabel, 1,796 >
1,705, sehingga pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti inventarisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap optimalisasi aset, tetapi tidak signifikan pada alpha 0,05 karena tingkat signifikan diatas 0,05 yaitu 0,084.
2. Pengaruh Legal Audit Secara Parsial Terhadap Optimalisasi Aset.
Untuk menguji pengaruh legal audit terhadap optimalisasi aset maka diperlukan pengujian statistik secara parsial dengan tujuan untuk memperkuat akan adanya pengaruh yang signifikan antara legal audit dengan optimalisasi aset dengan menentukan tingkat signifikansi sebesar α = 0,05 atau 5 % dengan derajat kebebasan (df= n-k-1) df= 30-3-1= 26, dimana nilai ttabel pengujian dua arah sebesar 1,705. Dengan bantuan software SPSS.20, seperti terlihat pada tabel 2 diperoleh nilai thitung variabel legal audit sebesar 0,498. Maka hasil yang diperoleh dari perbandingan thitung
dengan ttabel adalah thitung < ttabel, 0,498 <
1,705, sehingga pada tingkat kekeliruan 5% H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti legal audit secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap optimalisasi aset.
3. Pengaruh Penilaian Aset Secara Parsial Terhadap Optimalisasi Aset.
Kemudian untuk menguji pengaruh penilaian aset terhadap optimalisasi aset maka diperlukan pengujian statistik secara parsial dengan tujuan untuk memperkuat akan adanya pengaruh yang signifikan antara penilaian aset
dengan optimalisasi aset dengan menentukan tingkat signifikansi sebesar α = 0,05 atau 5 % dengan derajat kebebasan (df= n-k-1) df= 30-3-1= 26, dimana nilai ttabel pengujian dua arah sebesar 1,705. Dengan bantuan software SPSS.20, seperti terlihat pada tabel 2 diperoleh nilai thitung variabel penilaian aset sebesar 3,140. Maka hasil yang diperoleh dari perbandingan thitung
dengan ttabel adalah thitung > ttabel, 3,140 >
1,705, sehingga pada tingkat kekeliruan 5% H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti penilaian aset secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi aset.
Pengaruh Inventarisasi, Legal Audit, Penilaian Aset Terhadap Optimalisasi Aset Secara Simultan (Uji F).
Sedangkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset secara bersama-sama terhadap optimalisasi aset maka perlu dilakukan pengujian hipotesis secara simultan yang dapat dilihat dari tabel ANOVA dan Model Summary hasil pengolahan SPSS.20. Nilai statistik uji F yang digunakan pada pengujian secara simultan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.
Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1
Regressi
on 141.888 3 47.296 13.768 .000b Residual 89.312 26 3.435
Total 231.200 29
a. Dependent Variable: Optimalisasi_Aset
b. Predictors: (Constant), Penilaian_Aset, Inventarisasi, Legal_Audit
Tabel 4.
Model Summary Untuk Uji F
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .783a .614 .569 1.853
a. Predictors: (Constant), Penilaian_Aset, Inventarisasi, Legal_Audit
b. Dependent Variable: Optimalisasi_Aset
Berdasarkan tabel 3. menunjukan bahwa nilai signifikan yang diperoleh secara simultan yaitu 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari nilai yang telah ditentukan yaitu 0,05. Kemudian pada tabel Fhitung mendapat nilai 13,768 dan Ftabel mendapat nilai sebesar 2,98. Hal ini menunjukan bahwa Fhitung > Ftabel yaitu (13,768 > 2,98). Maka hipotesis (H8) diterima. Hal ini berarti semua variabel independen (Inventarisasi, Legal Audit, dan Penilaian Aset) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Optimalisasi Aset), yang besarnya kontribusi secara simultan (R Square) sebesar 61,4 % sedangkan sisanya sebesar 38,6 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini atau diluar variabel inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset.
Pembahasan
Pengaruh Inventarisasi Terhadap Optimalisasi Aset
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa inventarisasi memiliki nilai t hitung > t tabel (1,796 > 1,705) dengan tingkat signifikan diatas 0,05 yaitu 0,084. Maka hipotesis (H5) diterima, hal ini menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, maka pengujian hipotesis dinyatakan memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan karena nilai signifikan diatas 0,05, sehingga kesimpulannya semakin baik inventarisasi maka akan semakin baik pula optimalisasi aset.
