• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kas pada Perusahaan

N/A
N/A
Gigin Sugianto

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Kas pada Perusahaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KAS

Disusun oleh:

Dewi Asri Chairin (20210510451) Dicki Oktiaditama (20210510389)

Kelas Reguler Malam

PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS KUNINGAN

TAHUN 2022

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

BAB I ... 3

PENDAHULUAN ... 3

A. Latar Belakang ... 3

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

BAB II ... 16

PEMBAHASAN ... 16

A. Pengertian Manajemen Kas ... 16

B. Arti Penting Kas ... 17

C. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas ... 18

D. Sumber Penerimaan Kas ... 20

E. Penggunaan Kas ... 21

F. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas ... 22

G. Teknik-teknik Manajemen Kas: ... 23

H. Pengertian Cash Turnover ... 24

I. Jumlah Kas Optimal ... 24

J. Cash Discount (Diskon Tunai)... 28

BAB III ... 30

PENUTUP... 30

A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar. Kedua komponen ini merupakan aktiva yang paling liquid bagi perusahaan. Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga mengingat kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Penempatan dana perusahaan dalam surat berharga juga penting guna mendukung aktiva usaha sekaligus memperoleh penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya. Banyak jenis surat berharga yang dapat dipilih dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seorang manager keuangan harus mampu menempatkan dana tersebut dengan pertimbangan yang tepatManajemen kas adalah suatu sIstem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan perencanaan cash.

Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan (penerimaan uang), misalnya perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain( bank) ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji, upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa sejumlah uang yang digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan bidang usaha maupun tidak.

Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus terjadi sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin.

(4)

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Manajemen Kas?

2. Apa Arti Penting Kas?

3. Bagaimana Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas?

4. Bagaimana Sumber Penerimaan Kas?

5. Bagaimana Penggunaan Kas?

6. Bagaimana Laporan Sumber dan Penggunaan Kas?

7. Apa itu Surat Berharga?

8. Apa Teknik-teknik Manajemen Kas?

C. Tujuan

1. Menjelaskan Mengenai Pengertian Manajemen Kas 2. Menjelaskan Mengenai Arti Penting Kas

3. Menjelaskan Mengenai Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas 4. Menjelaskan Mengenai Sumber Penerimaan Kas

5. Menjelaskan Mengenai Penggunaan Kas

6. Menjelaskan Mengenai Laporan Sumber dan Penggunaan Kas 7. Menjelaskan Mengenai Surat Berharga

8. Menjelaskan Mengenai Teknik-teknik Manajemen Kas

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kas

Manajemen kas adalah suatu sIstem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta memanfaatkan idle cash dan perencanaan cash. Manajer keuangan harus mampu mengelola uang yang masuk ke perusahaan dan uang yang dikeluarkan. Dalam praktiknya selama perusahaan beroperasi terdapat dua macam aliran kas. Pertama aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas masuk merupakan uang kas yang masuk ke perusahaan (penerimaan uang), misalnya perolehan pendapatan baik berupa hasil penjualan atau laba perusahaan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga yang diperoleh dari hasil investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat diperoleh dari pinjaman pihak lain( bank) ataupun dana hibah. Adapun aliran kas keluar merupakan uang yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan baku, membayar gaji, upah, pajak, atau biaya operasional lainnya. Uang keluar dapat berupa sejumlah uang yang digunakan untuk melakukan investasi baik yang berkaitan dengan bidang usaha maupun tidak.

Dikarenakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar ini akan terus menerus terjadi sepanjang perusahaan beroperasi, maka pihak manajemen perlu mengaturnya. Hal-hal yang perlu diatur misalnya agar jumlah yang masuk selalu lebih besar daripada uang keluar. Dengan demikian, keseimbangan cash flow perusahaan dapat terjamin. Uang kas janganlah terlalu kecil ataupun terlalu besar daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan. Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran untuk berbagai pembayaran perusahaan. DAmpak kekurangan kas ini cukup besar, misalnya menyangkut kepercayaan pelanggan kepada kita, apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Kemudian dampak lain kemungkinan biaya-biaya yang sudah menjadi beban perusahaan. Kekurangan kas dapat juga menghambat operasi perusahaan karena tidak mampu mmbeli bahan baku atau membayar gaji pegawai. Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar, daripada pengeluaran kas yang dibutuhkan juga kurang baik.