Hasil pengujian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Siregar (2004:518), yang menyatakan bahwa
“inventarisasi merupakan proses kerja yang kegiatannya melakukan pendataan, kodifikasi /labeling, pengelompokan dan pembukuan atau administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset”. Luaran kegiatan ini adalah buku inventaris yang menunjukkan semua kekayaan organsiasi, buku inventaris aset berisi: nomor, spesifikasi barang, bahan, asal/ cara perolehan barang, ukuran barang/
konstruksi, satuan, keadaan barang, jumlah barang, harga, dan keterangan. Dengan
dilakukannya kegiatan inventarisasi akan memudahakan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan terhadap aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Inventarisasi aset dilakukan untuk mendapatkan data seluruh aset yang dimiliki/dikuasai sebuah organisasi perusahaan atau instansi pemerintah.
Sejalan dengan hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Hasanuddin, 2016), yang menyatakan bahwa inventarisasi ber- pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap optimalisasi aset di Dinas Pertanian dan Petemakan Provinsi Sulawesi Barat. Akan tetapi, dalam penelitian ini tingkat signifikan diatas 0,05 yaitu 0,084 yang berarti berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Hal ini terjadi sesuai dengan identifikasi masalah yang ada pada PT KAI (Persero), karena belum terlaksananya manajemen aset sesuai tata kelola yang telah ditetapkan perusahaan dengan prosedur pe- natausahaan inventarisasi dan identifikasi aset secara fisik dan yuridis secara baik dan benar. Ketidaktertiban dalam pengelolaan data base aset, sehingga aset- aset yang dikelola cenderung tidak optimal dalam penggunaannya.
Pengaruh Legal Audit Terhadap Optimalisasi Aset
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa legal audit memiliki nilai t hitung < t tabel (0,498 < 1,705) dengan tingkat signifikan diatas 0,05 yaitu 0,623.
Maka hipotesis (H6) ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara legal audit terhadap optimalisasi aset. Hal ini berarti legal audit tidak mencerminkan optimalisasi aset perusahaan yang optimal, dengan demikian semakin baik legal audit yang dilakukan, maka optimalisasi justru akan mengalami penurunan. Dari hasil uji koefisien regresi juga dapat diketahui variabel legal audit mendapatkan nilai sebesar (-0,099), artinya variabel legal audit mempunyai arah yang negatif (-) dan tidak signifikan terhadap optimalisasi aset.
Hal ini berarti setiap ada peningkatan sebesar satu satuan pada variabel legal audit, maka secara relatif optimalisasi aset
PT KAI (Persero) akan menurun sebesar 0,099 atau 9,9 %.
Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan Siregar (2004:519), yang menyatakan bahwa
“legal audit merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan atau pengalihan aset”. Legal audit juga merupakan tindakan pengamanan atau tindakan pengendalian, penertiban dalam upaya pengurusan barang secara fisik, administrasi dan tindakan hukum.
Pengamanan terhadap barang tidak bergerak (tanah dan bangunan) dapat dilakukan dengan pemagaran, pemasangan plang tanda kepemilikan dan penjagaan.
Sejalan dengan hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Jamaludin, 2017) yang menyatakan bahwa variabel legal audit aset mempunyai arah yang negatif (-) dan tidak signifikan terhadap optimalisasi pengelolaan dan manajemen aset tetap (tanah dan bangunan) Pemerintah Daerah Provinsi NTB. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh (Pauweni, Karamoy, &
Gamaliel, 2017) menyatakan bahwa legal audit tidak berpengaruh terhadap optimalisasi pemanfaatan aset. Hal ini terjadi sesuai dengan identifikasi masalah yang ada pada PT KAI (Persero), karena masih adanya aset-aset PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang belum tersertifikasi sehingga terjadi tumpang tindih status kepemilikan dengan pihak lain.
Pengaruh Penilaian Aset Terhadap Optimalisasi Aset
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa penilaian aset memiliki nilai t hitung > t tabel (3,140 > 1,705) dengan tingkat signifikan dibawah 0,05 yaitu 0,004. Maka hipotesis (H7) diterima, hal ini menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, maka pengujian hipotesis dinyatakan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan antara penilaian aset
terhadap optimalisasi aset. Sehingga kesimpulannya semakin baik penilaian aset yang dilakukan, maka semakin tinggi pula optimalisasi aset yang dihasilkan, hal ini berarti penilaian aset mencerminkan optimalisasi aset perusahaan yang optimal.
Hasil pengujian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Siregar (2004:519), yang menyatakan bahwa
“penilaian aset merupakan suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai”. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian independen. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penerapan harga bagi aset yang ingin dijual. Penilaian aset perusahaan dapat dilakukan dengan pendekatan salah satu atau kombinasi dari perbandingan data pasar, kalkulasi biaya dan kapitalisasi pendapatan. Perbandingan data pasar berdasarkan estimasi harga pasar pada saat penilaian atas barang yang sejenis. Kalkulasi biaya berdasarkan estimasi biaya pengganti atau biaya reproduksi barang pada saat penilaian dikurangi dengan biaya penyusutan.