(6)

Artinya, kemungkinan ada uang menganggur alias tidak memberikan penghasilan kepada perusahaan. Jadi, arus kas perlu diatur atau dikelola sedemikian rupa agar uang kas jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu berlebihan. Sementara itu pengertian idle cash atau uang menganggur adalah sejumlah dana yang tidak atau belum dimanfaatkan. Tentunya manajer perusahaan harus mampu untuk memanfaatkan dana yang menganggur untuk diinvestasikan ke berbagai investasi yang dianggap menguntungkan. Kebutuhan kas perlu direncanakan sebaik mungkin , baik kas keluar dan kas masuk Kebutuhan kas ini perlu dibuatkan secara detail dalam anggaran kas. Hal-hal yang menjadi pokok perhatian di dalam penyusunan anggaran kas, adalah harus memuat unsur-unsur sebagai berikut:

1. Penerimaan kas 2. Pengeluaran kas

3. Perubahan kas bersih dalam periode bersangkutan 4. Kebutuhan kas baru

B. Arti Penting Kas

Kas memiliki arti penting dalam menunjang setiap kegiatan perusahaan. Uang kas harus digunakan untuk hal-hal yang memang sudah seharusnya dikeluarkan dan jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang bukan ditujukan pada penggunaan kas, sehngga tidak terjadi kas yang mubadzir. Penggunaan kas pada tempatnya sangat perlu dilakukan agar aktivitas perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dampak jika uang kas tidak digunakan sudah tentu akan menghambat aktivtas perusahaan. Lebih dari itu jika uang terlalu banyak di kas, maka akan menyebabkan uang mengannggur. Oleh karena itu penggunaan uang kas yang terencana dengan baik menjadi penting, disamping pencairan sumber-sumber kas. Berikut pendapat beberapa ahli yang mengemukakan tentang arti nilai penting kas atau yang berhubungan dengan kas yakni J. Fred Weston mengatakan bahwa fungsi manajemen kas adalah analisis invetasi dalam kas dan surat berharga, tingkat efisiensi pengumpulan kas, dan system pembayaran. Pengertian ini lebih menekankan pentingnya perencanaan kas yang sistematis terutama yang berkaitan dengan pengembangan jumlah uang, sehingga menjadi lebih bernilai. Kemudian perencanaan lebih menekankan kepada sasaran pengumpulan dan penggunaan uang kas yang lebih efisien, sehingga penggunaan uang kas yang tidak perlu dapat diminimalkan. John Maynard Keynes mengatakan ada tiga alasan untuk menyimpan uang kas yaitu:

(7)

1. Motif transaksi

Motif transaksi artinya uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan pembayaran., seperti pembelian barang atau jasa, pembayaran gaji, upah utang dan pembayaran lainnya.

2. Motif spekulasi

Motif spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang kana datang., seperti turunnya harga bahan baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang dimilikinya dan menjualnya pada saat harganya naik

3. Motif berjaga-jaga

Motif berjaga-jaga, artinya uang kas digunakan untk berjaga-jaga sewaktu dibutuhkan untuk keperluan yang tidak terduga. Misalnya pada saat mengalami kerugian tertentu dan harus menutupi kerugian tersebut sesegera mungkin. Pengertian diatas lebih diarahkan alasan mengapa perlu memegang atau menyimpan uang kas.

Artinya ada alasan tertentu seseorang atau perusahaan untuk menahan uang kas, sesuai dengan tujuan atau alasan masing-masing.

C. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas

Berubahnya kas yang terjadi dalam suatu periode maka berubah pula jumlah kas dari waktu ke waktu. Perubahan ini dimulai dari adanya perolehan kas dari berbagai untuk berbagai kegiatan perusahaan. Perubahan ini terkadang menyebabkan terjadinya kekurangan uang kas, sehingga perusahaan harus segera mencari tambahan kas untuk menutupi kekurangan tersebut. Begitu pula bila terjadi kelebihan uang kas, sehingga pihak manajemen harus segera menggunakannya secara optimal agar tidak ada kas yang menganggur. Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang memengaruhi jumlah uang kas, yaitu:

1. Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya apabila perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun kredit. Bila secara tunai maka otomatis akan langsung berpengaruh terhadap kas, sedangkan apabila secara kredit atau angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat kedepan.

Perubahan tentu akan menyebabkan uang kas bertambah.

(8)

2. Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan membeli sejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan atau barang keperluan lainnya, yang tentunya akan menyebabkan berkurangnya jumlaeh uang kas.

3. Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untu membiayai aktivitas perusahaan, seperti mambayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya pemeliharaan yang tentunya kan mengakibatkan berkurangnya uang kas.

4. Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya, jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke lembaga lain, maka perusahaan tentu akan membayar cicilan pinjaman tersebut, selama beberapa waktu. Hal ini tentu akan mengakibatkan berkurangnya uang kas.

5. Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal lain dapat juga terjadi bila perusahaan hendak melakukan ekspansi ke bidang usaha lainnya.

6. Adanya penerimaan dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapatan ini akan mempengeruhi jumlah uang kas.

7. Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menambah jumlah uang kas dalam periode tertentu.

Disamping faktor-faktor yang dapat memengaruhi uang kas, berikut terdapat pula faktor- faktor yang tidak memengaruhi perubahan jumlah uang, yaitu:

1. Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari a ktiva.

2. Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapt dipakai lagi.

3. Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, omortisasi san deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan pengeluaran kas)

4. Adanya pengakuan kerugiaan piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat ditagih lagi.

(9)

5. Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham (stock deviden).

6. Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki.

D. Sumber Penerimaan Kas

Sumber penerimaan kas dapat dapat dipenuhi dari berbagai sumber yang ada. Dengan demikian untuk memilih salah satu atau lebih smber yang ada, manajemen harus menetapkan criteria tertentu, terutama yang berkaitan dengan untung ruginya menggunakan sumber penerimaan kas yang dipilih. Oleh karena itu, pihak manajemen terutama seorang manajer keuangan bertugas untuk mencari sumber kas agar kebutuhan kas segera terpenuhi. Berikut ini beberapa sumber kas yang dapat dipenuhi di luar dari pinjaman yang disediakan kreditor yaitu:

1. Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya baik berupa barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga menghasilkan uang kas.

2. Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya untuk mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan terutama piutang yang sudah jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga menghambat penerimaan kas.

3. Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap yang dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktiv lagi.

4. Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham yang belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat pembayarannya dilakukan secara tunai.

5. Pengeluaran surat utang jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun.

6. Pengeluaran surat utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat utang yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi.

7. Penerimaan dari sewa, sumber in diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap aktiva yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu.

(10)

8. Penerimaan dana sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal seperti ini sering terjadi.

9. Pengembalian kelebihan pajak. Artinya adanya kelebihan pembayaran pajak pada masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan.

10. Dan bentuk pengembalian lainnya.

Semua penerimaan di atas jelas akan menambah jumlah uang kas perusahaan, sehingga perlu diintensifkan pencarian kas dari sumber-sumber diatas, dan kebutuhan uang kas segera dapat terpenuhi sesuai jadwal yang telah disusun.

E. Penggunaan Kas

Di samping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga harus menginventarisasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang. Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Sebaiknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas sesuai dengan rencana yang telah di susun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya. Berikut in hal-hal yang menyebabkan kekurangannya uang kas perusahaan, yaitu:

1. Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik barang dagangan untk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai (cash).

2. Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik secara bulanan maupun secara mingguan.

3. Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau peralatan lainnya.

4. Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk perlindungan usahanya dalam bentuk premi asuransi.

5. Pembayaran pajak, yaitu banyak yang hrus dibayar dan merupakan kewajiban perusahaan baik pajak pokok maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan usaha perusahaan.

(11)

6. Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan perusahaan dalam memproduksikan produk perusahaan agar masyarakat tertarik untuk membelinya.

7. Pembayaran persekot artinya perusahaan membayar sejumlah uang muka baik terhadap pembelian barang atau pengerjaan suatu kegiatan perusahaan.

8. Pembayaran angsuran pinjaman ( pokok+bunga), hal ini dilakukan apabila perusahaan memiliki pinjaman terhadap pihak lain, misalnya bank. Biasanya pembayaran angsuran pinjaman dilakukan setiap bulan.

9. Pembelian surat berharga jangka pendek (wesel), dalam hal ini perusahaan membeli surat berharga yang usianya tidak lebih dari satu tahun seperti wesel atau sertifikat deposito.

10. Pembelian surat berharga jangka panjang, dalam hal ini surat berharga yang dibeli usianya lebih dari satu tahun baik berbentuk obligasi maupun saham.

11. Penarikan kembali saham yang beredar, artinya perusahaan membeli saham mereka yang sudah dijual untuk maksud-maksud tertentu.

12. Pengambilan kas oleh pemilik, dalam hal ini pemlik perusahaan mengambil sejumlah uang untuk keperluan tertentu

F. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Agar manajemen lebih memahami kondisi kas perusahaan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu, maka harus dibuatkan laporan sumber dan penggunaan kas. Hal ini perlu dilakukan agar aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kas dapat diketahui. Misalnya dai mana saja uang kas diperoleh dan digunakan untuk kegiatan apa saja uang kas tersebut.

Biasanya laporan kas ini dibuat untuk satu periode tertentu. Dalam praktiknya kegunaan laporan sumber dan penggunaan kas antara lain adalah untuk :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber-sumber kas.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perubahaan penggunaan kas.

3. Untuk mengetahui sebab-sebab perubahaan kas, baik berupa sumber maupun penggunaan kas.

4. Untuk mengetahui apakah sumber dan penggunaan kas sudah dilakukan secara efektif dan efisien.

(12)

5. Unuk mengetahui dan meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang.

6. Sbagai alat untuk perencanaan kas mendatang.

7. Seagai salah satu dasar pertimbangan bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pinjamannya.

G. Teknik-teknik Manajemen Kas:

Pada umumnya teknik manajemen kas terdiri atas 1) mensinkronkan arus kas, 2) menggunakan float, 3) mempercepat pengumpulan, 4) menentukan dimana dan kapan dana dibutuhkan, 5) mengontrol pembiayaan.

1. Arus kas yang disinkronkan

Mensinkronkan arus kas berarti menyesuaikan timing arus kas masuk dengan arus kas keluar sehingga anggaran kas dapat diperkecil. Sebagai contoh, jika kita akan menerima penghasilan secara harian dan harus membayar sewa dan biaya-biaya lain juga secara haria, serta kita yakin dengan prediksi arus kas masuk dan keluar maka kita dapat menyediakan anggaran kas yang kecil.

2. Menggunakan float

Float didefinisikan sebagai perbedaan antara saldo yang ada pada buku cek perusahaan atau individu dengan saldo pada catatan bank. Pada dasarnya, net float suatu perusahaan merupakan suatu fungsi dari kemampuan perusahaan mempercepat pencairan pada cek yang diterima dan memperlambat pencairan pada cek yang dibayarkan.

3. Mempercepat pengumpulan kas

Hal diatas dapat dilakukan dengan teknik pre authorized debit dan locked boxes.