Sejalan dengan hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Litasari, Rostin, & Anto, 2018), yang menyatakan bahwa penilaian aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset tetap pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka Timur. Hal ini berati penilaian aset yang telah dilakukan di PT KAI (Persero) dapat mencerminkan seberapa bagus optimalisasi aset yang ada pada perusahaan, maka semakin bagus penilaian aset yang dilakukan, semakin bagus pula optimalisasi aset yang dihasilkan.
Pengaruh Inventarisasi, Legal Audit, dan Penilaian Aset Terhadap Optimalisasi Aset
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara simultan (bersama-sama) bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu (13,768 >
2,98) dengan nilai signifikansi dibawah 0,05 yaitu 0,000 . Maka hipotesis (H8) diterima, hal ini berarti semua variabel independen (Inventarisasi, Legal Audit, dan Penilaian Aset) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel dependen (Optimalisasi Aset), yang besarnya kontribusi secara simultan sebesar 61,4 % sedangkan sisanya sebesar 38,6 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini atau diluar variabel inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset. Ini mengindikasikan bahwa jika perusahaan ingin meningkatkan optimalisasi asetnya maka sebaiknya dilakukan peningkatan pada Inventarisasi, Legal audit dan Penilaian yang dilakukan secara bersama- sama.
Hasil pengujian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Siregar (2004:72), yang menyatakan bahwa “optimalisasi aset merupakan proses kerja pada manajemen aset yang mempunyai tujuan untuk mengoptimalisasi potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah atau volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut”. Pada tahap ini, aset-aset yang dikuasi oleh perusahaan diidentifikasi dan dikelompokan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi.
Optimalisasi aset dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi aset-aset perusahaan yang ada, pengembangan data base aset perusahaan, studi untuk menentukan pemanfaatan aset dengan nilai terbaik (highest and best use) atas aset-aset perusahaan dan memberikan hasil dan laporan kegiatan baik dalam bentuk data- data terkini maupun dalam bentuk rekomendasi, dan pengembangan strategi optimalisasi aset-aset yang dimiliki.
Sejalan dengan hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Hasanuddin, 2016), (Hidayati, 2016), dan (Litasari et al., 2018), yang menyatakan bahwa secara simultan inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi aset. Hal ini dapat disimpulkan bahwa optimalisasi aset sangat dipengaruhi oleh inventarisasi, legal audit dan penilaian, sehingga untuk meningkatkan optimalisasi aset maka diperlukan usaha meningkatkan faktor inventarisasi, legal audit dan penilaian aset.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, tentang manajemen aset terhadap optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang meliputi inventarisasi, legal audit, serta penilaian aset, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Inventarisasi secara parsial berpengaruh positif dan tapi tidak signifikan pada alpha 5% terhadap optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang berarti dapat disimpulkan optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) dipengaruhi oleh inventarisasi. Ini artinya semakin bagus inventarisasi yang dilakukan maka akan semakin tinggi pula optimalisasi aset yang dihasilkan.
2. Legal audit secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara legal audit terhadap optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang berarti dapat disimpulkan optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak dipengaruhi oleh legal audit. Ini artinya legal audit tidak mencerminkan optimalisasi aset perusahaan yang optimal, dengan demikian semakin baik legal audit yang dilakukan, maka optimalisasi justru akan mengalami penurunan.
3. Penilaian aset secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penilaian aset terhadap optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang berarti dapat disimpulkan optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) dipengaruhi oleh penilaian aset. Ini artinya penilaian aset mencerminkan optimalisasi aset perusahaan yang optimal, dengan demikian semakin baik penilaian aset yang dilakukan, maka
semakin tinggi pula optimalisasi aset yang dihasilkan.
4. Inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang berarti dapat disimpulkan optimalisasi aset pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) dipengaruhi oleh inventarisasi, legal audit dan penilaian aset. Ini mengindikasikan bahwa jika perusahaan ingin meningkatkan optimalisasi asetnya maka sebaiknya dilakukan peningkatan pada Inventarisasi, Legal audit dan Penilaian yang dilakukan secara bersama-sama (simultan).
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraiakan sebelumnya, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Inventarisasi agar dapat optimal ada beberapa faktor yang perlu ditingkatkan yaitu mengenai pendataan, kodifikasi/labeling, pengelompokan, dan pembukuan atau administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.