(13)

H. Pengertian Cash Turnover

Menurur James O. Gill (dalam Kasmir, 2017:140) perputaran kas atau cash turnover adalah rasio yang menggambarkan tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional seperti membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Menurut Riyanto (2011:95), perputaran kas atau cash turnover adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan jumlah rata-rata kas. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cash turnover adalah rasio yang menggambarkan berapa kali kas berputar dalam suatu periode tertentu dan juga menunjukan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan. Menurut Subramanyam (2010:45) tingkat perputaran kas atau cash Turnover dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

Cash turnover = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑠

Angka rasio yang semakin tinggi akan semakin baik. Cash Turnover yang semakin tinggi menunjukan bahwa perusahaan semakin efisien dalam mengelola kas yang dimiliki.

Namun nilai cash turnover yang terlalu tinggi juga dapat menunjukkan bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume sales yang bersangkutan (Riyanto, 2011:95).

I. Jumlah Kas Optimal

Langkah selanjutnya adalah menentukan saldo kas yang optimal. Memegang kas mempunyai trade-off tingkat keuntungan dan risiko. Semakin besar Saldo kas, semakin likuid perushaan dan semakin aman dari risiko kekurangan kas. kekurangan kas bisa menyebabkan operasi perusahaan terganggu. Sebaliknya, kas yang besar menyebabkan kurangnya produktivitas aset perusahaan, Karena secara umum, kas merupakan aset yang paling rendah produktivitasnya. Trade-off semacam itu, perusahaaan diharapkan memegang saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas yang bisa menjaga likuiditas perusahaan, tetapi juga bisa menjaga produktivitas perushaan. Menurut Hanafi (2004;544) teknik penentuan saldo kas yang optimal terdiri dari dua model, yaitu :

a. Model Boumel

Model manajemen kas yang dianjurkan oleh Baumol ini berasal dari manajemen persediaan. Baumol mengakui adanya persamaan antara manajemen persediaan dengan manajemen kas bila di lihat dari aspek keuangan. Biaya pesan berupa biaya komisi pedagang efek yang dikeluarkan untuk merubah sekuritas menjadi uang kas. Sedangkan

(14)

biaya simpan berupa hasil bunga yang hilang karena perusahaan menyimpan uang tunai yang besar. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa surat berharga yang harus dijadikan uang tunai pada setiap saldo kas mendekati nol. Model Baumol mengasumsikan bahwa pemakaian kas selalu konstan setiap waktu, model ini tidak cocok untuk kondisi ketidakpastian pemakaian kas.

Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa jumlah kas optimal sebesar C pada setiap kali perusahaan akan kehabisan uang kas. Bila kas mendekati angka nol, maka perusahaan harus mengubah sekuritas menjadi kas sehingga akan naik sebesar C, demikian seterusnya bila habis segera mencairkan sekuritas lagi. C/2 menunjukkan ratarata kas dan jika dikalikan dengan tingkat bunga maka sama dengan laba yang hilang karena kita menahan uang kas. Semakun besar C, maka akan ratarata kas juga besar, berarti investasi pada surat berharga menjadi kecil, yang akhirnya pendapatan dari surat berharga menjadi semakin kecil Karena Baumol menganggap manajemen kas seperti manajemen persediaan, maka untuk mencari berapa jumlah kas yang optimal pada setiap mengubah sekuritas menjadi kas adalah:

Di mana:

C* = Saldo sasaran

F = fixed cost atau transaction cost

T = Jumlah kas untuk mendanai transaksi sepanjang periode k = opportunity cost

(15)

b. Model Miller Orr

Model miller orr mengasumsikan bahwa saldo kas berfluktuasi dari waktu ke waktu secara random (acak). Model ini lebih cocok untuk diterapkan oleh banyak perusahaan yang saldo kasnya berfluktuasi. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah saldo kas, serta menentukan saldo kas yang optimal yang perlu dimiliki oleh perusahaan. Jika saldo kas perusahaan mengalami penurunan hingga mencapai batas bawah, maka perusahaan perlu menjual surat berharga agar saldo kas kembali optimal.