2. Meskipun variabel penilaian aset sudah berjalan dengan baik, PT KAI (Persero) diharapkan untuk tetap meningkatkan perhatian yang lebih baik lagi menyangkut pelaksanaan penilaian aset karena penilaian aset harus dilakukan secara periodik dengan melibatkan penilai independen sehingga dapat diketahui nilai aset perusahaan secara tepat. Serta perlunya melakukan evaluasi setiap kegiatan penilaian dilakukan, untuk keperluan analisis agar mendapatkan penilaian yang obyektif tentang pemanfaatan serta nilai aset yang diperoleh.
3. Berdasarkan dari hasil uji t ketiga variabel (inventarisasi, legal audit, dan penilaian aset), hanya variabel penilaian aset yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan.
Sedangkan variabel inventarisasi berpengaruh positif tapi tidak signifikan dan variabel legal audit tidak berpengaruh. Peneliti menyarankan bahwa ketiga variabel tersebut sangat penting untuk diperhatikan mengingat variabel tersebut tetap merupakan tahap-tahap dari manajemen aset itu sendiri. Variabel inventarisasi sangat penting untuk mendata dan mengidentifikasi untuk mengetahui seberapa banyak aset yang dimiliki serta mengetahui kondisi aset yang bersangkutan, sedangkan variabel legal audit sangat penting agar aset-aset yang dimiliki perusahaan memiliki kejelasan legalitas hukum atas kepemilikan aset sehingga terhindar dari klaim penguasaan oleh pihak lain yang tidak bertanggungjawab.
4. PT KAI (Persero) diharapkan melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkaitan dengan pengelolaan aset melalui pemberian pelatihan secara berkesinambungan guna menambah konwledge dan skill bagi para pengelola asset perusahaan.
REFERENSI
Antoh, A. E. (2017). Pengaruh Manajemen Aset Dalam Optimalisasi Aset Tetap (Tanah Dan Bangunan) Pemerintah Daerah (Studi Di Kabupaten Paniai). Jurnal Manajemen & Bisnis, 1, 37–47.
Hasanuddin. (2016). Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Optimalisasi Aset Tetap Dinas Pertanian Dan Peternakan Propinsi Sulawesi Barat. Universitas Terbuka.
Hidayati, S. N. R. (2016). Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Aset RSUD Pandan Arang Boyolali.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jamaludin. (2017). Pengaruh Inventarisasi Aset, Legal Audit Aset, Dan Penilaian Aset Terhadap
Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap (Tanah Dan Bangunan) Milik Pemerintah Provinsi NTB.
Jurnal Sekuritas, 1, No 1(September), 34–58.
Litasari, Rostin, & Anto, L. O. (2018).
Pengaruh Inventarisasi Aset, Legal Audit, Dan Penilaian Aset Terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Pada Pemerintah Daerah Kabupatan Kolaka Timur. Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan (JPEP), 3, No. 2(Agustus), 1–14.
Nasution, E., Nasution, H., & Absah, Y.
(2015). Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Optimalisasi Aset Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ekonom, 18, No 1(Januari), 10–18.
Novita, N. (2017). Evaluasi Kebijakan Pendayagunaan Aset Tetap BUMN Pada Rumah Dinas PT. KAI (Persero) Daop 8 Kota Surabaya.
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 5. No 1(Januari-April), 1–9.
Nuryayi, M., & Bernardin, D. E. Y.
(2015). Pengaruh Biaya Operasional Dan Arus Kas (Aktivitas Operasi) Terhadap Profitabilitas Pada PT Pindad (Persero) Bandung. Ecodemica, III. No 1(April), 380–389.
Pauweni, S., Karamoy, H., & Gamaliel, H.
(2017). Pengaruh Inventarisasi , Legal Audit , Penilaian dan Kondisi Aset terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Aset pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing, 8, No. 2, 50–61.
Pratama, M. R., & Pangayow, B. (2016).
Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah. Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah, 11(November), 33–51.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER13/MBU/09/2014 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara.
Siregar, Doli D. 2004. Manajemen Aset Strategi Penataan Konsep Pembengunan Berkelanjutan Secara Nasional Dalam Konteks Kepala Daerah Sebagai CEO's Pada Era Globalisasi Dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiama, A Gima. 2013. Manajemen Aset Pariwisata: Layanan Berkualitas Agar Wisatawan Puas Dan Loyal.
Bandung: Guardaya Intimarta.
Sugiyono & Susanto, A. 2015. Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL Teori dan Aplikasi Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2017a. Metode Penelitian Kuantititatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mix Methods).
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017b. Metode Penelitian Kuantititatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.