Demikian pula bila saldo kas perusahaan mengalami peningkatan hingga pada batas atas, maka perusahaan perlu melakukan investasi dengan mengkonversikannya ke dalam surat berharga sampai saldo kas kembali optimal. Untuk menghitung saldo kas dengan menggunakan model MillerOrr, berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

❖ Menentukan batas minimal, apakah 0 atau jumlah tertentu yang menjadi jumlah minimal yang aman (minimum safety).

❖ Menghitung standar deviasi aliran kas bulanan. Standat deviasi tersebut bisa dihitung dengan menggunakan data histories aliran kas bersih bulanan.

❖ Menentukan tingkat bunga bulanan.

❖ Memperkirakan biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga.

Model Miller Orr melakukan empat langkah tersebut untuk menguji model dengan menggunakan data sembilan bulan untuk saldo kas perusahaan besar. Model miller orr bisa menghasilkan ratarata kas harian yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas sesungguhnya yang diperoleh oleh perusahaan, dengan kata lain, model ini bisa menghasilkan saldo kas yang lebih optimal di bandingkan saldo kas yang dipunyai oleh perusahaan.

(16)

Gambar di atas menyajikan pola aliran kas dalam model Millerorr dan menunjukkan fluktuasi aliran kas bulanan. Garis h menunjukkan batas atas, sedangkan garis z menunjukkan batas optimal. Jika saldo kas bulanan berfluktuasi diantara h dan z, maka tidak ada tindakan apa-apa yang perlu dilakukan. Ketika saldo kas menyentuh saldo nol, maka surat berharga senilai z dijual agar saldo kas bertambah dengan z.

Ketika saldo kas menyentuh batas atas h, maka surat berharga senilai h-z dibeli, sehingga saldo kas yang baru menjadi sebesar z. Perhitungan batas h dengan z akan dipengaruhi oleh beberapa hal.

Pertama, biayatransaksi pengalihan kas dari dan ke surat berharga. Kedua, biaya simpan yang berupa biaya kesempatan yang hilang karena dana tertanam di kas (pendapatan bunga yang hilang karena dana tidak diinvestasikan di surat berharga).

Ketiga, fluktuasi saldo kas bulanan. Nilai z bisa dihitung melalui rumus berikut ini :

Keterangan :

z = nilai saldo kas yang optimal h = Batas atas saldo kas optimal

o = Biaya Tetap untuk melakukan transaksi

(17)

𝜎2 = Varians Aliran Kas Bersih Bulanan

𝑖 = Bunga harian untuk investasi pada sekuritas 𝜎2 = Varians Aliran Kas Bersih Bulanan

𝑋𝑖 = Penerimaan Kas

𝑋 = Penerimaan Kas Rata – Rata n = Periode yang digunakan

Menurut Murwanto (2006:57) Model Miller Orr mengasumsikan bahwa arus kas bersih harian (arus kas masuk dikurangi dengan arus kas keluar) terdistribusi secara normal. pada setiap hari, arus kas bersih dapat berupa nilai yang diharapkan (expected value) ataupun nilai yang lebih tinggi atau nilai yang lebih rendah.

J. Cash Discount (Diskon Tunai)

Diskon tunai adalah diskon yang diberikan kepada pelanggan sebagai insentif untuk membayar faktur dalam waktu tertentu. Khusus diskon ini harus dicatat dalam akun terpisah dalam pembukuan dan melaporkan jumlahnya pada laporan laba rugi.

1. Data Entry

Langkah pertama adalah mendebet akun piutang di entri jurnal dalam pembukuan dengan sesuai nilai faktur penuh dari penjualan sebelum diskon tunai.

Kreditkan akun penjualan dengan jumlah yang sama di entri jurnal yang sama. Debit meningkatkan piutang, yang merupakan akun aset. Tidak seperti akun aset, pendapatan penjualan ditingkatkan dengan kredit.

2. Mengakui Pembayaran Pelanggan

Kurangi jumlah diskon penjualan dari jumlah faktur untuk menentukan jumlah uang tunai yang diterima saat pelanggan membayar faktur. Debit rekening kas/ Bank di entri jurnal dalam pembukuan dengan jumlah uang tunai yang diterima dari pelanggan.

Debit akun diskon penjualan dengan jumlah diskon. Kreditkan akun piutang di entri jurnal yang sama dengan jumlah faktur penuh. Ini menghapus jumlah faktur dari piutang dagang.

(18)

3. Melaporkan Diskon

Laporkan jumlah total diskon penjualan untuk suatu periode akuntansi pada baris yang disebut "Dikurangi: Diskon Penjualan" di bawah garis pendapatan penjualan pada laporan laba rugi. Kurangi total diskon penjualan dari pendapatan penjualan kotor yang diperoleh pada periode sebelum memperhitungkan diskon. Laporkan hasil sebagai

"Penjualan bersih" di bawah garis diskon penjualan di laporan laba rugi. Jumlah penjualan bersih adalah pendapatan aktual yang diperoleh setelah memperhitungkan diskon.

(19)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kas dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar. Kedua komponen ini merupakan aktiva yang paling liquid bagi perusahaan. Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga mengingat kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitandengan operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Penempatan dana perusahaan dalam surat berharga juga penting guna mendukung aktiva usaha sekaligus memperoleh penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya. Banyak jenis surat berharga yang dapat dipilih dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seorang manager keuangan harus mampu menempatkan dana tersebut dengan pertimbangan yang tepat.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dapat mengetahui, memahami, dan menambah wawasan tentang manajemen kas dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, R. I. (2019). The Impact of Cash Turnover, Receivable Turnover, Inventory Turnover, Current Ratio and Debt to Equity Ratio on Profitability. Journal of research in management, 2(2).

Apriyanto, R., & Surachim, A. (2017). Profitabilitas (ROA) Dipengaruhi Oleh Manajemen Kas. Strategic: Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis, 17(1), 39-45.

Budiman, A. C., & Pamungkas, B. (2014). Penerapan Manajemen Kas Dalam Kaitannya Dengan Pengendalian Kas, Hutang Dan Piutang Dengan Memanfaatkan Laporan Arus Kas (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor). Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 2(3), 216-222.

Chen, L. Y. О. M. S., & Chuang, K. W. (2002). Economic Order Ouantity Model Under Cash Discount and Payment Delay. Information and Management, 13(1), 1-10.

Rochmaniah, S. A. (2020). MENGENAL MANAJEMEN KAS. MENGENAL MANAJEMEN KAS, 1-17.

Sari, Y. P. L., & Suprayogi, N. (2020). Strategi Manajemen Kas Perusahaan Properti Syariah Untuk Menjaga Kelangsungan Usaha. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 7(3), 448-459.

Supriyono, S., & Muslimah, E. (2018). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Kas Berbasis Web Studi Kasus: RS dr. Etty Asharto Batu. Matics, 10(1), 21-25.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Munawir (2004 : 158) Pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian

Ahmad Nizar Siregar: Analisis manajemen kas pada semarak international hotel Medan, 2005... Ahmad Nizar Siregar: Analisis manajemen kas pada semarak international hotel

Iman Teguh Putra Manurung: Analisis manajemen aliran kas pada CV... Iman Teguh Putra Manurung: Analisis manajemen aliran kas

Arief Dermawan Anwar: Analisa manajemen aliran kas pada CV... Arief Dermawan Anwar: Analisa manajemen aliran kas

Irfan Yahya Matondang: Analisis manajemen aliran kas pada Percetakan..., 2006... Irfan Yahya Matondang: Analisis manajemen aliran kas pada

Berdasarkan hasil penelitian, maka penyusun menyarankan agar saldo kas disesuaikan dengan kebutuhan dalam setiap periode keuangan karena manajemen kas berpengaruh

Dokumen ini berisi tentang cara mengidentifikasi kebutuhan dana kas kecil dan mengajukan pengisian kembali dana kas kecil pada perusahaan sesuai dengan SOP yang

Dokumen ini berisi penjelasan tentang pentingnya memahami terminologi dalam manajemen ASN dosen Kemenag untuk menjalankan fungsi akademik secara efektif dan